TIPE B Waktu 60 menit dari jam 21.00-22.00 Kerjakan soal di bawah ini 1. Jelaskan pengertian deontologi, egoisme dan utilitarianisme ! dan bagaimana hubungannya dengan perilaku akuntan! Jawab: Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting. Paham ini dipelopori oleh Imanuel kant dan kembali mendapat dukungan dari filsuf abad ke-20 Anscombe dan suaminya, Peter Gearch. Paradigm teori deontology sangat berbedda denga paham egoism dan utilitarianisme. Kedua teori tersebut justru sama-sama menilai baik buruknya suatu tindakan dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut. Teori yang menilai tindakan berdasarkan suatu hasil, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan tersebut disebut teleology. Sangat berbeda dengan paham telelologi yang menilai etis atau tidaknya suatu tindakan berdasarkan hasil, tujuan, konsekuensi, paham deontology justru mengatakan bahwa etis atau tidaknya suatu tindakan tidak berkaitan sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut. Dalam memahami paham deontology ini ada dua konsep penting yang dikemukakan oleh Immanuel Kant yaitu konsep imperative hypothesis dan imperative categories. imperative hypothesis adalah perintah-perintah yang bersifat khusus yang harus diikuti jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan. imperative categories adalah kewajiban moral yang mewajibka kita begitu saja tanpa ada syarat apapun. Dalam hal ini kewajiban moral bersifat mutlak tanpa ada pengecualian apapun dan tanpa dikaitkan dengan keinginan atau tujuan apapun. Kant berpandangnan bahwa kewajiban moral harus dilaksanakan demi kewajiban itu sendiri, bukan karena keinginan untuk memperoleh tujuan kebahagiaan, bukan jua karena kewajiban moral itu diperintahkan oleh tuhan. Moralitas hendaknya bersifat otonom dan harus berpusat pada pengertian manusia berdasarkan akal sehat yang dimiliki manusia itu sendiri. Dengan kata lain kewajiban moral mutlak bersifat rasional. Hubungannya dengan perilaku akuntan:
Etika bisnis sebagai suatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas kini mulai berkembang etika dalam arti sebenarnya. Jika sebelumnya hanya para teolog dan agamawan pada tahap ilmiah (teologi) membicarakan masalah – masalah moral dari bisnis, pada tahun 1970-an para filsuf memasuki wilayah penelitian ini dalam waktu singkat menjadi kelompok yang paling dominan. Sebagaian sukses usaha itu, kemudian beberapa filsuf memberanikan diri untuk terjun kedalam etika bisnis sebagai sebuah cabang etika terapan lainnya. Ketiga teori ini sangat berpengaruh terhadap etika seseorang dalam pekerjaannya. Akuntan yang mengerti etika ini akan lebih menjalankan pekerjaannya dengan penuh kehati-hatian dan sesuai dengan etika yang ada. Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar. Egoisme psikologi adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkuat diri. Rachels (2004) memperkenalkan dua kosep yang berhubungan dengan egoism yaitu egoism psikologis dan egoism etis yang mempunyai pengertian berbeda. Egoism psikologis adalah suau teori yang menjelaskan bahwa semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri(selfish). Menruut teori ini, orang boleh saja yakin bahwa ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun semua tindakan ini hanyalah illusi. Pada kenyataany setiap orang hanya peduli pada dirinya sendiri. Jadi menurut teori ini tidak ada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruism, yaitu suatu tindakan yang peduli kepada oraang lain atau mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya. Rachels sendiri juga menjelaskan paham egoism etis yaitu tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri sendiri, namun hal ini berbeda dengan egoism psikologis. Bila saya belajar samai larut malam agar bisa lulus ujian, maka tindakan saya ini dapat dikatakan dilandasi oleh kepentingan diri sendiri namun tidak dapat dianggap sebagai kegiatan berkutat diri. Yang membedakan tindakan berkutat diri dengan tindakan untuk kepentingan diri sendiri adalah pada akibatnya terhadap orang lain. Tindakan berkutat diri memiliki cirri mengabaikan orang lain atau merugikan orang lain, sedangkan kepentingan diri tidak selalu merugikan orang lain. Jelas bahwa paham egoism psikologis dilandasi oleh ketamakan sehingga tidak dapat dikatakan tindakan tersebut bersifat etis.
