Docdownloader.com_mps-rangkuman.pdf

  • Uploaded by: Wahyu Adi Nugroho
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Docdownloader.com_mps-rangkuman.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 8,713
  • Pages: 45
BAB 1 PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

A. Pengertian Metode Penelitian (Prof.Dr.Sugiyono : 2012) Pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk  mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal terserbut ada empat kata kunci yaitu cara ilmiah,data,tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah  berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,empiris,dan rasional,empiris,dan  sistematis. Rasional adalah kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal,sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. manusia . Empiris  berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh oleh indera manusia, sehingga sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentuyang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris(teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh  peneliti. Data yang valid pasti reliabel  dan objektivitas. objektivitas. reliabel berkenaan dengan derajad konsistensi/keajengan data dalam interval waktu tertentu. Data yang reliabel belum tentu valid,misalnya valid, misalnya setiap hari seseorang karyawan  perusahaan pulang malam dengan alasan ada rapat, padahal berbohong sehingga se hingga data tersebut terlihat reliabel tetapi tidak valid Setiap penelitian memiliki tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan  penelitian

ada

tiga

macam

yaitu

yang bersifat  penemuan,pembuktian

dan

 pengembangan. Penemu Penemuan  an berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum diketahui. Pembuktian  berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keraguan-keraguan terhadap

informasi

atau

pengetahuan

tertentu,

dan

Pengembangan   berarti

memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk  memahami,memecahkan dan mengantisipasi masalah. masalah . M emahami  berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu, M emecahkan  mecahkan  berarti 1

meminimalkan

atau

menghilangkan

masalah,

dan

M enganti sipasi  ipasi   berarti

mengupayakan agar malsah tidak terjadi. B. Jenis-jenis Metode penelitian Diklasifikasikan berdasarkan, tujuan, dan tingkatan kealamiahan (natural setting)

objek

yang

diteliti.

Berdasarkan

tujuan,

metode

penelitian

dapat

diklasifikasikan menjadi penelitian dasar  (basic research), penelitian  penelitian terpatan (appplied research) dan penelitian pengembangan (research and development). Selanjutnya

berdasarkan

tingkat

kealamiahan,

metode

penelitian

dapat

dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik. (Gay :1977) menyatakan bahwa sebenarnya sulit untuk membedakan antara  penelitian murni (dasar) dan terapan secara terpisah, karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak  memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Penelitian dasar pada umunya dilakukan pada laboratorium yang kondisinya terkontrol dengan ketat. Penelitian terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang ditetapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Setelah ilmu tersebut digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian akan menjadi penelitian terapan. (Jujun S. Suriasumantri : 1985) menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya  belum pernah diketahui, sedangkan penelitian terapan adalah bertujuan untuk  memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. C. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif  (Prof.Dr. sugiyono : 2012) Metode Kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena  berlandaskan pada filsafat filsa fat positivisme. Metode ini sebagai s ebagai metode imiah imia h karena telah tel ah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu kongkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Metode Kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena popularitasnya  belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat 2

 postpositivime. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses  penelitiannya lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai

metode

interpretive karena data hasil penelitia lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Filsafat

Positivisme

memandang

realitas/gejala/fenomena

itu

dapat

diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati,terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusalah masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk pengumpulan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalaisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik  deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian dilakukan pada sampel yang diambil secara random , sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikanpada populasi dimana sampel itu diambil. Filsafat Postpositivisme sering disebut sebagai paradigma interpretatif da konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif  (reciprocal). Penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument , yaitu peneliti itu sendiri. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situsional sosial yang diteliti, maka teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarka fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonsturksikan menjadi hipotesis atau teori. D. Perbedaan penelitian kualitatf dan kuantitatif  1. Perbedaan Aksioma Adalah pandangan dasar. Penelitian kuantitatif dan kualitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi dan peranan nilai a) Sifat Realitas Dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, realitas dipandang sebagai suatu yang kongkrit dapat diamati dengan panca indera, dapat diktegorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat 3

diukur dan diverivikasi. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif dapat dilihat hanya dari beberapa variabel saja dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat istrumen untuk mengukurnya Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau  paradigma interpretive, suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan dipecah kedalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif memandang objek  sebagai sesuatu yang dinamis, hasil kontruksi pemikiran dan interpretasi terhadap gejela yang diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari objek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dipisahkan.  b) Hubungan Peneliti dengan yang Diteliti Dalam penelitan kuantitatif, keenaran itu diluar dirinya, sehingga hubungan antara  peneliti dengan yang diteliti hars dijaga jaraknya sehingga bersifat independen. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebabagi human instrument dan dengan teknik   pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta) dan in depth interview (wawncara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber  data. c) Hubungan antar Interval Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadpa objk yang diteliti lebih bersifat sebab akibat (kasual), sehingga penelitinya ada variabel independen dan dependen Penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses maka  penelitian kualitatif dalam melihat hubungan anatar variabel pada objek yang diteliti bersifat interaktif, sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya. d) Kemungkinan Generalisasi Penelitian kuantitatif lebih menekankan kepada keluasan informasi, sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas Penelitian kualitatif tidak melakukan generisasi tetapi lebih menekankan kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna. e) Peranan Nilai Penelitian kuantitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara  peneliti data dengan sumber data.

4

Penelitian kualitatif karena peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbatas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data. 2. Karakteristik Penelitian a) Desain 

Metode kuantitatif : 1) Spesifik, jelas, rinci 2) Mantap sejak awal 3) Menjadi pegangan langakah 4) Demi langkah



Metode kualitatif : 1) Umum 2) Fleksibel 3) Berkembang dna muncul dalam proses penelitian

 b) Tujuan 

Metode kuantitatif : 1) Menunjukan hubungan antar variabel 2) Menguji teori 3) Mencarai generalisasi yang mempunyai nilai prediktif 



