Deklarasi Allah

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Deklarasi Allah as PDF for free.

More details

  • Words: 3,451
  • Pages: 11
Inti Sari Deklarasi Kecintaan Allah kepada Manusia Fajar Rahmadi Begitu melimpahnya bukti-bukti ilmiah mengenai keunikan bumi sebagai planet yang mampu memberikan hunian bagi manusia selayaknya mampu menjadikan manusia bersyukur kepada Tuhan. Dalam makalah ini penulis menunjukkan beberapa bukti sebagai kajian ilmu pengetahuan cosmologi disertai dengan gambar, gambar pendukung serta sedikit mengenai penjelasanya. Pengkajian makalah dimulai dari tatanan yang maha agung, yaitu alam semesta, galaksi, sistem tata surya, dan bumi. Dengan penjelasan yang runtut tersebut diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada pembaca untuk mensyukuri nikmat Tuhan Yang Maha Esa. Kata kunci : Bukti, Tuhan, Cosmologi, Alam semesta, Bumi, Manusia. Pendahulauan    



           

  

  

   

    

 

  

 





Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." QS. Al Baqarah 30 Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." QS. Al Baqoroh 11 Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak[784]? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru, QS. Ibrahim :19) “As we survey all the evidence, the thought insistently arises that some supernatural agency - or, rather, Agency - must be involved. Is it possible that suddenly, without intending to, we have stumbled upon scientific proof of the existence of a Supreme Being? Was it God who stepped in and so providentially crafted the cosmos for our benefit?” Greenstein, G. 1988 p. 27. We must understand that Newton’s purpose was not just to find the laws of mechanics,…….. or to create mathematical physics. He did all this and more, but his ambition went far beyond these stunning achievements. Newton wanted to know. How was the world made? How did its parts relate to each other? And why? He believed in the unity of the world, of both its material and its spiritual parts . Louis A. Girifalco 2008

p. 8. Alam semesta telah di desain Allah sedemikian sempurna dengan hukum-hukum logis sedemikian rupa hingga berapapun banyak fakta yang terungkap tidak mampu menyadarkan manusia untuk peduli akan keberadaan Tuhan. Rich Deem 2006 hal. 8-9.

Kita dapat secara mudah menemukan ilmuwan-ilmuwan yang dengan rasio mereka sehingga mereka mengatakan bahwa “semua proses yang terjadi di alam ini telah sedemikian nyata hubungan sebab akibatnya, tidak ada suatu hal pun yang mistis, maka dimanakah peran tuhan?”, atau mungkin yang mengatakan “ dengan pengetahuan saya kini saya (manusia) telah dapat menggantikan peran tuhan”, atau pernyataan-pernyataan senada lainya. Manusia lupa bahwa semua yang telah mereka ketahui, itu sebenarnya hanyalah sebagai cobaan bagi mereka, sehingga cukup bagi mereka nantinya mendapatkan siksaan di akherat kelak. Bahkan sebenarnya tuhan pun telah memberikan petunjuk kepada kita betapa sedikitnya pengetahuan kita dibandingkan dengan pengetahuan tuhan “Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula) Al Kahfi 109. Namun demikian manusia tetap bersikap angkuh dan memperturutkan nafsu mereka, dan bersikap sombong terhadap apa-apa yang dikaruniakan tuhan kepadanya. Buku “Deklarasi Kecintaan Allah kepada Manusia” ini merupakan uapaya dari penulis untuk mengingatkan manusia secara umum, dan para siswa MAN Yogyakarta II secara khusus untuk mencermati kembali begitu besarnya karunia tuhan yang telah ia berikan kepada kita yang mungkin belum pernah terbersit dalam benak kita, ataupun yang mungkin telah kita lupakan. Dalam buku ini kita akan menemukan bukti-bukti ilmiah dari pengetahuan kosmologi yang telah dikembangkan manusia. Dengan mengamati buktibukti yang ada, dan membaca sedikit penjelasan yang telah disertakan, penulis berharap dapat memberikan pencerahan mengenai betapa tuhan telah menciptakan semua ini dengan sempurna, dan manusia telah Ia pilih untuk menjadi kholifah-Nya di bumi. Bukti Cosmologi Di awal permulaan penciptaan alam semesta oleh Tuhan, dimulailah babak baru dengan adanya dimensi ruang dan waktu. Manusia mengenal istilah ruang sebagai daerah yang dibatasi oleh dua benda, dan manusia mengenal adanya waktu sebagai substansi yang melekat pada setiap materi. Dengan pendefinisian diatas maka setiap materi yang ada akan selalu dikenai dimensi ruang dan waktu. Ia pasti akan menempati suatu daerah yang memiliki batas-batas ruang yang ada, dan ia akan selalu akan memiliki masa tertentu untuk akhirnya hancur dan kembali tidak ada. Tuhan terbebas dari segala dimensi yang melekat pada makhluk ciptaan-Nya, Ia bebas dari dimensi ruang dan waktu. Ia yang maha tersembunyi dan maha mengetahui dari segala apa yang ada, sebagai konsekuensi dari keterbebasanya dari sekat-sekat ruang yang menutupi.







