Diet Hypertensi.docx

  • Uploaded by: Diang Fitri Yolanda
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diet Hypertensi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,992
  • Pages: 18
Manfaat puasa memang sangatlah dahsyat untuk kesehatan tubuh. Berbagai penyakit terbukti mampu tersingkir saat tubuh berpuasa. Dari berbagai penelitian, baik di dalam dan luar negeri, malah membuktikan puasa mampu menurunkan tekanan darah serta perbaikan fungsi ginjal. "Jadi sangat penting penderita hipertensi yakin puasa yang merupakan metode diet paling sempurna ciptaan Allah SWT merupakan salah satu cara pengaturan makanan yang paling tepat untuk mengatasi Hipertensi," kata Pemerhati Gizi yang juga Kasi Sarana Medik RSUD Ansari Saleh, Pramono, Rabu (3/5/2017). Menurutnya, ada beberapa hal penting yang harus dilakukan agar sukses menaklukkan hipertensinya selama puasa. Setidaknya dua hal ini harus benar-benar dijaga ketika menjalankan ibadah puasa. Pertama, jaga emosi dan kelola stress dengan baik. Kedua, jaga pola makan dengan benar. Dijelaskan Pramono, melaksanakan puasa dengan niat ibadah yang kuat, mengendalikan nafsu termasuk amarah dan makan akan berpengaruh terhadap gejolak tekanan darah. "Biasakan sahur di akhir waktu mendekati Imsak, dan jangan lupa segerakan buka jika tiba waktunya. Adapun makanan atau minuman yang sangat penting diperhatikan dan prinsipnya harus berpedoman gizi seimbang," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Puasa, Diet Paling Sempurna untuk Penderita Hipertensi, Efeknya Tekanan Darah Bisa Normal, http://www.tribunnews.com/ramadan/2017/06/02/puasa-diet-paling-sempurna-untuk-penderitahipertensi-efeknya-tekanan-darah-bisa-normal. Editor: Anita K Wardhani

Shaum Ramadhan adalah ibadah wajib yang selalu dinanti setiap Muslim. Betapa tidak. Shaum adalah ibadah yang spesial. Sesuai sabda Rasulullah SAW, puasa seorang hamba itu untuk Allah SWT dan Dia pula yang akan memberikan pahalanya. Selain keistimewaan dari sisi pahala, puasa juga berdampak positif bagi kesehatan. Bagi Anda penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi yang ingin berpuasa pada Ramadhan tak perlu khawatir. Penderita hipertensi yang memutuskan untuk berpuasa, menurut dokter ahli penyakit dalam Dr dr Ari Fachrial Syam SpPD K-GEH MMB FINASIM FACP, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter. Hal itu dilakukan supaya dokter bisa memberikan penjelasan tentang tata cara puasa bagi penderita hipertensi.

"Konsultasi dilakukan agar gula dan tekanan darah penderita hipertensi bisa terkontrol," ujar Dr Ari. Apalagi, kata dia, selama berpuasa, penderita hipertensi tidak boleh mengonsumsi apa pun, termasuk obat pengontrol tekanan darah dan gula, sejak sahur hingga waktu berbuka. Ia menjelaskan, saat tidak berpuasa saja, tekanan darah dan gula darah sangat mungkin dapat melonjak naik atau sebaliknya. Sehingga, ketika berpuasa, perlu adanya penanganan atau pengontrolan yang baik. Ketika pasien memeriksakan diri ke dokter, lanjut Dr Ari, bisa diberikan obat minum atau suntik untuk mengontrolnya. Tentu akan ada perubahan pada waktu konsumsinya. Seperti yang biasa diminum pagi hari akan bergeser ke sahur sedangkan malam hari akan bergeser pada waktu buka puasa. Tekanan darah selama berpuasa memang harus dikontrol dengan baik. Pasalnya, saat puasa, proses metabolisme dalam tubuh berjalan lambat. Efek yang muncul, yaitu penumpukan lemak dapat terjadi lebih cepat. Karena itu, penderita hipertensi harus menjaga pembuluh darah agar tekanannya selalu terkontrol. Perlu diketahui, secara normal, jantung kita berdenyut rata-rata 70 kali dalam setiap menitnya yang berarti dalam satu hari, jantung kita berdenyut lebih dari 100 ribu kali. Tekanan darah normal yang ideal adalah 120/80 mmHg dan kadar maksimal yang masih diperbolehkan, yaitu 140/90 mmhg. Sehingga, apabila tekanan darah di atas 140/90 mmHg, baik hanya batas atas (>140 mmhg) ataupun hanya batas bawah (>90mmhg) atau

