Dokumen (9).docx

  • Uploaded by: Intan Rosario Mau
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dokumen (9).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,111
  • Pages: 12
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pada masa-masa awal digunakannya mikroskopi elektron, para ahli biologi berfikir bahwa organel sel eukaryotik mengambang bebas dalam sitosol. Tetapi penyempurnaan mikroskopi cahaya dan mikroskopi elektron telah mengungkapkan adanya sitoskeleton, jaringan serabut yang membentang di seluruh sitoplasma. Sitoskeleton memainkan peran utama dalam pengorganisasian struktur dan aktivitas sel, yaitu dalam proses pengangkutan dan pergerakan sel. Sitosol adalah bagian dari sitoplasmayang mengisi ruang antar organela, volumenya kurang lebih 50% volume sel. Sitosol mengandung protein dan enzim yang terlarut didalamnya, antara lain enzim untuk glikolisis dan enzim pengangkut asam-asam amino yang akan disintesis menjadi protein. Pada sitosol juga terdapat ARN penggandeng dan ribosom yang penting untuk sistesis protein. Sitoskeleton terdiri dari mikrofilamen, mikrotubulus, dan filamen intermedier. Dari ketiga penyusun sitoskeleton tersebut terdiri dari berbagai struktur. Dalam hal pengertian masingmasing struktur penyusun sitoskeleton tersebut mungkin sebagian dari kita mengalami kesulitan dalam memahami lebih dalam tentang sitoskeleton. Oleh sebab itu, makalah kami akan mencoba menjelaskan tentang sruktur atau bagianbagian dari sitoskeleton dan sitosol. Insyaallah makalah ini bisa membantu mempermudah kita dalam memahami sitoskeleton dan sitosol.

1.2

Rumusan Masalah 1.

Bagaimanakah struktur pada sitosol?

1.3

2.

Apa sajakah fungsi dari sitosol?

3.

Bagaimanakah struktur dan macam pada sitoskeleton?

4.

Apa sajakah fungsi dari sitoskeleton?

Tujuan

1.

Menjelaskan struktur pada sitoskeleton.

2.

Memaparkan fungsi dari sitoskeleton.

3.

Menjelaskan struktur dan macam pada sitoskeleton.

4.

Memaparkan fungsi dari sitoskeleton.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Struktur Pada Sitosol Sitosol merupakan komponen dasar sel yang berbentuk koloid polifase yang dalamnya mengandung nutrien, ion, enzim, bermacam-macam garam, beberapa molekul organik dan air . Terdapat pula struktur-struktur yang lebih besar di dalam nukleus, struktur-struktur tersdbut memiliki fungsi khusus dalam sel yang secara umum dinamai organela atau organoid. Matriks Sitosol Matriks sitosol merupakan tempat pembentukan berberbagai fibril atau serabut misalnya: Mikrotubulus, filamen, miofibril dan serabut keratin. Sifat koloid pada sel seperti perubahan dari sol ke gel dan sebaliknya, perubahan kekentalan, gerakan di dalam sel, gerak amoeboid, pembentukan spindel (gelendong) pembelahan dan pembelahan sel sebagian besar tergantung pada matriks sitoplasma. Matriks sitoplasma memiliki beberapa sifat penting, antara lain. a.

Dapat menjalankan fungsi mekanik. Fungsi tersebut dapat dilaksanakan karena matriks bersifat elastis, mempunyai daya kontraktil, kokoh dan kohesif.

b.

Dapat bergerak di dalam sel. Gerakan tersebut antara lain tampak pada siklosis, gerak amoeboid, pembelahan sel dan migrasi pigmen di dalam kromatoofora. Fungsi yang demikian dapat dilaksanakan karena matriks sitoplasma merupakan sistem koloid yang heterogen. Matriiks sitoplasma kurang padat jika di bandingkan dengan membran intraseluler.

c.

Visciosity atau kekentalannya dapat berubah-ubah karena pengaruh famtor dalam dan faktor luar. Pada Amoeba misalnya kekentalan tersebht bergantung pada suhu, artinya dalam rentangan suhu tertengu kekentalannya dapat bolak balik ( reversible), tetap di atas suhu 30 derajat celcius kekentalannya bertambah karena dirusak oleh panas. Sebaliknya dalam keadaan anerobiosis dan dalam larutan yang hipotonik kekentalannya bermurang. Selama siklus mitosis kekentalan sitoplasma berubah ubah

d.

