DIAGNOSIS TUBERKULOSIS PADA ANAK Oleh :dr.R SETIYADI,SpA Bag Anak RSUD Kota TEGAL Disampaikan dalam rangka Simposium IDI Kota Tegal Tahun 2018
TRANSMISI TB Terbanyak : pasien TB dewasa dengan BTA (+) > 90 % ditularkan melalui udara (airbor ne), melalui droplet nuclei 1-5 µm
2
Lainnya : oral (susu segar, luka kulit, kongenital)
Patogenesis TB
Inhalasi M. tuberculosis fagositosis oleh PAM basil hidup multiplikasi
basil mati
masa inkubasi (2-12 minggu)
pembentukan fokus primer penyebaran limfogenik penyebaran hematogenik1) Kompleks Primer 2) Uji Tuberkulin TST (+)
Cell mediated immunity (+)
TB disease
TB infection
komplikasi kompleks primer komplikasi hematogenik komplikasi limfogenik
Imunitas Optimal
P r i m e r 3)
Kematian imunitas reaktivasi/reinfeksi
Sembuh
T B
TB disease4)
Evolusi Kompleks Primer sebagian besar kasus sembuh progresif (3-24 bulan)
Erosi Bronkus (3-9 bulan)
Efusi Pleura (3-6 bulan)
INFEKSI
TB Spondilitis (dalam 3 tahun)
TB Meningitis TB Milier (dalam 12 bulan)
HIPERSENSITIVITAS
TB Ginjal (setelah 5 tahun)
IMUNITAS DIDAPAT
UJI KULIT TUBERKULIN POSITIF
2 -12 minggu (6-8 minggu)
Risiko tinggi
1 Tahun
Komplikasi Lokal & Diseminasi
Risiko menurun
Risiko terjadinya penyakit tb pada anak yang terinfeksi oleh M. TB Usia saat infeksi primer (tahun)
Tidak sakit (%)
Penyakit di Paru TB Milier, TB SSP, (%) TB Berat (%)
<1
50
30 - 40
10 – 20
1-2
75 - 80
10 - 20
2-5
2-5
95
5
0.5
5 - 10
98
2
< 0.5
> 10
80 - 90
10 - 20
< 0.5
Am J Respir Crit Care Med 2006; 173:1078-1090
Tahapan Tuberkulosis Pada Anak Tahapan
batuk/demam/BB
Terpajan TB
Infeksi TB
Sakit TB
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Normal
Normal
Biasanya tidak n ormal*
Negatif
Positif
Positif (90%)
Pemeriksaan fisik
Uji tuberkulin
• *Pada 50% anak dengan tuberkulosis paru didapatkan pemeriksaan fisik yang normal 6
Stages of Pediatric TB
TB infection
TB
CMI
TB disease
CMI
TB
Tantangan/ Kendala TB Anak Overdiagnosis, underdiagnosis, underreported di tingkat Fasyankes Skoring sistem/ manajemen TB Anak belum tersosialisasi ke seluruh
provinsi/ kab/ fasyankes Kasus TB Anak di Puskesmas sangat rendah karena petugas cenderung “tidak berani/ ragu-ragu” mendiagnosis dan mengobati TB Anak Kasus TB Anak di RS tinggi, tetapi tidak tercatat dan terlaporkan Ro Thorax dasar diagnosis TB Anak Terapi profilaksis INH belum dilaksanakan, dilaksanakan tetapi tidak terpantau/ tercatat di tingkat Fasyankes Pelacakan kontak serumah bagi pasien TB BTA (+) untuk menemukan kasus TB Anak belum dilaksanakan dengan optimal
Bagaimana menegakkan diagnosis TB Ana k? Diperlukan elemen menegakkan diagnosis: 1. Bukti adanya infeksi – Sumber penularan – Uji tuberkulin positif 2. Kumpulan gejala – Demam > 2 minggu – Penurunan BB / BB tidak naik – Batuk persisten – Multi- L
3. Foto Rontgen menyokong ke arah TB 4. Bakteriologis 5. Histopatologis
Manifestasi Klinis Sistemik
Lokal (Sesuai organ yang terk ena)
•BB turun/sulit naik tanpa
Pembesaran KGB superfisialis
sebab yang jelas •Nafsu makan kurang •Demam kronik dan berulang •Batuk kronik •Malaise , anak tidak seaktif biasanya •Keringat malam?
