BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Maka dari itu diperlukan pemantauan pada bayi baru lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan. Dengan pemantauan neonatal dan bayi, kita dapat segera mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Contoh masalah pada bayi yang sering kita temui yaitu bercak mongol, hemangioma, ikterik, muntah dan gumoh, dll. Jika salah satu dari masalah tersebut tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya. Namun, tak semua masalah tersebut harus mendapat penanganan khusus karena bisa membuat dampak negative pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada masalah yang seharusnya dibiarkan saja karena masalah tersebut bisa menghilang dengan sendirinya. 1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Muntah Dan Gumoh ? 2 Apa yang dimaksud Kembung ? 3 Apa yang dimaksud Konstipasi/Obstipasi? 4. Apa yang dimaksud Diare? 5 Apa yang dimaksud Dermatitis Atopik (Eksim Susu) ? 6 Apa yang dimaksud Diaper Rash (Ruam Popok)? 7 Apa yang dimaksud Miliariasis/Sudamina/Liken Tropikus/Biang Keringat? 8
Apa yang dimaksud Dermatitis Seboroik/Cradle Cap ?
9. Apa yang dimaksud Bercak Mongo? 10 Apa yang dimaksud Hemangioma (Tumor Jinak Di Kulit)? 11. Apa yang dimaksud Furunkel Atau Bisul?
1
12. Apa yang dimaksud Kandisosis/Moniliasis/Oral Trush? 13. Apa yang dimaksud Ikterus Fisiologis?
14. Apa yang dimaksud Seborrhea?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui tentang Muntah Dan Gumoh 2. Untuk mengetahui tentang Kembung 3. Untuk mengetahui tentang Konstipasi/Obstipasi 4. Untuk mengetahui tentang Diare 5. Untuk mengetahui tentang Dermatitis Atopik (Eksim Susu) 6. Untuk mengetahui tentang Diaper Rash (Ruam Popok) 7. Untuk mengetahui tentang Miliariasis/Sudamina/Liken Tropikus/Biang Keringat 8. Untuk mengetahui tentang Dermatitis Seboroik/Cradle Cap 9. Untuk mengetahui tentang bercak mungo 10. Untuk mengetahui tentang Hemangioma (Tumor Jinak Di Kulit) 11. Untuk mengetahui tentang Furunkel Atau Bisul 12. Untuk mengetahui tentang Ikterus Fisiologis 13. Untuk mengetahui tentang Kandisosis/Moniliasis/Oral Trush 14. Untuk mengetahui tentang Ikterus Fisiologis 15. Untuk mengetahui tentang Seborrhea
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
MASALAH-MASALAH YANG LAZIM TERJADI PADA BAYI
DAN ANAK 2.1.1 MUNTAH DAN GUMOH
MUNTAH
a. Pengertian Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut. Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian makanan pertama, suatu keadaan yang mungkin disebabkan adanya iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses kelahiran, jika muntahnya menetap pembilasan lambung dengan larutan garam fisiologis akan dapat menolongnya.
3
Refluks gastroesofagus adalah kembalinya isi lambung kedalam esofagus tanpa terlihat adanya usaha dari anak. Regurgitasi adalah bila bahan dari lambung tersebut dikeluarkan melalui mulut Secara klinis kadang-kadang sukar dibedakan antara muntah, refluks dan regurgitasi. Muntah sering dianggap sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan racun yang tertelan.
b. Penyebab muntah Pada neonatus Organik -
Gastrointestinal Obstruksi : atresia esophagus Non obstruksi : perforasi lambung
-
Ekstra gastrointestinal Insufisiensi ginjal, obstruksi urethra
-
Susunan syaraf pusat Peningkatan tekanan intra cranial (TIK)
Non organik Teknik pemberian minum yang salah, makanan/minuman yang tidak cocok atau terlalu banyak, keracunan, obat-obat tertentu, kandidasis oral. Pada anak Organik -
Gastrointestinal Obstruksi : stenosis pylorus Non obstruksi : refluk esofagal, infeksi/peritonitis
4
-
Luar gastrointestinal Infeksi (OMA, pertusis, tonsilofaringitis), uremia.
Non organik
Sama dengan neonatus
Mabuk perjalanan
Keracunan makanan (1-8 jam sesudah makan)
Food borne disease (salmonellosis) lebih lama dari keracunan makanan
Perlu anamnesa yang teliti :
Pola pemberian makan
Berat badan lahir
Jumlah yang dimuntahkan, frekuensi
Disertai diare, batuk atau panas
Terjadi sebelum/sesudah makan
Menyemprot/proyektil atau tidak
c. Sifat muntah
Keluar cairan terus menerus maka kemungkinan obstruksi esophagus
Muntah proyektil kemungkinan stenosis pylorus (pelepasan lambung ke duodenum)
Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya timbul pada beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak proyektil.
Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran empedu
Muntah
segera
lahir
dan
menetap
kemungkinan
tekanan
intrakranial tinggi atau obstruksi usus
5
d. Diagnosis Diagnosis dapat ditegakkan secara radiologis yaitu apabila didapatkan gambaran suatu keadaan kelainan kongenital bawaan seperti obstruksi usus halus, atresia esophagus dan lain-lain. Selain dengan pemeriksaan radiologis, juga dapat ditegakkan dengan pemeriksaan uji coba memasukan kateter kedalam lambung. Diagnosis harus dapat segera dibuat sebelum anak tersedak sewaktu makan dengan kemungkinan terjadinya aspirasi pneumonia. Muntah (kelainan bedah) adalah gangguan passage gastrointestinal dengan tanda-tanda muntah, perut membuncit, kegagalan evakuasi mekonium (pada BBL). Gambaran muntah yang perlu dicurigai sebagai kelainan bedah
Muntah hijau (gangguan pada empedu)
Muntah proyektil (menyemprot)
Muntah persisten
Muntah bercampur darah
Muntah disertai penurunan berat badan
e.
Komplikasi
Kehilangan cairan tubuh/elektrolit sehingga dapat menyebabkan dehidrasi
Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum dapat menyebabkan ketosis
Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjatan (syok)
Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot perut, perdarahan, konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah jahitan bisa lepas pada penderita pasca operasi dan timbul perdarahan.
6
f.
Penatalaksanaan
Utamakan penyebabnya
Berikan suasana tenang dan nyaman
Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
Kaji sifat muntah
Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan instruksi dokter)
Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat anti muntah (pada anak tidak rutin digunakan) : -
Metoklopramid
-
Domperidon (0,2-0,4 mg/Kg/hari per oral)
-
Anti histamin
-
Prometazin
-
Kolinergik
-
Klorpromazin
-
5-HT-reseptor antagonis
-
Bila
ada
kelainan
yang sangat
penting segera
lapor/rujuk ke rumah sakit/ yang berwenang
GUMOH
a. Pengertian Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit.Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan.
b. Penyebab
7
Anak/bayi yang sudah kenyang
Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam lambung
Posisi botol yang tidak pas
Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap
Akibat kebanyakan makan
Kegagalan mengeluarkan udara
c. Diagnosis Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan udara yang ditelan. Oleh karena itu, sebaiknya diagnosis ditegakkan sebelum terjadi gumoh. Pengosongan lambung yang lebih sempurna, dalam batas-batas tertentu penumpahan kembali merupakan kejadian yang alamiah, terutama salam 6 bulan pertama. Namun, penumpahan kembali tersebut diturunkan sampai jumlah yang bisa diabaikan dengan pengeluaran udara yang tertelan selama waktu atau sesudah makan. Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan emghindari konflik emosional serta dalam menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi tidak lebih rendah dari badannya. Oleh karena pengeluaran kembali refleks gastroesofageal lazim ditemukan selama masa 4-6 bulan pertama.
d. Penatalaksanaan gumoh Kaji penyebab gumoh Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi yang umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu. Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap
8
Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat puting susu ibu Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluas lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung ynag luas Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan
e. Contoh asuhan kebidanan bayi gumoh Data subjektif: usia bayi 3 bulan, seri ng muntah setiap kali habis menyusu. Data objektif : 1. Bayi cukup bulan 2. Refleks isap kuat 3. Mengeluarkan sedikit susu pada saat menyusui 4. Keadaan bayi baik Pengkajian: bayi usia 3 bulan dengan gumoh Perencanaan: 1. Jelaskan penyebab terjadinya gumoh pada keluarga 2. Ajarkan ibu dan keluarga tentng teknik menyusui yang benar atau berikan susu dengan cara yang benar 3. Jika bayi diberi susu botol, perbaiki posisi botol pada saat menyusu 4. Anjurkan ibu untuk menyendawakan anak/bayinya setelah menyusu
2.1.2
KEMBUNG a. Pengertian
Kembung adalah keadaan perut yang membesar dan berisi angin.
b. Penyebab
9
Kembung karena menelan angin waktu menyusui,hal ini terjadi karena teknik menyusui yang salah, puting terlalu besar atau terlalu kecil
Bayi yang minum susu formula dengan botol,Angin ikut tertelan karena lubang dot terlalu kecil, sehingga bayi menghisap terlalu kuat dan angin masuk melalui pinggiran dot
c. Penatalaksanaan
Bayi menyusui ASI dengan teknik yang benar (menutupi areola)
Bayi minum susu formula dengan dot : o
Lubang dot diperiksa (tidak terlalu kecil/besar)
o
Jika botol hampir kosong, pantat botol dinaikkan
o
Tidak diberi empeng
o
Menyendawakan bayi setelah minum
o
Minum air hangat
o
Beri minyak kayu putih, minyak telon pada daerah perut
2.1.3. KONSTIPASI/OBSTIPASI a. Pengertian Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana anak jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras Obstipasi : obstruksi intestinal (konstipasi yang berat)
b. Penyebab Faktor non organik
Kurang makanan yang tinggi serat
Kurang cairan
Obat/zat kimiawi
Kelainan hormonal/metabolic
10
Kelainan psikososial
Perubahan mikroflora usus
Perubahan/kurang exercise
Faktor organik
Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor)
Kelainan otot dasar panggul
Kelainan persyarafan : M. Hirsprung
Kelainan dalam rongga panggul
Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus
c. Tanda dan gejala
Frekuensi BAB kurang dari normal
Gelisah, cengeng, rewel
Menyusu/makan/minum kurang
Fese keras
d. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium (feses rutin, khusus)
Radiologi (foto polos, kontras dengan enenma)
Manometri
USG
e. Penatalaksanaan
Banyak minum
Makan makanan yang tinggi serat (sayur dan buah)
Latihan
Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi
ASI lebih baik dari susu formula
11
2.1.4
Enema perotal/peranal
Kolaborasi untuk intervensi bedah jika ada indikasi
Perawatan kulit peranal
DIARE a. Pengertian Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum, 1999)
b. Penyebab
Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk
Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)
Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani
Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
Menurunnya
daya
tahan
tubuh
(malnutrisis,
BBLR,
immunosupresi, terapi antibiotik)
c. Jenis diare
Diare akut, feses sering dan cair, tanpa darah, berakhir <7 hari, muntah, demam
12
Disentri, terdapat darah dalam feses, sedikit-sedikit/sering, sakit perut, sakit pada saat BAB, anoreksia, kehilangan BB, kerusakan mukosa usus
Diare persisten, berakhir selama 14 hari/lebih, dapat dimulai dari diare akut ataupun disentri
d. Tanda dan gejala
Gejala sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare
Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering
Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia
Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
Pucat anus dan sekitarnya lecet
Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak
Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa
Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadangkadang berdarah
e. Komplikasi
Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan demam)
Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian
13
Penurunan berat badan dan malnutrisi
Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah)
Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah)
Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah)
Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan alkali dalam tubuh)
f. Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1997)
Dehidrasi ringan, BB menurun 3-5% dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kgBB
Dehidrasi sedang, BB menurun 6-9% dengan volume cairan yang hilang 50-90% ml/kgBB
Dehidrasi berat, BB menurun lebih dari 10% dengan volume cairan yang hilang ≥100 ml/kgBB
g. Penatalaksanaan
Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
Terapi rehidrasi
Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan
Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotic
Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses
2.1.5
DERMATITIS ATOPIK (EKSIM SUSU) a. Pengertian
14
Dermatitis atopik adalah penyakit kulit tersering pada bayi dan anak, sering kambuh, diturunakn dalam keluarga, tidak menular dan merupakan pertanda timbulnya asma.
b. Penyebab
“Eksim susu” dulu disangka penyebabnya adalah ASI, hal ini terbukti salah karena Asi justru mengandung zat pelindung tubuh terhadap alergi dan infeksi
Faktor kulit yang ekring
Faktor kebersihan diri (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan yang kurang
Faktor hidup kurang sehat, yaitu istirahat dan asupan nutrisi yang kurang
Faktor perilaku dan emosi
Alergi terhadap makanan seperti susu, telur, ikan, kacang, coklat, jeruk dan lain-lain
c. Gambaran klinik
Lokasi pada bayi biasanya di muka terutama kedua pipi. Pada dewasa ditengkuk, lekukan siku, lutut biasanya lebih kering
Terasa sangat gatal
Warna kulit kemerahan, ukuran kecil sebesar koin sampai dengan telapak tangan, basah atau berdarah. Setelah itu akan mengering dan menjadi keropeng, kekuningan atau kehitaman, kulit bersisik dan kering
Mudah terkena infeksi bakteri, virus atau jamur
d. Penatalaksanaan Mencegah kekambuhan
15
Mencegah makanan penyebab alergi dan memberikan makanan pengganti
Cegah allergen lingkungan seperti debu rumah, tungau, serbukserbuk, kapuk dan lingkungan yang bersih
Kebersihan perseorangan yang terjaga (seperti kulit lembab dan bersih)
Hindari suasana sedih, kesal dan depresi Pengobatan (kolaborasi)
Hindari faktor pencetus dan pemeliharaan kulit
Obat anti gatal
Kortikosteroid salep (berikan tipis-tipis) Efek samping kortikosteroid : penipisan kulit, gangguan pertumbuhan
tulang, gangguan siklus hormon
2.1.6
DIAPER RASH (RUAM POPOK)
a. Pengertian Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
16
Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik. Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal. b. Penyebab
Sering terjadi pada usia 9-12 bulan, tidak sering mengganti pampers, modifikasi diet
Kebersihan kulit yang tidak terjaga
Udara atau suhu lingkungan yang teralu panas atau lembab
Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease dan lipase)
Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan perubahan sistem imun
Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
c.
Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
Tanda dan gejala
Iritasi pada kulit yang terkena muncuul sebagai erythema
Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut bawah, paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit
Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik
Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan ulcerasi
Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri
17
d. Penatalaksanaan
Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin, bokong, lipatan selangkangan
Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering)
Menjaga kebersihan pakaian danperlengkapan
Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air hangat
Popok dicuci dengan detergen yang lembut
Mengangin-anginkan
kulit
sebelum
pampers
baru
dipasang
dan
menggunkan pampers dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya
Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki sirkulasi udara.
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi
Pengobatan o
Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang meradang
o Memberikan
salep/krim yang mengandung kortikosteroid
1% o Salep
anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole,
nystatin)
e. Contoh asuhan pada bayi dengan Diaper Rush Data subjektif: usia bayi 1 bulan, ibu mengatakan kulit bayi kemerahan pada
daerah
bokong dan genetalia, bayi menggunakan popok sekali pakai. Data objektif: 1. Tampak kemerahan pada daerah genetalia dan bokong
18
2. Bayi terlihat rewel. Pengkajian: bayi usia 1 bulan dengan diaper rush Perencanaan: 1. Jelaskan penyebab terjadinya diaper rush pada keluarga 2. Jangan biarkan bayi berbaring dengan popok yang basah 3. Sering cek poopok apakah sudah penuh atau belum 4. Jaga agar bokong dan genetalia bayi tetap bersih dan kering 5. Usahakan bokkong bayi terbuka agar terkena angin 6. Hindari kontak dengan karet atau plastik 7. Jaga kebersihan kulit
2.1.7 MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT
a. Pengertian Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
b. Faktor penyebab
Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
19
Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
Aktivitas yang berlebihan
Setelah menderita demam atau panas
Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
c. Bentuk miliariasis Miliaria kristalina
Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan jernih disertai kulit kemerahan
Vesikel bergerombol tanpa tanda radang pada bagian pakaian yang tertutup pakaian
Umumnya tidak menimbulkan keluhan dan sembuh dengan sisik halus
Pada keadaan histopatologik terlihat gelembung intra/subkorneal
Asuhan : pengobatan tidak diperlukan, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik serta menggunakan pakaian yang menyerap keringat.
Miliaria rubra
Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah panas
Kelainan berupa papula/gelembung merah kecil dan dapat menyebar atau berkelompok dengan rasa sangat gatal dan pedih
Staphylococcus juga diduga memiliki peranan
Pada gambaran histopatologik gelembung terjadi pada stratum spinosum sehingga menyebabkan peradangan pada kulit dan perifer kulit di epidermis
20
Asuhan : gunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, menghindari udara panas yang berlebihan, ventilasi yang baik, dapat diberikan bedak salicyl 2% dibubuhi menthol 0,25-2%
Miliaria profunda
Timbul setelah miliaria rubra
Papula putih, kecil, berukuran 1-3 mm
Terdapat terutama di badan ataupun ekstremitas
Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih banyak berupa papula daripada vesikel
Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini jarang ditemui
Pada keadaan histopatologik tampak saluran kelenjar keringat yang pecah pada dermis bagian atas atau tanpa infiltrasi sel radang
Asuhan : hindari panas dan lembab berlebihan, mengusahakan regulasi suhu yang baik, menggunakan pakaian yang tipis, pemberian losio calamin dengan atau tanpa menthol 0,25% dapat pula resorshin 3% dalam alkohol
d. Penatalaksanaan
Perawatan kulit yang benar
Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi
Bila membasah, jangan berikan bedak, karena gumpalan yang terbentuk memperparah sumbatan kelenjar
Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotic
Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit saat menggaruk)
21
2.1.8 DERMATITIS SEBOROIK/CRADLE CAP a. Pengertian Dermatitis
seboroik adalah
penyakit
inflamasi
kronik
yang
berhubungan dengan kelenjar sebaseus. Dermatitis seboroik juga merupakan kerak pada kulit kepala bayi yang disebabkan oleh vernix kaseosa yang tidak bersih dan dapat terinfeksi staphylococcus. Penyakit ini biasanya dimulai dari kulit kepala kemudian menjalar ke muka, kuduk, leher dan badan. Ada yang mengatakan bahwa penyakit radang ini berdasarkan gangguan konstitusionil dan sering terdapat faktor hereditas. Tidak dapat disangkal bahwa penderita yang mengalami penyakit ini terjadi pada kulit yang berlemak (sebaseus), tetapi bagaimana hubungan antara kelenjar lemak dengan penyakit ini masih belum jelas. Ada yang menganggap bahwa kambuhnya penyakit ini akibat makanan yang berlemak, makanan berkalori tinggi, minuman beralkohol dan gangguan emosi. b. Penyebab
Kurang jelas
Berkaitan dengan sistem imun dan hygiene yang buruk
Karena adanya vernix kaseosa/lemak pada kepala bayi yang kemudian terinfeksi staphylococcus
Sering terjadi pada penderita HIV-AIDS dan anak-anak
c. Gejala
Semacam noda berwarna kuning yang berminyak, bersisik, yang kemudian mengeras dan akhirnya menjadi semacam kerak. Kerak ini sering timbul di kulit kepala (cradle cap), kadang di alis/bulu mata dan telinga.
Exudat seborrhoic pada kulit kepala (masalah kosmetik)
d. Diagnosis banding
22
Atopik dermatitis dengan gejala eritema, edema eksudasi, krusta dan bersisik terutama pada bayi muda. e. Penatalaksanaan
Oleskan atau basahi kerak dengan baby oil atau vaselin selama 24 jam, sesudah itu urut pelan-pelan kulit kepala yang berkerak itu dengan handuk lembut hingga kerak mengelupas
Mengeluarkan kerak yang tersangkut di rambut dengan hati-hati (dicukur untuk memudahkan perawatan)
Dapat juga digunakan sikat rambut yang lembut, sisir yang halus atau kapas untuk menghindari iritasi pada kulit kepala bayi
Pada keadaan tertentu dapat diberi kortikosteroid, antifungi dan antibiotika tropical
Menjaga kebersihan bayi dengan memandikan dan mencuci rambutnya dengan shampo khusus untuk bayi atau shampo anti seboroik
2.1.9 BERCAK MONGOL
a. Pengertian Bercak mongol adalah bercak kebiruan, kehitaman atau kecoklatan yang lebar, difus, terdapat didaerah bokong atau lumbosakral yang akan menghilang setelah beberapa bulan atau tahun. Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan bokong yang ditemukan pada saat lahir pada
23
beberapa bayi yang akan menghilang secara perlaan-lahan selama tahun pertama.
b. Patofisiologi Bercak mongol rata-rata muncul pada umur kehamilan 38 minggu. Mula-mula terbatas di fossa koksigea lalu menjalar ke regio lumbosakral. Tempat lain yaitu didaerah orbita : sclera atau fundus mata dan daerah zigomaticus (nevus ota), daerah deltotrapezeus (nevus ito). Nevus ota dan nevus ito biasanya menetap, tidak perlu diberikan pengobatan, cukup dengan tindakan konservatif saja. Namun bila penderita telah dewasa, pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika. Akhir-akhir ini dianjurkan pengobatan dengan sinar laser. c. Penyebab
Belum jelas
Timbulnya bercak akibat ditemukannya lesi yang berisi sel melanosit pada lapisan dalam dermis atau sekitar folikel rambut
d. Penatalaksanaan
Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup dilakukan tindakan konservatif
Informasikan
kepada
keluarga
untuk
mengurangi
kekhawatiran/kecemasan
Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika
e.
