BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) atau Demam Hemoragic Fever (DHF) merupakan suatu penyakit epidemik akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga perdarahan spontan (WHO, 2010). Terdapat sekitar 2,5 miliar orang di dunia beresiko terinfeksi virus dengue terutama di daerah tropis maupun subtropis, dengan perkiraan 500.000 orang memerlukan rawat inap setiap tahunnya dan 90% dari penderitanya ialah anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun (WHO, 2011). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia ditemukan pertama kali di Surabaya pada tahun 1968, empat belas tahun setelah Kejadian Luar Biasa (KLB) di Manila (Filipina), akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Penyakit DBD menyebar ke berbagai daerah sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit penyakit.Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun dan penyakit DBD bisa menyebabkan kematian. Data dari Dinas Kesehatan Jatim menyebutkan, pada Januari 2013 jumlah penderita DBD di Jatim 17.230 orang, Januari 2014 sebanyak 9.445 orang.Sedang pada Januari 2015 terjadi kenaikan cukup tinggi pada jumlah penderita DBD di Jatim sebanyak 21.266 orang, sehingga ditetapkan sebagai KLB.Pada Januari 2016, lanjut Benny, jumlah penderita kembali turun menjadi 3.590 orang.Sedang pada Januari 2017, kasus DBD di Jatim 410 penderita. Dari jumlah itu, jumlah penderita meninggal 5 orang. (Nuraini F, 2017). Kota Kediri dengan jumlah penduduk 255.451 jiwa yang tersebar di 3 Kecamatan dan 46 Kelurahan adalah termasuk daerah yang endemis penyakit DBD. Pada tahun 2007 jumlah kasus DBD adalah sebesar 380 kasus meninggal 5 (CFR = 1,32%), sedangkan kasus terbanyak terdapat di Kecamatan Mojoroto yaitu sebesar 145 kasus meninggal 3 (CFR = 2,07%). Jumlah kasus DBD di Kota Kediri Tahun 2015 sebesar 276 kasus dan terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 172 kasus di tahun 2014. Untuk angka Case Profil Kesehatan Kota Kediri 2015 22 Fatality Rate (CFR) mengalami peningkatan 1
0,4 % dengan adanya 1 kasus kematian. Sedangkan jumlah kasus DBD di Kota Kediri Tahun 2016 sebesar 338 kasus terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 276 kasus di tahun 2016 . Untuk angka Case Fatality Rate (CFR) mengalami peningkatan 0,3 % dengan adanya 1 kasus kematian. (DINKES,2017). Pemberian terapi pengobatan yang optimal pada penderita DBD dapat menurunkan jumlah kasus dan kematian akibat penyakit ini (Chen dkk, 2009).Pengobatan DBD pada dasarnya bersifat suportif dan simptomatik (Anonim, 2014).Pengobatan suportif berupa pengobatan dengan pemberian cairan pengganti seperti cairan intavena dengan memahami patogenesis, perjalanan penyakit, gambaran klinis dan pemeriksaan laboratorium, sehingga diharapkan penatalaksanaannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien (Chen dkk, 2009).Pengobatan simptomatik yakni berupa pemberian antipiretik misalnya parasetamol bila suhu >38,50C (Hadinegoro dkk, 2004). Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan angka bebas jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. (DINKES, 2016). Hingga saat ini belum ditemukan terapi utama seperti vaksin untuk menangani penyakit yang disebabkan oleh virus dengue ini.Terapi antibiotik dapat diberikan dalam pengobatan DBD jika terdapat infeksi sekunder yang disebabkan oleh adanya translokasi bakteri dari saluran cerna dan hal ini terjadi pada penderita DSS (Dengue Syok Syndrome) atau penderita DBD derajat III dan IV (Yasin dkk, 2009).
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertianDHF? 2. Bagaimana klasifikasi DHF? 3. Apa etiologi dari DHF? 4. Apa patofisiologi dari DHF? 5. Apamanifestasi klinis dari DHF? 6. Apa pemeriksaan penunjang dari DHF? 7. Apakah penatalaksanaan dari DHF? 8. Apakah komplikasi dari DHF? 9. Bagaimana WOC dari DHF? 10. Bagaiamana ASKEP Komunitas dari DHF?