Munculnya paham egoism etis memberikan landasan yang sangat kuat bagi munculnya paham ekonomi kapitalis dalam ilmu ekonomi. Paham ekonomi kapitalis dipelopori oleh Adam Smith yang berpandangan bahwa kekayaan suatu negara akan tumbuh maksimal apabila setiap individu diberi kebebasan untuk mengejar kepentingan masing-masing. Kata utilitarianisme berasal dari bahasa latin yaitu utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar. Utilitarianisme berasal dari kata laton utilis, kemudian menjadi kata inggris utility yang berarti bermanfaatan. Merupakan teori yang dipelopori oleh David Hume kemudian dikembangkan oleh Jeremy Bentham yang mengatakan bahwa moralitas tidak lain adalah upaya untuk sedapat mungkin memperoleh kebahagiaan di dunia ini. Ia emenolak paham bahwa moralitas berhubub=ngan dengan tindakan menyenangkan tuhan. Utilitaranisme berasal dari bahasa Latin utilis ang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu tindakan dapat dikatakan baik apabila membawa manfaat sebanyak mungkin bagi masyarakkat. Jadi ukuran tindakan baik atau tidak dilihat dari akbibat yang ditimbulkan. Paham ini juga disebut teleologisme yaitu tujuan. Perbedaan paham ini dengan egoism etis terletak pada siapa yang memperoleh manfaat. Egoism etis melihat dari sudut pandang kepentingan individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut pandang kepentingan orang banyak.
2. Jelaskan hakikat pikiran dan kesadaran, dan apakah perbedaan diantara keduanya? Jawab: Persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berfikir adalah mengolah informasi dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau kebutuhan respon. Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi dan berbagai pengalaman yang didasari setiap saat. Lapisan prasadar sering disebut memori (ingatan) yang tersedia menyangkut pengalaman – pengalaman yang tidak disadari pada saat pengalaman tersebut terjadi, dengan mudah dapat muncul kembali menjadi kesadaran secara spontan atau dengan sedikit usaha. Lapisan tidak sadar yang merupakan lapisan yang paling dalam dari pikaran manusia, menyimpan semua dorongan insting primitif serta emosi dan memori yang mngancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan, atau secara tidak disadari telah didorong ke dalam lapisan yang paling dalam pada pikiran manusia.
Menurut Khrisna kesadaran manusia terbagi menjadi lima tingkat / lapisan yaitu: i. Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan. ii. Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang disalurkan melalui pernapasan. iii. Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasional dan emosional. Bila pikiran kacau atau dalam keadaan marah, maka napas akan lebih cepat. Dan sebalikanya jika pikiran tenang maka napas kita juga tenang, karena seluruh kepribadian kita ditentukan oleh pikiran. iv. Lapiasan intelegensia (bukan Intelek), menyangkut kesadaran hati nurani atau budi pekerti. Lapisan ini yang menyebabkan manusia menjadi bijak. v. Lapisan kesadaran murni (kesadaran transendental), merupakan hasil akhir pemekaran kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesadaran tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia. Manusia telah memiliki kesadaran mental atau emosional yang telah berkembang, sementara hewan belum mencapai tingkat atau lapisan kesadaran ini. Pikiran adalah lapisan pengkondisian di sekitar kesadaran. Dalam setiap kehidupan ketika seseorang meninggal maka otak tidak lagi berfungsi, tapi pikiran dilepaskan dari otak dan menjadi lapisan dari kesadaran. Sehingga pikiran adalah sesuatu yang melekat pada manusia. Sedangkan kesadaran adalah apa yang diproses otak dan menjadi suatu yang telah melekat pada seseorang tanpa berfikir lebih lama. Kesadaran biasanya dilakukan spontan karena telah ada dan melekat padaa diri manusia.