Contoh asuhan kebidanan bayi dengan bintik mongol
Data Subjektif : usia bayi 2 bulan
24
Data Obyektif : 1. Terdapat bercak kebiruan pada daerah bokong 2. Tanda vital normal 3. Berat badan 6000 gram Pengkajian : Bayi usia 2 bulan dengan bintik mongol pada daerah bokong Perencanaan : 1. Jelaskan penyebab bintik mongol pada keluarga ( yang akan menghilang dalam 1 tahun) 2. Penuhi kebutuhan nutrisi 3. Pencegahan infeksi dengan menjaga kebersihan bayi 4. Libatkan kedua orang tua pada perawatan 5. Lakukan program imunisasi
2.1.10
HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT)
a. Pengertian Adalah tumor jinak atau hamartoma/gumpalan yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah dan dapat terjadi disegala organ seperti hati, limfa, otak, tulang dan kulit. Kelainan yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran.
b. Penyebab
25
Masih belum jelas
Timbulnya hemangioma dikarenakan pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan proliferasi endotel
c. Jenis hemangioma
Hemangioma kapiler Terdiri dari pembuluh darah yang melebar dan berhubungan dengan
proliferasi endotel. Bila menghilang terjadi gangguan fibrotic,Terdiri atas : -
Hemangioma kapiler pada anak (nevus vasculosus, strawberry nevus)
-
Granuloma piogenik
-
Cherry spot (ruby-spot), angioma senilis
Hemangioma kavernosa Berasal dari lapisan dermis bagian bawah, disertai rongga-rongga besar
yang tidak teratur dan berisi darah,Terdiri atas : -
Hemangioma kavernosum (hemangioma matang)
-
Hemangioma keratotik
-
Hemangioma vaskular
-
Telangiektasis o
Nevus flameus
o
Angiokeratoma
o
Spider angioma
d. Gejala klinis Hemangioma kapiler
Strawberry hemangioma (hemangioma simpleks)
26
Hemangioma kapiler terdapat pada waktu lahir atau beberapa hari sesudah lahir. Tampak sebagai bercak merah yang semakin lama semakin besar. Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas tegas, tegang dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi, ada yang superfisial berwarna merah terang dan ada yang subkutan berwarna kebiruan. Involusi kurang tegang dan lebih mendatar.
Granuloma piogenik Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul sritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat mencapai pembesaran 1 cm dan dapat bertangkai. Lesi mudah berdarah. Hemangioma kavernosum Lesi ini tidak berbatas tegas, dapat berupa makula eriternatosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Bila ditekan mengempis dan akan cepat menggembung lagi apabila lepas. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang. Bentuk kavernosum jarang mengadakan involusi spontan. Hemangioma campuran Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis kavernosum. Gambaran klinisnya juga terjadi atas gambaran kedua jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior, biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-anak. Lesi
27
berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang kemudian pada perkembangannya dapat gambaran keratotik dan verukosa. e. Diagnosis Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir. Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bil besar maksimum sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap. f. Diagnosis banding Diagnosis banding ialah terhadap tumor kulit lainnya, yaitu limfangioma, higroma, lipoma, dan neurofibroma. g. Penatalaksanaan
Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya
Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari
selama
10-14
hari,
jika
hemangioma
menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap
h. Contoh asuhan kebidanan bayi hemangioma Data subjektif : usia bayi 2 bulan Data objektif : 1. Terdapat lesi merah kebiruan di kepala dan agak menonjol 2. Bayi agak rewel Pengkajian : bayi usia 2 bulan yang dicurigai menderita hemangioma Perencanaan : 1. Jelaskan penyebab hemangioma kepada keluarga (akan menghilang dalam 1 tahun)
28
2. Penuhi kebutuhan nutrisi 3. Cegah infeksi dengan menjaga kebersihan bayi 4. Libatkan kedua orang tuan untuk perawatan 5. Lakukan program imunisasi 6. Lakukan kolaborasi untuk tindakan lanjut
2.1.11 FURUNKEL ATAU BISUL a. Pengertian Furunkel adalah
infeksi
kulit
yang
disebabkan
oleh
staphylococcus profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain. Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah.
b. Berbentuk Furunkel (boil) Karbunkel (furunkel multipel) Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila dan telinga c. Penatalaksanaan
Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah
Pemberian antibiotika sistemik
d. Contoh asuhan kebidanan bayi dengan bisul Data subjektif: usia bayi 5 bulan, bayi rewel Data objektif:
29
1.
Tampak lesi merah, agak keras, terdapat bintik kuning pada puncaknya
dsibagian leher. Suhu 37,50 C
2.
Pengkajian: bayi usia 5 bulan dengan bisul pada daerah leher Perencanaan: 1.
Jelaskan penyebab terjadinya bisul pada keluarga
2.
Anjurkan ibu untuk memberi kompres hangat pada bisul
3.
Cegah pecahan bisul mengenai bagian kulit lain agar tidak tertular
4.
Pengobatannya dengan parasetamol, antibiotik, penisilin
2.1.12 KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH
a. Pengertian Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu. Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat dalam.