2
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian DHF 2. Untuk mengetahui klasifikasi DHF 3. Untuk mengetahui etiologi dari DHF 4. Untuk mengetahui patofisiologi dari DHF 5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari DHF 6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari DHF 7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari DHF 8. Untuk mengetahui komplikasi dari DHF 9. Untuk mengetahui WOC dari DHF 10. Untuk mengetahui ASKEP Komunitas dari DHF
1.4 Manfaat 1. Bagi pemerintah dan instansi kesehatan Mahasiswa dan pemerintah maupun instansi kesehatan, dapat bekerja sama dalam memberantas dan memberikan pengetahuan serta pencegahan penyakit DHFkepada masyarakat . 2. Bagi profesi keperawatan Mahasiswa dan profesi keperawatan dapat bekerja sama dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien mengenai DHF. 3. Bagi mahasiswa keperawatan Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit DHF dan mampu mengaplikasikannya di saat praktek klinik
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian DHF Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diathesis hemoragik (Sudoyo, 2010). Demam Hemoragic Fever (DHF) atau DBD adala penyakit menular mendadak yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Demam Hemoragic Fever (DHF) atau DBD adala penyakit demam akut yang dapat menyebabkan kematian dan disebabkan oleh empat serotipe virus dari genus Falvivirus, virus RNA dari keluarga Falviviridae (Soedarto, 2012). Demam Hemoragic Fever (DHF) atau DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Susilaningrum dkk, 2013)
2.2 Klasifikasi DHF Menurut Sodikin (2012) demam berdarah dapat diklasifikasikan mejadi 4 derajat yaitu: 1. Derajat I Ditandai dengan demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan ialah uji bendung (Uji tourniquet). 2. Derajat II Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain. 3. Derajat III Demam, perdarahan spontan, disertai atau tidak disertai hepatomegali didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan darah menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan anak tampak gelisah. 4. Derajat 1V Demam, perdarahan spontan disertai atau tidak disertai hepatomegali dan ditemukan gejala-gejala renjatan hebat (nadi tak teraba dan tekanan darah tak terukur) serta syok berat (Profound shock).
4
2.3 Etiologi DHF DHF atau DBD disebabkan oleh virus dengue (DEN),dari kelompok arbovirus B, yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Virus dengue (DEN),yang termasuk genus falvivirus.Virus yang ditularkan ole nyamuk ini tergolong RNA Positive-strand virusdari keluarga falviviridae.terdapat empat serotipe virus DEN yang sifat antigennya berbeda, yaitu virus dengue-1 (DEN 1), virus dengue-2 (DEN 2),virus dengue-3 (DEN 3),virus dengue-4 (DEN 4). Spesifikasi virus dengue yang dilakukan oleh Albert Sabin pada tahun 1994 menunjukan bahwa masing-masing serotipe virus dengan memiliki genotipe yang berbeda antara serotipe – serotipe tersebut.Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti
(didaerah perkotaan) dan aedes
albopictus (didaerah pedesaan) (Soedarto,2012).
2.4 Patofisiologi DHF Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan (pelepasan zat bradikinin, serotonin, histamine) terjadinya : peningkatan suhu selain itu viremia menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat dari, penurunan prosuksi trombosit sebagai reaksi dari antibody melawan virus (murwani, 2011). Kemudian virus bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya permeabilitas dinding kapiler pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya pembesaran plasma ke ruang ekstraseluler. Pembesaran plasma ke ruang ekstaseluler mengakibatkan kekurangan volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan rejatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit >20%) menunjukan atau menggambarkan adanya kebocoran (pembesaran) sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena.
2.5 Manifestasi Klinis DHF Menurut misnadiarly (2009) demam berdarah memiliki tanda sebagai berikut yaitu : 1. Tidak nafsu makan 2. Muntah 3. Nyeri kepala 5
4. Nyeri otot dan persendian Keluhan keluhan beberapa pasien DBD, antara lain : 1. Nyeri tenggorokan 2. Rasa nyeri perut yang menyeluruh 3. Suhu badan biasanya tinggi Sedangkan menurut (Soedarto 2012) demam dengue menunjukan gejala-gejala klinis sebagai berikut : 1. Demam tinggi yang timbul mendadak 2. Sakit kepala yang berat, terutama di kepala bagian depan 3. Sakit seluruh badan 4. Mual dan muntah
2.6 Pemeriksaan Penunjang DHF 1. Laboratorium a) Leukosit
: Leukosit menurun
b) Trombosit
: Trombositopenia (< 100,000/mm²)
c) Hematokrit
: Meningkat >20%
d) Hemostasis
:
Dilakukan DT, APTT, Fibrinogen, dicurigai
adanya
pendarahan/kelainan pembekuan darah e) Protein/Albumin : Hipoprotemia f) GGOT/SGPT
: Meningkat
g) Ureum, kreatinin : Bila didapatkan gangguan fungdi ginjal h) Elektrolit
: Sebagai parometer pemantauanpemberian cairan
i) Imuno serologi IgM
: Terseteks pada hari ke 3-5, meningkat pada minggu ke 3
menghilang setelah 60-90 hari IgG
: Pada infeksi primer IgG mula terdeteksi pada hari ke 14,
infeksi sekunder pada hari ke 2
2.7 Komplikasi DHF 1. Ensefalopati Dengue Umumnya
terjadi
sebagai
komplikasi
syok
yang
berkepanjangan
denganperdarahan tetapi dapat juga terjadi pada DBD tanpa syok. Didapatkan kesadaranpasien
menurun
menjadi
apatis/somnolen,
dapat
disertai
kejang.
Penyebabnyaberupa edema otak perdarahan kapiler serebral, kelainan metabolik, dan 6
disfungsihati.
