A. Pengertian Identifikasi Tumbuh Kembang 1. Pegertian Identifikasi Identifikasi berasal dari kata “Identify” yang artinya meneliti, dan menelaah. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari “kebutuhan” lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat dikategorikan (dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya mendesak dan kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak. Fungsi dan tujuan identifikasi kebutuhan program untuk mengetahui berbagai masalah atau kebutuhan program yang diinginkan. Untuk mengetahui berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan untuk pendukung pelaksanaan program dan mempermudah dalam menyusun rencana program yang akan dilaksanakan. Fungsi agar program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dapat digunakan sebagai dasar penyusunan rencana program yang dapat di pengaruhi pengelola program. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan.1 2. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal).2 Menurut Soetjiningsih (2012), pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram) ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan
dapat
diartikan
sebagai
“perubahan”
yang
progresif
dan
kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati. Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaaannya atau kematangan nya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). 3 Atau bisa disebut perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi 2 https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pertumbuhan-dan-perkembangan-manusia/13147 3 Dr.H.Syamsu Yusuf LN.,M.Pd Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja (2006)
1
Soetjiningsih, (2012) berpendapaat bahwa perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan serta struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organorgan dan sistem organ yang terorganisasi dan berkembang sedemikian rupa sehingga masingmasing dapat memenuhi fungsinya. Dalam hal ini perkembangan juga termasuk perkembangan emosi, intelektual dan perilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Pengertian tumbuh kembang menurut Soetjiningsih (2010) adalah suatu proses berkelanjutan mulai dari konsepsi sampai kematangan yang dipengaruhi oleh factor lingkungan dan factor bawaan. Menurut Ariana (2013) adalah suatu proses yang sifatnya kontinu, yang dimulai sejak di dalam kandungan hingga dewasa. Di dalam proses perkembangan anak terdapat masa-masa kritis, dimana pada masa tersebut diperlukan suatu stimulasi yang berfungsi agar potensi si anak berkembang. Perkembangan anak akan optimal jika terdapat interaksi social yang sesuai dengan kebutuhan anak di berbagai tahap perkembangannya. Menurut Rohan E-Siyoto (2013) adalah proses dinamis dan terus menerus. 4 Secara umum, definisi perkembangan dan pertumbuhan memiliki pengertian yang sama yakni keduanya mengalami perubahan. Tetapi secara khusus, pertumbuhan adalah mengacu pada perubahan yang bersifat kuantitas, sedang perkembangan lebih mengarah kepada kualitas. Artinya konsep pertumbuhan mengandung definisi sebagai perubahan ukuran fisik yang bersifat pasti, akurat yakni dari kecil menjadi besar, dari sempit menjadi lebar. Selain itu, yang terpenting dalam pertumbuhan ialah terjadinya proses pematangan fisik yang ditandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf maupun sistem fungsi organ tubuh. Kematangan tersebut, menyebabkan organ fisik merasa siap untuk dapat melakukan tugas-tugas dan aktivitas sesuai dengan tahap perkembangan individu. Jadi perkembangan dapat diartikan sebagai akibat dari perubahan kematangan dan kesiapan fisik yang memiliki potensi untuk melakukan suatu aktivitas, sehingga individu telah mempunyai suatu pengalaman.5
3. Identifikasi Tumbuh Kembang 4 http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-tumbuh-kembang-anak/ 5 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007).
2
Mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi atas perubahan kematangan dan kesiapan fisik yang memiliki potensi untuk melakukan suatu aktivitas, sehingga individu telah mempunyai suatu pengalaman. B. Tugas perkembangan anak usia 3-6 tahun, yaitu:6 a) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan b) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai mahluk biologis c) Belajar bergaul dengan teman sebaya d) Belajar memainkan pperan sesuai dengan jenis kelaminnya e) Belajar keterampilan dasar membaca, menulis dan menghitung f) Belajar mengembangkan konsep sehari-hari g) Mengembangkan kata hati h) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri) i) Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok social C. Perkembangan anak usai 3-6 tahun:7 a) Perkembangan fisik motoric Perkembangan proporsi tubuhnya berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun rata-rata tingginya 80-90 cm dan berat badan nya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia lima tahun tingginya sudah mencapai sekitar 100-110 cm tulang kakinya tumbuh dengan cepat namun pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan tulang-tulangnya semakin besar dan kuat. Pertumbuhan giginya semakin lengkap/komplit sehingga ia sudah menyenangi makanan padat seperti daging, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan.