Mempunyai pH tertentu. Dengan menyuntkkkan indikator pH kedalam sel dapat diketahui bahwa secara keselururuhan matriks sitoplasma bersifat agak asam , dengan pH sekitar 6,8. Pada suatu sel telah diketahui bahwa sekurang-kurangnya ada tiga daerah pH yang berlainan. Beberapa vakuola yang terdapat dalam sel hewan (terutama pada protozoa) dan tumbuhan berisi cairan dengan pH sekitar 5,0. Daerah yang lain adalah matriks nukleoplasma, dengan pH 7,6-7,8. Jika sel diberikan lingkungan asam atau basa atau sengaja disuntik dengan atau basa, maka untuk sementara pH nya dapat berubah, tetapi selama masih hidup, sel tersebut dapat mengembalikan pH semula dalam waktu yang singkat.

e.

Mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Kemampuan ini dapat ditunjukkan dengan memasukkan zat warna (misalnya Janus green) ke dalam sitoplasma. Zat ini akan berubah warnanya karena tereduksi.

2.2

Fungsi Dari Sitosol fungsi sitoplasma secara umum sitoplasma adalah sebagai tempat untuk organel-organel sel. Akan tetapi sitoplasma selain memiliki fungsi sebagai tempat untuk organel sel juga penting dalam fungsi untuk berbgai aktivitas sel, antara lain.

2.3

a.

Berperan penting dalam biosintesis dan biogenetik seperti sintesis asam lemak, sintesis protein, sintesis asam amino dan lain sebagainya.

b.

Melindungi organel dari benturan. Sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting untuk kegiatan metabolisme.

c.

Menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berjalan dengan baik.

d.

Menjaga bentuk dan konsistensi sel.

e.

Sebagai perantara transfer bahan atau zat dari luar sel ke organel atau inti sel.

f.

Mengisi ruang sel yang tidak ditempati oleh organel dan vesikula.

g.

Pelarut protein dan senyawa lain dalam sel.

h.

Membantu pergerakan unsur atau zat dari satu bagian sel ke bagian sel yang lain.

Struktur Dan Macam Pada Sitoskeleton Seperti tubuh makhluk hidup yang ditopang oleh tulang, sel sebagai unit struktural penyusun tubuh juga ditopang oleh tulang. Tulang yang menopang sel disebut sebagai sitoskeleton (sito=sel, skeleton=tulang). Setiap sel eukariota memiliki sitoskeleton yang memiliki fungsi yang penting. Sitoskeleton adalah sebuah kerangka yang terkandung di dalam sitoplasma sel. Sitoskeleton ada dalam semua sel. Awalnya banyak yang menganggap bahwa sitoskeleton hanya terdapat di dalam sel eukariotik, tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa sitoskeleton juga terdapat di dalam sel prokariotik. Sitoskeleton berupa jaring berkas-berkas protein. Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di permukaan. Sel-sel eukariota mengandung tiga jenis filamen sitoskeleton, yaitu mikrotubulus, filamen intermediat, dan mikrofilamen. Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi. Sitoskeleton memberikan struktur dan bentuk pada sel, dan oleh makromolekul dari beberapa sitosol yang menambah tingkat berkumpulnya makromolekul di dalam kompartemen. Unsur-unsur sitoskeletal berinteraksi erat dengan membran seluler. Sejumlah kecil molekul obat-obatan sitoskeletal telah berinteraksi dengan aktivitas mikrotubulus. Senyawa ini telah terbukti berguna dalam mempelajari sitoskeleton dan mengaplikasikannya secara klinis. 1. Mikrotubulus Mikrotubulus memiliki ukuran yang kecil, berlubang, serta memiliki struktur yang silindris yang hampir terdapat pada setiap sel eukariotik yang dapat diteliti dengan mikroskop elektron. Mikrotubulus berbentuk tipis, dan memiliki struktur berbentuk pipa yang bersifat sedikit kaku atau keras dengan dinding berdiameter 25 nm yang terdiri dari 13 filamen. Mikrotubulus terdiri atas protein tubulin. (Robertis & Robertis, 1987).

Mikrotubulus berbentuk benang silindris, yang disusun oleh beberapa protein tubulin. Protein tubulin terdiri atas dua molekul subunit, yaitu satu alfa tubulin dan satu beta tubulin dalam microtubulus yang terorganisir Tubulin tersusun secara lilitan atau spiral. Lilitan tersebut terdiri atas protofilamen. Protofilamen berbentuk seperti barisan yang membentuk sumbu atau poros yang panjang pada tubular.Dalam hal ini , setiap protofilamen akan memiliki molekul alfa tubulin di salah satu ujung dan molekul beta tubulin di sisi lain. Struktur polaritas dari mikrotubulus dianggap faktor yang penting dalam organel karena berfungsi untuk memungkinkan gerakan mekanis pada organel (Karp, 1984). Mikrotubul tidak berkerut (kontraksi). Suatu jaringan bergerak karena menggelincirnya mikrotubul satu sama lain, persis seperti mekanisme gerakan sel otot karena penggelinciran seratserat otot itu sendiri sesamanya yang mengakibatkan sel itu secara keseluruhan berkerut ( memendek) atau kendur (kembali memanjang seperti semula). Pemendekan terjadi dengan cara melepaskan tubulin pada bagian kutub. Setiap tubulin yang lepas akan menarik tubulin tetangga, sehingga semua berubah dari fase gel (kental) ke fase sol (encer). Tubulin yang mengencer dipakai kembali untuk membentuk mikrotubul baru. Beberapa zat alkaloid, seperti kolkhisin, menghalangi pembentukan itu (Yatim, 1996). Fungsi darimikrotubulus, yaitu. a.

