Donor Darah.pptx

  • Uploaded by: fak44
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Donor Darah.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,664
  • Pages: 9
Donor darah

Tidak ada nash sharih (jelas)yang melarang mendonorkan darah.para ulama fikih kontemporer membolehkan transfusi darah dan menetapkan bahwa mendonorkan darah dibolehkan untuk membantu orang lain yang sangat membutuhkan .tindakan ini sejalan dan bahkan termasuk dalam kerangka tujuan syariat islam untuk kemaslahatan manusia,menjaga nyawa (Hifzh alNafs) juga bertujuan untuk menghindari segala bentuk kemudaratan.tindakan ini termasuk tindakan tolong-menonlong dlam kebaikan,sejalan dengan perintah dalam ayat al-quran:

 ‫وووتوعاووعن دوا وعولى ادلنبرر ووالتتدقووىى ووول وتوعاووعن دوا وعولى ادلندثنم ووادلععددووانن‬ “..Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan..“

 Dalam hadis nabi juga terdapat sejumlah anjuran agar membantu orang yang dalam kesulitan,termasuk pasien yang membutuhkan darah,antara lain:

َ‫ن أ‬ ‫سل ف‬ َ ‫ه ع َل‬ ‫صفلى الل ف‬ ‫ي الل ف‬ ‫ن ك‬ َ َ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫س‬ ‫ف‬ ‫ف‬ ‫نـ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫قا‬ ‫م‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ه‬ ‫ض‬ ‫ر‬ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ب‬ َ َ َ ‫كـنرب َ ة‬ َ ‫ك‬ ‫ة ب‬ ‫ب‬ َ ‫ب‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬ َ ‫ك‬ َ َ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ك‬ ‫ك‬ ‫ب‬ َ َ ‫م ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬ َ ‫ي‬ َ َ َ َ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ن ك‬ ‫ه ك‬ ‫ه ع َل َي نهب بفـي الد دن نَيا‬ ‫ َنـ ف‬، ‫الد دن نَيا‬ ‫كـنرب َ ة‬ ‫مـعن ب‬ ‫م ب‬ ‫ب ي َونم ب ال ن ب‬ ‫ة ب‬ ‫ ي َ ف‬، ‫سرن‬ ‫ن يَ ف‬ ‫سـَر الل ك‬ ‫سَر ع ََلـى ك‬ َ َ‫ و‬،‫ة‬ َ ‫قَيا‬ ‫ه ع َن ن ك‬ ‫س الل ك‬ ‫كـَر ب‬ َ ‫ف‬ ‫م ن‬ ‫م ن‬ َ ‫ما‬ ‫ن‬ ‫ه بفـي الد دن نَيا َوانل ب‬ ‫َوانل ب‬ َ ‫كا‬ َ ، ‫مـا‬ ‫م ن‬ َ ‫ن‬ َ ‫ن ال نعَب ند ب‬ ‫ َوالل ك‬، ‫خَرةب‬ ‫سَتـَره ك الل ك‬ ‫سل ب ة‬ ‫سَتـَر ك‬ َ َ‫ و‬، ‫خَرةب‬ ‫ن ال نعَب ند ك بفي ع َون ب‬ ‫ه بفـي ع َون ب‬ ‫م ن‬ َ‫أ‬ َ‫ه ب بهب ط ب‬ َ‫ك ط ب‬ َ َ ‫سل‬ َ ‫سفهـ‬ ‫ت‬ ‫ري ة‬ ‫ري ة‬ ‫م‬ ‫و‬ ، ‫ه‬ ‫خي‬ ‫س بفيهب ب‬ ‫ب‬ ‫م بفـي َبـي ن ن‬ ‫قا ي َل نت َ ب‬ ‫ب‬ ‫ما ا ن‬ َ ‫قا إ بَلـى انلـ‬ ‫معَ َقـون م‬ َ ، ‫مـا‬ َ ‫ن‬ َ َ ‫جت‬ َ َ‫ و‬، ‫جن فةب‬ ‫ه لَ ك‬ ‫ل الل ك‬ ‫عل ن ة‬ َ ‫م ك‬ ‫َ ن‬ ،‫ة‬ ‫م‬ ‫م ك‬ ‫كين َ ك‬ ‫ وَغ َ ب‬، ‫ة‬ ‫س ب‬ ‫ن كبـكيو ب‬ ‫ب‬ ‫م الفر ن‬ َ َ ‫ وَي َت‬، ‫ب اللهب‬ َ ‫ن ك بَتا‬ َ ‫ت اللهب ي َت نكلو‬ ‫م ال ف‬ ‫داَر ك‬ َ ‫حـ‬ ‫شـَيـنتـهك ك‬ ‫ت ع َل َي نهب ك‬ ‫ إ بفل َنـَزل َ ن‬، ‫م‬ ‫ه ب َي نن َهك ن‬ ‫سوَنـ ك‬ ‫ن‬ َ ‫ ومن ب ف‬، ‫كـرهم الله فيمن عنده‬ ‫ه‬ ‫ح ف‬ ‫مل َئ بك َ ك‬ َ ‫ك ب َ ن ب ن َ ك َ َ ن‬ َ َ‫و‬ َ ‫سربع ن ببـهب َنـ‬ ‫م يك ن‬ ‫سكبـ ك‬ ‫ َلـ ن‬، ‫ه‬ ‫مكلـ ك‬ َ َ ‫طـأ ببـهب ع‬ ‫ وَذ َ َ َ ك ك‬، ‫ة‬ َ ‫م انلـ‬ ‫فـنتـهك ك‬  َ‫ب‬ ‫ك كَر ب‬

