DRAFT PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT Berperan Aktif Mendukung Program Pemerintah Dalam Kegiatan Imunisasi Pada Anak Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Di Wilayah Puskesmas Karawang Kota
A.
LATAR BELAKANG 1. ANALISA SITUASI Kabupaten Karawang merupakan wilayah yang strategis menuju Ibukota dan sedang berkembang pesat dibandingkan kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Karawang terdiri dari 21 kecamatan, berdasarakan data BPS tahun 2013 berpenduduk 2.225.357 jiwa. Sarana Kesehatan yang berada di sekitar wilayah Karawang adalah Puskesmas Karawang Kota, Karawang Kulon dan Tanjung Pura yang melayani masyarakat di beberapa kelurahan/desa sekitar Kota Karawang. Kasus penyakit yang sering terjadi di wilayah Puskesmas Karawang untuk golongan anak adalah terkena penyakit campak. Kondisi penduduk wilayah kerja Puskesmas Karawang Kota, Karawang Kulon dan Tanjung Pura terdiri dari penduduk asli dan pendatang, dan sebagian berusaha di sektor perdagangan dan jasa, sebagian lagi adalah karyawan swasta, dan PNS. Kondisi geografis yang sangat strategis, membuat daerah ini memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti Puskesmas, Klinik-klinik Kesehatan dan Rumah Sakit-Rumah Sakit Swasta dan RSUD. Namun karena kesibukan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan ekonomi membuat perhatian terhadap kesehatan anak terutama program imunisasi masih kurang. Untuk itu kami dari Mahasiswa Porgram Studi Profesi Ners mengajukan kepada Pihak Institusi STIKes Kharisma Karawang dalam kegiatan PEMAS akan mengambil kegiatan Turut Mendukung Program Pemerintah Imunisasi Ikut Berperan Serta Dalam Kegiatan Imunisasi yang dilaksanakan di Puskesmas Karawang Kota.
2. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, hal ini berkaitan dengan kemajuan sebuah negara. Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat suatu negara, maka produktifitas masyarakat berperan serta dalam memajukan negaranya akan
semakin maksimal. Untuk itu, negara Indonesia berupaya sedemikian rupa agar kesehatan masyarakatnya terjaga. Dalam upaya ini, pemerintah menerbitkan UndangUndang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dalam pasal 1 (11) disebutkan bahwa “upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat”. Salah satu upaya yang berbentuk pencegahan adalah dengan imunisasi pada anak. Setiap anak berhak mendapatkan imunisasi guna mencegah berbagai macam penyakit dan kecacatan seperti Measless & Rubbela . Untuk menjamin hak setiap anak memperoleh kesehatan pemerintah membuat peraturan yang dituangkan dalam Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak pasal 8 yang berbunyi setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial. Imunisasi MR merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat, khususnya bagi anak usia mulai 0-1 tahun. Agar imunisasi berjalan sebagaimana yang diharapkan, ditetapkanlah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi yang sekaligus dapat dijadikan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan imunisasi. Selain itu, kesuksesan penyelenggaraan imunisasi tidak hanya tugas pemerintah. Petugas kesehatan dan masyarakat haruslah berperan serta aktif. Perawat merupakan salah satu petugas kesehatan yang menjadi ujung tombak pemerintah dalam menjaga kesehatan masyarakat dan memiliki tanggung jawab lebih dalam program imunisasi ini. Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, dan resisten. Anak yang diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit. Contoh penyakit yang dapat diatasi dengan imunisasi yaitu, Difteri, penyakit Pertusis, penyakit Tetanus, penyakit Tetanus Neonatorum, penyakit Hepatitis B, penyakit Polio, penyakit Campak, dan penyakit TBC. Penyakit tersebut dapat dihindari dengan pemberian Imunisasi Polio, Imunisasi Campak, Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi TT, untuk memberikan kekebalan kepada seorang anak agar tidak ada virus/penyakit yang menular masuk ke dalam tubuh anak tersebut. Petugas Kesehatan menyelesaikan program imunisasi untuk meningkatkan kesehatan anak untuk melindunginya dari serangan penyakit
yang berbahaya, karena banyak terjadi kematian akibat penyakit yang diderita disebabkan tidak diimunisasi.
B. MATERI
1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
2. Macam Kekebalan Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2, yakni : 2.1 Kekebalan Tidak Spesifik (Non Specific Resistance) Yang dimaksud dengan faktor-faktor non khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks tertentu, misalnya batuk, bersin dan sebagainya. 2.2 Kekebalan Spesifik (Specific Resistance) Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni : a. Genetik Kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA.
b. Kekebalan yang Diperoleh (Acquired Immunity) Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui
plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekebalan Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur, seks, kehamilan, gizi dan trauma. 3.1 Umur Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan orang tua lebih mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah. 3.2 Seks Untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan difteria lebih parah terjadi pada wanita daripada pria. 3.3 Kehamilan Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis jarang terjadi pada wanita hamil. 3.4 Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi. 3.5 Trauma Stres salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu. MASA INKUBASI Masa inkubasi adalah jarak waktu dari mulai terjadinya infeksi didalam diri orang sampai dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit pada orang tersebut. Tiap-tiap penyakit infeksi mempunyai masa inkubasi berbeda-beda, mulai dari beberapa jam sampai beberapa tahun.
4. Jenis-Jenis Imunisasi Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu :
4.1
Imunisasi
Pasif
(Pasive
Immunization)
Imunisasi
pasif
ini
adalah
immunoglobulin. Jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak). 4.2 Imunisasi Aktif (Active Immunization) Imunisasi yang diberikan pada bayi dan anak adalah : a. BCG untuk mencegah penyakit TBC b. DPT untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. c. Polio untuk mencegah penyakit poliomielitis. d. Campak untuk mencegah penyakit campak (measles). Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus toksoid. Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang dilahirkan.