Tatalaksana
dengan
pemberian
NaCl
0,9
%:D5=1:3
untuk
mengurangialkalosis, dexametason o,5 mg/kgBB/x tiap 8 jam untuk mengurangi edema otak (kontraindikasi bila ada perdarahan sal.cerna), vitamin K iv 3-10 mg selama 3 haribila ada disfungsi hati, GDS diusahakan > 60 mg, bila perlu berikan diuretik untuk
mengurangi
jumlah
cairan,
neomisin
dan
laktulosa
untuk
mengurangiproduksi amoniak. 2. Kelainan Ginjal Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal sebagai akibat darisyok yang tidak teratasi dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang pentingdan mudah dikerjakan untuk mengetahui apakah syok telah teratasi. Dieresisdiusahakan > 1 ml/kg BB/jam. 3. Edema Paru: Merupakan komplikasi akibat pemberian cairan yang berlebih. 4. Perdarahan luas 5. Syok Hipovolemik 6. Penurunan kesadaran 7. Koagulasi Intravascular Disretmia (KID) yang terjadi karena hipotermi danasidosis metabolik yang sering menyertai pasien DBD apabila tidak dikoreksi.Apabila penggantian cairan plasma diberikan secepatnya dan dilakukan koreksiasidosis dengan natrium bikarbonat, maka perdarahan sebagai akibat KID tidak terjadi sehingga heparin tidak di perlukan.
2.8 Penatalaksanaan DHF 1. Penatalaksanaan DBD tanpa penyulit Tirah baring Makanan lunak dan bila belum nafsu makan berikan minum 1,5 – 2 liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula/sirup), air tawar ditambah garam Medikometosa yang bersifat simtomatis untuk hiperpireksia dapat diberi kompres, snti piretik golongan asitaminofen 2. Klien dengan tanda renjatan Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan diatasi Observasi keadaan umum, nadi, suhu danpernafasan tiap jam, serta HB dan Ht 4-6 jam pada hari pertama, selanjutnya tiap 24 jam 3. Klien DSS (Dengue Shock Syndrome) Diberi cairan intra vena yang diguyur, seperti : Nacl, RL, yang dipertahankan selama 24-48 jam setelah renjatan teratasi. 7
2.9 Cara Pecegahan DHF Mencegah DHF 3M Plus. Adapun yang dimaksud dengan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti: 1. Kenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang, dan gunakan obat atau lotion penangkal nyamuk yang mengandung DEET pada bagian tubuh yang tidak terlindungi. 2. Menggunakan kelambu saat tidur. 3. Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan. 4. Mengadakan fogging untuk mensterilkan lingkungan dari nyamuk dan jentikjentiknya. 5. Menggunakan kawat nyamuk atau kelambu di ruangan tidak berAC. 6. Memasang obat nyamuk bakar ataupun obat nyamuk cair/listrik di tempat yang dilalui nyamuk, seperti jendela, untuk menghindari gigitan nyamuk. 7. Mencegah munculnya genangan air dengan : -
Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan/mengubur media-media kecil penampung air lainnya yang ada di rumah.
-
Membuang kaleng dan botol bekas di tempat sampah yang tertutup.
-
Mengganti air di vas bunga paling sedikit seminggu sekali, dan jangan biarkan ada air menggenang di pot tanaman. Menuutup rapat semua wadah air, sumur dan tangki penampungan air.
-
Menjaga saluran air supaya tidak tersumbat.
-
Meratakan permukaaan tanah untuk mencegah timbulnya genangan air. Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama.
8. Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati. 9. Menanam tanaman pengusir nyamuk. 10. Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah.
8
2.10
WOC DHF Nyamuk Aedes Aegypti mengandung virus Dengue
Menggigit manusia Virus masuk aliran darah Viremia
Komplemen antigen dan antibodi meningkat
Renjatan (proses imunologi)
Pembebasan histamin
Ke pembuluh darah dan ke otak melalui aliran darah
Peningkatan permeabialitas dinding pembuluh darah
Virus berkembang di dalam darah
Kebocoran plasma MK : Hipertermia Pendarahan ekstraselular
MK : Risiko syok
Hemoglobin turun
Nutrisi dan oksigen ke jantung menurun
Lemas
MK : Intoleransi Aktivitas
9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN Pengkajian keperawatan komunitas dilakukan di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri Hasil pengkajian keperawatan komunitas tersebut yaitu: Data Demografi: 1) Jumlah Kepala Keluarga : 5 KK 2) Jumlah Penduduk di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri : 25 orang 3) Jenis Kelamin
:
Distribusi jenis kelamin yaitu a) Perempuan
: 11 orang
b) Laki-laki
: 14 orang
4) Agama Dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk menganut agama Islam. 5) Suku Bangsa Dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk merupakan suku Jawa.
