SATUAN ACARA PENYULUHAN 1. Topik
: Hipertensi
2. Sasaran a. Program
: Ny. M
b. Penyuluhan
: Keluarga Ny. M
3. Tujuan a. Umum
:
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi diharapkan keluarga Ny. M dapat memahami tentang penyakit hipertensi b. Khusus
:
1) Keluarga dapat mengetahui pengertian hipertensi 2) Keluarga dapat mengetahui faktor risiko hipertensi 3) Keluarga dapat mengetahui tanda dan gejala hipertensi 4) Keluarga dapat mengetahui komplikasi dari hipertensi 5) Keluarga dapat mengetahui pencegahan dan penanganan hipertensi 4. Materi a. Pengertian hipertensi b. Faktor risiko hipertensi c. Tanda dan gejala hipertensi d. Komplikasi hipertensi e. Pencegahan dan penanganan hipertensi 5. Metode
: Ceramah dan diskusi
6. Media
: lembar balik dan leaflet
7. Waktu Hari, Tanggal
: Minggu, 24 Maret 2019
Pukul
: Pukul 15.00 WIB
No 1
Waktu 2 menit
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Keluarga
Pembukaan :
1. Menjawab salam
1. Memberi salam
2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan pembelajaran 4. Kontrak waktu
memperhatikan
2
20 menit
Pelaksanaan :
Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara
mendengarkan
berurutan dan teratur Materi : a. Pengertian hipertensi b. Faktor risiko hipertensi c. Tanda dan gejala hipertensi d. Komplikasi hipertensi e. Pencegahan
dan
penanganan
hipertensi 3
5 menit
Evaluasi :
Bertanya dan menjawab
Meminta keluarga untuk menjelaskan
pertanyaan
kembali atau menyebutkan : a.
Pengertian hipertensi
b.
Faktor risiko hipertensi
c.
Tanda dan gejala hipertensi
d.
Komplikasi hipertensi
e.
Pencegahan
dan
penanganan
hipertensi 4
3 menit
Penutup :
Menjawab salam
Menyimpulkan dan mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam
8. Tempat
: Rumah Tn. S dusun Bodeh, Ambarketawang, Gamping,
Sleman Keterangan : 1
2
1. Penyuluh 2. Keluarga
9. Evaluasi
:
a. Keluarga mampu menyebutkan pengertian hipertensi b. Keluarga mampu menyebutkan faktor risiko hipertensi c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi d. Keluarga mampu menyebutkan komplikasi hipertensi e. Keluarga mampu menyebutkan pencegahan dan penanganan hipertensi
MATERI 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah areteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh secara terus-menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol–arteriol konstriksi. Konstriksi arterioli membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Syamsudin, 2011). Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah keadaan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Hipertensi merupakan penyakit yang umumnya tidak menunjukkan gejala atau apabila ada gejalanya tidak jelas, sehingga tekanan yang tinggi di dalam arteri sering tidak dirasakan oleh penderita. Hal inilah yang menyebabkan hipertensi disebut dengan silent killer. (Junaidi, 2010). 2. Faktor Risiko Hipertensi Menurut Padila (2013), faktor risiko hiertensi dibedakan menjadi dua golongan yaitu: a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi 1) Umur: usia 35-50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi 2) Jenis Kelamin: jenis kelamin laki-laki memiliki risiko lebih tinggi dari pada perempuan 3) Riwayat Keluarga (Genetik): individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi, beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. b. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi 1) Kegemukan (obesitas) 2) Merokok 3) Kurang aktivitas fisik 4) Diet tinggi lemak 5) Konsumsi garam berlebih 6) Dislipidemia 7) Konsumsi alkohol berlebih
8) Psikososial dan stress 3. Tanda dan Gejala Hipertensi Menurut Padila (2013), keluhan-keluhan yang tidak spesifik pada penderita hipertensi antara lain: a. Sakit kepala b. Gelisah c. Jantung berdebar-debar d. Pusing e. Penglihatan kabur f. Rasa sakit di dada g. Mudah lelah, dan lain-lain 4. Komplikasi Hipertensi Beberapa komplikasi dari hipertensi yang dapat terjadi seperti a. Penyakit jantung Jantung dapat dirusak oleh tekanan darah tinggi yang lama tidak diobati. Pada awalnya jantung mengatasi ketegangan karena harus menghadapi tekanan darah tinggi dengan meningkatnya kerja otot sehingga membesar agar dapat memompa lebih kuat. Pompa jantung yang mulai macet, tidak dapat lagi mendorong darah untuk beredar ke seluruh tubuh dan sebagian darah menumpuk pada jaringan. Zat gizi dan oksigen diangkut oleh darah melalui pembuluh darah. Persoalan akan timbul bila terdapat halangan atau kelainan di pembuluh darah, yang berarti kurangnya suplai oksigen dan zat gizi untuk menggerakan jantung secara normal (Maulana, 2008). b. Stroke Hipertensi dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah akan mudah pecah. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigen dan zat gizi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan zat gizi dan akhirnya mati (Auryn, 2007). c. Penyakit ginjal Hipertensi yang berkelanjutan menebalkan pembuluh darah pada ginjal sehingga menganggu mekanisme yang sangat halus yang menghasilkan urin. Salah satu gejala utama kerusakan ginjal yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi adalah berkurangnya kemampuan untuk menyaring darah (Maulana, 2008).