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allâh (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allâh menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi-red), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya.”

Ulama fikih juga mendasarkan pendapat mereka pada tindakan nabi berbekam dengan cara mengeluarkan darah untuk menghilangkan penyakit,darah yang dikeluarkan itu dibuang begitu saja,maka menurut mereka,menyumbangkannya karena sangat dibutuhkan tentu juga dibolehkan apalagi tujuannya meyelamatkan jiwa seseorang . Ulama mengkiyaskan hukum bolehnya transfusi dan donor darah dengan praktik bekam,sebagaimana terdapat dalam sjumlah hadis nabi antara lain

 ‫حدثنى محمد بن بشار حدثنا إبن عدي عن هشام عن عكرمة عن إبن‬ ‫عباس قال احتجم النبى صلى االله عليه سلم فىرأسه وهومحرم من وجع‬ (‫كان به بماء يقال له لحي )رواه البخارى‬ Bercerita kepada saya Muhammad bin Basyar, bercerita kepada kami Ibnu Abi 'Adiyi dari Hisyam dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata : "Nabi SAW. Berbekam di kepala ketika beliau sedang ihram karena sakit yang dirasakannya yaitu dengan menggunakan media air ada yang mengatakan dengan kulit unta Dalam riwayat lain disebutkan :

 ‫إن أفضل ما تداويتم به الحجامة اوهو من أمثل دوائكم‬ " Sebaik-baik obat yang kamu gunakan untuk berobat adalah berbekam atau berbekam adalah obat yang paling baik bagimu."



Menurut ulama fikih,yang dimaksud dengan berbekam adalah mengeluarkan atau mengisap darah dai bagian-bagian anggota tubuh misalnya dari kuduk,darah dikeluarkan agar mendapatkan darah baru lagi.tujuannya menurunkan tekanan darah sekaligus menghilangkan rasa sakit kepala.mereka juga berpendapat,bahwa berbekam merupakan salah satu bentuk mengeluarkan darah yang digunakan untuk pengobatan berbagai jenis penyakit dalam tubuh manusia.darah bekam tersebut sama sekali tidak dibutuhkan sehingga biasanya dibuang.jika pada masa Rasulullah saw.saat melakukan bekam darah dihisap keluar dan dibuang .maka menyumbangkan darah juga dibolehkan,mengingat tujuannya tidak hanya sekadar untuk pengobatan tetapi lebih dari itu,untuk menyelamatkan nyawa manusia.menyelamtakan dan menjaga nyawa manusia hifzh al-nafs termasuk slah satu bentuj pemeliharaan salah satu al-Dlaruriyyat al-khams.



Berkaitan dengan bekam diatas,ulama mazhab hanafi menyatakn bahwa abu thayyibah seorang ahli bekam Nabi,pernah dengan sengaja meminum darah hasil bekam Nabi saw dengan tujuan mendapatkan berkah,padahal nabi melarang meminumnnya. Menurut Ulama Mazhab Hanafi, larangan tersebut dikarenakan darah hasil bekam tersebut telah ditempatkan di bejana khusus, telah terpisah dari tubuh. Darah yang telah terpisah dari tubuh hukumnya najis, dan benda najis tidak boleh dimanfaatkan.



Abdus Salam Abdur Rahim as-Sakari (Ulama kontemporer asal Mesir) menyatakan bahwa cara yang dilakukan oleh ahli medis tidak seperti gambaran di atas. Sebab, transfusi darah dilakukan dengan alat khusus yang dapat memindahkan darah seseorang kepada orang lain tanpa mengubah sedikit pun zat-zat darah tersebut, sehingga darah tidak akan terkontaminasi oleh pengaruh udara, meskipun darah itu dipindahkan ke dalam tabung plastik atau tempat khusus yang steril. Karena itu, darah itu tetap masih sama seperti darah yang ada dalam tubuh donor. Dengan demikian, darah dalam tabung tersebut, menurut Abdus Salam, tidak najis.



Abdus Salam juga menyatakan, sebagaimana berbekam yang salah satu tujuannya untuk memperbaharui darah, dalam donor darah, darah yang diambil dimanfaatkan untuk menyelamatkan nyawa orang yang sedang membutuhkannya. Karena itu, menurut Abdus Salam lebih lanjut, 'ulama kontemporer sepakat bahwa menyumbangkan darah hukumnya mubah'.