30
Kandidosis oral adalah Infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan makin jarang sejalan dengan pertambahan usia.
b. Penyebab
Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida albicans)
Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor predisposisi
Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI
Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi
c. Faktor predisposisi
Faktor endogen : perubahan fisiologik, umur, imunologik
Faktor eksogen : iklim, kebersihan, kontak dengan penderita
d. Gejala
Terdapat bercak putih pada lidah, bibirdan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu
Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah
Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dan tampak miselium dan spora yang khas
e. Pencegahan
31
Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi
Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu dalam mulut bayi
Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara
f. Komplikasi
Kesukaran minum dapat mengakibatkan kekurangan makanan
Diare bila tidak diobati dapat menjadi penyebab dehidrasi
g. Penatalaksanaan
Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat
Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik diobati
Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir
Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam mulut bayi, pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari.
Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai menyusui selama bayi diobati
h. Contoh asuhan kebidanan bayi dengan oral trush: Data subjektif : usia bayi 1 bulan dengan keinginan menyusu kurang. Data objektif: 1. Bayi cukup bulan 2. Tampak bercak putih agak menonjol pada daerah lidah dan mulut 3. Keadaan bayi baik Pengkajian: bayi usia 1 bulan dengan oral trush Perencanaan: 1. Jelaskan penyebab oral trush pada keluarga
32
2. Ajarkan ibu dan kelurga tentang teknik menyusui yang benar dan cara memberi susu yang benar 3. Anjurkan ibu untuk membersihkan mulut dan daerah sekitar mulut bayinya sesudah menyusui 4. Anjurkan ibu untuk membilas mulut bayinya dengan air putih setelah menyusu 5. Berikan larutan nistatin 1 ml 4 kali sehari 6. Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut
2.1.13 IKTERUS FISIOLOGIS
a. Pengertian Ikterus fisiologis adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu minggu pertama kehidupannya. Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 5-7, kemudian akan menurun pada hari ke 10-14, peningkatannya tidak melebihi 10 mg/ddl pada bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi permatur. Keadaan ini masih dalam batas normal.
33
b. Manifestasi klinis Pengamatan ikterus paling baik dilakukan dengan cahaya sinar matahari. Salah satu cara pemeriksaan derajat kuning pada BBL secara klinis, sederhana dan mudah adalah dengan penilaian menurut Kramer (1969). Caranya dengan jari telunjuk ditekankan kepada tempat-tempat yang tulangnya menonjol seperti hidung, dada, lutut dan lain-lain. Tempat yang ditekan akan tampak pucat atau kuning. Penilaian bilirubin pada masingmasing tempat tersebut disesuaikan dengan tabel derajat ikterus menurut kramer (1969).
Zona
Bagian tubuh yang kuning
Rata2
serum
bilirubin
indirek
(umol/l) 1
Kepala dan leher
100
2
Pusat-leher
150
3
Pusat-paha
200
4
Lengan+tungkai
250
5
Tangan+kaki
>250
c. Tanda dan gejala Warna ikterus (kuning) pada kulit, konjungtiva dan mukosa d. Pencegahan
Pengawasan ANC yang baik
Menghindari pemberian obat-obatan pada masa kehamilan seperti sulfanamida dan lain-lain
Pemberian ASI sedini mungkin (early feeding)
34
o
Mempercepat
metabolisme
bilirubin,
yaitu
dengan
menambahkan glukosa yang terdapat dalam ASI o
Pengeluaran bilirubin Protein albumin dalam ASI merupakan transportasi bilirubin, albumin
mengikat bilirubin agar mempermudah proses ekstraksi bilirubin jaringan kedalam plasma. Hal ini mengakibatkan bilirubin plasma meningkat, tetapi tidak berbahaya karena bilirubin ada dalam ikatan albumin. e. Penatalaksanaan
Pemberian ASI yang adekuat Anjurkan ibu menyusui sesuai dengan keinginan bayinya, paling tidak setiap
2-3 jam
Jemur bayi dalam keadaan telanjang dengan sinar matahari pukul 7-9 pagi Pemberian terapi sinar matahari sehingga bilirubin diubah menajdi isomer