kedua >140/90 mmHg maka orang tersebut dikatakan mengalami hipertensi. Sebenarnya ,sepanjang penyakit hipertensi itu belum memasuki tahap kronis, penderitanya bisa saja menjalankan ibadah puasa secara aman. "Justru dianjurkan puasa karena faktor-faktor kambuhnya hipertensi bisa dijaga ketika puasa," kata Dr Ari. Ia memerinci faktor kambuhnya hipertensi yang bisa dicegah melalui puasa, yaitu stres dan makanan. Menurut dia, selama puasa, keluhan-keluhan yang bisa menyebabkan stres dan konsumsi garam akan berkurang. Sehingga, seharusnya penderita hipertensi bisa mengontrol tekanan darahnya secara lebih baik. Pada prinsipnya, tidak ada masalah bagi penderita hipertensi untuk berpuasa asalkan tekanan darahnya terkendali dan penderita meminum obat secara teratur. Apalagi, sekarang ini sudah banyak obat yang bisa diminum cukup satu kali atau dua kali dalam sehari sehingga bisa diminum saat sahur atau berbuka. Namun, ada pengecualian tidak berpuasa bagi penderita yang mendapat dosis obat tiga kali per hari dan tekanan darah masih dalam tahap penyesuaian dengan dosis. Serangan hipertensi ditakutkan masih dapat terjadi bila tekanan darah naik melebihi batas normal sehingga menyebabkan kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh. Risiko paling bahaya jika mengenai darah di organ vital, seperti otak dan jantung, dan dapat menyebabkan terjadinya stroke dan serangan jantung yang bisa berujung pada kematian.

Pola hidup sehat Menurut Dr dr Wawan Mulyawan SpBS SpKP, apabila memutuskan berpuasa, penderita hipertensi harus tetap memerhatikan pola hidup yang sehat. Syarat terpenting bagi penderita hipertensi dalam menjalankan puasa adalah mengatur tekanan darah agar tetap stabil. Menurut dia, penderita hipertensi wajib mengonsumsi makanan berserat dan buah. "Hindari makanan yang asin dan berkolesterol karena bisa jadi penyumbat darah," tutur DR Wawan. Makanan asin yang harus dihindari, antara lain, makanan yang diawetkan, makanan kaleng, dan makanan cepat saji. Garam pada makanan tersebut mengandung natrium tingkat tinggi yang bisa meningkatkan tekanan darah. Selain itu, makanan daging-dagingan, seperti daging bebek, sapi, kambing, dan jeroan, harus dihindari. Sebaiknya, mengonsumsi makanan yang rendah lemak, terutama sayuran dan buah. Selama Ramadhan, kata dia, setiap Muslim yang berpuasa memang harus tetap mengonsumsi air putih untuk menjaga stamina dan menghindari dehidrasi serta menjauhkan diri makanan/minuman yang dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tidak terkontrol. Terkait makanan pokok, Dr Wawan merasa tidak ada masalah dengan tekanan darah. "Karbohidrat tidak ada masalah mau makan nasi atau kentang," kata dokter yang menjabat kolonel kesehatan di Rumah Sakit Lakespra TNI AU tersebut. Penderita hipertensi juga disarankan perlu mengendalikan

berat badan dengan konsumsi protein secukupnya. Khususnya, penderita hipertensi karena kelainan ginjal, kelebihan protein, bisa memperberat kerja ginjal yang sudah tidak bisa lagi bekerja dengan sempurna. Makanan yang dianjurkan, yaitu yang mengandung kalsium karena bisa menurunkan tekanan darah. Kalsium banyak terdapat di sayuran dan buah-buahan. Ketika berbuka, satu buah pisang ukuran sedang mengandung 600 mg potasium. Sehingga, kolak pisang atau pisang rebus hangat pasti lezat untuk disantap. Selain itu, semangkuk bayam yang sudah dimasak mengandung potasium 850 mg, kalsium 275 mg, dan magnesium 160 mg. Semangkuk sayur bayam bening yang segar cocok sebagai lauk berbuka. Dr wawan menuturkan, pola makan sehat juga harus diikuti dengan olahraga teratur minimal 30 menit. Olahraga ringan selama bulan puasa, seperti jalan kaki atau mengerjakan pekerjaan rumah, bisa menunjang kesehatan penderita hipertensi. n c33 ed: heri ruslan *** Mengenal Hipertensi Secara medis, hipertensi adalah keadaan seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar 90 mmHg.