Penggabungan mikrotubulus ke dalam sitoskeleton memberikan kerangka struktural untuk sel.

b.

Pada pembentukan alat gerak pada sel eukariotik mempunyai struktur mikrotubulus yang penataannya lebih komplek, misalnya pada flagellum, silia dan sentriol. Di dalamnya terdapat sembilan pasang mikrotubulus yang mengelilingi dua buah mikrotubulus tunggal (Bawa, 1988).

c.

Mikrotubulus berfungsi pada pembelahan sel, yaitu mitosis dan meiosis. Pada mitosis, mikrotubulus merupakan bagian integral dalam proses ini dengan melampirkan ke pusat kromosom dan kemudian menarik terpisah homolog, kromosom dalam nukleus. Sedangkan pada meiosis, mikrotubulus memisahkan kromosom dalam meiosis, yang ditandai dengan pembagian gamet.

2. Mikrofilamen Mikrofilamen merupakan rantai protein ganda yang saling bertautan dan sangat tipis , filamen aktin (mikrofilamen) memiliki sifat fleksibel, dimana filamen aktin pada umumnya berbentuk gel atau jaringan dan terdiri dari protein globuler yang bergulung disebut dengan aktin (berfungsi untuk membentuk permukaan sel). Mikrofilamen memiliki diameter antara 5-6 nm, karena ukuranya sangat kecil, dalam pengamatan memerlukan mikroskop dengan kemampuan elektron atau yang disebut dengan “Mikroskop Elektron”. Mikrofilamen memiliki bentuk seperti mikrotubulus, hanya saja mikrofilamen ini lebih lembut yang terbentuk dari komponen utama protein aktin dan myosin. Mikrofilamen memiliki peran penting dalam pergerakan sel dan peroksisom (badan mikro). Organel ini selalu berasosiasi dengan organel lain serta banyak mengandung enzimi oksidase dan katalase (banyak tersimpan dalam sel-sel hati). Beberapa jenis bakteri dapat bergerak bersama dengan filamen aktin seperti Listriea monocytogenes yang dapat menyebar dari sel ke sel dengan menginduksi penyusun filamen aktin dalam sitosol sel inang. Fungsi mikrofilamen (filamen aktin), yaitu. a.

Untuk menjaga bentuk sel sepanjang mikrotubul.

b.

Mikrofilamen biasanya membentuk jaringan sub membran plasma untuk mendukung bentuk sel.Kontraksi otot (filament aktin bergantian dengan serat yang lebih tebal dari myosin, membentuk protein motor, dalam jaringan otot).

c.

Siklosis (pergerakan komponen sitoplasma di dalam sel).

d.

Pergerakan ‘amuboid’ dan fagositosis.

e.

Bertanggung jawab untuk pemutusan galur pada sitokinesis hewan.

3.

Filamen Intermediet

Filamen ini rata-rata berdiameter 10 nm, berbentuk serat mirip tali, dan lebih stabil (sangat terikat) daripada mikrovili. Filamen ini hanya terdapat di dalam sel hewan dan berlokasi di sitoplasma dan inti sel. Seperti aktivitas filamen lainnya, filamen intermediat berfungsi untuk menjaga bentuk sel. Filamen menengah mengatuf struktur internal sel, penahan organel, dan sebagai komponen struktur lamina nuklir dan sarkomer. Filamen intermediet memberi kekuatan mekanis pada sel sehingga sel tahan terhadap tekanan dan peregangan yang terjadi pada dinding sel. Filamen ini juga memberi kekuatan pada dinding sel. Pembentukan filamen intermediet didasarkan pada polimerisasi filamen. Dua monomer filamen bergabung membentuk struktur coil. Dimer ini akan bergabung dengan dimer lainnya membentuk tetramer, tetapi posisinya saling tidak paralel. Ketidakparalelan ini membuat tetramer dapat berasosiasi dengan tetramer lain (mirip struktur penyusunan batu bata). Pada akhirnya, tetramer-tetramer bergabung membentuk sebuah array heliks.

2.4

Fungsi Dari Sitoskeleton Sitoskeleton terdiri atas mikrotubulus, filamen intermediet, dan mikrofilamen. Perbedaan antara ketiga sitoskeleton tersebut dapat dibaca pada Perbedaan Mikrotubulus, Filamen Intermediet, dan Mikrofilaman. Fungsi dari sitoskeleton pada sel adalah sebagai berikut. a.

Menahan dan mempertahankan bentuk sel. Sitoskeleton akan membuat sel tidak terlalu lembek dan memungkinkan untuk kembali ke bentuknya semula.

b.

Jaringan sitoskeleton menahan organel-organel sel tetap berada di tempatnya masingmasing. Organel sel perlu dipertahankan di tempat yang tepat agar proses-proses fisiologis dalam sel dapat berlangsung dengan sempurna.

c.

Jaringan jalur yang memandu gerakan material dalam sel. Meteri-materi dalam sel seperti mRNA perlu dipandu oleh sitoskeleton agar dapat sampai di tempat tujuannya, misalnya untuk menuju ribosom.

d.

Membentuk silia dan flagella sebagai alat pergerakan sel. Sel sperma memiliki flagella panjang yang diperlukan untuk bergerak dalam saluran reproduksi wanita hingga bertemu ovum. Silia dimiliki oleh protozoa semisal paramaecium untuk bergerak di dalam air.

e.

Komponen penting dalam pembelahan sel. Sitoskeleton akan membentuk benang-benang spindel yang berperan mengikat dan menarik kromosom saat mitosis maupun meiosis.

Sitoskeleton berkembang baik pada organisme eukariotik. Organisme prokariotik tidak memiliki organel bermembran, tubuhnya juga dilindungi oleh dinding sel yang kuat sehingga tidak membutuhkan sitoskeleton.

BAB III PENUTUP

3.1

3.2

Kesimpulan 1.

Struktur pada sitosol komponen dasar sel yang berbentuk koloid polifase yang dalamnya mengandung nutrien, ion, enzim, bermacam-macam garam, beberapa molekul organik dan air dan terdapat pula struktur-struktur yang lebih besar di dalam nukleus.

2.

Fungsi dari sitosol adalah sebagai tempat organel sel, berperan penting dalam biosintesis dan biogenetik, melindungi organel dari benturan, sebagai tempat penyimpanan bahanbahan kimia yang penting untuk kegiatan metabolisme, menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolisme berjalan dengan baik, menjaga bentuk dan konsistensi sel, sebagai perantara transfer bahan atau zat dari luar sel ke organel atau inti sel.

3.

Struktur dan macam sitoskeletonmengandung tiga jenis filamen sitoskeleton, yaitu mikrotubulus, filamen intermediat, dan mikrofilamen. Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi.

4.

Fungsi dari sitoskeleton adalah menahan dan mempertahankan bentuk sel, sebagai jaringan jalur yang memandu gerakan material dalam sel, membentuk silia dan flagella sebagai alat pergerakan sel, komponen penting dalam pembelahan sel.

Saran Ada beberapa saran yang ditujukanpenulis terhadap pembaca yaitu setelahmembaca makalah ini pembaca dapatmemaha mi dan menyalurkan ilmu yang sudah didapat kepada orang lain agar ilmu yang diperoleh bermanfaat untuklingkungan sekitar. Dengan mempelajari tentang sitosol dan sitoskeleton pembaca diharapkan mampu mengetahui dan memahami struktur dan fungsi dari sitoskeleton dan sitosol.

DAFTAR RUJUKAN Bawa, Wayan. 1988. Dasar – dasar Biologi Sel. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Karp, Gerald. 1984. Cell biology, second edition. Singapura : McGraw-Hill.

Pamungkas, Abee. 2012. Mikrofilamen.(online).http://www.diwarta.com/2012/04/20/mikrofilamen-sebagaipenyusun-sitoskeleton.html, diakses 7 Februari Robertis & Robertis. 1987. Cell and molecular biology. Philadelphia : Lea & Febiger. Yatim, Wildan. 1996. Biologi Modern : Biologi sel. Bandung : Tarsito.

DAFTAR LAMPIRAN

Diposting oleh hanina salmah di 03.18 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar: Posting Komentar Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda Langganan: Posting Komentar (Atom)

Pengikut Mengenai Saya

hanina salmah Lihat profil lengkapku

Arsip Blog  ► 2017 (34)  ▼ 2016 (3) o ▼ Maret (3)  MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI SITOSOL DAN SITOSKELE...  MAKALAH CILIATA  JURNAL PROTISTA MIRIP TUMBUHAN  ►

Related Documents

Dokumen
August 2019 90
Dokumen
October 2019 80
Dokumen
June 2020 52
Dokumen Surat.docx
November 2019 44

More Documents from "Dian Puspita"