DEMAM TYPHOID Dida Nurfalah Nabilla Azzahra Nanda Pratiwi Nur Elis Syiah Nur Indah Pratiwi
Anggota Kelompok :
Nur Jannah Annisa F. Nurul Hafsyah A. Octa Savira Putri Aulia D.
Rini Puri Siti Malkah Kamilah Sulistiyatul Milla Tri Indah Sari Ulfah Lesdilah Vera Nurul N. Vieginanda Multhamia Widya Gita O.
Pengertian Typhoid Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Terjadinya penularan salmonella typhi sebagian besar melalui makanan / minuman yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama-sama dengan tinja melalui rute oral fekal.
Etiologi Typhoid Fever ◦ Infeksi Salmonella typhi dari mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi adalah penyebab utama dari demam typhoid. ◦ Faktor Resiko terinfeksi :
1. Tinggal di negara berkembang, seperti India, Asia Tenggara, Afrika, Amerika Selatan dan area lainnya 2. Anak-anak 3. Memiliki kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau baru saja terinfeksi tifus
Tanda dan Gejala Walaupun gejala demam tifoid pada anak lebih bervariasi, secara garis besar Gejala-gejala yang timbul dapat dikelompokkan : ◦ Demam satu minggu atau lebih. ◦ Gangguan saluran pencernaan ◦ Gangguan kesadaran
Patofisiologi Slamonella typosa masuk melalui saluran pencernaan kemudia masuk kelambung. Sebagian kuman akan di musnahkan oleh asam lambung. Dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembangbiak. Lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel sel retikuloendotelial ini kemudia melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa usus halus dan kandung empedu ke organ terutama hati dan limpa serta berkembangbiak sehingga organ organ tersebut membesar (Ngastiyah 2005).
Patogenesis Proses invasi kuman S.typhi ke dinding sel epitel usus
Proses kemampuan hidup dalam makrofag
Proses berkembang biaknya kuman dalam makrofag
Komplikasi Typhoid Fever Sebagian besar penderita mengalami penyembuhan sempurna, tetapi bisa terjadi komplikasi, terutama pada penderita yang tidak diobati atau bila pengobatannya terlambat : ◦ Banyak penderita yang mengalami perdarahan usus; sekitar 2% mengalami perdarahan hebat. Biasanya perdarahan terjadi pada minggu ketiga. ◦ Perforasi usus terjadi pada 1-2% penderita dan menyebabkan nyeri perut yang hebat karena isi usus menginfeksi ronga perut (peritonitis). ◦ Pneumonia bisa terjadi pada minggu kedua atau ketiga dan biasanya terjadi akibat infeksi pneumokokus (meskipun bakteri tifoid juga bisa menyebabkan pneumonia).
◦ Infeksi kandung kemih dan hati. ◦ Infeksi darah (bakteremia) kadang menyebabkan terjadinya infeksi tulang (osteomielitis), infeksi katup jantung (endokarditis), infeksi selaput otak (meningitis), infeksi ginjal (glomerulitis) atau infeksi saluran kemih-kelamin.
Pencegahan Typhoid Fever Cuci tangan
Pilih makanan yang masih panas
Hindari minum air yang tidak dimasak
Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah
Pengobatan Typhoid Fever Antibioti k
Pemberia n
Penurun panas
Kortiko steroid
cairan Diet lunak rendah serat
ASUHAN KEPERAWATAN THYPOID Pengkajian a. Identitas : Nama,tempat/tanggal lahir,umur,jenis kelamin,anak ke-,BB/TB,alamat. 1. Sirkulasi Gejala : ~ Tanda : Dalam keadaan normal nadi dimana seharusnya setiap kenaikan suhu 1oC diikuti dengan kenaikan nadi 10 – 15 x/menit, sedangkan pada penderita ini kenaikan nadi lebih rendah dari kenaikan suhu. 2. Makanan/Cairan Gejala :Mual/Muntah, anoreksia, penurunan berat badan Tanda : Turgor kulit buruk, sering berkeringat, penurunan berat badan,penurunan masa otot/lemak sub kutan. 3. Keamanan Gejala :Adanya infeksi berulang Tanda : ~ 4. Hygiene Gejala :Penurunan kemampuan melakukan aktivitas/ peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari – hari. Tanda : Kebersihan buruk, badan berbau.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman (nyeri abdomen) b/d proses inflamasi usus; iritasi, perforasi. Gangguan keseimbangan volume cairan b/d output yang berlebihan; gangguan absorpsi cairan Resiko terjadi komplikasi (Peritonitis) b/d invasi kuman menembus lumen usus. Intoleran aktifitas b/d kelemahan fisik.
No.
Dx. Keperawatan
NOC
NIC
1.
Gangguan rasa nyaman (nyeri abdomen) berhubungan dengan proses inflamasi usus; perforasi.
Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol. Kriteria hasil: « Tampak rileks dan mampu beristirahat dengan nyaman. « Mempraktekkan tindakan pereda nyeri non invasif untuk mengatasi nyeri.
1. Kaji lokasi, intensitas ( skala 0-10 ), dan karakteristik nyeri (menetap, hilang timbul, kolik) 2. Bantu klien untuk mengatur posisi senyaman mungkin.
2.
Gangguan keseimbangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan; gangguan absorpsi cairan misalnya kehilangan fungsi kolon, status hipermetabolik misalnya inflamasi, proses penyembuhan.
Menunjukkan perbaikan keseimbangan cairan. Kriteria hasil: « Haluaran urin adekuat dengan berat jenis normal « tanda vital stabil, « membran mukosa lembab turgor kulit baik,dan pengisian kapiler cepat.
1. Kaji tingkat dehidrasi yang dialami oleh klien. 2. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat. 3. Anjurkan orang tua untuk memberi minum banyak (6-8 gelas/2000-2500 cc setiap hari).
3.
Resiko terjadi komplikasi (Peritonitis) berhubungan dengan invasi kuman menembus lumen usus.
Tidak terjadi komplikasi dan mencapai penyembuhan tepat pada waktunya. Kriteria hasil: « Bebas dari demam, nyeri. « Tanda vital dalam batas normal « Nilai laboratorium normal
1.Kaji faktor yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi. 2.Ubah posisi berbaring pasien setiap satu jam. 3. Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai faktor yang dapat menjadi komplikasi.
4.
Intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Mendemonstrasikan peningkatan aktifitas yang dapat ditoleransi. Kriteria hasil: « Mengungkapkan pengertian tentang aktifitas yang diperbolehkan dan dibatasi « Mengungkapkan pengertian tentang perlunya menyeimbangkan akftifitas dan waktu istirahat
1.Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas. 2.Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan melakukan mobilisasi secara aktif.
Evaluasi Evaluasi yang diharapkan dari intervensi yang dilakukan : 1. Suhu tubuh anak menunjukkan batas normal 36 0C – 37,5 0C 2. Tidak terjadi komplikasi apapun pada anak 3. Anak dapat beraktivitas dengan toleransi yang baik 4. Keluarga mengerti tentang kondisi anak, tentang penyakit, pengobatan, pencegahan, pengobatan serta prognosis penyakit 5. Intake dan outpu cairan terpenuhi dengan baik 6. intake dan output diit balance sesuai dengan kondisi anak
Kesimpulan Tatalaksana kasus demam tifoid pada anak harus didasari strategi yang sesuai dengan patogenesis penyakti tersebut. Kegagalan pengobatan tidak selalu berarti antibiotik yang diberikan sudah resisten, dapat juga merupakan kesalahan strategi sejak awal tata laksana dalam diagnosis sampai pemantauan.
TERIMAKASIH