 

      

 

Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir (nyata) dan yang Bathin (tersembunyi) ; dan dia Maha mengetahui segala sesuatu. (Al-Hadiid:3)

Demikianlah sifat Tuhan, bagi mereka yang meyakini-Nya, mereka akan terbimbing untuk selalu menemukan kebenaran, bagi mereka yang tidak hendak meyakiniNya, maka rahmat dan kasih sayang-Nya tidak Ia putuskan hingga waktu yang telah Ia tetapkan. Bahkan banyak sekali kita temui manusia yang ingkar terhadap tuhan, memiliki kehidupan yang berkecupupan materinya, begitulah sifat tuhan yang maha asih lagi maha sayang. Kosmologi, sebuah kajian ilmu pengetahuan manusia dalam upaya mereka untuk mengenali dan mengetahui alam semesta, karakteristiknya, hukum-hukum fisis yang berlaku di terhadapnya dan semua aspek yang terkait dengannya. Manusia menggunakan prinsip prinsip fisis kontemporer di dalam mengkaji alam semesta, sehingga dapat mengambil kesimpulan kesimpulan terhadap karakteristik alam semesta ini. Beragamnya dan kompleksnya teknik fisis yang digunakan manusia di dalam mengkaji alam semesta tidak hendak dijabarkan disini. Manusia mengenal alam semesta sudah lama, ratusan tahun sebelum masehi. Kita ingat dewa-dewa yang dipuja oleh orang-orang yunani, yang sebenarnya merupakan benda-benda langit. Kita juga mengetahui teknik astronomi yang dilakukan oleh orangorang China yang mereka gunakan untuk meramal nasib manusia. Islam mengenal ilmu astronomi untuk menentukan datangnya bulan romadhan dan bulan syawal. Para nelayan melakukan pengamatan terhadap bintang-bintang, untuk menentukan arah utara selatan di lautan agar tidak tersesat. Seiring dengan meningkatnya peradaban manusia, dan adanya utusan-utusan yang telah Tuhan kirimkan untuk dapat memberikan petunjuk kepada manusia dengan seijin-Nya, kini manusia telah dapat lebih bersikap dewasa terhadap benda-benda angkasa dan bersikap dewasa pula terhadap alam semesta. Namun demikian tidak sedikit pula kita temui sikap-sikap berlebihan yang menjadikan mereka sombong dan tetap mengingkari karunia tuhan tersebut. Demikianlah ilmu pengetahuan dengan sifat netralnya akan dapat memberikan manfaat kepada manusia yang memiliki sifat-sifat baik, namun dapat pula menjadikan mereka menjauh dari tuhan sang pencipta bagi mereka yang di tutup hatinya. Tinggal bagaimana dan dimana kita secara pribadi akan memposisikan diri, yang pasti semua yang kita lakukan akan kita pertanggung jawabkan.

Zona kehidupan di bumi

Gambar 08 : “zona kehidupan” dalam sistem tata surya

Salah satu fakta yang ditemukan oleh para ilmuwan adalah bahwa hanya planet bumi saja yang memiliki semua bentukan air. Kita mengenal air yang beku (es), air cair,