Data Subsistem 1) Lingkungan Fisik Distribusi status pemilikan rumah di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Sewa
: 0 KK
b) Numpang
: 0 KK
c) Milik Sendiri
: 5 KK
Distribusi tipe rumah di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Permanen
: 5 KK
b) Semi Permanen
: 0 KK
c) Tidak Permanen
: 0 KK
Distribusi lantai rumah di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: 10
a) Tanah
: 0 KK
b) Papan
: 0 KK
c) Tegel
: 5 KK
d) Semen
: 0 KK
Distribusi ada tidaknya jendela di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ada
: 5 KK
b) Tidak
: 0 KK
Distribusi jendela buka setiap hari di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Buka
: 5 KK
b) Tidak Buka
: 0 KK
Distribusi pencahayaan di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Terang
: 5 KK
b) Remang-remang
: 0 KK
c) Gelap`
: 0KK
Distribusi sumber air minum di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Masak
: 4 KK
b) Mineral
: 1 KK
c) Msak dan mineral
: 0 KK
Distribusi pembuangan limbah di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Resapan
: 0 KK
b) Got
: 0 KK
c) Sembarangan : 0 KK 2) Politik dan Pemerintahan Distribusi bentuk warga menyalurkan pendapat terhadap kebijakan setempat di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Demonstrasi : 0 KK b) Musyawarah : 5 KK c) Lain-lain
: 0 KK
3) Komunikasi 11
Distribusi fasilitas komunikasi yang sering digunakan di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Radio
: 0 KK
b) TV
: 5 KK
c) Majalah/Koran
: 0 KK
4) Ekonomi Distribusi pendapatan di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu a) < 2.000.000
: 0 KK
b) 2.000.000 – 3.000.000
: 3 KK
c) > 3.000.000
: 2 KK
Distribusi pekerjaan di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu a) Swasta
: 1orang
b) Wiraswasta
: 2 orang
c) PNS
: 2 orang
d) Lain-lain
: 5orang
e) Tidak bekerja
: 16 orang
5) Keamanan dan Transportasi Distribusi poskamling di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ada
: 0 RT
b) Tidak ada
: 0 RT
Distribusi penggunaan sarana transportasi di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Pribadi
: 5 KK
b) Umum
: 0 KK
Distribusi alat transportasi yang dimiliki di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Sepeda Motor : 5 KK b) Sepeda
: 0 KK
c) Mobil
: 3 KK
d) Lain-lain
: 0 KK
12
6) Rekreasi Distribusi sarana rekreasi terdekat di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri yaitu: a) Mall
: 0 KK
b) Kolam renang/Taman : 0 KK c) Lain-lain
: 0 KK
Distribusi akses menuju sarana rekreasi di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Jauh ( > 5 km)
: 5 KK
b) Dekat (< 5 km)
: 0 KK
Distribusi biaya untuk rekreasi di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Terjangkau
: 5 KK
b) Tidak terjangkau
: 0 KK
7) Pelayanan Kesehatan dan Sosial Distribusi pemilihan sarana kesehatan di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) RS
: 0 KK
b) Klinik
: 1 KK
c) Puskesmas
: 1 KK
d) Lain-lain
: 0 KK
8) Pendidikan Distribusi pendidikan di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu a) Tidak sekolah
: 2 orang
b) Tamat SD
: 2 orang
c) Tamat SMP
: 2 orang
d) Tamat SMA
: 11 orang
e) Perguruan Tinggi
: 4 orang
Distribusi keberadaan sekolah di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri ,yaitu: a) TK
: 2 buah
b) SD
: 1 buah
c) SMP
: 0 buah
d) SMA
: 0 buah 13
e) PT
: 0 buah
Data Kesehatan 1) Pasangan Usia Subur Distribusi jumlah PUS di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 2 KK
b) Tidak
: 3 KK
Distribusi jumlah akseptor KB di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 0 KK
b) Tidak
: 5 KK
Alasan tidak menjadi akseptor KB di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Dilarang suami
: 0 KK
b) Agama
: 0 KK
c) Tidak tahu
: 0 KK
d) Lain-lain
: 5 KK
2) Ibu Hamil Distribusi jumlah ibu hamil di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 0 KK
b) Tidak
: 5 KK
3) Ibu Nifas dan Menyusui Distribusi jumlah keluarga dengan ibu menyusui di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri yaitu: a) Ya
: 1 KK
b) Tidak
: 4 KK
4) Bayi dan Balita Distribusi jumlah keluarga dengan balita di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 2 KK (1 balita)
b) Tidak
: 3 KK
Distribusi jumlah balita yang mengikuti posyandu di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: 14
a) Ya
: 2 balita
b) Tidak
: 0 balita
Distribusi alasan balita tidak ke posyandu di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Jauh
: 0 balita
b) Tidak ada waktu
: 0 balita
c) Lain-lain
: 0balita
Distribusi jumlah balita yang melakukan imunisasi di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 2 balita
b) Tidak
: 0 balita
Distribusi hasil KMS balita di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri yaitu: a) Di daerah garis hijau
: 1 balita
b) Di atas garis hijau sampai kuning
: 0 balita
c) Dibawah garis titik titik
: 0 balita
d) Dibawah garis merah
: 0 balita
5) Anak Usia Sekolah Distribusi jumlah keluarga dengan anak usia sekolah di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 4 KK (6 anak)
b) Tidak
: 0 KK
Distribusi kegiatan anak sekolah di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Keagamaan
: 6 anak
b) Karang Taruna
: 0 anak
c) Olahraga
: 1 anak
d) Lain-lain
: 0 anak
Distribusi anak sekolah yang menderita penyakit di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 0 anak
b) Tidak
: 6 anak
6) Remaja Distribusi jumlah keluarga dengan remaja di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri yaitu: 15
a) Ya
: 3 KK (4 remaja)
b) Tidak
: 2 KK
Distribusi kegiatan remaja di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Keagamaan
: 3 remaja
b) Karang Taruna
: 0 remaja
c) Olahraga
: 1 remaja
d) Lain-lain
: 0 remaja
Distribusi remaja yang menderita penyakit di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 0 remaja
b) Tidak
: 4 remaja
7) Dewasa Distribusi jumlah keluarga dengan usia dewasa di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 5 KK (13 orang)
b) Tidak
: 0 KK
Distribusi ada tidaknya keluhan penyakit pada dewasa di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ada
: 5 KK (12 orang)
b) Tidak ada
: 0 KK
8) Lansia Distribusi jumlah keluarga dengan lansia di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ya
: 0 KK
b) Tidak
: 0 KK
Distribusi ada tidaknya keluhan penyakit pada lansia di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ada
: 0 lansia
b) Tidak ada
: 0 lansia
Distribusi penyakit yang sering dikeluhkan lansia di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Asma
: 0 KK
b) TBC
: 0 KK
c) Hipertensi
: 0 KK 16
d) DM
: 0 KK
e) Reumatik
: 0 KK
f) Katarak
: 0KK
g) Penyakit Jantung
: 0KK
h) Lain-lain
: 0 KK
Distribusi keikutsertaan posyandu lansia di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri, yaitu: a) Ikut
: 0 lansia
b) Tidak ikut
: 0 lansia
Ditemukan 5 KK mengalami DHF, dalam 1 KK anggota keluarganya ada 2 orang yang terkena DHF dan 2 warga mengalami nyeri sendi.