foto yang tidak toksik dan mudah dikeluarkan tubuh karena mudah larut dalam air. Tujuan utama penatalaksaan ikterus fisiologis adalah mengendalikan agar kadar bilirubin tidak meningkat 4-5 mg/dl dalam 24 jam, karen adapat menyebabkan ensefalopati bilirubin yaitu bilirubin indirek (tak terkonjugasi) akan direabsorpsi kembali melalui sirkulasi enterohepatik ke aliran darah dan menembus sawar otak yang akan menimbulkan bayi lethargi, kejang, bayi malas menghisap dan malas minum. f. Contoh asuhan kebidanan bayi ikterus fisiologis Data subjektif: usia bayi 2 hari, bayi kurang menyusu ASI Data objektif: 1. Bayi cukup bulan 2. Mata dan kulit tubuh terlihat agak kuning
35
3. Kadar bilirubin indirek 9 mg % Pengkajian: bayi cukup bulan usia 2 hari dengan ikterus fisiologis Perencanaan: 1. Jelaskan penyebab ikterus pada keluarga yang akan menghilang dalam waktu 10 hari 2. Anjurkan ibu untuk menjemur bayi pada pagi hari agar terkena sinar matahari 3. Penuhi kebutuhan nutrisi, anjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya 4. Cegah infeksi dengan menjaga kebersihan bayi 5. Libatkan kedua orang tua untuk perawatan 6. Lakukan program imunisasi 7. Lakukan kolaborasi untuk tindak lanjut
2.1.14
Seborrhea
a. Pengertian Seborrhea adalah sebum lemak yang berlebihan, terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan. Gejala klinisnya beruparuam merah mengelupas pada kulit kepala, alis mata, lipatan leher, ketiak, lipatpaha dan daerah popok. Penyakit menetap selama beberapa minggu sampai beberapa bulan, kemudian sembuh dengan spontan, jarang menimbulkan gejala. Penatalaksanaan gangguan ini dengan menggunakan emolien (krem berair) atau hidrokortison 0,5 atau1%. Kulit kepala diulut dengan minyak, kemudian dikramas dengan
36
sampo ringan. Jika resisten gunakan asam salisilat 1% dalamkrem mengandungair sebagai keratolitik.
b. Contoh asuhan kebidanan bayi dengan seborea Data subjektif: usia bayi 1 bulan Data objektif: 1. Tampak kumpulan lemak warna yang berwarna putih agak kecoklatan pada daerah kepala. 2. Tampak ruas merah pada daerah kepala. Pengkajian: bayi usia 1 bulan dengan seborea Perencanaan: 1. Jelaskan penyebab terjadinya seborea pada keluarga. 2. Anjurkan ibu untuk tidak megelupaskan sebum lemak yang terdapat pada bagian kepala bayi atau pada bagian lain yang terkena. 3. Gunakan emolien atau hidrokortison 0,5% dan kulit kepala diurut secara perlahan tanpa dipaksa dengan sampo ringan. 4. Jaga kebersihan kulit.
37
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan Masalah yang lazim terjadi pada bayi antara lain bercak mongol, hemangioma, ikterik, muntah & gumoh, oral trush, diaper rush, seborrea, dan bisul. Bercak mongol merupakan bercak rata berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, berukuran sangat besar, dan umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, punggung atas dan bahu.Hemangioma adalah tumor pembuluh darah yang paling banyak dijumpai pada bayi terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20 % pada bayi premature dengan berat badan kurang dari 1000 g. Ikterik adalah menguningnya sklera, kulit, atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh. Muntah adalah proses refleks yang sangat terkoordinasi yang mungkin didahului oleh peningkatan air liur.Regurgitasi atau gumoh adalah keluarnya susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah meminum susu botol atau menyusu dan dalam jumlah yang sedikit.Oral Trush adalah infeksi jamur yang terjadi pada area hangat dan basah yang ditandai dengan bercak-bercak membran berwarna putih, menimbul, mirip sisa-sisa susu di selaput lendir bibir, lidah, palatum, dan faring.Diaper rush terjadi akibat kontak kulit yang terus menerus dengan lingkungan yang tidak baik, diaper rush disebut juga ruam popok.Seborrhea adalah sebum lemak yang berlebihan, terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan.Furunkel/bisul adalah suatu infeksi nekrotik akut folikel rambut atau benjolan yang nyeri pada kulit karena radang terbatas pada kulit jangat dan jaringan bawah kulit yang meliputi mata bisul.
B.
Saran Sebaiknya orang tua memantau bayinya agar dapat mengetahui masalahmasalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Karena jika salah satu dari masalah tersebut tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya.
38
DAFTAR PUSTAKA
Deslidel, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC. Dewi Vivian N. L.2010.AsuhanNeonatusbayidanBalita. Jakarta: SalembaMedika. Sudarti, dan Endang Khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita.Yogyakarta: Nuha Medika. Yeyeh, Ai.2010.AsuhanNeonatusBayidanAnakBalita. Jakarta: CV. Trans InfoMedika. http://anysws.blogspot.com/2014/04/neonatus-dan-bayi-dengan-masalah-serta.html
39