Metode kualitatif : 1) Mengemukakan pola hubungan yang bersifat interaktif  2) Menggambarkan realitias yang kompleks 3) Memperoleh pengamatan makna 4) Menemukan teori

c) Instumen penelitian 

Metode kualitatif  1) Test, angket, wawancara 2) Intrumen yang standar 



Metode kualitatif  1) Penelitian sebagai instrumen 2) Catatan, rekaman, camera, handycam dll

d) Data 

Metode kuantitatif  1) Kuantitatif 

5

2) Hasil pengukuran variabel yang dioperasikan dengan menggunakan instrumen 

Metode Kualitatif  1) Deskriptif  2) Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan, tindakan res ponden dll

e) Sampel/sumber data 

Metode kuantitatif  1) Besar  2) Representatif  3) Sedapat mungkin random 4) Ditentukan sejak awal



Metode kualitatif  1) Kecil 2) Tidak representatif  3) Porposive 4) Berkembang selama proses penelitian

f) Analisis 

Metode kuantitatif  1) Setelah selesai pengumpulan data 2) Deduktif  3) Menggunakan statistik 



Metode kualitatif  1) Terus menerus sejak awal sampai akhir penelitian 2) Induktif  3) Mencari pola, model, tema, teori

g) Hubungan dengan responden 

Metode kuantitatif  1) Berjarak bahkan sering tanpa kontak  2) Peneliti merasa lebih 3) Jangka pendek 



Metode kualitatif  1) Empati, akrab

6

2) Kedudukan sama bahkan sebagai guru/konsultan 3) Jangka lama h) Usulan desain 

Metode kuantitatif  1) Luas dan rinci 2) Literatur hubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti 3) Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya 4) Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas



Metode kualitatif  1) Singkat 2) Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi  pegangan utama 3) Prosedur bersifat umum 4) Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi  pendahuluan 5) Tidak dirumuskan hipotesis karena akan memudahkan hipotesis 6) Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh data awal dari lapangan

3. Proses penelitian a) Proses penelitian kuantitatif  Untuk menjawab masalah yang bersifat sementara maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan maslah dan berfikir. Dan untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai. Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusum instrumen penelitian. Selanjutnya pengumpulan data dilakukan  pada objek tertentu baik yang berbentuk polulasi maupun sampel. Setelah data kumpul maka dilanjutkan dengan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik  tertentu. Kesimpulan adalah langkah teakhir dari periode penelitian yang berupa  jawaban terhdapa rumusan masalah.

7

Penggunaaan konsep dari teori yang relevan serta pengkajian terhadap hasil-hasil merupakan

penelitian aspek

yang

logika,

mendahului sedangkan

guna metode

menyusun

hipotesis

penelitian,menyusun

instrumen, mengumpulkan data dan analisinya adalah aspek metodologi untuk menverifikasikan hipotesis yang diajukan.  b) Proses penelitian kualitatif  Pada dasarnya konsepnya belum memiliki masalah, namun pada waktu memasuki objek, peneliti tentu masih merasa asing terhadap objek  tersebut. Tahapan pertama yaitu tahap deskripsi:

memasuki konteks sosial ada

tempat, aktor, aktivitas, tahap kedua tahap reduksi : menetukan fokus memilih diantara yang telah dideskripsikan, dan tahap ketiga yaitu tahap seleksi : mengurai fokus menjadi komponen yang lebih rinci Sehingga setelah semua melewati proses berfikir, bertanya, analisis, kesimpulan, pencandraan maka akan menemukan informasi deskriptif, informasi komperatif, dan informasi asosiatif. E. Kapan Metode Kuantitatif dan Kualitatif digunakan 1) Penggunaan Metode Kuantitatif  a) Bils masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas  b) Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari sutau populasi c) Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain d) Bila peneliti bermaksu menguji hipotesis penelitian 2) Metode Kualitatif  a) Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin masih gelap  b) Untuk memahami makna dibalik data yang tampak  c) Untuk memahami interaksi sosial d) Memahami perasaan orang e) Untuk mengembangkan teori f) Untuk memastikan kebenaran data g) Meneliti sejarah perkembangan F. Jangka Waktu Penelitian Kualitatif  Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif memakan jangka waktu yang cukup lama, karena tujuan penelitian kualitatif bersifat penemuan. 8

Dalam hal ini menurut Susan Stainback mengatakan tidak ada cara yang mudak untuk   berpa lama penelitian kualitatif dilaksanakan. Pada umumnya penelitian dilaksanakan dalam tahunan . tetapi lamanya penelitian tergantung pada keberadaan sumber data , interest, dan tujuan penelitian.selain itu juga akan tergantung cakupan penelitian, dan  bagaimana penelitian mengatur waktu yang digunakan dalam setiap hari atau minggu G. Apakah metode kuantitatif dengan metode kualitatif dapat digabungkan Setiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Metode kuantitatif cocok digunakan untuk penelitian yang masalahnya sudah jelas dan umunya dilakukan pada populasi yang luas sehingga hasil penelitiannya kurang mendalam dan metode ini cocok untuk menguji hipotesis/teori. Sedangkan metode kualitatif cocok digunakan untuk meneliti di mana masalahnya belum jelas, dilakukan  pada situasi soaial yang tidak luas sehingga hasil penelitian lebih mendalam dan  bermakna dan metode ini cocok untuk menemukan hipotesis/teori. Sebenarnya bisa saja kedua metode tersebut digunakan bersama-sama atau digunakan tetapi memiliki catatan tersendiri. H. Kompetensi penelitian kuantitatif dan kualitatif  1) Kompetensi peneliti kuantitatif  a) Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti  b) Mampu melakukan analisisi masalah secara akurat c) Mampu menggunakan teori yang tepat sehingga dapat digunakan untuk  memperjelas masalah yang diteliti d) Memahami berbagai jenis metode kuantitatif  e) Memahami teknik-teknik sampling dll 2) Kompetensi peneliti kuantitatif  a) Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti  b) Memiliki kepekaan untuk melihat segala gejala yanga da pada objek penelitian c) Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru d) Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci e) Mampu menganalisis data kualitatif secar induktif berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif 