B. ANALISA DATA DAN PERUMUSAN DIAGNOSA NO 1.
DATA ETIOLOGI DS : Kurang pengetahuan Warga Desa Sumberagung (5 tentang informasi Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun kesehatan seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri mengatakan tidak tau tentang cara pencegahannya DO : - Dari 5 KK terdapat 6 anak yang mengalami demam berdarah - Tempat tinggal terlihat kumuh dan sampah berserakan - 3 anak mengalami mual dan muntah serta panas tinggi. - Orang tua tampak cemas dengan kondisi anaknya
MASALAH Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada agregat anak di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri
DS :
Defisiensi kesehatan
c) 2.
Kurang
adanya
kesehatan komunitas pada Warga di Desa Sumberagung promosi (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 bagi petugas agregat anak di Desa Dusun seminang, Kec. Wates, Sumberagung (5 Kab. Kediri mengatakan tidak kesehatan ada petugas kesehatan yang Rumah) Rt 16 Rw 04 menangani masalah kesehatan Dusun seminang, yang ada. Warga di Desa Sumberagung Kec. Wates, Kab. (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Kediri Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri mengatakan petugas kesehatan jarang berkeliling untuk menemui 17
warga. DO : Tidak tersedianya program untuk mengatasi dan mengurangi masalah di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri Tidak tersedianya program untuk mencegah DHF di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KRITERIA Pentingnya masalah untuk dipecahkan : 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi
NO
DIAGNOSA
1
Ketidakefektifan 3 pemeliharaan kesehatan pada agregat anak di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri berhubungan dengan Kurang pengetahuan tentang informasi kesehatan ditandai oleh “warga mengatakan masalah kesehatan yang dihadapi sekarang adalah demam berdarah dan tidak tau tentang cara pencegahannya”. Dari 5 KK terdapat 6 anak yang mengalami demam berdarah
Kemungki nan perubahan positif jika diatasi : 0 tidak ada 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi 3
18
Peningkatan terhadap kualitas hidup bila diatasi : TOTAL 0 tidak ada 1 Rendah 2 Sedang 3 Tinggi
PRIORITAS
3
1
9
Tempat tinggal terlihat kumuh dan sampah berserakan 3 anak mengalami mual dan muntah serta panas tinggi. Orang tua tampak cemas dengan kondisi anaknya 2
Defisiensi kesehatan 2 komunitas pada agregat anak di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri berhubungan dengan Kurang adanya promosi kesehatan bagi petugas kesehatan ditandai oleh “Warga di Desa Sumberagung (5 Rumah) Rt 16 Rw 04 Dusun seminang, Kec. Wates, Kab. Kediri mengatakan tidak ada petugas kesehatan yang menangani masalah kesehatan yang ada dan mengatakan petugas kesehatan jarang berkeliling untuk menemui warga Tidak tersedianya program untuk mengatasi dan mengurangi masalah. Tidak tersedianya program untuk mencegah DHF”
2
19
3
7
2
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan Khusus dan Kriteria Hasil NIC (NOC) Ketidakefektifan Setelah Setelah dilakukan tindakan pemeliharaan dilakukan keperawatan komunitas 1) Pencegahan kesehatan pada tindakan diharapkan masyarakat : Primer : agregat anak di keperawatan Mengerti dan paham cara Peningkatan Desa komunitas kesadaran menjaga kebersihan diri Sumberagung (5 masyarakat kesehatan (5515) dan lingkungan Rumah) Rt 16 (orang tua Mengetahui Definisi : apa saja Rw 04 Dusun dan kader membantu individu penyebab DHF seminang, Kec. posyandu ) Mengetahui yang memiliki bagaimana Wates, Kab. dapat kemampuan pencegahan DHF Kediri mengetahui terbatas untuk Terjadi peningkatan upaya berhubungan dan memperoleh, kesehatan masyarakat dengan Kurang memahami mengolah, dan pengetahuan tentang memahami Dengan indikator : tentang penyebab informasi yang 1) Pencegahan Primer informasi DHF, cara berkaitan dengan a. 1602 perilaku promosi kesehatan pencegahan kesehatan dan kesehatan ditandai oleh DHF, serta penyakit Skala outcome: “warga cara menjaga Domain : 3 160201 menggunakan mengatakan lingkungan (Perilaku) perilaku menghindari masalah yang sehat di Kelas : S risiko 1 2 3 4 5 kesehatan yang Desa (Pendidikan 160207 melakukan dihadapi Sumberagung Pasien) perilaku