Konjuntivitis fliktenularis
kaku kuduk skrofuloderma : servikal,
inguinal gibbus, kifosis paraparesis, paraplegia pincang, nyeri pangkal paha / lutut
FOTO TORAKS Baku : Lakukan Foto Toraks AP dan lateral Rontgen lainnya atas indikasi (tulang belakang, sendi dll)
SUGESTIF TB pada foto toraks: pembesaran kgb hilus & mediastinum atelektasis lobus medius gambaran milier pneumonia efusi pleura kavitas pleuropneumoni
RADIOLOGY
Over diagnosis TB by CXR 100
100
Overdiagnosis
80 60
32
40 20 0 Diagnosed by Xray alone
Actual cases
SKORING DIAGNOSIS TB ANAK IDAI-KEMKES
Klinis
0
1
2
3
Tidak jelas
laporan keluarga, BTA (-)/ t idak tahu
diduga, BTA (-)
BTA (+)
(-)
-
-
(+)
Berat Badan (KMS)
-
BGM, BB/U < 80%
Gizi buruk (BB /U < 60%)
-
Demam tanpa sebab yang jelas
-
> 2 minggu
-
-
< 3 minggu
> 3 minggu
-
-
Pembesaran KGB lehe r, aksila,inguinal
-
> 1 KGB, > 1 cm, tidak nyeri
-
-
Pembengkakan tulang /sendi panggul, lutut, falang
-
bengkak
-
-
-
-
Kontak TB
Uji tuberkulin
Batuk
Foto toraks
normal/tidak j sugestif (pembesaran KGB, elas konsolidasi segmental, atel ektasis)
Skor > 6 Pertimbangkan TB Berikan OAT Berikan 2 bulan
Respons klinis (+) TB
Respons klinis (-)/perburukan Teruskan OAT, rujuk ke RS
Teruskan OAT PERHATIAN Munculnya tanda bahaya : • Kejang • Penurunan kesadaran • Kaku kuduk Atau gejala seperti : • Tumor spinal/bungkuk • Limping • Fenomena papan catur Rujuk ke RS
Reevaluasi di RS rujukan : • Diagnostik • Dosis OAT dan kepatuhan minum • Lengkapi dianostik : • Gejala klinis • Uji tuberkulin • Pemeriksaan radiologis • Pemeriksaan mirobiologis & serologis • Pemeriksaan histopatologis • Prosedur diagnostik & terapi sesuai protokol RS
CATATAN UNTUK SISTEM SKO RING IDAI • • • • •
Diagnosis ditegakkan oleh dokter BB dinilai saat pasien datang status gizi (BB/TB) Demam & batuk yang tidak respon terhadap tatalaksana standar Rontgen BUKAN alat diagnostik utama Reaksi cepat BCG pasca imunisasi harus dievaluasi dengan siste m skoring • Diagnosis TB bila skor total ≥6 • Skor 5 pada anak < 5 tahun atau curiga kuat, rujuk ke RS • profilaksi INH diberikan pada kasus dengan kontak BTA (+) de ngan skor < 6
I. Kontak TB Bicara : 0-210 partikel
Batuk : 0-3500 partikel
Bersin : 4500 – 1 juta partik el 20
I. Kontak TB Anamnesis kemungkinan sumber infeksi (Kontak TB) : Tidak jelas Skor 0 Laporan Keluarga, BTA(-)/BTA tidak jelas/BTA tidak
tahu skor 2 BTA(+) skor 3
21
II. UJI TUBERKULIN POSITIF infeksi TB alamiah BCG (infeksi TB buatan) infeksi M. atipik positif palsu
NEGATIF tidak ada infeksi TB dalam masa inkubasi (2-
12 minggu) anergi :
infeksi virus : morbili, varisela gizi buruk (bukan gizi kurang)
sakit TB berat : TB milier,
22
meningitis TB infeksi bakteri berat : tifoid, pertusis, difteria malignansi imunokompromais : terapi steroid, sitostatik, HIV
III. KEADAAN GIZI Parameter BB / TB lebih baik, namun pengukuran
BB / umur dapat membantu Seharusnya menilai KMS (tidak menilai sesaat, tapi ada dimensi waktu) Penyebab BB turun atau tidak naik harus dicari penyebab lain dulu atau ditatalaksana gizi
23
III. KEADAAN GIZI • Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh
dan BB tidak naik dengan adekuat. • Berat badan/keadaan gizi : Penurunan berat badan atau berat badan tidak naik dalam dua bulan berturut-turut walau gizi adekuat.
