Dol.docx

  • Uploaded by: Ahmad Zanuar
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dol.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 872
  • Pages: 4
Starter DOL (Direct On Line) Sistem kerja rangkaian Direct On Line (DOL) yaitu: Elektro motor langsung mendapatkan supplai tegangan sebesar 100 persen dari besar tegangan sumber (380 Volt). Sistem starter Elektro Motor dengan menggunakan rangkaian Direct On Line atau DOL adalah Sistem starting elektro motor yang paling sederhana, dan biasa dipakai untuk elektro motor yang memiliki daya lebih kecil dari 5,5 Kw (< 5,5 KW).

1.

Gambar wiring diagram DOL warna biru

Rangkaian kontrol merupakan instalasi 1 fasa yang berfungsi untuk mengontrol kerja motor dengan cara memutus atau menyambung aliran listrik ke motor melalui coil kontaktor. Sedangkan, Rangkaian daya merupakan rangkaian instalasi sistem tegangan 3 fasa yang digunakan untuk menyambung dan memutus aliran listrik ke motor melalui kontak utama kontaktor.

2. Prinsip Kerja 

 

Pada saat Push Button"On" ditekan , maka tegangan sumber dari MCBakan mengalir menuju Coil Magnetic Contactor K1 dan menyebabkan Magnetic Contactor bekerja menghubungkan terminal utama (LINE) dan mengalirkan sumber tegangan melewati TOR (Thermal OverLoad Relay) dan menuju ke Elektro Motor. Karena prinsip kerja Push Button (Tombol) ON pada saat dilepas akan kembali terputus, maka ditambahkan rangkaian "Pengunci". "Pengunci" berfungsi untuk mengalirkan sumber tegangan dari MCB melewati rangkaian Push Button"OFF", menuju langsung ke terminal bantu NO (Normally



 

Open) pada Magnetic contactor dan selanjutnya terminal tersebut dihubungkan menuju Coil. Jadi, saat Push Button"On" ditekan, tegangan dari Push Button"On" akan mengalir ke coil, dan magnetic contactor pun bekerja, saat magnetic contactor bekerja, terminal bantu NO pada Magnetic contactor tersebut akan terhubung dan juga mengalirkan sumber tegangan dari Push Button"Off" menuju coil. Karena sumber tegangan dari pengunci sudah dialirkan menuju coil, pada saat Push button"ON" dilepas, magnetic contactor tetap bekerja karena masih mendapatkan sumber tegangan dari Push Button"Off". Kemudian pada saat Push Button"Off ditekan, Sumber tegangan yang melewati terminal bantu"NO" (Pengunci) akan terputus, dan Magnetic contactor pun akan berhenti beroperasi dan memutuskan rangkaian utama.

3. Komponen

Kontaktor

Thor

a. Kontaktor Kontaktor ataupun koil merupakan saklar daya yang bekerja berdasarkan kemagnitan. Bila koil (kumparan magnit) dialiri arus listrik, maka inti magnit menjadi jangkar, sekaligus menarik kontak-kontak yang bergerak, sehingga kontak NO (normally open) menjadi sambung, dan kontak NC (normally close) menjadi lepas dan jangkar saat ditarik inti magnit tidak bergetar yang menimbulkan bunyi dengung (karena pada arus bolak-balik magnit menarik dan melepas jangkar sehingga menimbulkan getaran). Koil atau Kontaktor terdiri dari 2 kontak yaitu kontak bantu dan kontak utama.  Kontak bantu : kontak / saklar / swict yang digunakan untuk pengontrol ( arus kecil) dengan kode angka; 13-14, 21-22, 43-44,31-32.



Kontak utama : kontak yang mampu dialiri arus secara maksimal (arus besar) dengan kode angka ; 1-2, 3-4, 5-6.

Spesifikasi Kontaktor :  

Tegangan = 220 V dengan frekuensi 50 Hz. Tegangan = 220 V – 240 V dengan frekuensi 60 Hz.

b. Thor (Thermal Overload Relay)

Thermal Overload Relay atau relay beban lebih selalu dipasang seri dengan beban yang berfungsi sebagai pengaman beban lebih. Apabila terjadi kelebihan beban, hubungan singkat, atau gangguan lainnya yang mengakibatkan naiknya arus secara otomatis, relay akan bekerja memutuskan arus listrik dengan beban, sehingga keamanan beban terjaga. Over load relay memiliki kontak Bantu NO dan NC. Kontak Bantu NC dipergunakan sebagai pengontrol operasi dari kontaktor penghubung suplai daya ke kumparan motor. Apabila terjadi gangguan arus beban lebih pada saat motor beroperasi, maka kontak Bantu NC akan membuka sehingga suplai daya akan terputus ke kontaktor dan akibatnya motor akan berhenti beroperasi. Prinsip kerja dari suatu TOR adalah berdasarkan panas yang timbul karena adanya arus listrik yang mengalir melewati arus nominal motor. Energi panas tersebut akan diubah menjadi energi mekanik oleh logam bi metal. Akibatnya kontak NC akan terbuka sehingga operasi motor diamankan oleh pengaman TOR berhenti bekerja. Adapun kerja TOR ini tergantung kepada gangguan arus beban lebih yang terjadi dan lamanya gangguan berlangsung Pada TOR terdapat selektor untuk memilih batasan nilai arus yang diinginkan yang biasanya disesuaikan dengan besar arus nominal beban yang akan dihubungkan. Spesifikasi thor :  Class = 10  Maksimal fuse = 15 A  Arus = 1000 A  Suhu = 75 C  Tegangan kerja = 600 V  Type = LR2D13  Rating arus over load = 1 A - 1,6 A c. Motor

Spesifikasi motor yang digunakan :  4 Pole  3 Hp  Daya = 2.2 Kw  Frekuensi = 50 Hz

     

Kecepatan motor = 1425 Rpm Ip = 55 INS = F Suhu = 40 C Arus pada hubungan Delta 220 V = 8.77 A Arus pada hubungan Star 380 V = 5.08 A

Dalam rangkaian ini menggunakan sambungan Star 380 V karena tegangan DOL 220 maka kita memilih tegangan yang di atasnya yaitu dengansambugan star pada 380 V.

4. Cara menentukan setting over load Diket : In motor pada hubungan star = 5.08 A Ditanya : berapa setting over load ? Jawab : Setting over load dengan metode DOL = 100 % x In motor = 100 % x 5.08 A = 5.08 A Jadi setting over loadnya adalah 5.08 A. Dengan rating over load yang ada di thermal over load relay yang mempunyai rating 1 A – 1,6 A maka thermal over load tidak bisa bekerja di karenakan rating over load yang ada tidak mencukupi setting over load yang telah di hitung.

More Documents from "Ahmad Zanuar"