DESAIN EKSPERIMEN Desain eksperimen dilakukan untuk menguji kemungkinan hubungan sebab dan akibat antar variabel. Desain eksperimen terbagi atas dua kategori: eksperimen lab dan eksperimen lapangan. A. EKSPERIMEN LAB Eksperimen Laboratorium dilakukan untuk membuktikan hubungan sebab akibat dalam suatu situasi buatan (laboratorium). Kontrol dan manipulasi variabel “pengganggu” (Nuisance) dan variabel bebas, paling baik dilakukan dalam eksperimen lab. Kontrol dan Manipulasi Kontrol; dilakukan untuk mengontrol variabel “pengganggu” dengan tidak memasukannya ke dalam eksperimen. Contoh: Manajer SDM meneliti pengaruh pelatihan membuat Situs Web pada sekretaris baru. Maka para sekretaris yang telah mempunyai pengalaman atau paham tentang Web sebelumnya, tidak dimasukkan di dalam eksperimen Manipulasi; kita membuat tingkat yang berbeda pada variabel bebas untuk menilai dampak pada variabel terikat. Manipulasi variabel bebas disebut juga perlakuan (treatment). Contoh: Menguji pengaruh penerangan terhadap produktifitas operator mesin jahit MENGONTROL VARIABEL PENGGANGGU Memadankan Kelompok; dilakukan dengan memadankan (matching) berbagai kelompok dengan memilih karakteristik yang mengacaukan dan secara sengaja menyebarkannya ke semua kelompok. Misalnya: terdapat 20 wanita di antara 60 angggota, maka di tiap kelompok ditempatkan 5 wanita, sehingga pengaruh gender tersebar dalam 4 kelompok. Randomisasi; menentukan dan menempatkan anggota kelompok ke dalam 4 kelompok secara acak. Misalnya: kita akan menentukan 4 kelompok dari 60 anggota, maka di tiap kelompok diundi secara acak. 15 orang pertama dari 60, dimasukkan sebagai kelompok I, begitu selanjutnya. VALIDITAS INTERNAL Validitas Internal mengacu pada keyakinan kita terhadap hubungan sebab dan akibat. Dalam Eksperimen Lab di mana hubungan sebab dan akibat dibuktikan, validitas internal bisa dikatakan tinggi. Validitas Internal merujuk pada tingkat keyakinan kita tentang pengaruh kausal (bahwa variabel X mempengaruhi variabel Y) VALIDITAS EKSTERNAL Validitas Eksternal atau eksperimen lab yang dapat digeneralisasi. Jika kita menemukan hubungan sebab akibat setelah mengadakan suatu eksperimen lab, kita belum tentu yakin bahwa hubungan kausalitas tersebut juga akan berlaku dalam suatu komunitas yang lebih besar (organisasi). Dalam
hal tersebut, kita tidak bisa yakin sepenuhnya bahwa hubungan sebab akibat yang ditemukan dalam eksperimen lab, berlaku juga dalam situasi lapangan. Validitas Eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari hasil sebuah studi kausal pada situasi, orang, atau peristiwa lain.
B. EKSPERIMEN LAPANGAN Eksperimen Lapangan dilakukan dalam suatu lingkungan alami di mana pekerjaan dilakukan sehari-hari, namun kepada satu atau lebih kelompok diberikan perlakukan tertentu. Eksperimen Lapangan mempunyai validitas eksternal yang lebih tinggi (hasilnya dapat digeneralisasi pada situasi organisasi lainnya), namun mempunyai validitas internal lebih rendah, yaitu kita tidak bisa yakin mengenai seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y. TRADE OFF ANTARA VALIDITAS INTERNAL DAN EKSTERNAL Eksperimen Lab; validitas internal tinggi, tapi validitas eksternal rendah. Eksperimen Lapangan; validitas eksternal tinggi, tapi validitas internal rendah. Untuk memastikan kedua jenis validitas, peneliti biasanya menguji hubungan kausalitas dalam suatu situasi buatan (lab) yang dikontrol secara ketat, setelah hubungan dibuktikan, kemudian menguji hubungan kausalitas dalam eksperimen lapangan. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VALIDITAS INTERNAL 1. Pengaruh Sejarah Peristiwa, kejadian, atau faktor tertentu yang muncul, berdampak bahkan mengacaukan hubungan kausalitas antara kedua variabel (bebas dan terikat), sehingga memengaruhi validitas internal. 2. Pengaruh Maturasi Merupakan sebuah fungsi dari proses -biologis dan psikologis- yang berlaku dalam responden sebagai hasil dari perjalanan waktu. Meliputi pertambahan usia, kelelahan, rasa lapar, dan kebosanan. 3. Pengaruh Pengujian Testing Effect memengaruhi validitas internal akibat prates dan pascates yang dilakukan sebelumnya untuk menguji pengaruh sebuah perlakuan. Kepekaan responden akan prates dan pascates dapat mengacaukan hubungan kausal antar variabel. 4. Pengaruh Instrumentasi Muncul disebabkan perlakuan berbeda pada instrumen pengukuran. Misalnya tentang kinerja pegawai , manajer A mengukur dengan total produksi, manajer B dengan menghitung barang cacat, manajer C yakni jumlah orang yang dipekerjakan.