24
Penentuan Status Gizi Usia < 5 thn : WHO Z score 2007 BB/PB (< 2 thn) atau BB/TB (> 2 thn) Kriteria : < -3 SD : gizi buruk < -2 SD : gizi kurang -2 SD s.d +1 SD : gizi baik
25
Penentuan Status Gizi Usia > 5 thn : CDC 2000 BB/TB Kriteria (WATERLOW 1972)
normal >80-90% mild malnutrition >70-80% moderate malutrition <70% gizi buruk >90-110%
26
gizi kura ng
IV. DEMAM Merupakan gejala umum penyakit infeksi Pada TB Anak : Umumnya tidak tinggi (subfebris) Berlangsung > 14 hari Penyebab demam lain sudah disingkirkan: ISK, demam tifoid, malaria Dapat disertai keringat malam
27
V. BATUK Bukan merupakan gejala utama pada anak
BKB (Batuk Kronik Berulang) Kronik ≥ 2 minggu Berulang ≥3 episode dalam 3 bulan DD utama : ASMA
Batuk pada TB Anak : Terus-menerus tidak membaik atau menetap ≥ 3 minggu persisten (tidak pernah reda atau intensitas makin lama
makin berat) sebab batuk lain sudah disingkirkan 28
Bila ada gejala batuk dan atau sesak pada anak maka perlu
dipikirkan juga penyakit penyerta lain seperti Asma dan Pnemonia Kegiatan PAL (Practical Approach to Lung Health) diperlukan untuk mempertimbangkan kemungkinan diagnosis selain TB dari gejala batuk dan infeksi saluran napas lainnya. Apabila setelah terapi TB pasien belum menunjukkan perbaikan, maka perlu dipikirkan diagnosis lain dengan strategi PAL.
29
VI. PEMBESARAN KGB Sering terjadi di daerah leher, aksila atau inguinal
DD/ : Suspek TB : ≥ 1 cm (≥ 2 cm lebih sugestif ke arah TB) multipel, tidak nyeri, tidak panas, konfluens, perabaan kenyal, awalnya warna sama dengan sekitar berubah menjadi livide (merah kebiruan). Infeksi bakteri : umumnya soliter, nyeri dan warna lebih merah dari sekitarnya. Bisa juga karena alergi/atopi Terburuk : keganasan Pemeriksaan definitif : PA, eksisi, atau FNAB ( Fine Needle
Aspiration Biopsy)
30
VII. PEMBENGKAKAN TULANG/SENDI Sendi Tulang
31
Tb Lutut
Penyempitan ruang sendi. Erosi dan rongga telah menyebar keseluruh sendi.