Namun, hipertensi tidak memiliki gejala yang spesifik sehingga sering kali sulit disadari oleh penderitanya. Alhasil, setiap orang, khususnya yang memiliki risiko hipertensi dan berusia di atas 30 tahun, disarankan untuk memeriksakan darah secara rutin. Tapi, ada beberapa hal yang bisa dijadikan indikator hipertensi, yaitu pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan, dan pandangan kabur. Jika Anda menderita beberapa indikasi tersebut, kemungkinan besar Anda termasuk penderita hipertensi. Berbagai faktor bisa memicu munculnya hipertensi, seperti dari gaya hidup, faktor usia, kegemukan atau obesitas, kurang aktivitas fisik, kurang berolaraga, terlalu banyak mengonsumsi garam, merokok, minum alkohol secara berlebihan, dan stres. Dibandingkan pria, risiko hipertensi pada wanita yang berada pada masa menopause lebih besar. Lebih dari 50 persen wanita berusia di atas 55 tahun memiliki tekanan darah tinggi. Hipertensi yang tidak diobati bisa fatal karena bisa memicu serangan jantung, stroke, dan penyumbatan pembuluh darah ke jantung. Menurut Dr dr Wawan Mulyawan SpBS SpKP, memang ada korelasi antara hipertensi dan stroke. "Hipertensi itu memicu pendarahan hingga pembuluh darah otak bisa pecah," tuturnya. Penyakit hipertensi memang sampai saat ini belum bisa disembuhkan. Tapi, kadar tekanan darah tinggi yang menyebabkan hipertensi masih

bisa dikontrol dalam rentang normal supaya tidak menimbulkan komplikasi yang dapat membahayakan nyawa. Penderita hipertensi wajib mengontrol tekanan darah secara rutin supaya berada pada ukuran normal. Pasalnya, setiap kenaikan tekanan 7,5 mmHg (bagian atasnya/sistolik) dapat menyebabkan resiko jantung koroner sebesar 49 persen dan terkena stroke 46 persen. n c33

Liputan6.com, Jakarta: Berpuasa Ramadan menjadi kewajiban setiap muslim untuk menahan lapar, haus dan nafsu selama satu bulan penuh. Dari beberapa khasiat kesehatan, berpuasa juga bermanfaat menstabilkan tekanan darah penderita hipertensi dengan tetap menjalani pola hidup sehat. Berikutkiatnya: Hasil penelitian terbaru sejumlah ilmuwan dari Universitas Khyber Medical College Pakistan menunjukkan penderita darah tinggi biasanya kesulitan mengontrol tekanan darah dalam kadar normal. Pola hidup serta mengonsumsi makan yang kurang baik menjadi salah satu penyebab. Terlebih, faktor bertambahnya usia (30 hingga 50 tahun) yang diikuti perubahan sistem jantung dan pembuluh darah juga menjadi pemicunya. Peneliti Universitas Khyber mengatakan berpuasa dapat membantu "membersihkan" tubuh seseorang dari penyakit. Bahkan, kadar kolesterol dan gula darah 24 pasien hipertensi yang diteliti mengalami penurunan yang signifikan. Selain itu, penderita hipertensi juga diingatkan agar tetap mengatur pola hidup sehat serta menghindari mengonsumsi makananan berlemak dan produk makanan yang digoreng. Secara rinci, para ilmuwan asal Pakistan berpesan pasien tetap bisa mengonsumsi asupan lemak asalkan bersumber dari produk nabati dan ikan. Sedangkan jika masih doyan makanan yang digoreng gunakanlah minyak zaitun yang berasal dari biji buah matahari. Namun, mereka menekankan agar penderita hipertensi "membatasi" asupan garam dan protein saat sahur maupun berbuka. Sebab, garam dan protein merupakan asupan "haram" bagi penderita hipertensi.(ADI/ANS/www.preventionindonesia.com)