9

BAB 2 PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN

A. Proses Penelitian Kuantitatif  Setiap peneliti berangkat dari masalah, namun masalah yang dibawa peneliti kuantitatif dan kualitatif berbeda. Dalam kuantitatif masalah yang dibawa oleh  peneliti harus sudah jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kualitatif masih  bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan. B. Masalah Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian seiring merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1988) 1) Sumber Masalah a) Terdapat penyimpangan anatar pengalaman dengan kenyataan  b) Terdapat penyimpangan anatara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan c) Ada pengaduan d) Ada kompetisi C. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan isutau pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui  pengumpulan data. 1) Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian a) Rumusan masalah deskriptif   b) Rumusan masalah komperatif  c) Rumusan masalah assosiatif  2) Hubungan Kasual Hubungan kasual adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen dan dependen. 3) Hubungan Interaktif/timbal balik  Hubungan Interaktif/timbal balik adalah hubungan yang saling mempengaruhi. D. Variabel Penelitian 1) Pengertian Secara teoritis variabel dapat diartikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lainatau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981) 10

2) Macam-macam Variabel a) Variabel independen  b) Variabel dependen c) Variabel moderator  d) Variabel intervening e) Variabel kontrol E. Paradigma Penelitian Dalam hal ini paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antar variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan  jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab, memalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jumlah dan jenis hipotesis, dan teknin analisis statistik yang akan digunakan Bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif khususnya khususnya survey : 1) Paradigma Sederhana 2) Paradigma Sederhana Berurutan 3) Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen 4) Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen 5) Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen 6) Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Variabel Dependen 7) Paradigma Jalur  F. Menemukan Masalah Apabila masalah penelitian masalah penelitian telah ditemukan, maka pekerjaan  penelitian sudah 50% selesai. Dengan demikian pekerjaan menemukan masalah merupakan 50% dari kegiatan penelitian Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah, yaitu dengan pohon masalah, dengan cara ini maka permasalahan dapat diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting, dan mas alah yang tidak penting.

11

BAB 3 LANDASAN TEORI,KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Pengertian Teori Menurut William Wiersma (1986) teori adalah generalisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Selanjutnya menurut Sitirahayu Haditono (1999) , menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang penting, bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan, dan meramalkan gejala yang ada. Mark 1963, dalam (Sitirahayu Haditono, 1999) membedakan adanya tiga macam teori, ketiga teori ini bermaksud berhubungan dengan data empiris yaitu : 1) Teori yang deduktif  2) Teori yang induktif  3) Teori yang fungsional B. Tingkatan dan Fokus Teori  Numan (2003) mengemukakan tingkatan teori menjadi tiga yaitu : 1)  Micro level theory 2)  Meso level theory 3)  Macro level theory C. Kegunaan Teori dalam Penelitian Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif teori yang digunakan harus jelas, karena akan berfungsi untuk memperjelas masalahyang diteliti, dasar rumusan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk  variabel yang akan diteliti. Fungsi teori yang kedua merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian. Fungski teori yang ketiga adalah mencandra dan membahas ahsil penelitian.

12

D. Deskripsi Teori Deskripsi dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori dan hasilhasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Deskripsi teori paling tidak   berisi penjelasan terhadap variabel yang diteliti, melalui pendefinisian,dan uraian yang lengkap dan mendalam. Untuk menguasai teori, maupun generalisasii-generalisasi dari hasil penelitian, maka  peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan menelaah yang dibaca itu setuntas mungkin agar ia dapat menegakkan landasan yang kokoh bagi langkahlangkah berikutnya. Membaca merupakan keterampilan yang ahrus dike,bangkan dan dipupuk (Sumadi Suryabrata, 1996)

E. Kerangka Berfikir  Kerangka

berpikir

merupakan

model

konseptual

tentang

bagaimana

teori

 berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefiniskan sebagai masalah yang  penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukaka apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999). Proses penyusunan kerangka berpikir untuk merumuskan hipotesis : 1) Menetapkan variabel yang diteliti 2) Membaca buku dan hasil penelitian 3) Deskripsi teori dan hasil penelitian 4) Analisis krisis terhadap teori dan hasil penelitian 5) Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian 6) Sintesa kesimpulan 7) Kerangka berpikir  8) Hipotesis F. Hipotesis Perumusan hipotesis merupakan langkah-langkah ketiga dalam penelitian, setelah  peneliti merumuskan landasan teori dan kerangka berpikir. Tetapi perlu diketahui

13

 bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masa;ah peneliti telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti tekah dikemukakan di atas. Selanjutnya hipotesis statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak  menggunakan sampel maka tidak ada hipotesis statistik. 1. Bentuk-bentuk Hipotesis Bentuk-bentuk penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Bila dilihat dari tingkatan eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelelitian terdiri dari : a) Hipotesis Deskriptif   b) Hipotesis Komperatif  c) Hipotesis Assosiatif  2. Paradigma Penelitian, Rumusan Masalah dan Hipotesis Pada setiap paradigma penelitia minimal terdapat satu rumusam masalah  penelitian, yaitu masalah deskriptif. 3. Karakteristik Hipotesis yang Baik  a) Dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadan variabel  pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan anatar dua variabel atau lebih  b) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga menimbulkan berbagai  penafsira. c) Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

14

BAB 4 METODE PENELITIAN EKSPERIMEN

A. Pengertian Penelitian eksperimen yaitu sebagai metode penelitian yang digunakan untuk  mencaribpengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalm kondisi yang dikendalikan. Metode eksperimen merupakan sebagian dari metode kuantitatif karena mempunyai ciri khas tersendiri, terutama dengan adanya kelompok kontrolnya. B. Beberapa Bentuk Desain Eksperimen Terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian  bisnis yaitu : 1) Pre-Experimental a) One-shot case studi  b) One group pretest-posttest c) Inte-group comparison 2) True-Experimental a) Posttest only control design  b) Pretest-control design 3) Factorial Experimental 4) Quasi-Experimental a) Time-series design  b)  Nonequivalent control group design