kesehatan sekarang adalah Rt 16 Rw 04 Aktifitas : secara rutin 1 2 3 4 5 demam berdarah Dusun 1. Gunakan 160209 menggunakan dan tidak tau seminang, komunikasi yang sumber-sumber tentang cara Kec. Wates, sesuai dengan jelas financial untuk pencegahannya”. Kab. Kediri bahasa meningkatkan kesehatan 2. Gunakan Dari 5 KK sederhana 12345 terdapat 6 anak 3. Hindai penggunaan 160210 menggunakan yang mengalami akronim/singkatan dukungan sosial untuk demam berdarah dan jargon medis meningkatkan kesehatan Tempat tinggal 4. Berkomunikasi 12345 terlihat kumuh dengan 160213 mendapatkan dan sampah mempertimbangkan skrining kesehatan yang berserakan kesesuaian direkomendasikan 1 2 3 3 anak budaya,kesesuaian 45 mengalami mual usia, dan kesesuaian dan muntah serta jenis kelamin b. 2701 status kesehatan panas tinggi. 5. Berikan informasi komunitas Orang tua penting secara Skala outcome: tampak cemas tertulis maupun 270102 prevalensi dengan kondisi lisan pada pasien program peningkatan anaknya sesuai dengan kesehatan 1 2 3 4 5 bahasa utamanya 270107 tingkat partisipasi dalam 6. Berikan pendidikan Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
20
program kesehatan komunitas 270119 angka morbiditas1 2 3 4 5 7.
8.
9. 21
kesehatan satu per satu atau konseling jika memungkinkan Pertimbangankan pengaaman pasien terkait dengan sistem perawatan kesehatan, termasuk promosi kesehatan, perlindungan kesehatan, pencegahan penyakit, perawatan kesehatan, dan pemeliharaan serta sistem navigasi perawatan kesehatan Sediakan materi informasi kesehatan tertulis yang mudah dipahami (yaitu, menggunakan kalimat - kalimat pendek dan kata kata yang umum dengan sedikit suku kata, menyorot poin - poin penting, menggunakan kalimat aktif, menggunakan huruf cetak besar, menggunakan desain dan tata letak yang mudah dipahami, mengelompokkan konten sesuai segmen, menekankan perilaku dan tindakan yang harus dilakukan, menggunakan gambar atau diagram untuk memperjelas dan mengurangi beban membaca) Gunakan beberapa alat komunikasi
(misalnya, kaset audio, kaset video, perangkat video digital, komputer, piktogram, model, diagram) 10. Evalusi pemahaman pasien dengan meminnta pasien mengulangi kembali menggunakan kata kata sendiri atau memperagakan keterampilan
2) Pencegahan Sekunder 1. 1805 pengetahuan perilaku kesehatan Skala outcome: 180518 layanan peningkatan kesehatan 1 2 345 180516 teknik skrining sendiri 1 2 3 4 5 2.
1854 pengetahuan diet yang sehat Skala outcome: 185401 tujuan diet yang bisa dicapai 1 2 3 4 5 185402 kisaran berat badan personal yang optimal 1 2 3 4 5 185407 pedoman gizi yang direkomendasikan 1 2 3 4 5 185408 makanan sesuai dengan pedoman gizi 1 2 3 45 185422 strategi untuk meningkatkan kepatuhan diet 1 2 3 4 5 185424 strategi untuk menghindari makanan dengan nilai kalori tinggi dan gizi sedikit 1 2 3 4 5
3.
1855 pengetahuan hidup sehat Skala outcome: 22
gaya
2) Pencegahan sekunder Pendidikan kesehatan S (5510) Defnisi : mengembangkan dan menyediakan instruksi dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi perilaku adaptasi yang disengaja yang kondusif bagi kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, atau komunitas Domain : 3 (Perilaku) Kelas : S (Pendidikan Kesehatan) Aktifitas : 1. Targetkan sasaran pada kelompok risiko tinggi dan rentang usia yang akan mendapatkan manfaat besar dari pendidikan kesehatan 2. Sasar kebutuhan kebutuhan yang teridentifikasi dalam healthy people 2010: Promosi Kesehatan Nasional dan Tujuan Pencegahan
4.
185501 kisaran berat badan personal yang optimal 1 2 3 4 5 185504 strategi untuk mempertahankan diet yang sehat 1 2 3 4 5 3. 185505 pentingnya air untuk hidrasi yang memadai 1 2 3 4 5 185506 porsi buah harian yang direkomendasikan 1 2345 185507 porsi sayuran 4. harian yang direkomendasikan 1 2 3 4 5 185519 faktor personal yang mempengaruhi perilaku kesehatan 1 2 3 4 5 185520 faktor lingkungan 5. yang mempengaruhi perilaku kesehatan 1 2 3 4 5 185527 pentingnya skrining pencegahan 1 2 3 45 6. 2807 keefektifan skrining kesehatan komunitas Skala outcome: 280701 identifikasi kondisi yang berisiko tinggi yang umum di komunitas 1 2 3 7. 45 280725 tingkat partisipasi populasi target saat skrining 1 2 3 4 5 8.
