Deskripsi Batuan Beku.docx

  • Uploaded by: Septian Purnomo Aji
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Deskripsi Batuan Beku.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,136
  • Pages: 16
TUGAS PRAKTIKUM PARAMETER DESKRIPSI BATUAN BEKU

Disusun Oleh:

Septian Purnomo Aji Teknik Geologi 02 410018067

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt karena berkat dan rahmatnya saya bisa menyelesaikan makalah yang bejudul “Parameter Deskripsi Batuan Beku” Mata Kuliah Praktikum Geologi dasar jurusan Teknik Geologi. Saya merasa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu saya harap pembaca bisa memberikan saran yang membangun untuk saya supaya makalah ini bisa saya revisi kembali. Saya menucapkan terima kasih atas arahan dari asisten dosen geologi dasar karena tenpa beliau pembuatan makalah ini tidak akan terlaksana.

Saya harapkan semua yang mambaca makalah ini nantinya bisa

menambah pengetahuan sehingga dapat membuat pemahaman menjadi lebih mengerti serta bisa dijadikan sumber dalam pengerjaan tugas dengan bahasan yang terkait dengan pembahasan untuk kedepannya.

Yogyakarta, 04 Oktober 2018

Septian Purnomo Aji NIM 410018067

ii

DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................

i

PRAKATA ......................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

iii

BAB I. PENDAHULUAN ..............................................................................

1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................

1

1.3 Tujuan Dan Manfaat .........................................................................

1

BAB II. PEMBAHASAN ...............................................................................

2

2.1 Pengertian Batuan Beku ....................................................................

2

2.1 Warna Batuan ..................................................................................

2

2.2 Struktur Batuan ................................................................................

3

2.3 Tekstur Batuan .................................................................................

4

2.4 Bentuk Kristal ..................................................................................

6

2.5 Komposisi Mineral dan Deskripsi Batuan .......................................

6

2.2 Identifikasi Batuan Beku ...................................................................

7

2.1 Batuan Beku Basa ............................................................................

8

2.2 Batuan Beku Ultra Basa ..................................................................

9

2.3 Batuan Beku Asam ..........................................................................

10

2.4 Batuan Beku Intermediate ...............................................................

11

BAB III. PENUTUP .......................................................................................

12

A. Kesimpulan ............................................................................................

12

B. Saran ......................................................................................................

12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

13

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya. Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma. Kali ini pembahasan yang akan ditampilkan oleh penulis adalah tentang identifikasi batuan, khususnya batuan beku,sangat penting mengidentifikasi batuan beku untuk mengetahu jenis-jenis batuan.

1.2.Maksud Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bentuk keseriusan dalam tugas dan sebagai sarana untuk belajar dan agar tugas dari mata kuliah Praktikum Geologi Dasar

1.3.Tujuan 1. Mengerti apa itu batuanbeku 2. Dapat mengidentifikasi batuan beku 3. Mengetahui parameter identifikasi batuan beku

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Batuan Beku Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magmayang mendingin dan mengeras, dengan atau

tanpa

proses kristalisasi,

batuan intrusif (plutonik)

baik

maupun

di di

bawah atas

permukaan permukaan

sebagai sebagai

batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses

pelelehan

terjadi

oleh

salah

satu

dari

proses-proses

berikut:

kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. Batuan beku dapat dipisahkan menjadi batuan beku non fragmental dan batuan fragmental. Pada umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku intrusif ataupun aliran lava yang tersususn atas kristal-kristal mineral. batuan beku fragmental juga dikenal dengan batuan piroklastik (pyro=api, clastics= butiran/pecah) yang merupakan bagian dari batuan volkanik. Sebagai catatan, pada tulisan ini akan lebih menekankan pembahasana pada batuan beku non fragmental. Secara umum yang utama harus diperhatikan dalam deskripsi batuan adalah: 1. Warna Batuan 2. Struktur Batuan 3. Tekstur Batuan 4. Bentuk Kristal 5. Komposisi Mineral Batuan

2.1.1. Warna Batuan Menurut Subroto (1984), yang diperhatikan pertama kali dalam deskripsi batauan beku adalah warna. Warna dari sampel batuanbeku dapat menentukan komposisi kimia batuan tersebut. Ada empat kelompok warna dalam batuan beku:

2

a. Warna Cerah Warna cerah menunjukkan batuan beku tersebut bersifat asam. b. Warna Gelap-Hitam Batuan beku warna gelap-hitam termasuk atau memiliki sifat intermediet (menengah) c. Warna Hitam Kehijauan Batuan Dengan warna hitam kehijauan mempunyai sifat kimia basa. d. Warna Hijau Kelam Warna batuan beku yang hijau kelam termasuk dalam batuan ultra basa.

2.1.2. Struktur Batuan Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar. Seperti lava bantal yang terbentuk di lingkungan air (laut), lava bongkah, struktur aliran dan lain-lain. Suatu bentuk dari struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya (Graha, 1987). Pada batuan beku, struktur yang sering ditemukan adalah: a. Masif Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas. b. Jointing Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Kenampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan. c. Vasikuler Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu: 

Skoriaan, bila lubang gas tidak saling berhubungan.



Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.



Aliran, bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubanglubang gas.

d. Amigdaloidal Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder. e. Struktur Aliran

3

Semua batuan beku seharusnya ada berawal dari adanya aliran ke suatu tempat. Struktur aliran adalah bagian dari magma atau lava yang berdekatan pada pendinginan secara cepat pada kontak langsung, dan oleh karena itu batas ketercapaiannya pada viskositas yang relatif tinggi dan diakhiri dengan konsolidasi. Lebih dahulu bagian dalam yang lebih jauh terbentuk menjadi badan keras (Lahee,1961). f. Struktur Bantal Struktur bantal (pillow structure) adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu, yang dicirikan oleh masa yang berbentuk bantal. Dimana ukuran dari bentuk lava ini pada umumnya antara 30-60 cm (Graha, 1987).

2.1.3. Tekstur Batuan Menurut Sapiie (2006), Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas, Granularitas dan Bentuk Kristal. Mari kita bahas ketiga hal penting tersebut satu persatu. 1. Gelas (Glassy) – tidak berbutir atau tidak mempunyai kristal (amorf). 2. Afanitik (aphanitic) – (fine grain texture) 3. berbutir sangat halus, hanya dapat dilihat dengan mikroskop. 4. Faneritik (phaneritic) – ( coarse grain texture) 5. Berbutir cukup besar, dapat dilihat tanpa mikroskop. 6. Porfiritik (porphyritik) – mempunyai dua ukuran kristal yang dominan. 7. Piroklastik (pyroklastik) – mempunyai fragmen material volkanik. 8. Beberapa hal utama yang diperhatikan mengenai tekstur dalam deskripsi batuan

Tingkat Kristalisasi Merupakan keadaan proporsi antara massa kristal dan massa gelas dalam batuan. Dikenal 3 kelas derajat kristalisasi yaitu 1. Holokristalin, apabila batuan tersususn seluruhnya oleh massa kristal. 2. Hipokristalin, apabila batuan tersususun oleh massa gelas dan massa kristal.

4

3. Holohyalin, apabila batuan seluruhnya tersusun oleh massa gelas.

Granularitas Merupakan ukuran butir kristal dalam batuan beku. Dikenal 2 kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: 1. Afanitik: Kelompok ini mempunyai kristal-kristal yang sangat halus, sehingga antara mineral satu dengan lainya sulit dibedakan dengan mata biasa, ataupun dengan pertolongan lup atau kaca pembesar. 2. Fanerik: Kristal-kristalnya terlihat jelas sehingga dapat dibedakan satu dengan yang lainnya secara megaskopis. Kristal fanerik dibedakan menjadi 4 kategori, yaitu: 

Halus, ukuran diameter butir (d) >1 mm



Sedang, 1 mm < d < 5 mm



Kasar, 5 mm < d < 30 mm



Sangat Kasar, d > 30 mm

e. Relasi Merupakan hubungan antara kristal satu dengan kristal yang lain atau dengan gelas. Terdapat beberapa kenampakan: 1. Equigranular, yaitu jika ukuran butir sama besar atau seragam. Apabila mineral yang seragam dapat terlihat jelas dengan mata dan mineral penyusunnya dapat dibedakan dengan maka disebut dengan fanerik. Sedangkan mineral yang seragam tetapi tidak dapat dibedakan mineral penyusunnya dengan mata maka disebut afanitik 2. Inequigranular, yaitu jika ukuran dari masing-masing kristal tidak sama besar(tidak seragam). Inequigranular dibedakan menjadi 2 yaitu: 

Faneroporfiritik, yaitu jika fenokris (mineral besar) terdapat diantara massa dasar kristal-kristal yang faneritik (terlihat dengan mata telanjang).

5



Porfiroafanitik, yaitu jika fenokris (mineral besar) terdapat diantara massa dasar kristal-kristal yang Afanitik ( tidak terlihat dengan mata telanjang).

2.1.4. Bentuk Kristal Untuk kristal-kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi: 1. Euhedral: Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oleh bidangbidang kristal yang jelas. 2. Subhedral: Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi bidang-bidang kristal 3. Anhedral: Apabila bidang batas kristal tidak jelas

2.1.5. Komposisi Mineral dan Deskripsi Batuan Beku Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam dentifikasi minera yang sudah dipelajaril yaitu: a. Warna mineral b. Kilap, yaitu kenampakan mineral jika dikenai cahaya. Dalam mineralogi dikenal kilap logam dan non logam. Kilap non logam terbagi lagi atas 

Kilap intan



Kilap tanah, contoh : kaolin, dan limonit.



Kilap kaca, contoh : kalsit, kuarsa.



Kilap mutiara, contoh : opal, serpentin.



Kilap dammar, contoh : spharelit.



Kilap sutera, contoh : asbes.

c. Kekerasan, yaitu tingkat resistansi mineral terhadap goresan, umumnya ditentukan dengan skala Mohs. d. Cerat, yaitu warna mineral dalam bentuk serbuk. e. Belahan, yaitu kecenderungan mineral untuk membelah pada satu atau lebih arah tertentu sebagai bidang dengan permukaan rata.

6

f. Pecahan, jika kecenderungan untuk arah tak beraturan. Macamnya : 

Concoidal : seperti pecahan botol, contoh: kuarsa.



Fibrous : kenampakan berserat, contoh: asbes, augit.



Even: bidang pecahan halus, contoh: mineral-mineral lempung



Uneven : bidang pecahan kasar, contoh: magnetit, garnet.



Hackly : bidang pecahan runcing-runcing, contoh: mineral-mineral logam.

Komposisi mineral penyusun batuan beku dibedakan menjadi: 

Mineral Primer: Merupakan mineral hasil pertama dari proses pembentukan batuan beku, terdiri atas:



Mineral Sekunder: Merupakan mineral hasil ubahan (alterasi) dari mineral primer.

2.2.Identifikasi Batuan Beku Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh hasil identifikasi batuan beku yang dipelajari dari teknik geologi dan ilmu geologi. Dalam kesempatan ini penulis akan mencoba untuk mengidentifikasikan 4 jenis batuan beku yaitu : 

Batuan Beku Basa



Batuan Beku Ultra Basa



Batuan Beku Asam



Batuan Beku Intermediate

7

2.2.1. Batuan Beku Basa

Warna

: Gelap/Kehitaman

Tekstur

: Fanerik

Struktur

: Massif

Komposisi

: (Mafik)  Olivin  Piroksin  Amphibol

Ciri Khas

: Bersifat masif dan keras, bertekstrur anfanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin, amfibol dan mineral hitam.

Jenis Batuan : Batuan Beku Basa Nama Batuan : Gabbro Petrogenesa : Mengacu pada sekelompok besar gelap, kasar, batuan intrusi beku mafik kimia setara dengan basalt. Batu-batu yang plutonik, terbentuk ketika magma cair terperangkap dibawah permukaan bumi dan menjadi massa kristal.

8

2.2.2. Batuan Beku Ultra Basa

Warna

: Abu-abu

Tekstur

: Fanerik

Struktur

: Massif

Komposisi

: (Intermediate)  Amphibol  Feldspar

Ciri Khas

: Berwarna keabu-abuan agak kehijauan dengan tekstur yang permukaannya kasar

Jenis Batuan : Batuan Beku Ultra Basa Nama Batuan : Komatite Petrogenesa

: Merupakan jenis batuan yang diturunkan batuan vulkanik. . Komatite bernama untuk wilayah jenisnya di sepanjang sungai , . Komati di Afrika Selatan

9

2.2.3. Batuan Beku Asam

Warna

: Putih bintik hitam

Tekstur

: Fanerik

Struktur

: Massif

Komposisi

: (Felsik)  Kalsit (15%)  Plagioklas (20%)  Kuarsa (20%)  Alkali (35%)  Hornblende (10%)

Ciri Khas

: Umumnya bersifat masif dan keras, berwarna abu-abu berbintik hijau dan hitam

Jenis Batuan : Batuan Beku Asam Nama Batuan : Granite Petrogenesa

: Granite adalah batuan beku plutonik yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.

10

2.2.4. Batuan Beku Intermediet

Warna

: Putih Kecoklatan

Tekstur

: Afanitik

Struktur

: Massif

Komposisi

: (Felsik)

Ciri Khas



Ortoklas



Kuarsa

: Dianggap berasam apabila kandungan silikanya melebihi 66%

Jenis Batuan : Batuan Beku Asam Nama Batuan : Riolit Petrogenesa

: Riolit terbentuk dari pembukaan magma di dalam kerak bumi yang lazimnya dari letupan gunung berapi, yang terbentuk dari pembekuan magma di luar permukaan bumi.

11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Batuan beku

adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang

mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Batuan beku dapan diidentifikasi menjadi ratusan jenis maka dari itu makalah ini dibuat untuk sedikit mempelajari tentang identifikasi batuan beku tersebut

3.2 Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

12

DAFTAR PUSTAKA

http://duniamahasiswapertambangan.go.id/2014/10/pengertian-tekstur-danstruktur-batuan-beku.html (04-10-2018, 21.01 WIB) https://ilmubatugeologi.org.com/2015/05/deskripsi-batuan-beku.html

(04-10-

2018, 21.11 WIB) https://ptbudie.com/2012/11/15/deskripsi-batuan-beku/ (06-10-2018, 09.43 WIB) http://geologinotes.blogspot.com/2016/12/cara-deskripsi-atau-pemerian-batuanbeku.html (06-10-2018, 09.55 WIB) https://www.slideshare.net/adbeledwar/identifikasi-batuan-beku

(06-10-2018,

10.15 WIB)

13

Related Documents


More Documents from "Hamzah Lapangandong"

Coklat Aseek.docx
June 2020 17
Tugas 2 Petro.docx
June 2020 10
Surat Pengumuman.docx
November 2019 31
Alur Pemulangan Pasien.docx
November 2019 41