15

BAB 5 POPULASI DAN SAMPEL

A. Populasi Popualasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk  dipelajari dan dikemukakan kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang tetapi objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajarim tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek/objek itu. B. Sampel Sampe adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupolasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus  betul-betul representatif (mewakili) C. Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untu menentukan sampe yang akan digunakan dalam penelitian. Dan terdapat macam-macam teknik  sampling yaitu : 1) Probability Sampling a) Simple random sampling  b) Proportionate stratified random sampling c) Disproportionate stratified random sampling d) Area (cluster) sampling ( sampling menurut daerah ) 2)  Non Probability Sampling a) Sampling sistematis  b) Sampling kuota c) Sampling incidental d) Porposive sampling e) Sampling jenuh f) Snowball sampling D. Menetukan Ukuran Sampling Jumlah angggota sampel sering dinyatakan dengan ukra sampel. Jumlah sampel diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah angggota 16

 populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang akan diambil sam dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar  mendekati populasi maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar  kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). E. Contoh Menentukan Ukuran Sampel Akan dilakukan penelitian unyuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat tehadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok  masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang  pendidikan, yaitu lulusan S 1 = 50, sarjana muda = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50 (populasi bestrata) Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 258. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk  tingkat pendidikan harus proposional sesuai dengan populasi. Berdasarkan  perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sampel untuk kelompok S1=14, sarjana muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14 dan SD = 28. S1

= 50/1000

X

258

=

13,90

=

12,9

SM

= 300/1000 X

258

=

83,40

=

77,4

SMK

= 500/1000

X

258

=

139,0

=

129

SMP

= 100/1000

X

258

=

27,8

=

25,8

SD

= 50/1000

X

258

=

3,91

=

12,9

=

258

JUMLAH

Jadi jumlah sampelnya = 12,9 + 77,4 +129 +25,8 + 12,9 =258. Jumlah yang  pecacahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sampelnnya menjadi 13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259 Pada pecahan yang menghasilkan koma sebaiknnya dibulatkan ke atas sehingga  jumlah sampelnnya lebih 259. Hal ini lebih mana daripada kurang dari 258 F. Cara Mengambi Anggota Sampel Pengambilan sampel secara random /acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan  jumlah anggota populasi 17

Karena teknik pengambilan sampel adalah random. Maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

18

BAB 6 SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

A. Macam-macam Skala Pengukuran Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk  menentukan panjang pendeknnya interval yang ada dalam alat ukur. Sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kualitatif. Berikut adalah ke lima jenis skala : 1) Skala Likert Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. 2) Skala Guttman Skala Guttman selain dapat dibuat bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. 3) Semantic Defferensial Skala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak   pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum. 4) Rating Scale Dari ke tiga skala pengukuran tadi yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantatifkan. Tetapi

dengan

rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka

kemudian ditafsirkan dalam pengertian kuantitatif. B. Instumen Penelitian Karena pada prinsipnnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan intrumen  penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur  fenomena alam maupun sosial yang diamat. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian C. Cara Menyusun Instrumen Instrumen penelitian dalam bidang sosial umumnya dan khususnya bidang administrasi yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu maka peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Titik tolak  dari penyusun adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnnya, dan selanjutnya 19

ditentukan indikator yang akan diukr. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir pertanyaan atau pernyataan. D. Contoh Judul Penelitian dan Instrumen yang dikembangkan Judul penelitian : “ GAYA DAN SITUASI KEPEMIMPINAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP IKLIM KERJA ORGANISASI” Judul tersebut terdiri dari dua variabel independen dan satu dependen . masingmasing instrumennnya adalah : a) Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan  b) Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan c) Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi Supaya penyusunan instrumen lebih sistematis, sehingga mudah untuk dikontrol, dikoreksi yang akan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, maka perlu dibuat kisi-kisi instrumen. Instrumen gaya kepemimpinan terdiri dari 18 butir pertanyaan, situasi kepemimpinan 18 butir pertanyaan, dan iklim kerja organisasi 14 butir pertanyaan. Berapa jumlah item/butir instrumen yang diperlukan? Jawabannya adalah yang  paling sedikit tetapi memadai untuk mengukur variabel yang akan diteliti. 1. Intrumen yang diperlukan untuk mengungkapkan variabel gaya kepemimpinan dari satu unit kerja tertentu. Sumber datanya dlah bawahan dari pimpinan yang dinilai. Bentuk angketnya adalah multiple choice (pilihan ganda ) 2. Instrumen

yang

diperlukan

untuk

mengungkapkan

variabel

situasi

kepemimpinan dari suatu lembaga. Sumber datanya adalah para pegawai. Bentuk instrumen adalah checklist. Untuk itu dapat dugunakan sebagai  pedoman observasi, wawancara, maupun sebagai angket. 3. Instrumen untuk mengungkapkan iklim kerja organisasi. Bentuk instrumen ratingscale. Dapat digunakan untuk pedoman observasi, wawancara, dan sebagai angket. Sumber data para pegawai Dan ke tiga metode pengumpula data

tersebut digunakan pada saat Angket,

Observasi, Wawancara dan Gabungan ketiganya.

20

E. Validitas dan Reliabelitas Instrumen Hasil penelitian valid bisa terdapat kesamaan anatar yang terkumpul data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.kalau dalam objek warna merah, sedangkan datang yang terkumpul memberikan data putih maka hasil penelitian tidak valid. Selanjutnya hasil penelitia reliabel bela terjadi kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap warna merah. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumental yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. F. Pengujian Validitas dan Reabilitas Instrumen Berikut adalah cara pengujian validitas dan reabilitas untuk penelitian : 1. Pengujian validitas instrumen a) Pengujian validitas konstruksi  b) Pengujian validitas isis c) Pengujian validitas eskternal 2. Pengujian reabilitas instrumen a) Test-retest  b) Ekuivalen c) Gabungan d) Internal consistency

21

BAB 7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Interview (wawancara) Wawancara dilakukan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/lebih. Teknik pengumpulan ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau setidaknnya pada pengetahuan dan atau pada keyakinan pribadi. 1. Wawancara terstruktur  Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen  penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. 2. Wawancara Tidak Terstruktur  Sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang reponden, karena wawamacar ini adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersususn secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden. B. Kuesioner (Angket) Merupakan teknik penegumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepasa responden untuk dijawabnya. Kuersioner merupakan pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan atahu apa yang bisa diharapka dari responden. Uma Sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu : 1) Prinsip penulisan angket a) Isi dan tujuan pertanyaan  b) Bahasa yang digunakan c) Tipe dan bentuk pertanyaan 22

d) Pertanyaan tidak mendua e) Tidak menanyakan yang sudah lupa f) Pertanyaan tidak mengiringi g) Panjang pertanyaan h) Urutan pertanyaan i) Prinsip pengukuran  j) Penampilan fisik angket C. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Menurut Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi itu sutau proses yang kompleks, suatu proses yang tersususn dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan denga perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala, alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. 1. Observasi Berperan Serta 2. Observasi Nonpartisipan a) Observasi terstruktur   b) Observasi tidak terstruktur 