23
Penyakit, atau kebutuhan lokal, negara bagian, dan kepentingan nasional lainnya. Identifikasi faktor internal atau eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk [ber]perilaku sehat Pertimbangkan riwayat individu dalam konteks personal dan riwayat sosial budaya individu, keluarga dan masyarakat Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga, atau kelompok sasaran Bantu individu, keluarga, dan masyarakat untuk memperjelas keyakinan dan nilai - nilai kesehatan Identifikasi karakteristik populasi target yang mempengaruhi pemilihan strategi belajar Prioritaskan kebutuhan orang yang belajar dengan mengidentifikasi kebutuhan berdasarkan apa yang disukai klien, keterampilan perawat, sumber yang tersedia, dan kemungkinan keberhasilan pencapaian tujuan
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
24
Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan [tersebut] Identifikasi sumber daya (misalnya, tenaga, ruang, peralatan, uang, dan lain - lain) yang diperlukan untuk melaksanakan program Pertimbangkan kemudahan akses, hal - hal yang disukai konsumen, dan biaya dalam perencanaan program Letakkan iklan yang menarik ditempat strategis untuk mendapatkan perhatian audiens [yang menjadi] sasaran Hindari penggunaan tehnik dengan menakut - nakuti sebagai strategi untuk memotivasi orang agar mengubah perilaku kesehatan atau gaya hidup Tekankan manfaat kesehatan positif yang langsung atau [manfaat] jangka pendek yang bisa diterima oleh perilaku gaya hidup positif daripada [menekankan pada] manfaat pada jangka panjang atau efek negatif dari ketidakpatuhan Kembangkan materi pendidikan tertulis yang tersedia dan sesuai dengan
16.
17.
18.
19.
20.
25
audiens [yang menjadi] sasaran Gunakan presentasi kelompok untuk memberikan dukungan dan mengurangi ancaman bagi pembelajar yang mengalami masalah atau keprihatinan yang sama, yang [memang] sesuai [dengan kebutuhan] Gunakan peer leaders [pemimpin kelompok], guru, dan kelompok pendukung dalam mengimplementasik an program bagi kelompok yang kecil kemungkinannya untuk mau mendengarkan profesional kesehatan atau orang dewasa (misalnya, remaja) Berikan ceramah untuk menyampaikan informasi dalam jumlah besar, [pada] saat yang tepat Berikan diskusi kelompok dan bermain peran untuk untuk mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan, sikap, dan nilai - nilai Lakukan demonstrasi/demon strasi ulang, partisipasi pembelajaran dan manipulasi bahan [pembelajaran]
21.
22.
23.
24.
ketika mengajarkan keterampilan psikomotorik Libatkan individu, keluarga dan kelompok dalam perencanaan dan rencana implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku kesehatan Gunakan berbagai strategi dan intervensi utama dalam program pendidikan Rencanakan tindak lanjut jangka panjang untuk memperkuat perilaku kesehatan atau adaptasi terhadap gaya hidup Rancang dan imlementasikan strategi untuk mengukur outcome klien secara berkala selama dan setelah berakhirnya program
Skrining kesehatan V (6520) Definisi : mendeteksi risiko atau masalah kesehatan melalui anamnesis, pemeriksaan dan prosedur lainnya Domain : 7 (Komunitas) Kelas : C (Peningkatan Kesehatan Komunitas) Aktifitas : 1. Tentukan populasi target untuk [dilakukannya] pemeriksaan kesehatan 2. Iklankan layanan 26
3.
4.
5.
6.
7.
8. 9.
10.
11. 12.
