Desi Darvianti (173110038)
Menurut bentuk sediaan obat di bagi: 1. Bentuk padat: Tablet, serbuk, pil, kapsul, suppositoria.
2. Bentuk setengah padat: Krim, pasta, gel. 3. Bentuk cair: Solutiones, Suspensi, Guttae, Injectiones, sirup, eliksir.
4. Bentuk gas: inhalasi, aerosol.
A.Tablet Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
1) Tablet Kempa : Paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung design cetakan. 2) Tablet Cetak : Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa
lembab dalam lubang cetakan.
3) Tablet Trikurat : Tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang ditemukan 4) Tablet Hipodermik : Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral. 5) Tablet Sublingual : Dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakkan tablet di bawah lidah. 6) Tablet Bukal : Digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi. 7) Tablet Efervescen : Tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”. 8) Tablet Kunyah : Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
1.Tablet berbentuk pipih 2.Tablet Berbentuk bulat
3.Tablet berbentuk persegi 4.Tablet yang pakai tanda belahan (scoret tablet ,
memudahkan untuk membagi tablet)
Keuntungan :
Kekurangan:
1. Praktis : •Waktu: peresepan dan pelayanan diapotek cepat •Lebih mudah dibawa dan disimpan 2.Mudah ditelan
1.Menyulitkan terapi individual 2.Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit tercapai
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau bahan kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
1.Serbuk terbagi (pulveres) merupakan bahan atau campuran yang homogen dari bahan-bahan yang diserbukkan dan relatif kering. 2.Serbuk tak terbagi (pulvis) adalah serbuk yang dibuat untuk pemakaian dalam maupun pemakaian luar.
1.Dokter leluasa dalam memilih dosis sesuai keadaan pasien. 2.Lebih stabil, terutama untuk obat yang rusak oleh air. 3.Penyerapan lebih sempurna dibanding sediaan padat lain. 4.Cocok untuk anak-anak dan dewasa yang sukar menelan kapsul atau tablet. 5.Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat bentuk serbuk.
1.Rasa yang tidak enak tidak tertutup seperti rasa pahit, sepat, lengket di lidah (dapat diatasi dengan corigen saporis).
2.Pada penyimpanan bisa menjadi lembab.
Pil merupakan sediaan yang berbentuk bulat seperti seperti kelereng yang mengandung satu atau lebih bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.
1. Mudah digunakan atau ditelan 2. Mampu menutupi rasa yang tidak enak 3. Relatif stabil dibandingkan larutan
4. Sangat baik untuk sediaan yang dikehendaki penyerapannya lambat
1. Kurang cocok untuk obat yang diharapkan memberi reaksi yang cepat 2. Waktu absorbsi yang lama
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.
1.Menutupi bau dan rasa yang tidak enak 2.Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari 3.Lebih enak dipandang 4.Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian
dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar. 5.Mudah ditelan.
1.Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena poripori kapsul tidak dapat menahan penguapan. 2.Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab). 3.Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul. 4.Tidak dapat diberikan untuk balita. 5.Tidak bisa dibagi-bagi.
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
1. Dapat digunakan untuk obat yang tidak bisa diberikan secara oral, karena gangguan cerna, pingsan dan sebagainya.
2. Dapat diberikan pada anak bayi, lansia yang susah menelan. 3. Bisa menghindari first fast efek dihati.
1.Daerah absorpsinya lebih kecil
2.Absorpsi hanya melalui difusi pasif 3.Pemakaian kurang praktis
4.Tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH rectum
A.Krim Sediaan setengah padat berupa emulsi mengandung air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Digunakan pada daerah yang peka dan mudah dicuci. Krim cocok untuk kondisi inflamasi kronis dan kurang merusak jaringan yang baru terbentuk. Contoh : salep.
i.Tipe emulsi minyak dalam air O/W: lebih sesuai untuk digunakan pada daerah lipatan . ii.Tipe emulsi air dalam minyak W/O: efek lubrikasi lebih baik.
1.Aplikasi mudah 2.Mendinginkan kulit 3.Mudah dibersihkan
1.Tidak stabil terutama bila kena asam organik ( As salisilat, As Benzonat, Asam tanat ) dan panas. 2.Mudah mengering karena cairan menguap.
Sediaan setengah padat berupa massa lembek (lebih kenyal dari salep) yang dimaksudkan untuk pemakaian luar (dermatologi). Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun.
1.Mengikat cairan sekret (eksudat) 2.Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka. sehingga mengurangi rasa gatal local.
3.Lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan lebih lama.