23

BAB 8 ANALISIS DATA

A. Statistik Deskrptif dan Inferensial Statistik deskriptif adalah satstistik yang digunakan untuk data dengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Statistik inferensial sering juga disebut sebagai statistik induktif atau statistik   probalilitas adalah tekni statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocock digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dak teknis pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara random. B. Statistik Parametris dan Nonparametris Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Statistik nonparametris tidak  menuntut terpenuhi banyak asumsi, misalnya dyta yang akan dianalisis tidak harus  berdistribusi normal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik  ada dua hal utama yang harus diperhatikan : 1) Macam data 2) Bentuk hipotesis C. Judul Penelitian dan Statistik yang digunakan untuk Analisis Contoh : a. Judul penelitian “PENGARUH

KECERDASAN

EMOTIONAL

TERHADAP

PRESTASI

PEGAWAI DI PEMERINTAH PROPINSI MADUKARA”  b. Bentuk paradigmannya sebagai berikut :

X

Y

X = kecerdasan emotional Y = prestasi kerja karyawan Berdasarkan paradigma tersebut , untuk suatu judul penelitian yang berisi satu independen dan satu dependen terdapat dua rumusan masalah deskriptif dan satu 24

masalah assosiatif. Dengan demikian terdapat dua hiopotesis deskriptif dan satu hipotesis assosiatif. c. Rumusan masalah, hipotesis, dan teknik statistik untuk analisis data Teknik statistik yang digunakan untuk melakukan prediksi pengaruh lam  penayangan iklan tehadap nilai penjualan adalah dengan tek;nik regresi tunggal. Untuk judul di atas misalnya, bila rumusan masalahnya adalah : kalau lama  penayangan iklan ditingkatkan sampai opyimal, berapakah nilai penjualan  barangnnya? D. Konsep Dasar Pengujian Hipotesis 1) Taraf Kesalahan 2) Dua kesalahan dalam Menguji Hipotesis 3) Macam-macam Pengujian Hipotesis

25

BAB 9 CONTOH ANALISIS DATA DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

1. Judul penelitian Pengaruh gaya kepemimpinan dan situasi kepemimpinan terhdapa iklim kerja organisasi di Kabupaten Prianggondani 2. Variabel Penelitian Pada penelitain ini variabelnnya adalah “gaya kepemimpinan” (X 1) dan “situasi kepemimpinan” (X2) sebagai variabel independen dan “iklim kerja dan organisasi” (Y) sebagai variabel dependen. 3. Paradigma Penelitian X1

Y X2

X1 = Kepemimpinan X2 = Situasi Kepemimpinan X3 = Iklim Kerja Organisasi

4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai yang menduduki jabatan Eselon IV sampai dengan II dengan jumlah 50 orang. Berdasarkan tingkat kesalahan 50%, amka sampel ditemukan 44 orang terdiri atas 30 pria dan 14 wanita. Sedangkan  pembagian anggota sampel menurut Eleson sebagai berikit : a) Eselon II diambil sebanyak 10 orang dengan 6 pria dan 4 wanita  b) Eselon II diambil sebanyak 14 orang dengan 10 pria dan 4 wanita c) Eselon IV diambil sebanyak 20 orang dengan 14 pria dan 6 wanita 5. Rumusan Masalah a) Rumusan masalah deskriptif  1) Seberapa baik iklim kerja organisasi? 2) Seberapa baik situasi kepemimpinan dui Kabupaten Prianggodani  b) Rumusan masalah assosiatif  1) Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara situasi kepemimpinan dengan iklim kerja organisasi? 2) Adakah hubunga yang positif dan signifikan anatar gaya kepemimpinan dengan iklim kerja organisasi ? 26

c) Rumusan masalah kompratif  1) Adakah perbedaan gaya kepemimpinan secara signifikan antara Eselon II,II, dan IV ? 2) Adakah perbedaan situasi kepemimpinan secara signifikan anatar Eselon II,III dan IV ? 6. Hipotesis a) Hipotesis deskriptif  1) Rata-rata situasi kepemimpinan paling rendah 40% dari yang diharapkan 2) Iklim kerja organisasi di Kabupaten Prianggondani paling tinggi 60% dari yang diharapkan  b) Hipotesis assosiatif  1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan iklim kerja organisasi 2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dengan situasi kepemimpinan c) Hipotesis komperatif  1) Terdapat perbedaan gaya kepemimpinan yang signifikan antara pimpinan Eselon II, III dan IV 2) Terdapat perbedaan iklim kerja yang signifikan anatar organisasi yang dipimpin pria dan wanita 7. Instrumen Penelitian Terdapat tigas instrumen yaitu instrumen gaya kepemimpinan dengan 3 indikator dan 18 butir, situasi kepemimpinan dengan 3 indikator dan 18 butir, dan iklim organisasi dengan 7 indikator dan 14 butir pertanyaan 8. Tabulasi Data Hasil Penelitian 9. Uji Normalitas Data a) Pengujian normalitas data gaya kepemimpinan (X 1)  b) Pengujian normalitas data situasi kepemimpinan (X 2) c) Pengujian normalitas data situasi kepemimpinan (X 2) 10. Teknik Statistik untuk Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Menjawab rumusan masalah deskriptif merupakan hal yang sanagat mendasar dan  penting dalam penelitian, karena utama dari penelitian akan dapat diketahui dengan  jelas datri hasil analisis deskriptif ini. Dalam contoh ini terdapat satu rumusan masalah deskriptif yang harus dijawab yaitu ; 27

1) Seberapa baik situasi kepemimpinan di Kabupaten Prianggondani ? Untuk dapat menjawab ke tiga rumusan masalah deskriptif tersebut maka  pertama-tama ditentukan skor ideal/kriterium. Skor ideeal adalah skor yang diotetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada setiap pertanyaan memberi jawaban dengan skor tertinggi. Skor ideal situasi kepemimpinan 4x 18 x 44 = 3.168. jumlah skor yang diperoleh melalui pengumpulan data = 2055. Jadi nilai situasi kepemimpinan = 2055 : 3.168 = 0,65 atau 65% yang diharapkan. Hasil penelitian ini akan dapat dideskrisikan lebih rinci apabila setiap pertanyaan dalam instrumen dihitung nilainya. Dengan demikian setaip pertanyaan dari setiap  pertanyaan dari setiap instrumen untuk seluruh responden dapat diketahui mana yang mendapat nilai rendah, nilai tinggi atau nilai rata-rata.