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dilema moral/dilema etis ! berikan contohnya! Jawab: Dilema etika merupakan situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut. Contoh sederhananya adalah jika seseorang menemukan cincin berlian, ia harus memutuskan untuk mencari pemilik cincin atau mengambil cincin tersebut. Para auditor, akuntan, dan pebisnis lainnya, menghadapi banyak dilema etika dalam karier bisnis mereka. Terlibat dengan klien yang mengancam akan mencari auditor baru jika tidak diberikan opini unqualified akan menimbulkan dilema etika jika opini unqualified tersebut ternyata tidak tepat untuk diberikan. Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan terapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan kondisi dimana setiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk menetukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stres pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Dilema moral adalah suatu kedaan dimana dihadapkan pada dua alternative pilihan yang kelihatanya sma atau hamper sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Contoh :
Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan anamnese dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Ternyata selama kala II kemajuan kala II berlangsung lambat, perineum masi tebal dan kaku. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya menolak di episiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut jantung janin menunjukkan keadaan fetal distress dan hal ini mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan episiotomi, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa dia perna melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien, dilakukan karna untuk melindungi bayinya. Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien, maka bidan akan dihadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sihingga inilah yang merupakan contoh gambaran dilema moral. Bila bidan melakukan tindakan tanpa pesetujuan pasien, bagaimana tinjau dari segi etik dan moral. Bila tidak dilakukan tindakan, apa yang akan terjadi pada bayinya?” CONTOH KASUS: Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara terminal dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat dilakukan diskusi perawat disimpulkan bahwa penambahan obat analgesik dapat mempercepat kematian klien. 4. Jelaskan prinsip transparansi, akuntabilitas dan responsibilitas! Jawab:
Transparansi Prinsip ini mensyaratkan keterbukaan perusahaan kepada semua stakeholders. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi yang dilakukan secara tepat waktu, akurat, dan berkualitas tentang kondisi bisnis di suatu perusahaan. Akuntabilitas Hakikatnya adalah manajemen disuatu perusahaan akan berjalan efektif bila dilaksanakan berdasarkan pada keseimbangan kewenangan, tugas dan tanggungjawab antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Direksi, Manajer, maupun Auditor. Intinya, harus ada kejelasan peran dan fungsi masing-masing organ perusahaan, baik organ utama maupun organ pendukung. Responsibilitas / Pertanggungjawaban Merupakan pengejawantahan tanggungjawab perusahaan sebagai anggota masyarakat dalam mematuhi hukum dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat. Disini suatu perusahaan harus mampu berperilaku dan atau bertindak sebagai warga korporasi yang baik (good corporate citizenship)
5. Bagaimana seharusnya dewan direksi mengubah skema renumerasi insentif eksekutif untuk mengurangi risiko eksekutif melakukan manipulasi demi memperkaya diri sendiri? Jawab: Dewan direksi seharusnya memastikan bahwa perusahaan memiliki kebijakan dan pengendalian internal, sehingga kebijakan bisa di ikuti. Dewan direksi seharusnya menjalankan pengawasan yang memadai terhadap penyalahgunaan entitas sehingga dapat mengurangi resiko dalam manipulasi laporan keuangan dan memperketat pengawasan terhadap karyawan agar karyawan tidak memperkaya diri sendiri. Dewan direksi tidak seharusnya menerima apa yang auditor eskternal katakana tanpa memeriksa atau mendiskusikannya.