Pilihan menu buka puasa sehat untuk hipertensi 1. Kurma

Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan kurma. Ya, buah yang banyak bermunculan saat bulan Ramadan ini nyatanya cocok dikonsumsi sebagai menu buka puasa untuk hipertensi. Pasalnya, kurma mengandung tinggi kalium dan magnesium yang bermanfaat untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengendalikan detak jantung, dan menurunkan tekanan darah. Dengan mengonsumsi empat buah kurma saat berbuka puasa, Anda telah memenuhi 668 mg kalium atau setara dengan 14 persen kebutuhan kalium harian pada orang dewasa.

2. Kolak pisang

Sajian kolak pisang adalah menu takjil favorit selama bulan Ramadan yang sayang untuk dilewatkan. Walaupun Anda memiliki masalah tekanan darah tinggi, Anda tetap boleh makan kolak saat berbuka puasa, lho! Namun, hati-hati dengan santan dan kandungan gula pada kolak. Keduanya dapat memicu kenaikan kolesterol dan gula darah. Maka itu, buat kolak sehat versi Anda menggunakan susu skim (bebas lemak) atau yogurt sebagai pengganti santan. Susu skim maupun yogurt sama-sama mengandung kalsium tinggi dan rendah lemak. Kedua zat gizi tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi saat puasa. Sebagai pelengkapnya, berikan irisan buah pisang untuk menambah asupan kalium pada menu buka puasa Anda. Kandungan kalium pada pisang dapat membantu mengurangi efek natrium dalam darah. Kombinasi ini jelas bermanfaat untuk mengatasi tekanan darah tinggi saat puasa.

3. Sayur bayam

Bayam merupakan salah satu sayuran hijau yang dianjurkan untuk penderita hipertensi karena kandungan kaliumnya. Ketika tubuh menerima asupan kalium, mineral tersebut akan membantu mengikat natrium dalam darah dan mengeluarkannya bersama urine. Alhasil, tekanan darah tinggi Anda saat seharian berpuasa akan menurun secara perlahan. Oleh karena itu, sajian sayur bayam bisa menjadi salah satu inspirasi menu buka puasa sehat untuk hipertensi. Agar rasanya semakin lezat dan menggugah selera, tambahkan wortel dan jagung manis sebagai pelengkapnya.

4. Ikan tuna panggang

Sumber: The Cook Monkeys Ikan merupakan sumber protein terbaik dengan kandungan lemak yang rendah. Dari sekian banyak jenis ikan yang ada, ikan tuna adalah salah satu jenis ikan yang baik dikonsumsi oleh penderita hipertensi. Ikan tuna mengandung asam lemak omega-3 tinggi yang dapat mencegah plak pada pembuluh darah, mengurangi peradangan, dan menurunkan kadar trigliserida dalam tubuh. Ketika pembuluh darah aman dari timbunan plak, ini artinya aliran darah menjadi lebih lancar dan tidak memerlukan tekanan berlebih untuk mengirimkan darah ke organ vital dalam tubuh. Agar sajian ikan tuna untuk berbuka puasa jadi lebih sehat, masak ikan tuna dengan cara dipanggang untuk menjaga kadar vitamin dan mineral di dalam ikan tuna. Bumbui dengan minyak zaitun, perasan lemon, dan rempah-rempah lainnya agar cita rasanya semakin lezat.

5. Jus buah

Sumber: LiveStrong Menu buka puasa sehat untuk hipertensi tak cuma dalam bentuk makanan berat, kok. Buat Anda yang tidak biasa langsung makan berat saat berbuka, Anda bisa mencoba minum jus buah. Jus buah delima dilaporkan dapat membantu menurunkan tekanan darah secara alami. Bahkan, buah yang berwarna merah ini juga efektif meningkatkan kekebalan tubuh pada pasien yang menjalani dialisis atau cuci darah ginjal. Selain jus buah delima, Anda juga bisa mengonsumsi jus pisang untuk membantu mengendalikan tekanan darah selama berpuasa. Pasalnya, satu buah pisang ukuran sedang ternyata dapat memenuhi 1 persen kalsium, 8 persen magnesium, dan 12 persen kalium yang Anda butuhkan setiap harinya. Oleh sebab itu, mulailah rutin mengonsumsi jus buah saat berbuka agar tekanan darah Anda tetap stabil selama bulan puasa.