5. Tujuan Program Imunisasi 5.1 Tujuan Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosa. 5.2 Sasaran Sasaran imunisasi adalah : a. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan) 5.3 Pokok-Pokok Kegiatan a. Pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap) Imunisasi BCG 1 kali Imunisasi DPT 3 kali Imunisasi polio 3 kali Imunisasi campak 1 kali 4 b. Pencegahan terhadap anak sekolah dasar Imunisasi DT Imunisasi TT c. Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS / calon mempelai wanita Imunisasi TT 2 kali
C. JENIS IMUNISASI
1. Vaksin BCG Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang terberat). Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan
satu kali saja. Bila pemberian imunisasi ini "berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan di paha kanan atas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan bayi tidak akan demam.
2. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus) Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam tinggi dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat meluas dan menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri dapat menyerang otot jantung, ginjal, dan beberapa serabut saraf. Racun dari kuman tetanus merusak sel saraf pusat tulang belakang, mengakibatkan kejang dan kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari) cukup parah bila menyerang anak balita, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
Di Indonesia vaksin terhadap difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3 jenis kemasan, yaitu: kemasan tunggal khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT. Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang waktu penyuntikan minimal selama 4 minggu. Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan apa-apa, itu sebabnya suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia 1 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar ke-3. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P). Reaksi yang terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari. Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan yang menderita kejang demam komplek.
3. Vaksin Polio Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut. Di beberapa negara dikenal pula Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya
diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.
4. Vaksin Campak Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya bercakbercak merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk, atau pilek. Bercak merah ini mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka, tubuh, dan anggota badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang dalam waktu 7-10 hari. 6 Pada stadium demam, penyakit campak sangat mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi, penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang cukup berat seperti radang otak (encephalitis), radang paru, atau radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan hingga usia bayi mencapai 6 bulan. Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan. Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan atau sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan pada tempat suntikan.
5. Vaksin Hepatitis B Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan jarum suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa bayi dalam kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat menjadi kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker hati di kemudian hari. Imunisasi dasar hepatitis B diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang waktu 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian imunisasi dasar.
D. Solusi yang ditawarkan Metode yang digunakan dalam program ini dalam bentuk : 1. Ceramah dan diskusi Ceramah dilakukan dengan presentasi dan penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu-ibu yang mempunya anak usia 0-1 Th tahun. Setelah ceramah dilanjutkan dengan diskusi (tanya jawab).
2. Pemeriksaan kesehatan : Imunisasi. 3. Pemberian makanan tambahan ( telur rebus dan roti/ bubur kacang ijo)
E. Target Luaran Diharapkan setelah kegiatan ini selesai akan diperoleh manfaat : 1. Peningkatan pengetahuan kesehatan khususnya tentang imunisasi pada anak. 2. Peningkatan pengetahuan kesehatan warga khususnya tentang pertumbuhan dan perkembangan pada anak. 3. Bagi Institusi Pendidikan Kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar yang melibatkan dosen dan masyarakat secara aktif serta memperoleh gambaran nyata pelayanan keperawatan anak berbasis komunitas untuk mencapai tujuan pembelajaran dan tujuan program tercapai.
F. Kelayakan Perguruan Tinggi 1. Kualifikasi Tim Pelaksana Ketua tim pelaksana serta anggota adalah seorang mahasiswa Program Studi Profesi keperawatan STIKes Kharisma Karawang.
2. Khalayak Sasaran Sasaran pengabdian masyarakat ini adalah keluarga/Ibu dengan anaknya yang masih berusia 0-1 Tahun, khususnya ibu yang mempunyai anak usia mulai 0-1 Th. Lokasi ini dipilih karena banyaknya bayi dan balita. Selain itu secara umum masyarakat mempunyai pengetahuan yang minim tentang imunisasi pada bayi dan balita.
3. Keterkaitan Pada kegiatan ini instansi yang terkait adalah STIKes Kharisma Karawang Program Studi Profesi Ners dan pemerintah daerah serta petugas kesehatan, khususnya puskesmas Karawang Kota. Peran STIKes pada kegiatan ini adalah menerapkan IPTEKS yang telah diperoleh melalui proses perkuliahan dan praktikum dilaboratorium serta faktor-faktor penyebab tingginya angka kesakitan pada anak di Indonesia. Peran pemerintah dan petugas kesehatan mulai dari tingkat yang paling rendah yaitu Rt, Rw dan posyandu hingga ke tingkat yang lebih tinggi yaitu kecamatan dan kabupaten diharapkan berupa kemudahan untuk mendapatkan akses dan motivasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat..
4. Rancangan Evaluasi Masyarakat khususnya ibu yang mempunyai anak dan anak balita yang mengikuti kegiatan penyuluhan Secara umum ibu yang mempunyai anak balita di wilayah Kecamatan Karawang memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan penyakit akibat tidak di imunisasi, tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Akhir dari kegiatan ini diharapkan adanya penurunan angka kesakitan akibat anak tidak di imunisasi.
5. Jadwal pelaksanaan Bulan Maret 2019 Scedule kegiatan No Jenis kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8
Menyusun rencana kegiatan Membuat kepanitiaan Pengajuan proposal kegiatan Pelaksanaan kegiatan Evaluasi kegiatan Pembuatan laporan Rencana anggaran Penanggung jawab
Waktu Maret 2019 27/3/19
28/3/19
0
500.000
Ketua
Ketua