Kendati pun ulama sepakat bahwa menyumbangkan darah hukumnya mubah, namun praktik donor darah ini tidak berdampak hukum apa pun antara pihak donor dengan ricipien, baik yang berkaitan dengan perkawinan, warisan, maupun kemahraman. Hubungan yang mempengaruhi kemahraman kaitannya dengan hukum perkawinan hanya dalam masalah susuan, nasab, dan persemendaan. Batasan ini, antara lain,

disampaikan dalam al-Fatawa Al-Mutdaliqqah Bit-Thibbi Wa Ahkamil Mardha (Fatwa-fatwa yang terkait dengan kedokteran dan Hukum Orang sakit) yang dinyatakan: Melakukan transfuse darah dari seorang lelaki ke wanita atau sebaliknya, hukumnya boleh, dan transfusi darah tersebut tidak mengakibatkan haramnya nikah atau yang lainnya. Menyumbangkan darah dengan ikhlas, sangat jelas bermanfaat, dapat menyelamatkan nyawa manusia, penyelamatan satu nyawa seolah menyelamatkan nyawa seluruh manusia, sebagaimana ditegaskan dalam ayat Alquran



‫ت عثتم إنتن‬ ‫س وجنميععا وولووقدد وجاوءدتعهدم عرعسلعونا نبادلوبريونا ن‬ ‫س وجنميععا ووومدن أودحوياوها وفوكأ وتنوما أودحويا التنا و‬ ‫ض وفوكأ وتنوما وقوتول التنا و‬ ‫س أو دو وفوسادد نفي ادلودر ن‬ ‫أوتنعه ومدن وقوتول وندفعسا نبوغدينر وندف د‬ ‫ض ولعمدسنرعفوون‬ ‫وكنثيعرا نمدنعهدم وبدعود ووذلن و‬ ‫ك نفي ادلودر ن‬

“barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.”

Berdasarkan penegasan ayat di atas, dikaitkan denganpraktik donor darah, maka kebolehan mendonorkan darahkepada orang lain bersifat umum, baik yang seagama atau bedaagama, demikian pula sebaliknya. Jadi, mendonorkan dan menerima donor tidak dibedakan agamanya. Berkaitan dengan kenajisan darah yang akan didonorkan, sebagimana pandangan ulama fikih kontemporer, bahwa yang dilakukan oleh tenaga medis saat mengambil darah dari donordan kemudian memindahkannya kepada pasien (resipien) yangmemerlukannya menggunakan alat dan tempat khusus yangsteril, darah tersebut dianggap masih sama dengan darah yang terdapat dalam tubuh pihak pendonor. Lembaga-lembaga fatwa pada umumnya membolehkandonor darah, tercakup dalam batasan pembolehan mengguna_kan organ manusia untuk transplantasi. Majlis Haiah Mbar al_Mama' Kerajaan Saudi Arabia misalnya, menetapkan bolehnyamenyumbangkan organ orang hidup kepada orang muslim yangsangat membutuhkannya, termasuk yang akan dapat pulihkembali, seperti darah, kulit, dan lainnya.Hal senada juga pernah difatwakan oleh Majlis al-Majma'al-Fiqh Lirdbithah al2Alam al-Isleimi yang bersidangdi Makkah pada Rabiul Akhir 1405 H., antara lain, dihadiri oleh sejumlah tokoh fikih kontemporer, seperti Yfisuf al-Qaradlawi, Syeikh Hasanain Muhammad Makhltif, Syeikh Abul Hasan 'Ali al-Nadwa, Syeikh 'Abdul Quddas al-Hasyimi, Muhammad Rasyidi, dan lain-lain. Kebolehannya itu dengan empat syarat, yaitu: 

1.

Tidak menimbulkan dampak membahayakan pada pihakdonor.



2.

Pemberian tersebut bersifat sukarela tanpa ada paksaan.



3.

Merupakan satu-satunya cara penyembuhannya.



4.

Berdasarkan kebiasaan dan kegalibannya, cara tersebutsecara meyakinkan aman.

Pada tahun 1405 H. diputuskan pula oleh lembaga tersebut:'Boleh mengambil tubuh sendiri untuk menambal anggotatubuhnya'. Keputusan tersebut kemudian diperkuat lagi padatahun 1408 H. dalam sidang serupa. Namun untuk organ vitalseperti jantung, mereka mengharamkannya. Demikian jugaanggota tubuh yang rangkap, dua-duanya, yang dapat mengancam keselamatannya.

Related Documents

Donor Research
December 2019 27
Organ Donor
August 2019 41
Donor Darah.pptx
December 2019 25
Blood Donor
November 2019 40
Donor Analysis Worksheet
December 2019 35

More Documents from "Poetra Lawu"

Donor Darah.pptx
December 2019 25