Demensia - Bentuk demensia yang paling umum, mencapai antara 50 dan 70 persen dari seluruh demensia, adalah penyakit Alzheimer. - Alzheimer bersifat progresif, yang berarti bahwa penyakit ini mencakup penurunan berbagai keterampilan secara bertahap. Penyakit ini juga tidak dapat disembuhkan. - Penyakit ini ditandai oleh kemerosotan bertahap dalam memori, penalaran, bahasa, dan pada akhirnya, keberfungsian fisik. - Sebagian besar penderita Alzheimer berusia 65 tahun ke atas, sehingga secara dominan merupakan penyakit usia tua. - Meski demikian, sebanyak 5 persen penderita penyakit ini mengalami apa yang disebut kejadian Alzheimer dini. Bentuk penyakit ini kerap muncul ketika seseorang berusia 40-an atau 50-an. - Banyak dari faktor risiko Alzheimer adalah hal-hal yang tidak dapat kita ubah, seperti umur dan genetik - Meski demikian, secara umum kini diyakini bahwa penyakit Alzheimer terjadi akibat interaksi-interaksi kompleks antara gen dan faktor-faktor risiko lainnya seperti diet dan pilihan gaya hidup. - Ini merupakan contoh model diatesis-stres (lihat Bab 2). - Ini berarti pada individu dengan potensi genetik penyakit Alzheimer, faktor-faktor lingkungan tertentu seperti pilihan gaya hidup dapat memicu alzheimer. - Tanpa pemicu-pemicu tersebut bisa jadi individu tidak mengalami Alzheimer - Contohnya, ditemukan bahwa terdapat keterkaitan antara obesitas dan penyakit Alzheimer. Kivipelto dkk. (2005) menemukan bahwa obesitas di usia paruh baya berhubungan dengan meningkatnya risiko demensia dan penyakit Alzheimer di kemudian hari. - Studi-studi lain menunjukkan bahwa masalah-masalah kesehatan di usia paruh baya, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes Tipe 2, juga meningkatkan risiko demensia, termasuk penyakit Alzheimer. - Obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes adalah masalah-masalah kesehatan yang dapat memengaruhi jantung dan pembuluh-pembuluh darah dan diperkirakan bahwa jika pembuluhpembuluh di dalam otak terpengaruh, ini dapat mengakibatkan demensia - Juga telah ditemukan bahwa orang-orang dewasa akhir yang menderita penyakit Alzheimer lebih mungkin mengalami penyakit jantung ketimbang individu-individu yang tidak menderita alzheimer (Hayden dkk.,2006). - karena itu, masuk akal bahwa menghindari faktor-faktor risiko yang dikaitkan dengan penyakit jantung, seperti merokok, obesotas, dan gaya hidup yang tidak aktif, juga dapat mencegah demensia.
Perkembangan psikososial Empat musim dan krisis paruh baya Levinson Menurut Levinson (1986; 1996), rentang hidup dapat dibagi menjadi empat musim: pramasa dewasa, masa dewasa awal, masa dewasa pertengahan, dan masa dewasa akhir (ihat Tabel 10.1). - Setiap musim atau era berlangsung selama 20-25 tahun dan memiliki ciri- ciri khas. - Transisi antara era satu dengan lainnya membutuhkan perubahan dasar dalam ciri kehidupan seseorang, yang dapat membutuhkan waktu antara tiga dan enam tahun untuk diselesaikan. - Di dalam era-era yang panjang tersebut terdapat periode-periode perkembangan, yang masing-masing ditandai oleh sekumpulan tugas- contohnya, dalam periode transisi dewasa awal, dua tugas utama adalah berpindah dari dunia pradewasa dan membuat langkah awal menuju dunia dewasa. - Tema besar dalam seluruh periode yang berbeda-beda tersebut adalah eksistensi "mimpi" - suatu visi tentang tujuan-tujuan hidup. - Levinson mengemukakan bahwa orang dewasa menjalani suatu proses berulang untuk membangun suatu struktur kehidupan dan menilai serta mengubahnya dalam periode-periode transisi. - Bagi Levinson, transisi dari usia 40 ke 45 tahun merupakan masa hidup yang sangat signifikan-masa krisis paruh baya ketika lelaki dan perempuan mempertanyakan seluruh struktur hidup mereka, mengajukan pertanyaan-pertanyaan menggelisahkan tentang apa yang telah mereka lakukan dan ke mana tujuan mereka. - Levinson mendasarkan teorinya pada serangkaian wawancara mendalam dan menandai bahwa 80 persen dari lelaki yang ia teliti mengalami pergulatan batin yang berat dan kesadaran yang mencemaskan di awal usia 40-an mereka; meski demikian, perempuan mengalami krisis signifikan alam transisi usia 30 tahun, serta dalam transisi ke usia paruh baya. - Teori ini penting karena memfokuskan secara jelas pada perkembangan orang dewasa. Bersama Erikson, Levinson mungkin adalah teoris utama dalam kurun waktu ini. Namun, sejauh mana gambarannya tentang krisis paruh baya didukung oleh bukti? Terdapat dukungan bagi gagasan Levinson bahwa masa dewasa awal adalah masa ketika kita menggali berbagai kemungkinan vokasional. - Bukti mendukung proses membuat komitmen yang tidak tetap dan mengubahnya bila perlu sebelum memapankan diri dalam pekerjaan yang Anda harapkan akan menjadi pekerjaan yang cocok (Super, Savickas & Super, 1996). - Jumlah keputusan vokasional yang tidak tetap dan eksploratif pada usia 21 tahun dua kali lebih banyak ketimbang pada usia 36 tahun, dan ini berlaku pada laki-laki (Philips, 1982) maupun perempuan (Jenkins, 1989)
- Karier cenderung mencapai puncaknya pada usia 40-an (Simonton 1990, ketika orang dewasa cenderung mendefinisikan diri terkait dengan pekerjaan mereka. - Meski demikian, faktor-faktor seperti kepribadian dan jender tampaknya menjadi perantara keberhasilan karier. Kehati-hatian, ekstraversi, dan kestabilan emosi diasosiasikan dengan kinerja dalam pekerjaan (Ozer & Benet-Martinez, 2006) dan, bahkan di awal abad 21, banyak perempuan masih menomorduakan tujuan karier di bawah tujuan keluarga (Kirchmeyer, 2006). Sangat sedikit bukti yang mendukung pendapat Levinson tentang krisis paruh baya. - Banyak studi mendukung gagasan bahwa masa paruh baya adalah masa refleksi diri dan bahkan masa saat tujuan-tujuan dapat berubah (Hermans & Oles, 1999) - Bukti menunjukkan bahwa usia paruh baya dapat merupakan masa yang penuh tantangan, namun hanya orang yang rentan yang akan mengalaminya sebagai suatu krisis (Freund & Ritter, 2009)