13. 27
skrining kesehatan untuk meninkatkan kesadaran masyarakat Sediakan akses yang mudah bagi layanan skrining (misalkan waktu dan tempat) Jadwalkan pertemuan untuk meningkatkan efisiensi dan perawatan individual Gunakan instrumen yang valid dan terpercaya Instruksikan akan rasionalisasi dan tujuan pemeriksaan kesehatan serta pemantauan diri Dapatkan persejuan untuk [dilakukannya] prosedur skrining kesehatan, yag sesuai Berikan privasi dan kerahasiaan Berikan kenyamanan selama prosedur skrining Dapatkan riwayat kesehatan yang sesuai, termasuk deskripsi kebiasaan kesehatan, faktor resiko, dan obat obatan Lakukan pengkajian fisik yang sesuai Ukur tekanan darah, tinggi badan, berat badan, presentase lemak tubuh, kolesterol dan kadar gula darah dan pemeriksaan urine, yang sesuai Berikan informasi
pemeriksaan diri yang tepat selama skrining 14. Berikan hasil skrining kepada pasien 15. Informasikan [pada] pasien [mengenai] keterbatasan dan nilai [dari] kesalahan pada tes skrining tertentu Manajemen lingkungan komunitas (6484) Definisi: Domain : 7 (Komunitas) Kelas : …… Aktifitas: 1. Insiasi skrining risiko kesehatan yang berasal dari lingkungan 2. Monitor status risiko kesehatan yang sudah diketahui 3. Berpartisipasi dalam program di komunitas untuk mengatasi risiko yang sudah diketahui 4. Berkolaborasi dengan mengembangkan program aksi di komunitas 5. Dorong lingkungan untuk berpartisipasi aktif dalam keselamatan komunitas 6. Lakukan progra, edukasi untuk kelompok beerisiko
28
3) Pencegahan Tersier 7. 2700 kompetensi komunitas Skala outcome: 270001 tingkat partisipasi dalam kegiatan komunitas 1 2 345 270004 perwakilan dari semua segmen komunitas dalam pemecahan masalah 1 2 345 270021 kolaborasi antar kelompok komunitas untuk menyelesaikan masalah 12345 270012 penggunan strategi manajemen konflik yang strategis 1 2345 270019 pencapaian tujuan komunitas 1 2 3 45
8. 1621 Perilaku patuh: diet yang sehat Skala outcome: 162101 menyusun target capaian diet 1 2 345 162102 menyeimbangkan intake kalori dan kebutuhan kalori 1 2 3 45 162105 memilih makanan sesuai dengan panduan nutrisi yang direkomendasikan 1 2 345 162106 memilih porsi sesuai dengan panduan nutrisi yang direkomendasikan 1 2 345 29
3) Pencegahan Tersier Pengembangan kesehatan komunitas (8500) Definisi : membantu anggota masyarakat untuk mengidentifikasi masalah masalah kesehatan komunitas, memobilisasi sumber daya, dan menetapkan solusi Domain:… Kelas:… Aktifitas : 1. Mengidetifikasi bersama komunitas mengenai masalah, kekuatan, dan prioritas kesehatan 2. Berikan kesempatan berpartisipasi bagi semua segmen komunitas 3. Bantu anggota komunitas untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan perhatian mengenai masalah - masalah kesehatan 4. Lakukan dialog untuk menentukan masalah - masalah kesehatan komunitas dan mengembangkan rencana tindakan 5. Fasilitasi implementasi dan revisi dari rencana komunitas 6. Bantu anggota komunitas terkait dengan
9. 1622 perilaku patuh: diet yang disarankan Skala outcome: 162201 berpartisipasi dalam menetapkan tujuan diet yang bisa dicapai dengan professional kesehatan 12345 162201 memilih makanan dan cairan sesuai dengan diet yang disarankan 1 2 3 4 5 162207 menghindari makanan dan minuman yang tidak diperbolehkan dalam diet 1 2 3 4 5 162214 mengikuti rekomendasi dalam diet 12345 162216 menyelerasakan diet dengan keyakinan budaya 1 2 3 4 5
30
7.
8.
9.
pengembangan dan pengadaan sumber daya Tingkatkan jaringan mengenai dukungan komunitas Kembangkan strategi untuk mengelolah konflik Kembangkan mekanisme untuk dapat melibatkan anggota dalam kegiatan lokal, negara bagian, dan kegiatan nasional yang berkaitan dengan masalah masalah kesehatan komunitas.
Pengembangan program (8700) Definisi: Domain: Kelas: Aktifitas: 1. Bantu kelompok atau masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan atau masalah kesehatan yang signifikan 2. Prioritaskan kebutuhan kesehatan terhadap masalah yang telah diidentifikasi 3. Bentuk satuan petugas/satgas, termasuk anggota masyarakat yang tepat, untu memeriksa kebutuhan prioritas atau masalah 4. Edukasi anggota kelompok perencanaan mengenai proses
perencanaan yang sesuai 5. Identifikasi alternatif pendekatan untuk mengatasi kebutuhan atau masalah 6. Evaluasi alternatif pendekatan terkait dengan rincian biaya, kebutuhan sumberdaya, kelayakan dan kegiatan yang dibutuhkan 7. Kembangkan tujuan dan sasaran uhntuk mengatasi kebutuhan atau masalah 8. Jelaskan metode, kegiatan dan kerangka waktu untuk dilakukannya implementasi 9. Identifikasi sumberdaya dan kendala 10. Rencanakan evaluasi program 11. Siapkan peralatan dan perlengkapan 12. Fasilitasi penerapan program oleh kelompok atau komunitas 13. Pantau kemajuan program 14. Evaluasi program terkait relevansi, efisiensi, dan efektifitas biaya
31
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Demam berdarah dengue (DBD) atau Demam Hemoragic Fever (DHF) merupakan suatu penyakit epidemik akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga perdarahan spontan (WHO, 2010). Penyebab utama adalah Arbovirus (Arthtropodborn Virus) melalui gigitan nyamuk Aedes Albopictus dan Aedes aegypti. Adanya vektor tersebut berhubungan dengan kebiasaan masyarakat menampung air untuk keperluan sehari-hari, sanitasi lingkungan yang kurang baik. DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M, menjaga sanitasi lingkungan tetap bersih, mengkonsumsi makanan yang bergizi. Untuk penatalaksanaan pada pasien DHF dapat dilakukan dengan penatalaksanaan yaitu : minum yang banyak, makanan lunak, pemberian cairan infus, tirah baring dan observasi keadaan umum klien. 4.2 Saran 1. Menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat. 2. Rutin melakukan 3M akan menghindari terjangkitnya virus DBD. 3. Mengusahakan pemberantasan vektor di pusat daerah penyebaran.
32