d. Retinopati (Kerusakan Retina) Salah satu komplikasi hipertensi adalah retinopati yang lebih dikenal dengan istilah glaukoma. Penyakit mata yang ditandai oleh penyempitan arteriol kecil ini dapat dipicu oleh hipertensi. Glaukoma terjadi karena tekanan darah yang tinggi berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga meningkatkan tekanan intraokular mata karena arteriol yang menyuplai darah ke mata menyempit (Lingga, 2012). e. Penyakit pembuluh darah tepi: sebuah kondisi penyempitan pembuluh darah arteri yang menyebabkan aliran darah ke kaki menjadi tersumbat. Penyempitan ini disebabkan oleh timbunan lemak pada dinding arteri yang berasal dari kolesterol atau zat buangan lain (artheroma) (Price & Wilson, 2006). f. Gangguan saraf: menyebabkan pengaruh terhadap otak dengan menimbulkan aterosklerosis pada pembuluh darah otak sehingga terjadi iskhemik otak, bahkan dapat terjadi keadaan cerebrovaskuler accident atau stroke yang diikuti dengan kelumpuhan separo anggota tubuh atau seluruhnya (Price & Wilson, 2006). g. Gangguan serebral (otak): hipertensi dapat menimbulkan kelainan pada otak yang berupa: Infarik serebri sebagai akibat thrombus atau emboli, Perdarahan intracranial dengan segala akibatnya dan Ensefalopati hipertensif (Price & Wilson, 2006). 5. Pencegahan dan Penanganan Hipertensi Kementerian Kesehatan RI menggiatkan kampanye untuk mencegah hipertensi dengan CERDIK, yaitu: a. Cek kesehatan secara rutin b. Enyahkan asap rokok c. Rajin aktivitas fisik d. Diet seimbang e. Istirahat cukup f. Kelola stress Sedangkan untuk mengendalikan hipertensi dengan PATUH a. Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter b. Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur c. Tetap diet dengan gizi seimbang d. Upayakan aktivitas fisik dengan aman e. Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya
Pola makan klien dengan hipertensi tentunya memiliki porsi yang berbeda dengan klien tanpa hipertensi, yaitu: a. Batasi konsumsi gula <50 gram / 4 sdm per hari b. Batasi garam <5 gram / 1 sendok the per hari c. Kurangi garam saat memasak d. Batasi makanan olahan dan cepat saji e. Batasi daging berlemak dan minyak goreng / <5 sendok makan per hari f. Makan ikan sedikitnya 3 kali seminggu g. 5 porsi (400-500 gram) buah-buahan dan sayuran per hari (1 porsi setara dengan 1 buah jeruk, apel, manga, pisang atau 3 sendok makan sayur yang sudah dimasak)
DAFTAR PUSTAKA Auryn. (2007). Mengenal dan memahami stroke. Yogyakarta: Ar Ruzz Media. Irianto, K. (2014). Memahami berbagai macam penyakit. Bandung: Alfabeta Junaidi, I. (2010). Stroke waspadai ancamannya. Yogyakarta: Andi. Lingga, L. (2012). Bebas hipertensi tanpa obat. Jakarta: PT Agromedia Pustaka. Maulana, M (2008). Mengenal diabetes melitus. Yogyakarta: Kata Hati. Padila. (2013). Asuhan keperawatan penyakit dalam. Jakarta: Nuha Medika. Medical Book Price, S.A dan Wilson L.A. (2006). Patofisiologi konsep kinis proses penyakit. Edisi 6 Volume 1. Jakarta: EGC Syamsudin. (2010). Farmakoterapi kardiovaskuler dan renal. Jakarta: Salemba Medika Udjianti,W.J. (2010). Keperawatan kardiovaskuler. Jakarta: Penerbit Salemba Medika