dan air yang berujud gas. Tanpa air yang cair, maka kehidupan manusia merupakan suatu yang mungkin. Banyak hal yang menjadikan bumi memiliki semua bentukan air, salah satunya ukuran atmosfer yang tepat. Ada faktor lain yang bertanggung jawab secara fisis terhadap bentukan air tersebut, yaitu jarak antara matahari dengan planet bumi. Jarak suatu planet dengan bintang induknya merupakan faktor utama dalam mendukung ada tidaknya “zona kehidupan” di planet tersbut. Dalam gambar tampak bahwa daerah “zona kehidupan” sangat sempit, dan lintasan orbit planet pun juga harus mengikuti alur hijau diatas apabila diinginkan planet tersebut sepanjang harinya ada kehidupan. Karena apabila orbit planet menyimpang dari jalur tersebut, maka air yang secara biologis menjadi unsur utama kehidupan akan menguap bila penyimpagan tersebut ke mendekati bintang induk, dan air akan membeku jika penyimpangan tersebut menjauhi bintang induk. Demikianlah, Allah telah menempatkan bumi sepanjang harinya berada di garis edar yang tepat, di garis edar “zona kehidupan”. Di alam kesesuaian posisi-posisi planet telah mengikuti aturan yang unik, yang dikenal manusia sebagai hukum fisis. Semua posisi planet, bintang, dan galaksi dengan segala karakter yang mereka miliki di jagad raya mengikuti aturan tertentu yang universal. Dalam penciptaan planet dalam sistem tata surya dan tatasurya dalam sistem galaksi, dan galaksi dalam sebuah sistem maha agung di alam semesta, keseimbangan semua gaya dan interaksi yang ada harus tetap dijaga. Kestabilan terhadap sistem yang ada merupakan hal penting untuk menjaga semua yang ada tetap dapat bertahan dan tidak saling bertubrukan. Lokasi ”zona kehidupan” dibumi merupakan suatu hal yang sulit sekali ditemui ditempat lain, didalam sistem perplanetan lain, ataupun di dalam galaksi-galaksi yang lain. dalam penelitian terkini, ditemukan ratusan sistem perplanetan yang mirip dengan sistem tatasurya kita, sebuah bintang induk yang dikelilingi planet berbatu. Namun tidak dapat dipastikan diantara mereka seberuntung bumi, yang menempati zona kehidupan. Demikianlah tuhan menyiapkan bumi sebagai planet dengan garis edarnya berada di ”zona kehidupan”, dan tidak pernah keluar satu detik pun dari nya. Keberuntungan bumi tidak berhenti sampai pada ”zona kehidupan” saja. Sebuah planet yang menempati zona kehidupan belumlah cukup menjadi hunian yang baik tanpa didukung kestabilan bintang induk. Gambar berikut adalah perbandingan dua buah sistem tatasurya dengan dua buah bintang yang memiliki ukuran berbeda.

Gambar 09 : perbandingan ukurang bintang induk terhadap lintasan planet

Peran kestabilan bintang induk sangat penting bagi menjaga kestabilan sistem perplanetan. Sebuah bintang yang besar memiliki nyala yang cepat, namun tidak stabil,

suhunya ekstrim, luminositas meningkat sangat cepat dan ukurannya pun juga akan bertambah secara cepat. Planet dengan zona kehidupan harus dapat menjaga jaraknya menjauh seiring pertambahan ukurang bintang dan suhu bintang yang cepat. Hal tersebut merupakan syarat yang harus dipenuhi agar planet tidak tertarik medan gravitasi bintang yang semakin besar, dan juga agar planet tersebut tidak terbakar karena pertambahan suhu bintang yang cepat. Disebelah kiri pada gambar diatas adalah sebuah bintang kecil, bahkan ukuranya lebih kecil dari matahari. Dalam sebuah sistem perplanetan yang memiliki bintang induk kecil, maka syarat sebuah planet agar memiliki zona kehidupan haruslah berada dekat dengan bintang untuk dapat terpenuhinya energi bagi kehidupan (sinar bintang cukup

memberikan energi bagi planet). Namun, planet yang berada dekat dengan bintang induk akan memiliki periode rotasi dan periode revolusi yang hanya terpaut sedikit. Sebagai contoh, planet Merkurius memiliki periode rotasi 58 hari 15 jam sementara revolusinya 88 hari. Sementara Venus mempunyai periode rotasi 224 hari dan periode revolusinya 243 hari bumi, akibatnya, suhu-suhu ekstrim terjadi pada permukaan planet ini dalam waktu yang lama. Keadaan tersebut tidak akan memungkinkan adanya bentuk kehidupan. Dapat kita umpamakan bagaimana halnnya kita mengalami panas terik matahari disiang hari yang lamanya 224 hari untuk venus, dan setelah itu 224 hari berikutnya gelap tanpa sinar matahari. Mungkinkan tumbuhan dan kehidupan dapat berlangsung? Demikianlah tuhan dengan sifat bijaksananya menjadikan bumi berevolusi terhadap matahari yang ukuranya sesuai, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Menyebabkan siang dan malamnya berganti 12 jam, dan musimnya berganti 6 bulan sekali. Sudut kemiringan bumi rotasi bumi.

Gambar 10 : planet bumi tampak biru dilihat dari luar angkasa.

Para ilmuwan mencatat umur bumi adalah 4,6 milyar tahun, perhitungan tersebut didasarkan dari hasil perhitungan menggunakan teknik radioaktivitas. Hasil perhitungan para ilmuwan tersebut masih menjadi perdebatan para ahli, karena perbedaanya dengan kalangan geologiawan dan kalangan agamawan. Kalangan geologiawan menyatakan bahwa umur bumi adalah 20 juta tahun mendasarkan pada perhitungan aliran panas yang mengalir dikerak bumi. Sementara kalangan agamawan menyatakan bahwa bumi tercipta 6.000 tahun yang lalu, berdasarkan dengan apa yang mereka tafsirkan dari alkitab (hidayaturrahman 2008). Terlepas dari berapa sebenarnya umur bumi, yang perlu kita ingat adalah dengan apa dan bagaimanakah prosesnya sehingga bumi dengan segala apa yang ada disana

mampu memberikan lingkungan yang tepat bagi adanya kehidupan. Setelah zona kehidupan dan kestabilan bintang induk, mari kita cermati keunikan sudut kemiringan bumi saat berotasi dan berevolusi terhadap matahari.

Gambar 11 : sudut rotasi dan evolusi bumi mengelilingi matahari

Dalam berotasi, dan berevolusi mengitari matahari bumi memiliki sudut kemiringan yang tetap, yaitu 23,50 tampak pada gambar 11. Sudut kemiringan sangat mempengaruhi ketersediaan kehidupan pada planet tersebut. Suatu planet dengan sudut kemiringan besar (Venus 1170, Uranus 970, Pluto 122,50 (James Wilde 2008)) akan mengalami suhusuhu ekstrim karena matahari hanya menyinari daerah tertentu saja, dan bahkan matahari tidak pernah menyinari bagian planet yang lain. Daerah yang mendapatkan sinar matahari secara terus menerus akan semakin panas, sementara daerah yang tidak mendapat sinar matahari tetap dingin. Bumi dengan sudut kemiringan 23,50 memberikan kesempatan sinar matahari menyebar secara merata di seluruh bagian bumi. Hanya daerah tertentu yang mengalami suhu-suhu ekstrim, daerah yang tidak di sediakan untuk hunian manusia yaitu daerah kutub. Sesuatu hal menarik di bumi adalah bahwa sebagian besar daratan berada di benua bagian utara garis katulistiwa. Dengan sudut kemiringan 23,50 tersebut, bumi mengalami musim panas, ketika jarak benua utara berada pada posisi paling jauh dari matahari, dan sebaliknya benua utara berada pada posisi yang lebih dekat dengan matahari ketika musin dingin terjadi. Keadaan tersebut menjadikan benua bagian utara mengalami suhu yang sejuk di musim panas, dan hangat di musim dingin, Stacy McCormack 2006. Demikianlah, tuhan dengan segala sifat adilnya menjadikan rahmatnya merata di seluruh permukaan bumi. Sambaran petir listrik

Gambar 12. petir dengan energi besar mampu memaksa nitrogen untuk bereaksi

Petir yang menyambar ketika akan turun hujan, ataupun pada waktu-waktu tertentu menambah keuntungan bumi sebagai tempat hunian yang sesuai bagi manusia. Di atmosfer bumi, nitrogen berupa gas yang memiliki porsi paling besar dibandingkan dengan gas-gas lain (nitrogen 78%, oksigen 21%, gas lain 1%). Bagaimanapun, nitrogen

merupakan elemen penting bagi eksistensi makluk hidup. Dalam bentuk gas, nitrogen bersifat hampir inert dan akibatnya tidak mudah untuk bereaksi. Adanya sambaran petir dengan tegangan yang tinggi memberikan cukup energi bagi untuk kemudian memaksa nitrogen bereaksi dengan oksigen dalam kombinasi yang tepat di atmosfer. Kombinasi yang tepat tersebut kemudian akan dibawa oleh tetes-tetes air dan jatuh ke bumi dan diserap oleh tanah. Kita bahkan tidak perlu memberikan pupuk bagi tanaman yang kita tanam agar dapat tumbuh karena kebutuhan tumbuhan terhadap unsur nitrogen terpenuhi dari tetes air hujan, dari sambaran petir. Demikianlah Allah dengan segala sifat maha sayangNya memberikan rahmat kepada semua makhluk, bahkan kepada mereka yang mengingkariNya sekalipun. Pergiliran material di bumi

Gambar 13. mekanisme pergiliran batuan di bumi

Bumi oleh tuhan diciptakan dengan mekanisme yang unik didalam memberikan pelayanan untuk menjamin kehidupan manusia dan makluk lainya. Peristiwa gempa tektonik yang juga sering menjadikan manusia kalang kabut karena akibat yang di timbulkanya mampu meruntuhkan bangunan-bangunan kokoh merupakan keunikan bumi dalam menjaga kestabilan gaya yang ada. Bumi dengan struktur inti luar yang cair/pasta, mengakibatkan lempeng-lempeng bumi seakan-akan berdiri kokoh diatas adonan semen yang basah. Setiap saat dapat dengan mudah berubah posisi kedudukanya ketika mendapat gaya tertentu. Sementara itu kita juga mengetahui bahwa bumi berotasi pada porosnya di dalam mengelilingi matahari, akibatnya akan ada timbunan gaya-gaya yang memaksa lempeng-lempeng tersebut untuk bergerak secara translasi. Adanya aktivitas tektonik di bumi memberikan kesempatan bagi bumi untuk memutar lempeng batuan secara vertikal. Akibat dari perputaran lempeng batuan tersebut, batuan yang tua akan masuk ke dalam bumi, sementara batuan muda akan muncul dipermukaan. Mekanisme tersebut sangat penting untuk dapat mempergilirkan mineral dan makanan yang dibutuhkan makhluk hidup. Mekanisme tersebut juga ikut berperan didalam menjaga daratan bumi agar tidak terkikis oleh ombak lautan. Karena tanpa adanya aktivitas tektonik lempeng, maka benua akan longsor menjadi samudera. Adanya aktivitas tektonik lempeng dibumi tidak dengan serta merta terjadi begitu saja. Tumbukan bumi dengan planet seukuran mars yang melontarkan lempeng purba bersama atmosfer purba menjadi alasan yang mendukung peristiwa tektonik lempeng tersebut. Ketika belum ada mekanisme tumbukan, lempeng batuan di bumi sangat rapat sehingga pergerakan lempeng menjadi sulit. Namun setelah sebagian lempeng bumi

terlontar keluar angkasa, maka memunculkan ruang yang longgar di antara lempenglempeng batuan yang ada di bumi, Rich Deem 2006. Adanya ruang tersebut menjadikan lempeng batuan dapat bergerak seperti halnya samapai sekarang kita masih mendengar berita gempa tektonik dengan skala tinggi. Demikianlah tuhan dengan sifat maha memberi petunjukNya memberikan manfaat yang lebih besar dibalik adanya gempa tektonik yang jarang ditemui manusia yang bersukur karenanya. Perisai medan magnet bumi

Gambar 14 : kejadian aurora akibat dari pembelokan radiasi matahari yang dibelokkan menuju ke kutub.

Bumi tercipta dengan segala keunikannya, dengan rapat masa terbesar (5,52.103 kg.m-3 (M. Kholil 2008)) dibandingkan dengan planet-planet yang lain, menjadikan bumi paling masif dibanding planet lain. Rapat massa bumi yang besar disebabkan besarnya kandungan unsur-unsur berat, terutama pada bagian inti bumi. Inti bumi memiliki bentuk padat pada bagian inti dalam dan cair pada bagian inti luar. Rotasi bumi menjadikan ada perputaran cairan logam-logam berat cair pada bagian inti bumi luar. Perputaran logamlogam berat ini menjadikan elektron-elektron bebas yang terkandung dalam logam berat ikut berputar. Perputaran elektron elektron bebas menyebabkan timbulnya medan magnet pada bagian kutub-kutub bumi. Akibatnya pada bumi memiliki medan magnet sekitar 25.000-65.000 nT. .