TEMPO.CO, Jakarta - Penderita hipertensi harus mengelola penyakitnya agar bisa berpuasa di bulan Ramadan tanpa mengalami kesulitan berarti.

Ahli kardiologi dari Aster Clinic, Al Muteena (DMPC) di Dubai, Dr Srinivasan Ravindranath mengatakan tak ada cara permanen untuk menyembuhkan hipertensi, namun gejalanya bisa dicegah agar tak semakin parah. Langkah yang bisa dilakukan antara lain mengkonsumsi cairan dalam jumlah banyak, menghindari jus terlalu manis, dan mengurangi minuman berkafein agar tak dehidrasi. Sebaiknya konsumsi buah-buahan dan sayuran segar setelah berbuka puasa dan sahur untuk membantu mengontrol tekanan darah tinggi. Selain itu, hindarilah makanan mengandung lemak tinggi bisa menjadi cara berikutnya mengatur tekanan darah. Ravindranath mengingatkan penderita hipertensi agar rutin melakukan latihan fisik untuk menjaga kebugaran tubuhnya sekaligus mengendalikan tekanan darah mereka. Penderita hipertensi juga harus selalu memperhatikan gejala seperti sakit kepala dan pusing. Ingatlah, merokok sebagai salah satu faktor yang meningkatkan tekanan darah dan Ramadan bisa menjadi satu kesempatan untuk menghentikan kebiasaan itu. Jangan lupa memeriksakan tekanan darah secara rutin untuk memastikan kondisi Anda mengalami hipertensi atau tidak. Hipertensi terjadi saat tekanan darah sistolik berada di atas 140 mmHg. Pasien hipertensi seringkali diobati agar tekanan darahnya turun ke tingkat normal, yakni kurang lebih 120 mmHg. Berdasarkan American Heart Association, tekanan darah sistolik optimal adalah kurang dari 120 mmHg dan semakin rendah tekanan darah adalah lebih baik. Meskipun tekanan darah rendah biasanya dianggap aman, tekanan darah kronis disertai tanda dan gejala tertentu dapat menjadi berbahaya. Gejala seseorang menderita tekanan darah rendah di antaranya pusing, pingsan, dehidrasi, kurang konsentrasi, penglihatan kabur, mual, pernapasan tak normal, kelelahan dan depresi.

Metrotvnews.com, Jakarta: Puasa bukanlah ajang untuk diet atau mendapatkan tubuh yang proporsional. Puasa merupakan pelajaran untuk menyusun kembali menu-menu yang salah di luar bulan puasa dan bagaimana seharusnya mengonsumsi makanan sehat dan seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh dalam keadaan dasar. Bagi Anda yang tetap puasa saat sakit, jika Anda menyiasati dengan benar makanan yang seimbang dengan apa yang dilakukan, itu berarti Anda telah memberi tubuh asupan yang benar. Jika kita masih merasakan keluhan sakit selama puasa setelah mengonsumsi nutrisi yang tepat, berarti ada faktor lain yang menimbulkan keluhan kesehatan seperti faktor lingkungan atau infeksi.

BACA JUGA   

Beberapa Hal Ini Berkaitan dengan Diabetes Selimut Berat Diprediksi akan Menjadi Tren Kesehatan Baru Jalan Kaki atau Bersepeda ke Kantor Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke



BrandconnectBolehkah Makan Gorengan saat Berbuka Puasa?