28

BAB 10 MASALAH ,FOKUS JUDUL PENELITIAN, DAN TEORI DALAM PENELITIAN KUALITATIF

A. Masalah dalam Penelitian Kualitatif  Dalam penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. 1) Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir   penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian akan sama. 2) “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang telah dipersiapkan. Dengan demikian

tidak

banyak

perubahan

,

sehingga

judul

penelitian

cukup

disempurnakan. 3) “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus diganti masalah. Dengan demikian judul proposal dengan judul  penelitian tidak sama dan judulnya pun diganti. Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai, merupaka peneliti kualitatif  yang lebih baik, karena ia dipandang mampu melepaskan apa yang telah dipikirkan sebelumnya, dan selajutnya mamp melihat fenomena secara lebih luas dan mendalam sesuai denagn apa yang terjadi dan berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Terdapat perbedaan antara masalah dengan rumusan masalah. Masalah adalah  penyimpangan antara yang sehrusnya terjadi sedangkan rumusan masalah ialah  pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan  jawabannya melalui pengumpulan data. Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pernyataan orang-orang yang patut dipercaya. B. Fokus Penelitian Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kualitatif adalah bahwa gejala dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan pasrsial. Dalam pandangan penelitian kualitatif  gejala bersifat holistik ( menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, 29

tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place),  pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Batasan maslah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisis pokok  masalah yang masih bersifat umum. Dalam mempertajam penelitian peneliti kualitatif  menentapkan fokus. Spradley menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural domain or a few related domain” maksudnya adalah, fokus m erupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penelitian kualitatif, penetuan fokus dalam proposal lebih didasarkan pada tingkatan kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial (lapangan). Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperbolehkan setelah peneliti melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan  pejelajahan umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Empat alternatif untuk menetapkan fokus menurut Spradley (1988) a) Menetapkan fokus pada permasalahan yang didasarkan oleh informan  b) Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain c) Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk penegmbangan iptek  d) Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori yang telah ada C. Bentuk Rumusan Masalah Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk  rumusan asalah yaitu: a) Rumusan masalah deskriptif yaitu rumusan masalah yang memadu peneliti untuk  mengekplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akanm diteliti secara luas.  b) Rumusan masalah komperatif yaitu rumusan masalah yang memadu peneliti unutk  membandingkan antara konteks sosial atau domain satu dibandingkan dengan yang lain. c) Rumusan masalah assosiatif atau hubungan yaitu rumusan masalah yang memadu  peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang lainnya. Rumusan assosiatif dibagi menjadi tiga ialah, hubungan simetris, kasual, dan interaktif  Dalam penelitian kualitatif seperti yang telah dikemukakan, rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan atau situasi sosial tertentu. Pertanyaan penelitian 30

kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk

gejala yang menggunakan kaitannya

dengan aspek-aspek lain (in context) .Dalam penelitian kualitatif, petanyaan penelitian tidak dirumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variabel penelitian. Contoh rumusan masalah tentang kemiskinan 1) Bagaimanakah gambaran rakyat miskin distuasi sosial atau setting tertentu? (rumusan masalah deskriftif) 2) Bagaimanakkah pola terbentuknya mereka menjadi miskin? ( rumusan masalah assosiatif reciprocal) 3) Apakah pola terbentuknya kemiskinan anatar satu keluarga dengan yang lain  berbeda? (masalah komperatif) D. Judul Penelitian Judul penelitian dalam penelitian kulitatif disususn brdasarkan masalah yang telah ditetapka. Dengan demikian judul penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan dan variabel yang kam diteliti. Judul penelitian kualitatif  ddigunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel yang akan diteliti, teori yang akan digunakan, instrumen penelitian yang dikembangkan, teknik analisi data, serta kesimpulan. Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan permasalah dan variabel yang diteliti, tetapi lebih luas pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori. Berikut ini beberapa contoh judul penelitian kualitatif : 1) Pengembangan Model Perencanaan yang Efektif ,di Era Otonomi Daerah. 2) Organiasasi Pemerintah yang Efektif dan Efisien pada Era Otonomi Daerah. 3) Membangun Iklim Kerja yang Kondusif. 4) Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya. 5) Pengembangan Sistem Pengawasan yang Efektif. E. Teori Dalam Penelitian Kualitatif  Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa oleh peneliti masih  bersifat sementara, maka teori yang digunakan dalam penyususnan proposal  penelitian kualitatif juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah  peneliti memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam penelitian kualitatif jumlah teori yang digunakan sesuai dengan jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam peneliti an kualitatif yang bersifat holistik,  jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti kualiti tif jauh lebih banyak karena harus 31

disesuaikan dengan fenomena yang berkembang di lapangan. Peneliti kualitatif akan  jauh lebih profesional kalau mebnguasai seluruh teori sehingga wawasannya akan menjadi lebih luas, dan dapat menjadi instrumen penelitian yang baik.walaupun  peneliti kualitatif dituntut untuk menguasai teori yang lebih luas an mendalam,namun dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti kualitatif harus mampu melepaskan teori yang dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai panduan untuk menyusun instrumen dan sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi. Oleh karena itu penelitian kualitatif lebih sulit dari penelitian kuantitatif, karena  peneliti kualitatif harus berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi “human instrumen” yang baik. Dan menurut Borg and Gall 1988 menyatakan bahwa “Qualitative research is much more difficult to do well than quantitative research  because the data collected are usually subjective and the main mearsurement tool for  collecting data is the investigator himself”. Penelitian kualitatif lebih sulit dibandingkan dengan kuantitatif, karena data yang terkumpul bersifat subjektif dan instument sebagai alat pengumpul data adalah peneliti itu sendiri Peneliti kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua teori yang dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam proposal penelitian lebih berfungsi untuk  menunjukkan seberapa jauh peneliti lebih berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh  peneliti memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih  permasalahn tersebut bersifat sementara.