6 Prof.Dr.Syamsu Yusuf LN,M.Pd dan Dr.Nani M.Sugandhi Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:2013 PT Rajagrafindo) hal 15. 7 Dr.H. Syamsu Yusuf LN, M.Pd Psikologi Perkembangan Anak & Remaja hal 163-178.
3
Pertumbuhan otak pada usia lima tahun sudah mencapai 75% dari ukuran dewasa, dan 90% pada usia enam tahun. Pada usia ini juga terjadinya ertumbuhan “myelinization” (lapisan urat syaraf dalam otak yang terdiri dari bahan penyekat berwarna putih. Yaitu myelin)
Gambar. https://en.wikipedia.org/wiki/Myelin secara sempurna, Lapisan urat syaraf ini membantu transmisi impul-impul syaraf secara cepat, yang memungkinkan pengontrolan terhadap kegiatan-kegiatan motoric lebih seksama dan efisien. Disamping itu pada anak usia ini banyak juga perubahan fisiologis lainnya, seperti: 1) Pernafasan menjadi lebih lambat dan mendalam 2) Denyut jantung lebih melambat dan menetap. Untuk perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang cukup. Menurut penelitian Mederith (Ambon, 1981: 259) anak anak yang hidupnya ditimpa kemiskinan baik di Afrika, India, Pakistan, maupundi Amerika Selatan, tubuhnya pendek-pendek dan kuruskurus apabila dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Kekurangan gizi dapat mengakibatkan kecacatan tubuh dan kelemahan mental. Lebih jauhnya anak akan rentan (mudah terkena) penyakit atau infeksi, baik mata,telinga maupun system pernafasan. Maka mereka kuang memiliki kemampuan atau kesiapan mental dan fisik. Perkembangan fisik pada tamn kanak-kanak perlu dirancang lingkungan pendidikan yang kondusif bagi perkembangan fisik anak secara optimal. Dengan disediakannya halaman yang cukup luas dan perlengkapan bermain yang memberikan peluang kepada mereka untuk dapat bergerak dan bermain secara leluasa. Serta guru diharuskan memeberikan bimbingan kepada anak agar memiliki rasa kesadaran akan kemampuan sensorinya, dan memiliki sikap positif terhadap dirinya maksudnya anak yang mempunyai berpikiran positif mengetahui bahwa dirinya sudah berpikir buruk maka ia akan segera memperbaiki dirinya. 4
b) Perkembangan intelektual Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak pada usia ini berada pada periode preoprsional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud negan operasi adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik. Melalui kemampuan diatas anak mampu berimajinasi atau berfantasi tentang berbagai hal. Anak usia 4 tahun mungkin dapat menggunakan kata “kapal terbang” sebagai citra mental tentang kapal terbang, atau menggunakan benda kertas yang di lipat sedemikian rupa seperti kapal terbang yang melambangkan bahwa itu adalah kapal terbang yang sebenarnya. Anak bermain dengan kursi sebagai benda yang melambangkan bahwa itu mobil, kereta atau kuda. Dia membayangkan atau berimajinasi bawa itu adalah mobil, kereta ataupun kuda sungguhan. Adapun kemampuan anak berimajinasi dengan menggunakan peristiwa adalh tampak dalam permainannya bermain peran, seperti sekolah-sekolahan, perang-perangan, serta dagang-dagangan. Adapun keterbatasan berfikir melalui symbol pada periode proporsional