32
VIII.FOTO TORAKS tidak khas !
baku : AP dan lateral Rontgen lainnya atas
indikasi (tulang belakang, sendi dll)
33
SUGESTIF TB : pembesaran kgb hilus & mediastinum atelektasis lobus medius gambaran milier pneumonia efusi pleura kavitas pleuropneumoni
Berhati-hatilah dalam membaca foto toraks untuk menghindari overdiagnosis EVALUASI : Kondisi Foto Toraks Dosis X-ray : >> atau << Inspirasi kurang Lordosis Rotasi asimetris
Kondisi klinis pasien
saat pemeriksaan ; batuk atau selesma>> infiltrat 34
ATURAN UMUM : Ketidaksesuaian antara klinis dan foto toraks (abnormalitas yang signifikan pada foto toraks, tanpa gejala klinis atau gejala klinis minimal pikirkan TB
Uji tuberkulin
Cellular and molecular immunology, updated edition. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier-Saunders; 2005. h. 298-311. Immunology. Edisi ke-6. London: Mosby-Wolfe; 2001. h. 371-83.
• Raba daerah penebalan di kulit, tentukan batas terluar • Ukur diameter transversal dalam milimeter • Yang dinilai adalah indurasi, bukan daerah hiperemis
Interpretasi hasil uji tuberkulin Infeksi oleh basil tuberculosis → delayed -type
hypersensitivity → uji tuberculin TST positif :
Mycobacterium tuberculosis BCG Mycobacterium other than tuberculosis (MOTT)
TST negatif :
tidak ada infeksi TB dalam masa inkubasi anergi
Perangkat Diagnosis Komersial
Bermanfaatkah untuk Diagnosis TB Anak ?
Perangkat Diagnostik lainnya Pemeriksaan Mikrobiologi Baku emas : ditemukannya kuman
Mtb dalam biakan Jenis pemeriksaan : 1. BTA 2. Biakan, bila fasilitas ada. Cara memperoleh spesimen : Bilas lambung Sputum : cara langsung induksi sputum
Tidak Direkomendasikan •Laju endap darah (LED) •Darah perifer lengkap :
limfositosis •Serologik (PAP Tb, ICT, Mycodot, ELISA, A60, 38kD
Pemeriksaan bakteriologis Pemeriksaan sputum BTA, terutama anak >5 tahun: Berdahak Bilas lambung. Induksi sputum
Beberapa pemeriksaan bakteriologis:
1.Pemeriksaan mikroskopis BTA, dilakukan minimal 2kali, swaktu dan pagi hari. 2. Test Cepat Molekuler, mendeteksi kuman MTB secara molekuler sekaligus menentukan ada tidaknya resistensi Rifampisin, lebih baik daripada mikroskopis sputum 3. Pemeriksaan Biakan.
41
Kendala skoring TB Anak Apabila di suatu daerah, tidak ada fasilitas TST dan Foto
Thorax. Maka diperlukan Alur diagnosis TB Langkah awal dengan pemeriksaan sputum BTA atau TCM, bila (+) terapi
OAT BTA (-)/TCM (-) uji TST/ Foto Thorax
Bila Foto Thorax/TST tidak dipunyai: Riwayat kontak erat penderita TB (+), klinis (+) dianosis TB Klinis -
terapi OAT
42
43
TST and IGRA are indirect measures of TB i nfection: Immunodiagnostics
45
International Guidelines Clin Microbiol Infect 2011; 17: 806–814
33 guidelines and position papers from 25 countries
and two supranational organizations. The results show considerable diversity in the recommendations on IGRAs • (i) two-step approach of tuberculin skin test (TST) first, followed by
IGRA either when the TST is negative (to increase sensitivity, mainly in immunocompromised
individuals), or when the TST is positive (to increase specificity, mainly in BCG vaccinated individuals);
• (ii) Either TST or IGRA, but not both;
• (iii) IGRA and TST together (to increase sensitivity); • (iv) IGRA only, replacing the TST.
47
4/4/2019
TERIMAKASIH