Tenggelam : Pasien meninggal pada saat kejadian atau meninggal dalam 24 jam pertama.
Near drowning/ hampir tenggelam: Pasien masih survives dalam 24 jam pertama.
Angka kejadian kematian akibat tenggelam US : 8000/ thn Aus : 500/thn Ind : jarang dipublikasikan
• Kejadian pada anak/dewasa • Anak dan dewasa yang tidak bisa berenang. • Minum alkohol → mabuk → berenang → tenggelam • Epilepsi→berenang→kambuh • Trauma kepala • Trauma organ tubuh • Kecelakaan kapal.
Pathofisiology Submersion Initial priod of panic and voluntary breath holding.
Violent srunggling Breaking point resulting in involuntary gasping ( hypoxic and / or hypercapnic ventilatory responsivity determines the breaking point.) Aspiration of water or laryngospasme or both
Secundary apnea Cerebral hypoxia leading to loss of consciousness ( Within 3-4 minutes of submersion)
On going hypoxia leading of cardiac arrest Hypoxia ischemic injury to the brain Cytotoxic cerebral edema Intracranial hypertension and reduced cerebral blood flow Brain Steam herniation and death
Pulmonary Pathology in Drowning and Near Drowning
Submersion
Breath holding ( Apnea)
Alveolar hypoxia and hypercapnia
Upper airway obstruction ( Laryngospasm)
Aspiration of water
ARDS
Increased left ventricular after load
Pulmonary hypertension
Altered Surfactant function
Pulmonary edema formation
Sistemik hypoxemia and hypercapnia
Cardiac depression ASYSTOLE
Factor Asociated with prediction of outcame in near Drowing
Factor suggestive of favorable outcame • Submersion time <5 menit • CPR given<10 menit • Immediate resuscitation • Spontaneous cardiac rhythem in ED • GCS >6 on arrival at ED • Spontaneous purposeful movement and intact brain steam fungtion at 24 hours.
Factor suggestive of poor out came • • • •
Submersion time >10 minute NO resuscitation the first 10 menutes CPR given >25 menutes Use of cardiotonic medications in the field or ED • GCS Score<5 • No Spontaneous purposeful movement 24 hours after submersion.
Air laut Air laut mempunyai osmolalitas 3-4 Xlebih besar dari pada darah,sehingga dengan masuknya cairan hypertonik kedalam alveoli,cairan akan masuk dari intravaskuler kedalam alveoli dan terjadi kerusakan membran alveoli. Akibatnya terjadi : Hemokonsentrasi Hypoalbuminemia Hypernatremia Kolaps pembuluh darah Edema paru Kerusakan tubulus ginjal.
Air Tawar • Air tawar hipotonik menyebabkan rusaknya surfaktan paru, sehingga tegangan permukaan alveoli akan meningkat dan terjadi atelektasis→gangguan ventilasi dan perfusi→complience paru menurun cairan dalam alveoli memperburuk gangguan ventilasi perfusi,terjadi shunting intra pulmunar yang akan memperberat hipoksia dan asidosis.
PENATALAKSANAAN Terbenam masih hidup,segera RJP resusitasi jantung paru pernafasan. Di tempat dalam,tangan mengangkat kepala dan tangan satunya melingkari dada menarik tubuh ke atas. Ditempat dangkal segera RJP Bila RJP berhasil→Rumah sakit
Monitor • Kesadaran • Pernafasan • Nadi • Tekanan darah • Suhu tubuh • Warna Kulit.
THERAPY SELANJUTNYA Atasi hipotermia berat infus hangat Selimut
Kateter urine NGT Infus Tenggelam di air laut perlu kolloid, plasma. Tenggelam di air tawar perlu pengurangan pemberian cairan Koreksi asidosis metabolik Atasi arrytmia Low out put dopamine 2-20 Mcg/Kg BB/menit O2 Intubasi ventilasi mekanis Antibiotik spektrum luas metronidazole Pasang CVP (Central venous Pressure)
DROWNING
BASIC LIFE SUPPORT
30 : 2
30:2
KESIMPULAN • Untuk menanggulangi korban tenggelam diperlukan pengetahuan mengenai patofisiologi dan kemampuan melakukan RJP • Kecepatan dan kualitas dalam melakukan RJP ditempat kejadian sangat menentukan kualitas hidup jangka panjang korban tenggelam • Setiap korban tenggelam harus dirawat di rs secara intensif: minimal 24 jam walaupun korban sudah sadar hal ini perlu agar perubahan patofisiologi yang terjadi dapat segera ditanggulangi