6. Jelaskan aktivitas Enron yang merupakan tindakan tidak legal dan tidak etis beserta alasannya! Jawab: Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat. Enron (baik manajemen Enron maupun KAP Andersen) telah melakukan mal praktik jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan antara lain: 1) Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, melalui suburnya praktik insider trading, dimana hal ini sangat diketahui oleh Board of Director Enron, dengan demikian dalam praktik bisnis di Enron sarat dengan collusion. Kondisi ini diperkuat oleh Bussines Round Table (BRT), pada tanggal 16 Pebruari 2002 menyatakan bahwa: a) Tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen Enron berperan besar dari kebangkrutan perusahaan; b) Telah terjadi pelanggaran terhadap norma etika corporate governance dan corporate responsibility oleh manajemen perusahaan; c) Perilaku manajemen Enron merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan. 2) Adanya Deception Information, yang dilakukan pihak manajemen Enron maupun KAP Arthur Andersen, mereka mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi trust dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. KAP Andersen tidak
mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan, hal ini dimungkinkan adanya coercion atau bribery, karena pihak Gedung Putih termasuk Wakil Presiden Amerika Serikat juga di indikasikan terlibat dalam kasus Enron ini. 3) Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik- The big six- yang melakukan Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan Enron, KAP Andersen telah melakuklan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan (deception of information)
7. Apa dampak adanya kasus enron memberikan reformasi pada tata kelola dan etika? Jawab: Bahkan sebelum skandal Enron muncul dan mengakkibatkan pengajuan untuk perlindungan kebangkrutan pada tanggal 2 Desember2001, ada beberapa pengakuan bahwa perubahan tata kelola dan praktik akuntansi memang diinginkan. Setelah kasus Enron terdapat kekacauan dan kemarahan atas eksekutuf Enron yang secara angkuh mengklaim ketidaktahuan, kenangan buruk, memebela kesalahan atas amandemen keliama. Meskipun ada beberapa upaya untuk memperkuat tata elola dan akuntabilitas sebelum terjadinya skandal Enron, hampir tidak mungkin untuk menyampaiakn pertumbuhan rasa investor dan kemarahan public pada bulan Desember 2001. Preseiden Bush berjanji untuk melakukan reformasi leih lanjut untuk mengembalikan kepercayaan di pasar keuangan, namun gagal untuk memperlambat dorongan pasar. Meskipun sebelumnya telah ada upaya untuk memperkuat tata kelola dan praktikakuntansi sebelum terjadinya skandal Enron, gaung reformasi atas tata kelola baru terdengarkeras setelah terjadi kemarahan publik atas skandal Enron pada bulan Desember 2001. Namun, gagal karena tak lama setelah skandal Enron, datang berita mengejutkan bahwa perusahaanraksasa WorldCom juga mengalami kesulitas keuangan. Pengumuman oleh WorldCom tentangmanipulasi laba akuntansi secara besar-besaran telah memukul pasar modal, media dan jugapolitisi. Maka pada 30 juli 2002 disahkanlah Sarbanes-Oxley Act (SOX), yaitu Undang-undangbaru yang mengatur reformasi tata kelola. Nama SarbanesOxley sendiri diambil dari dua orangpolitisi yang menjadi inisitor undang-undang tersebut.
8. Apa itu SOX? Apakah dengan adanya sistem SOX bencana keuangan dapat dihindari? Jawab: Pada 30 juli 2002 disahkanlah Sarbanes-Oxley Act (SOX), yaitu Undang-undang baru yang mengatur reformasi tata kelola. Nama Sarbanes-Oxley sendiri diambil dari dua orang politisi yang menjadi inisitor undang-undang tersebut. SOX telah menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan internasional bagi perusahaan dalam mencari akses ke pasar modal AS dan auditornya. Demikian juga SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi akuntansi AS yang menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan Public Company Accounting OversightBoard (PCAOB). Bencana keuangan sebelumnya, termasuk kegagalan tata kelola Enron, Arthur Andersen, dan WorldCom, meningkatkan kesadaran di AS, Kanada, Australia dan Inggris bahwa kerangka tata kelola harus diperbaiki. Secara khusus, dalam rangka menghadapi krisiskredibilitas tata kelola dan mengembalikan kepercayaan dalam sistem pasar modal. Perusahaansaat ini, tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan masyarakat menurut Kurnia: 2014, mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas dari dewan direksi, subkomitenya, diripara direktur pribadi dan auditor. b. Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai rencana dankegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan dan pengendalian internal untuk memastikankepatuhan, dan kepatuhan aktual, termasuk keprihatinan para whistle-blower. c. Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang memadai dan keahlianlainnya yang diperlukan. d. Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dipahami dan transparan. e. Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi kepentingan para investor. f. Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dipahami dan transparan. g. Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi kepentingan para investor. Rancangan Undang-Undang diajukan oleh anggota senat Paul Sarbanes dan MichaelOxley pada tanggal 30 Juli 2002 dan disahkan oleh Presiden Bush. Ikthisar Sarbanes Oxley Act2002 dalam Djohan: 2008 antara lain sebagai berikut: a) Memberi kejelasan dan kepastian atas dewan pengawas independen yang bertugassepenuhnya untuk mengawasi pelaku pasar modal. b) Menetapkan tanggung jawab baru terhadap komite audit dan pejabat perusahaan. c) Menetapkan aturan dan keharusan baru untuk pelaporan perusahaan. d) Mendefinisikan jasa non Audit yang dapat diberikan oleh KAP kepada Klien Audit yaitumelarang KAP melakukan 8 jenis jasa audit kepada klien audit: pembukuan, desain dansistem informasi keuangan, jasa penilai, jasa aktuaris,
outsorcingjasa internal audit, fungsimanajemen SDM, broker pialang atau penasehat investasi, jasa hukum dan jasa professionallainnya yang tidak berhubungan dengan audit.
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan etika profesi serta apa fungsinya ! Jawab: etika profesi adalah suatu sikap etis yang dimiliki seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengembang tugasnya serta menerapkan normanorma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) dalam kehidupan manusia. Etika profesi atau kode etik profesi sangat berhubungan dengan bidang pekerjaan tertentu yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau konsumen. Konsep etika tersebut harus disepakati bersama oleh pihak-pihak yang berada di lingkup kerja tertentu, misalnya; dokter, jurnalistik dan pers, guru, engineering (rekayasa), ilmuwan, dan profesi lainnya. Kode etik profesi ini berperan sebagai sistem norma, nilai, dan aturan profesional secara tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar/ baik, dan apa yang tidak benar/ tidak baik bagi seorang profesional. Dengan kata lain, kode etik profesi dibuat agar seorang profesional bertindak sesuai dengan aturan dan menghindari tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik profesi. Fungsi Kode Etik Profesi Sebagai pedoman bagi semua anggota suatu profesi tentang prinsip profesionalitas yang ditetapkan. Sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap suatu profesi tertentu. Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar organisasi, terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.
10. Bagaimana hubungan antara filsafat, Agama, Etika, hukum dan nilai? Jawab: Jelas sekali bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada agama yang tidak mengajarkan etika/moralitas. Kualitas keimanan (spritualitas) seseorang ditentukan bukan saja oleh kualitas peribadatan (kualitas hubungan manusia dengan tuhan), tetapi juga oleh kulaitas moral/etika (kualitas hubungan manusia dangan manusia lain dalam masyarakat dan dengan alam). Dapat dikatakan bahwa nilai ibadah menjadi sia-sia tanpa dilandasi oleh nilai-nilai moral. Akhirnya, tingkat kenyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, tingkat kualitas peribadatan, dan tingkat kualitas/ moral seseorang akan menentukan gugus/herarki nilai kehidupan yang telah dicapai. Tujuan agama untuk merealisasikan nilai tertinggi, yaitu hidup kekal diakhirat (agama hindu menyebut moksa, agama budha menyebut nirwana). Dari sudut pandang semua agama, pencapain nilai-nilai kehidupan duniawi (nilai-nilai yang lebih rendah) bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya merupakan tujuan sementara atau tujuan antara, dan hanya dianggap sebagai media atau alat (means) untuk mendukung pencapain tujuan akhir (nilai tertinggi kehidupan).
Akhirnya, tingkat kenyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, tingkat kualitas peribadatan, dan tingkat kualitas/ moral seseorang akan menentukan gugus/herarki nilai kehidupan yang telah dicapai. Tujuan agama untuk merealisasikan nilai tertinggi, yaitu hidup kekal diakhirat (agama hindu menyebut moksa, agama budha menyebut nirwana). Dari sudut pandang semua agama, pencapain nilai-nilai kehidupan duniawi (nilai-nilai yang lebih rendah) bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya merupakan tujuan sementara atau tujuan antara, dan hanya dianggap sebagai media atau alat (means) untuk mendukung pencapain tujuan akhir (nilai tertinggi kehidupan). Hubungan Filsafat dengan Filsafat Hukum adalah bahwa filsafat itu terdiri dari beberapa bagian. Salah satu bagian utamanya adalah filsafat moral, yang disebut juga etika. Objek dari bagian utama ini ialah tingkah laku manusia dari segi baik dan buruk yang khas ditemukan dalam tingkah laku manusia, yaitu baik atau buruk menurut kesusilaan.