Destilasi Pembahasan.docx

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Destilasi Pembahasan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 483
  • Pages: 2
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih atau berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Prinsip dari destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya dari tekanan dan suhu tertentu. Tujuan dari destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan dari campurannya Destilasi yang dilakukan pada praktikum ini adalah pemisahan campuran etanol dan air. Dimana dipilih proses destilasi karena perbedaan titik didih antar keduanyavyang cukup besar. Pada bagian awal dilakukan tabel standar untuk acuan kadar etanol, dengan cara membuat larutan etanol dengan kadar 10 % sampai 90% pada suhu 200 C Setelah itu, proses destilasi dilakukan dengan memasukkan umpan sebanyak 200 gram dengan kandungan etanol 40%. Campuran umpan tadi kemudian dipanaskan pada titik didih campuran yaitu sekitar 900 C. Pada proses pemanasan ini terjadi pula proses pemisahan etanol dari air dengan melalui plate plate menara destilasi. Mekanisme dari proses destilasi ini adalah campuran umpan akan menguap ke atas melewati plate plate di dalam destilasi dan menuju ke kondensor. Di dalam kondensor akan mengalami pengembunan dan uap tersebut berubah kembali menjadi cairan. Hal yang perlu diperhatikan dalam destilasi ini adalah rasio refluk. Rasio refluk didefinisikan sebagai perbandingan antara cairan yang menetes kembali ke dalam menara dan cairan yang diambil sebagai destilat. Variabel rasio refluk yang dilakukan pada praktikum ini ada dua jenis yaitu R kurang dari 1 dan R lebih dari 1. Dimana untuk R < 1 sebesar 0.4118 dan R > 1 adalah sebesar 2.75 Dari hasil praktikum menunjukkan bahwa berat destilat dengan R 0.4118 lebih sedikit dibandingkan dengan berat destilat dengan R 2.75 Selain itu pula, kadar etanol yang dihasilkan pada R 0.4118 cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kadar etanol R 2.75 Hal ini sesuai teori bahwa dengan mengubah rasio refluk maka akan mempengaruhi jumlah plate ideal yang diperlukan. Semakin besar rasio refluk yang digunakan maka semakin sedikit plate ideal yang diperlukan, begitu pula sebaliknya Namun, dalam praktik destilasi ini, dengan jumlah plate yang tetap maka yang dapat diubah adalah rasio refluk untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dari praktikum ini, didapatkan hasil bahwa dengan rasio refluk yang lebih besar yaitu 2.75 didapat hasil destilat dan kadar etanol yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan semakin banyak cairan yang dikembalikan (refluk) maka kontak dengan uap campuran akan semakin tinggi sehingga kemungkinan etanol terbawa semakin banyak dan menghasilkan distiat yang semakin murni.

Namun dalam praktikum ini, untuk jumlah kehilangan (loss) dari campuran etanol dan air cukup banyak. Dan hal ini mempengaruhi untuk penentuan neraca massa dan neraca komponen. Kemungkinan hal ini terjadi karena kekurang cermatan praktikan dalam mengendalikan proses destilasi sehingga banyak etanol yang menguap dan tidak terkondensasikan kembali (hilang karena tutup dengan gypsum pada threeneck tidak rapat sehingga masih ada kemungkinan kemungkinan uap yang lepas)

Kesimpulan : Dari hasil praktikum destilasi ini, diperoleh bahwa dengan rasio refluk yang lebih besar (R > 1) dengan R 2,75 proses destilasi lebih efisien dalam hal kadar etanol maupun masa etanol dalam destilat

Related Documents