ini adalah: 1) Egosentrisme, yang maksudnya bukan egois atau arogan/sombong namun merujuk kepada; (1) diferensiasi diri, lingkungan orang lain yang tidak sempurna dan (2) kecenderungan untuk mempersepsi, memahami dan menafsirkan sesuatu berdasarkan sudut pandang sendiri. Sebagai contoh ketika si anak sedang memegang buku secara tegak dan menunjuk dalam satu gambar yang ada didalamnya sambil bertanya kepada ibunya “gambar apa ini?” dia tidak menyadari bahwa ibunya menghadap kepadanya, sehingga tidak bisa melihat gambar tersebut dari arah belakang buku. 2) Kaku dalam berfikir (rigidity of thought), berfikirnya bersifat memusat yaitu kecenderungan berfikir atas dasar satu dimensi, baik mengenai objek maupun peristiwa.. contohnya, Piaget memperlihatkan dua gelas dengan berisi cairan yang sama tingginya, kepada anak ditanyakan apakah kedua gelas itu berisi jumlah cairan yang sama, dengan mudahnya anak itu menjawat ya, berikutnya kepada anak diminta untuk menuang sendiri salah satu isi dari kedua gelas itu ke gelas lain yang lebih pendek dan lebih besar, kepada anak ditanyakan ulang mana yang lebih banyak isinya gelas yang semula atau gelas yang baru. Anak menjawab 5
bahwa cairan yang di gelas semula lah yang lebih banyak, karena permukaan nya lebih tinggi. Disini terlihat kemampuan anak yang berpusat hanya pada satu dimensi persepsi, yaitu tinggi. 3) Semilogical reasoning, anak mencoba untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang misterius , yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu pemecahannya dalam menjelaskan itu dianalogikan dengan tingkah laku manusia. Matahari dan bulan dipandang seperti manusia mereka hidup dan suka lelah. c) Perkembangan emosional Pada usia 4 tahun anak sudah mulai menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang lain maupun benda, kesadaran ini diperoleh melalui pengalamannya, bahwa tidak setiap keinginannya dipenuhi oleh orang lain atau benda lain. Bersamaan dengan itu berkembang pula perasaan harga diri yang menuntut pengakuan dari lingkungannya. Jika lingkungannya (terutama orang tua) tidak mengakui harga diri anak seperti memperlakukan anak secara keras atau kurang menyayanginya maka pada diri anak akan berkembang sikap keras kepala, menentang, atau menyerah menjadi penurut yang diliputi rasa harga diri kurang dengan sifat pemalu (Karso, dkk, 1982) Beberapa emosi yang berkembang pada anak yaitu: 1) Takut, yaitu perasaan terancam terhadap suatu objek yang dianggap membahayakan 2) Cemas, kecemasan ini muncul mungkin dari situasi-situasi yang di khayalkan, berdasarkan pengalaman yang diproleh baik perlakuan orang tua, buku-buku bacaan/komik, radio atau film. 3) Marah, merupakan perasaan tidak senang atau benci baik terhadap orang lain, diri sendiri atau objek tertentu, yang diwujudkan dalam bentuk verbal (kata kata kasar, makian, sumpah serapah) atau nonverbal (mencubit, memukul, menendang, dan merusak). 4) Cemburu, oerasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah merebut kasih saying dari seseorang yang telah mencurahkan kasih saying kepadanya.
6
5) Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan yaitu perasaan positif, nyaman karena terpenuhi keinginannya. 6) Kasih saying, yaitu perasaan senang untuk memberikan perhatian atau perlindungan terhadap orang lai, hewan atau benda. 7) Phobi, yaitu perasaan takut terhadap objek yang tidak patut ditakutinya (takut yang abnormal) seperti takut ulat, takut kecoa dan sebagainya. 8) Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau objekobjek, baik bersifat fisik maupun non fisik. d) Perkembangan bahasa Terdapat dua tahap perkembangan bahasa anak pada usia 3-6 tahun, yaitu: 1) Masa ketiga (2,0-2,6) a) Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna b) Anak sudah mampu memahami perbandingan, misalnya burung pipit lebih kecil dari burung perkutut atau anjing lebih besar dari kucing c) Anak banyak menanyakan nama dan tempat, apa, di mana dan dari mana. d) Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan yang berakhiran. 2) Masa keempat a) Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya. b) Tingkat berfikir anak sudah maju, anak banyak menanyakan soal waktusebab akibat melalui pertanyaan: kapan, kemana, mengapa, dan bagaimana. Peran orang tua dan guru dalam pengembangan bahasa pada anak yaitu: 1) Bertutur kata yang baik dengan anak 2) Mau emndengarkan pembicaraan/ cerita anak 3) Menjawab pertanyaan anak (jangan meremehkannya) 4) Mengajak berdialog dalam hal-hal sedarhana seperti memelihara kebersihan rumah, sekolah, dan memelihata kesehatan diri
7
5) Di sekolah anak dibiasakan untuk bertanya, mengekspresikan keinginannya, menghafal dan melantunkan lagu dan puisi. e) Perkembangan social Perkembangan social anak pada usia ini terutama pada usia 4 tahun perkembangan social nya sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebaya. Perkembangan social anak sangat dipengaruhi oleh iklim sosio-psikologis keluarganya. Apabila di lingkungan keluarga tercipta suasana harmonis, saling memperhatikan, saling membantu (bekerja sama) dalam menyelesaikan tugas-tugas keluarga atau anggota keluarga, terjalin komunikasi antara anggota keluarga, dan konsisten dalam melaksanakan aturan, maka anak akan memiliki kemampuan atau penyesuaian social dalam hubungan dengan orang lain. Tidak hanya dalam lingkungan keluarga anak juga dapat mengembangkan sosialnya di sekolah sebagai jembatan anak untuk bergaul dengan teman sebaya dan belajar kedisiplinan dengan menaati peraturan di sekolah. f) Perkembangan bermain Anak pada usia 3-6 tahun dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya diisi dengan kegiatan bermain disini adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan kebebasan batin untuk memperoleh kesenangan. Secara psikologis dan pedagogis, bermain menpunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi anak, diantaranya: 1) Anak memperoleh rasa senang, puas, bangga, atau berkatarsis (peredaan ketegangan) 2) Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab dan kooperatif(mau bekerja sama) 3) Anak dapat mengembangkan daya fantasia tau kreatifitas (terutama permainan fiksi dan konstruksi) 4) Anak dapat mengenal aturan, atau norma yang berlaku dalam kelompok serta belajar untuk menaatinya 8
5) Anak dapat memahami bahwa baik dirinya maupun orang lain sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan 6) Anak dapat mengembangkan sikap sportif atau toleran terhadap oranag lain. g) Perkembangan kepribadian Anak mulai sadar akan aku-nya, dia menyadari bahwa dirinya terpisah dari lingkungan atau orang lain, dia suka menyebut nama dirinya apabila berbicara dengan orang lain. Anak mulai menemukan bahwa tidak setiap keinginannya dipenuhi orang lain, atau diperhatikan orang lain. Pertentangan antara kemauan dan tuntutan lingkungannya dapat mengakibatkan ketegangan dalam diri anak, sehingga tidak jarang anak meresponnya dengan sikap membandel atau keras kepala.bagi usia anak, sikap membandel ini merupakan suatu kewajaran, karena perkembangan pribadi mereka sedang bergerak dari sikap depeden ke independen. Pada masa ini berkembang kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan dan tanggung jawab. Oleh karena itu agar tidak berkembang sikap membandel anak yang kurang terkontrol, pihak orang tua perlu menghadapinya dengan cara bijaksana, penuh kasih saying, dan tidak bersikap keras. Meskipun mereka mulai menampakkan keinginan untuk bebas (independen) Dari tuntutan orang tua, namun pada dasarnya mereka masih sangat membutuhkan perawatan, asuhan, bimbingan atau curahan kasih saying orang tua (dependen). Aspek perkembangan kepribadian anak itu meliputi: 1) Dependency & self-image Anak memiliki system pandangan dan persepsi yang kompleks, tetapi belum dapatmenyatakan. Perkembangan sikap “ independensi” dan kepercaya diri anak amat terkait dengan cara perlakuan orang tuanya. Gaya perlakuan orang tua terhadap anak ternyata sangat beragam, ada yang terlaluu memanjakan, bersikap keras penerimaan dan kasih saying, dan acuh tak acuh (permisif). Masing-masing perlakuan itu memberikan dampak yang beragam bagi kepribadian anak.