Pakar gizi Rita Ramayulis mengatakan, justru salah bila kita menahan sakit yang berkepanjangan dalam keadaan berpuasa. Karena, selain menghilangkan pahala atau nilai esensi puasa, kondisi badan kita akan menjadi lemah. Rita menyarankan untuk menghindari protein hewani saat berbuka puasa karena mengandung asam lemak rantai panjang dan termasuk dalam golongan yang sulit dicerna tubuh. "Camilan dari beras ketan juga sebaiknya dihindari karena serat larut airnya rendah, selain itu yang perlu juga dihindari adalah ubi, singkong, nangka muda, durian, soda, tape dan makanan yang telalu manis, terlalu asin serta terlalu asam juga harus dihindari," katanya. Sementara itu, bagi penderita diabetes, perlu mengetahui berapa jumlah yang harus dikonsumsi sesuai dengan kemampuan tubuh untuk mengolahnya. Penderita diabetes tentu saja akan kesulitan untuk merubah glukosa dari karbohidrat sederhana jika dikonsumsi dalam jumlah yang besar atau dengan indeks glikemik yang tinggi. "Hal ini disebabkan karena hormon insulin pada penderita diabetes sebagian telah resisten. Oleh karena itu, penambahan gula pada minuman maksimal hanya 10 persen, dikonsumsi bersama dengan makanan berserat misalnya kolak (tambahan gula secukupnya dan konsumsi dengan bahan kolaknya seperti pisang dan ubi), jus buah tanpa disaring” ujar Rita. Untuk makanan utama, jumlah dan jenisnya sangat ditentukan dengan riwayat penyakit yang ada. Bagi yang memiliki riwayat hipertensi, harus membatasi jumlah makanan yang asin dan memperbanyak makanan sumber kalium seperti kentang, apel, pisang, belimbing. Bagi yang memiliki riwayat asam urat, tentunya harus menghindari jeroan dan daging, kemudian setelah makanan utama dapat mengonsumsi sari buah yang mengandung asam sitrat seperti sari jeruk. Untuk yang memiliki riwayat penyakit dislipidemia atau kelainan kolesterol, harus membatasi

konsumsi makanan hewani, makanan yang digoreng dan yang disantan kental. Sedangkan bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes melitus, sangat penting memperhatikan sayur yang akan dikonsumsi, haruslah terdiri dari jenis tipe A dan tipe B/C. Sayuran tipe A adalah sayuran yang tidak mengandung energi hanya mengandung serat dan mikronutrien yang diperlukan oleh penderita diabetes melitus untuk menurunkan indeks glikemik mkn (menurunkan respon insulin terhadap makanan). Sayuran yang bisa dikonsumsi seperti tomat, ketimun, selada, lobak, oyong. Sayuran tipe B dan C mengandung energi 25 sd 50 kcal untuk setiap sajinya.

Tips Puasa Untuk Penderita Hipertensi Posted by: admins Posted date: June 28, 2014 In: Puasa | comment : 0

Banyak penderita hipertensi ragu untuk menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadan. Tapi sebenarnya, sepanjang penyakit hipertensi itu belum memasuki tahap kronis, penderita bisa saja menjalankan ibadah puasa secara aman, asalkan mengetahui caranya. Serangan hipertensi dapat terjadi bila tekanan darah naik melebihi batas normal sehingga menyebabkan kerusakan pembuluh darah di seluruh tubuh. Akan tetapi, yang paling berbahaya adalah jika mengenai darah di organ vital, seperti otak dan jantung dan dapat menyebabkan terjadinya stroke dan serangan jantung yang bisa berujung pada kematian. “Pembuluh darah yang paling sering mengalami gangguan adalah di pembuluh darah kecil, seperti pembuluh arteri di mata dan ginjal, saraf-saraf di ujung penglihatan, gagal ginjal, kesemutan, dan impotensi,” terang dr Tiara. Dalam buku yang diterbitkan PT Gramedia Pustaka Utama, Yummy & Healthy Low Salt: One Dish Meal untuk Sahur Rendah Garam, karya Hindah Muaris, diungkapkan bahwa Natrium sendiri sebenarnya merupakan mineral esensial yang diperlukan oleh tubuh untuk menjaga keseimbangan cairan dan mengatur relaksasi otot. Namun, bila jumlahnya berlebihan tentu saja akan timbul masalah. Ginjal yang berfungsi mengatur kebutuhan natrium tak dapat membuang kelebihan natrium. Akibatnya, natrium menumpuk di dalam darah. Karena natrium sifatnya menarik dan menahan air, volume darah pun meningkat. Jantung memompa darah lebih keras sehingga tekanan dalam arteri meningkat, yang kemudian menyebabkan hipertensi.

