PENDEKATAN MANAGEMEN RESIKO TERHADAP BENCANA DAN KEDARURATAN
GEMPA DANGKAL M>6.0
1
7 2
8 9
6 3
10 4
5
Secara nasional, wilayah-wilayah indonesia rawan bencana dan kedaruratan Gempa di laut berpotensi menimbulkan tsunami
Daya
rusak yang sangat serius yang menyebabkan hilang, rusak dan tidak berfungsinya secara meluas sumber-sumber kehidupan masyarakat baik berupa material, ekonomi, lingkungan, sosial, politik dan budaya.
Daya
rusak ada yang bersifat natural dan human, serta gabungan keduanya. Stetiap terjadi bencana dan kedaruratan secara langsung akan menimbulkan pemiskinan dan penderitaan masyarakat semakin dalam
Pengalaman
dalam penanganan bencana selama ini dilakukan secara sporadis tak terkoordinasi dan tidak ada sinergi. Potensi masyarakat (pengetahuan, pengalaman, kearifan, dan sumberdaya lainnya) belum dikelola secara optimal.
Penanganan
bencana selama ini banyak diwarnai kepentingan politik dan bisnis. Penanganan bencana selama ini dikelola secara terpusat dan belum diintegrasikan dengan kebijakan otonomi daerah. Rendahnya tingkat Transparansi dan akuntabilitas publik dalam penanganan bencana selama ini bahkan terjadi korupsi.
Indonesia
belum memiliki sistem manajemen resiko bencana yang efektif (preventif maupun kuratif). Kondisi tersebut belum menjadi kesadaran dan praktek dalam proses pembangunan.
LINGKUP DISASTER RISK MANAGEMENT Peringatan dini/Early Warning system
Tanggap darurat/emergency respon
Kesiapsiagaan/ Disaster Preparedness
Menghindari/memi nimalisasi resiko/ Disaster Mitigation
Disaster
Perbaikan/ Rehabilitation Pencegahan/ Disaster Prevention
Penataan kembali/ Reconstruction
PRINSIP UMUM CBDM PERANSERTA MURNI masyarakat setempat, khususnya para korban bencana, benar-benar terlibat secara sadar dan terwakili secara murni dalam keseluruhan proses program pemulihan dan pemanfaatan hasil-hasilnya OTONOMI LOKAL memperkuat kemampuan dan otonomi kelembagaan lokal untuk menentukan pilihan-pilihan dan membuat keputusan mereka sendiri asas subsidiarity KESETIAKAWANAN WARGA mengedepankan tradisi saling tolong-menolong dan gotong-royong warga menempatkan bantuan dari luar hanya sebagai pelengkap BERTANGGUNG-GUGAT adanya pertanggung-gugatan yang terbuka di kalangan warga setempat sendiri, maupun terhadap semua fihak luar yang mendukung
KEBERLANJUTAN menciptakan landasan bagi prakarsa dan kemandirian lokal dalam jangka-panjang bukan pendekatan ‘proyek sesaat’
SASARAN Kerangka kerja/framework Kolaborasi Kesadaran Public Standardisasi manajemen Leadership Jaringan kerja aksi/Network Kelembagaan
STRATEGI UMUM Mengurangi tingkat kemiskinan Mengembangkan human skill , Mengembangkan infrastruktur sosial di masyarakat, organisasi-organisasi sosial untuk mengurangi tingkat resiko). Perubahan Dalam sistem & regulasi perencanaan Pembangunan Membantu meningkatkan kemampuan pelayanan-pelayanan publik (kesehatan, pendidikan, pangan, psikologi, energi, ekonomi dan budaya)
Memasukkan pendekatan kultural dalam langkah-langkah preventif Mengadakan dan mengembangkan pusatpusat informasi bencana Membantu pengembangan dan penguatan kepemimpinan dan kerjasama ditingkat kawasan. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan mengkonsolidasikan sumberdaya lokal termasuk didalamnya budaya dan organisas-organisasi lokal.
PROGRAM Policy advocacy Capacity building Community Organizing Education & training Information Center Network Building Collaborative building