9
2) Initiative vs guilt Anak sudah siap dan berkeinginan untuk belajar dan bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan nya. Kelemahan dalam aspek ini yaitu tidak tersalurkannya energy yang mendorong anak untuk atif (dalam rangka memenuhi keinginannya), karena mengalami kehambatan dan kegagalan, sehingga anak mengalami guilt (rasa bersalah). Perasaan bersalah ini berdampak kurang baik bagi perkembangan kepribadian anak karena anak bisa menjadi nakal atau pendiam. Factor eksternal yang mungkin menghambat perkembangan inisiatid anak, diantaranya: a) Tuntutan kepada anak diluar kemampuannya b) Sikap keras orang tua/guru dalam memperlakukan anak c) Terlalu banyak larangan d) Anak
kurang
mendapat
dorongan
atau
peluang
untuk
berani
mengungkapkan perasaan nya atau keinginannya. h) Perkembangan moral Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain (orang tua, saudara dan teman sebaya) anak belajar memahami tentang kegiatan atau prilaku mana yang baik/boleh/diterima/disetujui atau buruk/tidak boleh/ditolak/tidak disetujui. Berdasarkan pemahaman itu, maka pada masa ini anak harus dilatih atau dibiasakan mengenal bagaimana dia harus bertingkah laku (seperti membaca bismilah sebelum makan). Hasil pengamatan terhadap anak usia 3-6 tahun ini membuktikan bahwa mereka tidak hanya menyadari bahwa orang lain memiliki perasaan, tetapi juga mereka aktif mencoba untuk memahami perasaan-perasaan orang lain tersebut. i) Perkembangan kesadaran beragama Kesadaran beragama pada usia 3-6 tahun ini ditandai dengan iri-ciri sebagai berikut: 1) Sikap beragamanya bersifat reseptif (menerima) meskipun banyak bertanya. 2) Pandangan ketuhannannya bersifat dipersonifikasikan
10
3) Penghayatan secara rohaniah masih belum mendalam meskipun mereka telah melakukan atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ritual 4) Hal ketuhanan dipahamkan secara menurut khayalan pribadinya sesuai dengan taraf berfikirnya yang masih bersifat memandang segala sesuatu dari sudut dirinya Adapun bagi orang tua dan guru sangat berperan penting dalam memberikan pengetahuan tentang beragama kepada anak dengan cara memberikan contoh sikap dan prilaku yang baik dalam mengamalkan ibadah maupun ucapan, mengajakan gerakan solat dan doa-doa seperti doa sebelum makan dan sesudah, doa berangkat dari rumah, doa tidur, doa untuk orang tua, dan doa keselamatan/kebahagiaan dunia dan akhirat. Disamping itu anak pun diajarkan atau dilatih tentang kebiasaan-kebiasaan akhlakul karimah, seperti: 1) Mengucapkan salam 2) Membaca basmalah saat akan mengerjakan sesuatu 3) Membaca hamdalah saat mendapatkan kenikmatan dan setelah mengarjakan sesuatu 4) Menghormati orang lain 5) Memberi sodaqoh 6) Memelihara kebersihan baik diri sndiri maupun lingkungan seperti mandi, gosok gigi, cuci tangan, dan membuang sampah pada tempatnya. Mengenai pentingnya menanamkan nilai-nilai agama kepada anak, Zakiyah Daradjat (1970:111) mengemukakan bahwa umur taman kanak-kanak adalah umur yang paling subur untuk menanamkan rasa agama kepada anak, menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama, melalui permainan dan perlakuan orang tua dan guru. D. Tahapan Mengidentifikasi Tumbuh Kembang Anak Usia 3-6 Tahun 1. Putuskan apa yang akan diidentifikasi 2. Putuskan strategi yang cocok, waktu dan aturan orang-orang yang terlibat dalam identifikasi 3. Kumpulkan informasi yang relevan 4. Analisis data 5. Gunakan analisis dalam prencanaan dan berikan tindakan
11