Meski keluhan-keluhan akibat asupan garam yang berlebihan belum dirasakan, tidak ada salahnya mencegahnya dengan memulai diet rendah garam. Departemen Kesehatan menganjurkan untuk menjalani diet rendah garam, meliputi diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5g/hari), menengah (1,25-3,75g/hari). Untuk penderita hipertensi, diet berat (kurang dari 1,25g/hari) lebih disarankan. Diet rendah garam ini harus dilakukan bersama dengan diet rendah kolesterol, diet tinggi serat, dan diet rendah karbohidrat bagi penderita hipertensi yang juga obesitas. Diet DASH-Natrium (Dietary Approaches to Stop Hypertension-Natrium) adalah salah satu contoh diet rendah garam yang kini mulai dijadikan pilihan di luar negeri, yang juga bisa Anda coba jika menderita hipertensi. Diet ini dilakukan dengan cara membatasi asupan natrium yang masuk ke dalam tubuh lewat makanan yang menggunakan garam. Asupan yang diperbanyak adalah buah, sayur, serealia, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak. Dari penelitian yang dilakukan National Heart, Lung, and Blood Institute, Amerika Serikat, diet ini memberikan hasil yang signifikan. Hanya dengan membatasi konsumsi garam hanya sebanyak 1.500 mg per hari, terjadi penurunan tekanan darah sistolik rata-rata sebesar 11,5 mm Hg pada penderita hipertensi. Pada prinsipnya, tidak ada masalah bagi penderita hipertensi untuk berpuasa, selama tekanan darahnya terkontrol dan si penderita meminum obat dengan teratur. Obatnya sendiri dapat diminum pada saat sahur dan berbuka puasa, kecuali pada penderita yang mendapat dosis tiga kali per hari dan tekanan darah masih dalam tahap penyesuaian dengan dosis. Penderita hipertensi juga sebaiknya tidak terlalu banyak mengkonsumsi garam makanan yang mengandung garam (asin). Kandungan potasium/kalium suplements potasium 2-4 gram per hari dapat membantu penurunan tekanan darah tinggi.

Agar tekanan darah saat berpuasa bagi penderita tekanan darah tinggi tetap stabil perlu beberapa cara. Anda bisa ikuti tips berpuasa bagi penderita darah tinggi berikut: 1. Kurangi atau hindari makanan yang mengandung lemak. Makanan jenis ini merupakan makanan pantangan darah tinggi. Ganti saja lemak hewani dengan lemak nabati dan lemak ikan. 2. Kurangi konsumsi lemak jenuh dan kolesterol dengan mengurangi makanan yang digoreng dengan cara deep fry dan seafood (kecuali ikan). Bila perlu, gunakan minyak yang berasal dari kedelai, biji bunga matahari atau minyak zaitun untuk menumis. 3. Konsumsi garam secukupnya dan hindari makanan yang terlalu asin 4. Konsumsi protein secukupnya. Khusus penderita hipertensi karena kelainan ginjal, kelebihan protein bisa memperberat kerja ginjal yang sudah tidak optimal.