32

BAB 11 POPOLASI DAN SAMPEL

A. Pengertian Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tententu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dan sampel adalah sebagian dari populasi itu (misalnya : penduduk di wilayah tertentu) Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley dunamakan “social situation” atau situasi sosial. Dan situasi sosial tersebut bisa dilaksanakan di rumah berserta keluarga dan aktivitasnya, atau orang-orang disudutsudut jalan. Namun objek penelitian kualitatif bukan hanya situasi sosial namun bisa  juga kepada alam, bintang, dan tumbuhan, kendaraan dan sebagainnya. Sedangkan sampel bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian. Bukan sampel statistik tetapi sampel teoritik, karena tujuan dari kualitatif adalah menghasilkan teori. B. Teknik Pengambilan Sampel Macam-macam teknik pengambilan sampling ada dua yaitu : a) Probability sampling ialah teknik pengambilan sampling yang memberikan  peluang yang sama bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampeling dan terdiri dari :simple random sampling, proportinate statified random sampling, disproportinante statified random sampling, area sampling.  b)  Non Probability sampling ialah teknik pengambilan sampel yag tidak memberi  peluang /kesempatan bagi seluruh anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dan terdiri dari : sampling sistematis, sampling kuota, porposive sampling, sampling jenuh, snowball sampling. Menurut Lincoln dan Guba (1985) mengemukakan bahwa “ Naturalistic sampling is, then, very different from conventional sampling. It is based on information, not statistical, considerations. Its porpose it to maximize information, not to facilitate generalization” penetuan sampel dalam penentuan kuantitatif sangat berbeda dengan  penetuan kualilatif, penetuan sampel dalam penelitian kuantitatif tidak didasarkan  perhitungan statistik. Sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapatkan informasi yang masimum, buka untuk digeneralisasikan. Jadi penentuan sampel dalam

33

 penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti muali memasuki lapangn dan selama  penelitian berlangsung. Dalam proposal penelitian kualitatif ,sampel sumber data yang dikemukakan amsih  bersifat sementara. Namun demikian pembuatan proposal perlu menyebutkan siapasiapa yang kemungkinan akan digukan sebagai sumber data. Penambahan sampel itu dihentikan apabila datanya sudah jenuh, dari berbagai informan baik yang lama mapupun yang baru, tidak memberikan data yang baru lagi. Bila pemilihan sampel  jatuh kepada informan yang benar-benar menguasi situasi sosial maka keuntungan  bagi peneliti karena tidak memerlukan banyak sampel. Jadi yang menjadi kepedulian  bagi peneliti kualitatif adalah “tuntasnya” perolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan banyaknnya sumber data.

34

BAB 12 INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

A. Intrumen Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, kulatitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulakn data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dam reabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reabilitas, apabila instrumen itu tidak digunakan secara teoat dalam pengumpulan datanya. Dalam penelitian kualitatif, yang mengjadi instrumen atau alat penelitian adalah  peneliti itu sendiri. Oleh sebab itu peneliti sebagai instrumen harus di “validasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya turun ke lapangan. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkab fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, emalkukan pengumpulan data, melakukan  pengumpulan, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Dalam penelitian kualitatif pada awalnya dimana permasalhan belum jelas dan pasti, maka yang menjadi instrumen adalah penilit itu sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen. B. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan  berbagai cara. Macam-macam teknik pengumpulan data yaitu : observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi/gabungan. 1. Pengumpulan data dengan Observasi a) Macam-macam observasi Menurut Nasution (1988) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. a. Macam-macam observasi terdiri dari : 1) Obserasi pastisipatif  Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang 35

dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap  perilaku yang nampak. 2) Observasi terus terang atau tersamar  Dalam

hal

ini,

peneliti

dalam

melakukan

pengumpulan

data

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas sendiri. 3) Observasi tak terstuktur  Observasi tak terstuktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara ssitematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati  b. Manfaat observasi Menurut Patton dalam Nasution (1988) manfaat observasi adalah : 1) Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu menghadapi konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi dapat dipeoleh pandangan holistik atau menyeluruh. 2) Akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan  peneliti

menggunakan

pendekatan

induktif,

jadi

tidak 

dipengaruhioleh konsep. 3) Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain 4) Dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkap oleh responden dlam wawancara 5) Dapat meneukan hal-hal diluar penegtahuan seorang responden 6) Karena terjun di lapangan, peneliti hanya mengumpulkan data yang kaya c. Objek Observasi Objek penelitian dalam penelitian kualitatif yang diobservasikan menurut Spradley dinamakan situasi sosial yang terdiri dari tiga komponen yaitu  place (tempat), actor (pelaku), dan activities (aktivitas). d. Tahapan Observasi Menurut Spradley (1980) tahapan observasi yaitu : 36

1) Tahapan deskresi, memauki situasi sosial : tempat, aktor,aktivitas 2) Tahapan reduksi, menentukan fokus : memilih diantara yang telah dideskripsikan 3) Tahapan seleksi, mengurangi fokus : menjadi komponen yang lebih rinci 2. Pengumpulan data dengan wawancara/interview Wawancara adalah pertemuan dua orang atau lebih bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,tetapi peneliti ingin menegtahui hal-hal reponden yang mendalam. a. Macam-macam interview/wawancara Esterberg (2002) mengemukakan beberapa wawancara yaitu , wawancara terstuktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur  1) Wawancara tersturktur  Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau  pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap reponden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. 2) Wawancara semiterstruktur  Dimana dalam pelaksanaannnya lebih bebas, tujuannnya untuk  menemukan maslaha secara lebih terbuka, dimana pihak yang di ajak  diminta pendapata atu ide 3) Wawancara tak terstruktur  Wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman, yang ditanyakan hayany garis besar dari permasalahan.  b. Langkah-langkah wawancara Menurut Lincoln dan Guba dalam Sanapiah faisal, ada tujuh langkah yaitu: 1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan 2) Menyiapkan

poko-pokok

masalah

yang

akan

jadi

 pembicaraan 3) Mengawali atau membuka alur wawancara 4) Melangsungkan alur wawancara 5) Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawncara dan mengakhirinya 37

bahan

6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan 7) Mengindentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh

c. Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara Menurut Patton dalam Molleong (2002) digolongkan kepada enam : 1) Pertanyaaan yang berkaitan dengan pengalaman 2) Pertanyaan yang ebrkaitan dengan pendapat 3) Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan 4) Pertanyaan tentang pengetahuan 5) Pertanyaan yang berkesan dengan indera 6) Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau demografi d. Alat-alat wawancara Agar hasil wawancara terekam dengan baik maka membutuhkan alat-alat sebagai berikut : 1) Buku catatan 2) Tape recorder  3) Camera e. Mencatat hasil wawancara Karena wawancara dilakukan secara terbuka dan tidak terstruktur, maka  peneliti perlu membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara. 3. Teknik Pengumpulan data dengan Dokumen Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya lainnya. Hasil  penelitian juga akan semakin kredebel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. 4. Triangulasi Susan Stainback (1988) menyatakan bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenrana tentang beberapa fenomena, tetepi lebih pada  peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan. Menurut Mathinson (1988) mengemukakan bahwa nilai dari teknik   pengumpulan data dengan trianggulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh, tidak konsisten atau kontradiksi.

38

BAB 13 TEKNIK ANALISIS DATA

A. Pengertian Dalam penelitian kuantitatif, analisis yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Karena datanya kuantitatif makan teknis yang digunakan pun menggunakan metode statistik. Dalam kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengga menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. B. Proses Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif   berlangsung selama proses pengamatan data dari pada setelah selesai  pengumpulan data 1) Analisis sebelum di lapangan penelitian kualitatif telak melakukan analisis sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk fokus  penelitian. 2) Analisis Data di lapangan Model Miles dan Huberman Aktitifitas dalam analisis data yaitu : data redution, data display, dan conclusion drawing. Setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka  peneliti melakukan antisipatory sebelum melakukan reduksi data. a) Data Reduction Data yang diroleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Karena semakin lama peneliti ke lapangan maka jumlah data semakin banyak dan rumit maka,mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang  pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan  polanya.  b) Data Display Setelah data direduksi maka selanjutnya mendisplaykan data. Jika kuantitatif penyajian data ini dapat melalui grafik, tabel, pictogram dll. 39

Dalam kualitatif penyakian data dapat dalam bentuk uraian singkat,  bagan, gubungan antar kategori dll Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan kita untuk  memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya  berdasarkan apa yang telah dipahami. c) Conclusion Drawing/verification Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak  ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada ta hap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru. 3) Analisis data selama di Lapangan model Spraydley Spraydley (1980) membagi analisis data dalam penelitian kualitatif   berdasarkan

tahapan

dalam

penelitian

kualitatif.

Berikut

tahapan

 penelitian : 1) Memilih situasi sosial 2) Melaksanakan observasi dan wawancara 3) Mencatat hasil observasi dan wawancara 4) Melakukan observasi deskriftif  5) Melakukan analisis domain 6) Melakukan observasi terfokus 7) Melakukan analisi taksonomi 8) Melakukan observasi terseleksi 9) Melakukan analisis komponensial 10) Melakukan analisis tema 11) Temuan budaya 12) Menulis laporan penelitian kualitatif  Analisis Data Kualitatif  a) Analisis Domain, memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari objek/penelitian atau situasi sosial. Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Makin banyak domain yang dipilih makan akan banyak waktu yang diperlukan untuk penelitian.

40

 b) Analisis taksonomi, domain yang dipilih tersebut selanjutnya dijabarkan menjadi lebih rincinuntuk mengetahui struktur internalnya. Dilakukan dengan observasi terfokus c) Analisis komponensial, mencari spesipfik pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan anatar elemen. Dialkukan dengan observasi dan wawancara terseleksi dengan pertanyaan yang mengkontraskan d) Analisis tema kultural, mencari hubungan diantara domain, dan bagaimana hubungan dengan keseluruhan dan selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/judul penelitian

41

BAB 14 VALIDITAS DAN REABILITAS PENELITIAN KUALITATIF

A. Pengertian Validitas merupakan derajad ketepatan antar data tang terjadi pada proyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Terdapat dua validitas yaitu validitas internal dan eksternal. Reabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilisasi data atau temuan. B. Pengujian Validitas dan Reabilitas Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi : 1. Uji Kredibilitas a. Perpanjangan pengamatan  b. Peningkatan ketekunan c. Triangulasi 1) Triangulasi sumber  2) Triangulasi teknik  3) Triangulasi waktu d. Diskusi dengan teman sejawat e. Analisis kasus negatif  f.

Membercheck 

2. Pengujian Transferability 3. Pengujian depenability 4. Pengujian konfirmability

42

BAB 15 MENYUSUSN PROPOSAL PENELITIAN

A. Proposal Penelitian Kuantitatif  Rancangan penelitain harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat diajdikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Sistematika proposal penelitian kuantitatif : I.

PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah  b. Identifikasi Masalah c. Batasan Masalah d. Rumusan Masalah e. Tujuan Penelitian f. Kegunaan Hasil Penelitian

II.

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS a. Deskripsi Teori  b. Kerangka Berfikir  c. Hipotesis Penelitian

III.

PROSEDUR PENELITIAN a. Metode Penelitian  b. Populasi dan Sampel c. Instrumen Penelitian d. Teknik Pengumpulan Data e. Teknik Analisis Data

IV.

ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN a. Organisasi Penelitian  b. Jadwal penelitian

V.

BIAYA PENELITIAN

B. Proposal Penelitian Kualitatif  I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah  b. Fokus Penelitian c. Rumusan Masalah 43

PENGAJUAN

d. Tujuan Penelitian e. Manfaat Penelitian II. STUDI KEPUSTAKAAN Studi kepustakaan berkaitan denga kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. III. METODE PENELITIAN a. Metode dan Alasan menggunakan metode kualitatif   b. Tempat Penelitian c. Instrumen penelitian d. Sampel Sumber Data e. Teknik Pengumpulan Data f. Teknik Analisis Data g. Rencana Pengujian Keabsahan Data IV. ORGANISASI PENELITIAN DAN JADWAL PENELITIAN a. Organisasi  b. Jadwal Penelitian V. PEMBIAYAAN

44

More Documents from "Wahyu Adi Nugroho"