5. Pengaruh Bias Seleksi Seleksi subyek yang tidak tepat atau tidak cocok untuk kelompok eksperimen dan kontrol dapat memengaruhi validitas internal. 6. Pengaruh Regresi Statistik Pengaruh ini muncul jika anggota yang terpilih untuk kelompok eksperimen mempunyai skor awal yang ekstrem pada variabel terikat. Misalnya: Jika seorang manajer akan menguji apakah dia dapat meningkatkan kepandaian menjual bagian penjualan, maka si manajer sebaiknya tidak memilih mereka dengan kemampuan yang sangat rendah atau sangat tinggi untuk eksperimen. 7. Pengaruh Mortalitas Pengurangan anggota dalam kelompok eksperimen, kontrol, atau keduanya, saat eksperimen berlangsung dapat memengaruhi validitas internal.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VALIDITAS EKSTERNAL Validitas Eksternal bisa berkurang dikarenakan dalam eksperimen lab, seleksi jenis subyek yang dilibatkan dan dipilih untuk eksperimen bisa sangat berbeda dari jenis karyawan yang direkrut oleh organisasi. Validitas Eksternal yang maksimal bisa diperoleh dengan memastikan bahwa, sedapat mungkin, kondisi eksperimen lab sedekat dan secocok mungkin dengan situasi dunia nyata. Dalam hal ini, eksperimen lapangan menpunyai validitas eksternal yang lebih besar daripada eksperimen lab. JENIS DESAIN EKSPERIMEN DAN VALIDITAS INTERNAL Semakin singkat rentang waktu eksperimen, semakin kecil kemungkinan dipengaruhi Pengaruh Sejarah, Maturasi, dan Mortalitas. Eksperimen yang berlangsung satu atau dua jam, biasanya tidak menemui kendala dalam hal tersebut. JENIS DESAIN EKSPERIMEN 1) Desain Eksperimen Semu Desain Eksperimen Semu (Quasi-experimental Design) teridiri atas prates dan pascates desain kelompok eksperimen. 2) Desain Empat Kelompok Salomon Desain eksperimental yang mengatur dua kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol, memberikan prates dan pascates kepada satu kelompok eksperimen dan satu
kelompok kontrol, dan hanya memberikan pascates kepada kelompok eksperimental dan kontrol yang lain. 3) Double-Blind Study Studi di mana elaku eksperimen maupun subyek tidak menyadari siapa yang diberi perlakuan sebenarnya dan siapa yang seakan-akan (placebo). 4) Desain Eksperimen Murni Desain Eksperimen yang meliputi perlakuan, kelompok kontrol, dan merekam informasi sebelum dan sesudah kelompok eksperimen diberi perlakuan. Disebut juga Ex Post Facto Experimental Design dilakukan untuk membuktikan hubungan sebab– akibat. Tidak ada manipulasi variabel bebas dalam eksperimen lab atau lapangan, namun subyek yang telah diberi stimulus dan tidak, dipelajari. Misalnya: Untuk mempelajari pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan, maka data kinerja kedua kelompok baik yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya ataupun belum, dikumpulkan. Desain Eksperimen Ex Post Facto, dilakukan jauh setelah pelatihan itu dilakukan sebelumnya. 5) Simulasi Alternatif eksperimentasi lab dan lapangan yang saat ini dipergunakan dalam penelitian bisnis adalah simulasi karena simulasi berada diantara eksperimen lab dan lapangan, sejauh lingkungan diciptakan secara artifisial tetapi tidak jauh berbeda dari realitas.
TUGAS RANGKUMAN MATERI KULIAH MATA KULIAH METODE PENELITIAN “DESAIN EKSPERIMEN”
Disusun Oleh : SEPDIFA DEA RIFAYANA 165020301111034
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA