Diabetes Melitus Hwefohwho.docx

  • Uploaded by: henry ardanasta
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Diabetes Melitus Hwefohwho.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,851
  • Pages: 8
A. Pengertian Diabetes Melitus Diabetes Melitus adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, Orang lazim menyebutnya sebagai penyakit gula atau kencing manis. Diabetes Melitus kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk mensekresi insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang umum adalah terjadinya hiperglikemia. Diabetes melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan simtoma: 1. Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik. Diabetes mellitus dengan patogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini. 2. Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin B.Tanda dan gejala Diabetes Melitus Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut. Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun

tidak

semua

dialami

oleh

penderita.

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria) 2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia) 3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia) 4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria) 5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya 6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki 7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu 8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba 9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya 10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit. Faktor penyebab Diabetes Melitus Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor pemicu,diantaranya: 1. Pola makan Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus. 2. Obesitas (kegemukan) Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit diabetes militus. Sembilan dari sepuluh orang gemuk berpotensi untuk terserang diabetes mellitus. 3. Faktor genetis Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat kecil. 4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk

insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas. 5. Penyakit dan infeksi pada pancreas Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema diabetes mellitus. 6. Pola hidup Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes mellitus selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. “Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya. 7. Teh manis Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes. 8. Gorengan Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti

kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan. 9. Suka ngemil Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah. 10. Kurang tidur Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik. 11.Sering stress Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untuk beraktivitas. Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik. Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpa jalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.

12.Kecanduan rokok Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga. 13. Menggunakan pil kontrasepsi Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik. 14. Keranjingan soda Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses’ Health Study II terhadap 51.603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. C. Ciri-ciri Diabetes melitus Gangguan metabolisme karbohidrat

menyebabkan tubuh kekurangan energi, itu

sebabnya penderita diabetes melitus, umumnya terlihat lemah, lemas dan tidak bugar. Ciri-Ciri umum yang dirasakan oleh penderita diabetes adalah 1. Banyak kencing terutama pada malam hari (poliuri) 2. Gampang haus dan banyak minum (polidipsia) 3. Muda lapar dan banyak makan (polyphagia) 4. Mudah lelah dan sering mengantuk 5. Penglihatan kabur 6. Sering pusing dan mual 7. Berat badan trus menurun 8. Sring kesmutan dan gatal-gatal pada bgian kaki da tangan. Semua ini merupakan efek dari kadar gula darah yang tinggi akan mempengaruhi ginjal da menghasilkan air kemih dalam jumlah banyak dan mengencerkan glukosa sehingga penderita sering buang air kecil dalam jumlah banyak (poliuri) dan akibat poliuri ini maka

penderita merasakan haus yang berlbihan sehingga banyak minum (polidipsi) . sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih,penderita mengalami penurunan berat badan

D. Cara pencegahan dan Mengatasi Diabetes Melitus Penyakit diabetes militus atau penyakit kencing manis bukan penyakit yang tidak bisa dicegah dan diatasi. Banyak cara dan jalan yang bisa kita tempuh untuk kita bisa terhindar dari penyakit yang cukup atau bahkan mematikan ini. Pencegahan dan mengatasi Diabetes Melitus terdapat tiga jenis yaitu 1. Pencegahan primer Pencegahan diabetes melitus secara primer bertujuan untuk mencegah terjadinya diabetes. Untuk itu faktor-faktor yang menyebabkan diabetes perlu diperhatikan, baik secara genetik ataupun lingkungan. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan dalam pencegahan penyakit diabetes secara primer.  Pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak berlebihan, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh.  Olah raga secara teratur, usahakan agar tubuh kita lebih banyak bergerak jangan terlalu banyak berdiam diri.  Usahakan berat badan dalam batas normal.  Tidur yang cukup.  Hindari stress.  Hindari obat-obatan yang dapat meninmbulkan diabetes (diabetogenik). 2. Pencegahan sekunder Meliputi deteksi dini penderita diabetes melitus, terutama bagi kelompok yang beresiko tinggi terkena diabetes. Hal-hal yang harus dilakukan dalam pencegahan penyakit diabetes secara sekunder  Diet sehari-hari harus seimbang dan sehat  Menjaga berat badan agar tetap dalam batas normal, bila terlanjur melebihi normal usahakan untuk menurunkan berat badan.  Pantau gula darah harian.  Oalahraga teratur sesuai dengan kemampuan fisik dan usia.

3. Pencegahan tersier Pencegahan penyakit diabetes secara tersier bertujuan untuk mencegah kecacatan lebih lanjut dari komplikasi penyakit yang sudah terjadi, diantaranya.  Mencegah terjadinya kebutaan jika menyerang pembuluh darah mata.  Mencegah gagal ginjal kronik yang menyerang pembuluh darah ginjal.  Mencegah stroke bila menyerang pembuluh darah otak.  Mencegah terjadinya gangrene bila terjadi luka.

E.Terapi dan pengobatan Melitus memiliki tujuan utama untuk mempertahankan kadar gula darah agar berada dalam batas normal. Terapi diabetes Melitus tipe 1, dilakukan dengar memberikan suntikan insulin. Terapi penderita diabetes yang berfungsi sebagai pengganti insulin karena pankreas tidak mampu memproduksinya lagi. Ada tiga bentuk insulin yaitu 1. Insulin kerja cepat Insulin ini mampu menurunkan glukosa dalam 20 menit dan bekerja selama 6-8 jam. Contohnya adalah insulin leguler. Biasanya disuntik 20 menit sebelum makan 2. Insulin kerja sedang Insulin jenis ini akan bekerja lebih kurang 18-26 jam, sebagai contoh insulin supensi seng. 3. Insulin kerja lambat Contohnya berupa pengembangan insulin supensi seng untuk penderita diabetes melitus tipe 1 dan bekerja selama 28-36 jam. Terapi penderita DM tipe 2, penderita DM tipe 2 akan mengalami keluhan sulitnya mengeringkan luka. Oleh karena itu, dibutuhkan kewaspadaan akan terjadinya infeksi dikaki. DM tipe 2 akan diberikan terapi pengobatan oral (mulut) berupa obat hipoglikemik oral (OHO). Obat ini berfungsi menurunkan kadar glukosa secara adekuat kepada pasien DM tipe dua.

Cara mengobati diabetes melitus dengan obat herbal jus kulit manggis XAMthone plus sangat efektif menyembuhkan tanpa efek samping dan terbukti sangat manjur dalam menyembuhkan diabetes melitus secara herbal. F. Himbauan atau ajakan Kepada seluruh masyarakat dihimbaukan agar dapat menjaga pola hidup yang bersih,pola makanan yang sehat seperti empat sehat lima sempurna,serta waspadai komplikasi penyakit Diabetes Melitus dan rajin beraktivitas yang melibatkan aktivitas fisik atau berolahraga.

Related Documents


More Documents from "henry ardanasta"

Soal Kasus Memet.docx
May 2020 10
Pengesahan.docx
May 2020 5
Hepatitis B.docx
April 2020 8
Lp Chf.docx
April 2020 6
Statistik.docx
April 2020 4