1.Lebih keras dari pada unguentum sehingga sukar dioleskan dan kadang nyeri. 2.Sukar dibersihkan Contoh : pasta lassari (anti septik), pasta dentrifrika (penyegar gigi)
Jernih & tembus cahaya yang mengandungzat-zat aktif dalam keadaan terlarut. Lebih encer dari salep, mengandung sedikit atau tidak lilin. Digunakan pada membran mukosa dan untuk tujuan pelicin atau sebagai basis bahan obat, dan umumnya adalah campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik leleh rendah. Dapat dicuci karena mengandung mucilago, gum atau bahan pensuspensi sebagai basis. Gel
adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing-masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan. Adapun bahan – bahan yang diformulasikan untuk membuat Gel (Lubicating Jelly) yaitu meliputi Methocel 90 H.C. 4000 , Carbopol 934 , Propylene Glycol , Methyl Paraben , Sodium Hydroxide,qs ad , dan Purified Water.
1.Efek pendinginan pada kulit saat digunakan 2.Penampilan sediaan yang jernih dan elegan 3.Elastis 4.Daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak terganggu
5.Mudah dicuci dengan air 6.Pelepasan obatnya baik 7.Kemampuan penyebarannya pada kulit baik
1.Harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperature.
2.Gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat. 3.Kandungan surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi
dan harga lebih mahal.
A.Solutiones (Larutan) Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya
terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
1.Lebih mudah diserap sehingga dapat segera bekerja 2.Karena zat aktif terlarut secara homogen maka
konsentrasi obat yang diinginkan dapat tepat 3.Kurang stabil terutama pada penyimpanan
1.Bersifat voluminous, sehingga kurang menyenangkan untuk dibawa atau diangkut dan disimpan, lebih
berat. 2.Stabilitas dalam bentuk cair kurang baik dibandingkan dalam bentuk sediaan tablet, kapsul, pil, terutama apabila zat aktif atau bahan mudah terhidrolisis 3.Larutan/air merupakan media ideal mikroorganisme untuk berkembang-biak sehingga diperlukan
penambahan pengawet yang lebih banyak dibanding sediaan tablet, pil, krim, dan lain-lain 4.Ketepatan dosis tergantung kemampuan pasien dalam menakar obat 5.Rasa obat yang tidak menyenangkan akan terasa lebih tidak enak apabila dalam bentuk larutan, terutama jika tidak dibantu dengan pemanis dan pengaroma
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
1.Baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul. terutama untuk anak-anak 2.Memiliki homogenitas yang cukup tinggi 3.Lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan permukaan saluran cerna tinggi 4.Dapat menutupi rasa tidak enak atau pahit dari obat 5.Dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air
1.Memiliki kestabilan yang rendah 2.Jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga homogenisitasnya menjadi buruk 3.Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang
4.Ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan 5.Suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan 6.Pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan meningkat apabila terjadi perubahan temperatur pada tempat penyimpanan
Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tetes mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
1.Larutan tetes memiliki kelebihan dalam hal kehomogenan, bioavalaibilitas dan kemudahan penanganan. 2.Suspensi mata memiliki kelebihan dimana adanya partikel zat aktif dapat memperpanjang waktu tinggal pada mata sehingga meningkatkan waktu terdisolusinya oleh air mata, sehingga terjadi peningkatan bioavailabilitas dan efek terapinya.
1.Kapasitas volume yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas, maka jika terdapat larutan yang berlebih dapat masuk ke nasal cavitu lalu masuk ke jalur-blok GI
menghasilkan absorpsi sistemik yang tidak diinginkan.
Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
1.Dapat dicapai efek fisiologis segera, untuk kondisi penyakit tertentu (jantung berhenti). 2.Dapat diberikan untuk sediaan yang tidak efektif diberikan secara oral atau obat yang dirusak
oleh sekresi asam lambung. 3.Baik untuk penderita yang tidak memungkinkan mengkonsumsi oral (sakit jiwa atau tidak sadar). 4. Pemberian parenteral memberikan kemungkinan bagi dokter untuk mengontrol obat, karena pasien harus kembali melakukan pengobatan. 5.Sediaan parenteral dapat menimbulkan efek lokal seperti pada
kedokteran gigi atau
anastesiologi. 6.Pengobatan parenteral merupakan salah satu cara untuk mengoreksi gangguan serius cairan dan keseimbangan elektrolit.
1.Pemberian sediaan parenteral harus dilakukan oleh personel yang terlatih dan membutuhkan waktu pemberian yang lebih lama. 2.Pemberian obat secara parenteral sangat berkaitan dengan ketentuan prosedur aseptik dengan rasa nyeri pada lokasi penyuntikan yang tidak selalu dapat dihindari. 3.Bila obat telah diberikan secara parenteral, sukar sekali untuk menghilangkan atau merubah efek fisiologisnya karena obat telah berada dalam sirkulasi sistemik. 4.Harganya relatif lebih mahal, karena persyaratan manufaktur dan pengemasan. 5.Masalah lain dapat timbul pada pemberian obat secara parenteral seperti septisema, infeksi jamur, inkompatibilias karena pencampuran sediaan parenteral dan interaksi obat. 6.Persyaratan sediaan parenteral tentang sterilitas, bebas dari partikulat, bebas dari pirogen, dan stabilitas sediaan parenteral harus disadari oleh semua personel yang terlibat.
Merupakan sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali disebutkan lain kadar sakarosanya antara 64%r sampai 66%.
1.Sesuai untuk pasien yang susah menelan obat dengan sediaan padat. Contohnya : anak – anak, lanjut usia, dan parkinson. 2.Dapat menarik keinginan pasien untuk minum obat, karena rasanya yang enak dan baunya yang sedap. Sehingga anak – anak tidak takut untuk minum obat. 3.Sesuai untuk bahan obat yang bersifat higroskopis. 4.Merupakan campuran yang homogen. 5.Dosis dapat diubah ubah pembuatannya
6.Mempunyai rasa manis 7.Obat lebih mudah diabsopsi dalam tubuh
1.Tidak semua obat ada di pasaran bentuk sediaan sirup. 2.Sediaan sirup jarang yang isinya zat tungggal, pada umumnya campuran
atau kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak dibutuhkan pasien tersebut. Sehingga dokter anak lebih menyukai membuat resep puyer racikan individu untuk pasien tersebut. 3.Tidak sesuai bahan obat yang rasanya tidak enak misal sangat pahit (biasanya dibentuk tablet effervescent) .
(sebaiknya dibuat kapsul), rasanya asin
4.Tidak bisa untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya dibuat suspensi atau eliksir). Eliksir kurang disukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending egent yang digunakan. 5.Tidak bisa untuk bahan obat yang berbentuk minyak (oily, biasanya dibentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah dan tergantung formulasi serta emulsifying agent yang digunakan). 6.Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil setelah dilarutkan (biasanya dibuat sirup kering yang memerlukan formulasi khusus, berbentuk granul, stabilitas setelah dilarutkan hanya beberapa hari). 7.Harga relatif mahal karena memerlukan formula khusus dankemasan yang khusus pula.
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
Pemberian infus intravena adalah menghasilkan kerja obat yang cepat dibandingkan cara-cara pemberian lain dan tidak menyebabkan masalah terhadap absorbsi obat.
Obat yang diberikan sekali lewat intravena maka obat tidak dapat dikeluarkan dari sirkulasi seperti dapat dilakukan untuk obat bila diberikan per oral, misalnya dengan cara dimuntahkan.
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan
manis
1.Mudah ditelan dibandingkan tablet atau kapsul 2.Rasanya enak 3.Larutan jernih, tidak perlu dikocok lagi
1.Tidak baik untuk kesehatan anak. Karena mengandung bahan yang mudah menguap 2.Harus disimpan dalam botol bertutup kedap dan jauh dari sumber api
Terdiri dari :
A.Inhalasi Yaitu untuk di hirup
B.Aerosol yaitu terdispersi dalam gas
1.Penggunaan terapi inhalasi ini adalah cara kerjanya yang langsung ke organ sasaran, dalam hal ini paru-paru. 2.Jangka waktu kerjanya lebih singkat/cepat 3.Dosis obat yang digunakan lebih kecil sehingga dapat mengurangi efek samping obat yang berlebihan
Jika penggunaan di bawah pemeriksaan dokter dan obat yang di pakai tidak cocok dengan keadaan mulut dan sistem pernafasan , hal yang mungkin bisa terjadi adalah iritasi pada mulut dan gangguan pernafasan. Jadi pengguna pengobatan inhalasi akan terus berkonsultasi pada dokter tentang obat nya. Selain hal itu obat relatif lebih mahal dan bahkan mahal dari pada obat oral.
1.Mudah digunakan & sedikit kontak dengan tangan 2.Bahaya kontaminasi tidak ada (dimasuki udara & penguapan selama tidak
digunakan), karena wadah tertutup-kedap 3.Efektif untuk penanganan gangguan pernapasan 4.Takaran yang dikehendaki dapat diatur 5.Bentuk semprotan dapat diatur 6.Iritasi yang disebabkan oleh pemakaian topikal dapat dikurangi
1.MDI ( Metered Dose Inhaler) biasanya mengandungbahan
obat terdispersi & masalah yang sering timbul berkaitan dengan stabilitas fisiknya. 2.Efikasi klinik biasanya tergantung kemampuan pasien menggunakan MDI dengan baik & benar.
http://blackhoundz.blogspot.co.id2013/11/penggolongan-bentuk-sediaan-obat.html https://docobook.com/bentuk-bentuk-sediaan-obat-pendekarilusicom.html