TANYA: Dokter, saya selalu mengikuti rubrik ini karena sekarang saya sedang menjalani perubahan pola makan agar lebih sehat. Pertanyaan saya, sebenarnya berapa batasan kita boleh mengonsumsi makanan yang digoreng agar sehat? Lalu, benarkah jika kita memakai minyak zaitun akan lebih baik dibanding minyak sawit? Mohon penjelasan dokter. Sebagai informasi saat ini saya berusia 60 tahun dengan berat badan 65 kg dan memiliki penyakit hipertensi. Yuliana, Bandung. JAWAB: Terima kasih ibu Yuliana yang sudah setia mengikuti tulisan saya. Saya akan menjawab pertanyaan ibu berkaitan dengan konsumsi makanan gorengan sekaligus juga untuk kondisi hipertensi yang ibu derita. Bagi penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk mengikuti “DASH diet” (dietary approaches to stop hypertension) sehingga dapat mencegah dan membantu pengobatan hipertensi melalui pengaturan diet yang kaya akan kalium, magnesium, kalsium dan mengurangi asupan natrium. Apa saja yang dianjurkan dalam DASH diet ? A. Diet disesuaikan dengan kebutuhan kalori sehari, di mana komponen bahan makanan sumber zat gizi yang disarankan sebagai berikut: • Konsumsi padi, biji-bijian (grain) sebanyak 6-8 porsi/hari seperti roti gandum (ukuran 1 porsi sekitar 1 lembar roti), nasi (nasi coklat/ merah jauh lebih baik daripada nasi putih), pasta, cereal (sekitar 1 cup dalam kondisi matang). • Sayuran sekitar 4-5 porsi/hari seperti tomat, wortel, brokoli, ubi, sayuran hijau yang kaya kana serat, vitamin, kalium dan magnesium. Ukuran 1 porsi sekitar 100 gram dalam kondisi mentah • Buah sekitar 4-5 porsi/hari yang dapat diberikan dalam bentuk snack maupun komponen makanan besar. Ukuran 1 porsi buah sekitar 80-100 gram dalam kondisi segar. • Pilih produk susu rendah lemak atau skim (seperti susu, yoghurt, keju) sebanyak 2-3 porsi/hari, yang digunakan sebagai sumber protein, kalsium serta vitamin D. 1 porsi susu sekitar 200 ml. • Daging tanpa lemak, unggas dan ikan sebanyak kurang dari 6 porsi/hari sebagai sumber protein, vitamin B, zat besi dan zinc. • Kacang, biji, legumes sebanyak 4-5 porsi/minggu seperti almond, biji bunga matahari, kacang-kacangan, produk kedelai (tahu, tempe) dimana ukuran 1 porsi kacang sekitar 2 sendok makan. • Lemak dan minyak sebanyak 2-3 porsi/hari atau sekitar 25-27 persen dari kebutuhan kalori sehari. Adapun ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok teh. Metode deep fried merupakan teknik menggoreng dalam minyak panas dan banyak, sehingga bahan gorengan terendam sempurna.(SHUTTERSTOCK) Pembagian penggunaan jenis lemak yang diijinkan adalah sebagai berikut: - Minyak jenuh dan lemak trans dibatasi sekitar kurang dari 6-7 persen dari kalori total karena jenis lemak/minyak ini akan meningkatkan kolesterol darah sehingga meningkatkan risiko penyakit koroner. Oleh karena itu batasi konsumsi minyak jenuh yang banyak terdapat pada daging merah, kuning telur, butter, keju, susu full cream, krim dalam makanan/minuman, minyak kelapa sawit/minyak goreng ataupun minyak kelapa. Demikian juga dengan lemak trans, banyak pada makanan yang digoreng, dipanggang atau yang diproses seperti krakers, dan lain-lain. - Lemak/minyak tak jenuh (omega 3,6,9) dianjurkan sebagai pengganti lemak jenuh/trans, dianjurkan untuk omega 3 dan 6 sebanyak kurang dari 10 persen demikian juga untuk omega 9 sebanyak kurang dari 10 persen total kalori. Minyak omega 3 banyak dijumpai pada minyak canola, olive oil/zaitun, flaxseed, ikan laut dalam. Minyak omega 6 banyak pada biji bunga matahari, kacang-kacangan sedangkan minyak omega 9 banyak pada alpukat, dark coklat, olive oil, dll. • Gula atau makanan yang manis sekitar kurang dari 5 porsi/minggu seperti gula pasir atau selai, ukuran 1 porsi sekitar 1 sendok makan peres. • Alkohol hanya diijinkan sebanyak 1-2 gelas/hari, sedangkan kafein tidak dianjurkan dalam DASH diet karena dapat meningkatkan tekanan darah walaupun hanya sesaat. • Batasi penggunaan natrium/sodium sebanyak 2300 mg/hari atau setara dengan 5 gram garam/hari atau 1 sendok teh peres garam/hari. Garam banyak ditemukan dalam : makanan yang diawetkan atau makanan kaleng, MSG. B. Aktivitas fisik Sangat dianjurkan dilakukan bersamaan dengan penerapan DASH diet, sehingga target penurunan tekanan darah akan cepat tercapai.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Contoh Pola Makan Sehat untuk Penderita Hipertensi", https://lifestyle.kompas.com/read/2015/06/20/0910006/Contoh.Pola.Makan.Sehat.untuk. Penderita.Hipertensi.

Related Documents

Diet
November 2019 51
Diet
May 2020 37
Diet
December 2019 53
Diet
April 2020 32
Diet
June 2020 34
Diet Hypertensi.docx
October 2019 24

More Documents from "Diang Fitri Yolanda"

Diet Hypertensi.docx
October 2019 24
Texto 5
April 2020 14
Guia.docx
November 2019 22
April 2020 17