Gambar 15 : Mekanisme pembelokan radiasi matahari oleh medan magnet bumi.

Medan magnet bumi merupakan medan magnet terbesar dibandingkan dengan medan magnet yang dihasilkan oleh planet-planet berbatu lain di dalam sistem tata surya (merkurius 100 kali lebih lemah, dan mars 1000 kali lebih lemah, serta banyak pula planet yang memiliki medan magnet lebih lemah dari itu). Dalam sistem perplanetan, medan magnet menjadi sesuatu yang sangat berarti dalam menyediakan kehidupan. Tampak pada gambar diatas perisai bumi dari adanya medan magnet bumi atau yang sering

disebut sebagai ”van alen belt ” sedang membelokkan radiasai matahari menuju ke kutub bumi, daerah dimana tidak ada kehidupan. Apabila bumi memiliki medan magnet yang lemah, hal tersebut tidak akan mampu membendung hembusan radiasi yang datang dari matahari. Akibatnya, kehidupan yang ada di bumi akan hilang karena rusak akibat terpaan radiasi yang berlebih dari matahari. Perisai medan magnet ”van alen belt” didesain khusus secara unik untuk manusia di bumi. Demikianlah tuhan dengan sifat maha melindunginya menjadikan bumi memiliki medan magnet sehingga dapat memberi perlindungan dari bencana radiasi matahari. Perlu kita ketahui bersama bahwa penelitian para ilmuwan menyebutkan bahwa jilatan matahari ini menyemburkan energi setara dengan 100 milyar bom atom yang dijatuhkan di hirosyma (harun yahya). Demikianlah perisai bumi berupa medan magnet merupakan cara unik yang dilakukan Allah untuk mendeklarasikan kecintaanya kepada manusia, betapa Allah dengan sifatnya yang Maha Memelihara telah menjadikan bumi ini sebagai tempat istimewa bagi



manusia dan kehidupan.

 

  



 





Dan kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[959], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya. QS. AlAnbiya’ :32

Penutup Jika kita mengamati fenomena-fenomena di jagad raya, salah satu ciptaan utama adalah kereliabilitasan dari hukum-hukum fisika. Hukum-hukum ini begitu konsisten yang kadang menjadikan orang-orang bahkan menjadi tidak percaya keberadaan sang pencipta, dan akhirnya menyimpulkan ketiadaan tuhan. Bagaimanapun, desain yang bagus dari alam semesta merupakan sesuatu yang bebas dari intervensi. Hukum-hukum fisika, sangat reliabel yang mana tuhan mengikat janjinya pada kereabilitasan hukum fisika. Kekonsistenan dari hukum-hukum fisika alam semesta merefleksikan kemutlakan tuhan dan tatanan alam. Agar konsisten dan sesuai dengan tatanan, tuhan harus memutuskan pengadilanya terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari tatanaNya tersebut. Oleh karenanya, setiap tindakan yang tidak beriman harus diadili dan dikutuk oleh tuhan untuk mempertahankan tatananNYA. Sesuatu yang harus kita percayai adalah Allah berda diatas tingkatan yang paling tinggi, diatas manusia. Kekeuasaan Allah bersifat mutlak dan bukan relativ. Demikian makalah ini dibuat, sebagai respon dari keangkuhan manusia terhadap apa yang telah mereka lakukan selama ini. Makalah ini merupakan sebuah saduran dari presentase Rich Deem 2006 dari www.GodAndScience.org yang berjudul Evidence for god from science. Dengan beberapa tambahan dan pengurangan seperlunya agar

diperoleh kajian yang sesuai dengan Al-Qur’an. Pemakalah merasa bahwa di alam ini terdapat lebih banyak lagi bukti-bukti lain yang belum terungkap dibandingkan dengan apa yang sudah tercatat oleh para ilmuwan. Namun dengan keterbatasan yang dimiliki manusia sekarang ini pun, sudah cukup memberi bukti kepada manusia untuk mengakui keberadaan Allah sebagai Tuhan sang Pencipta, dan suat kekeliruan bagi mereka (manusia) yang bahkan menolak keberadaan tuhan dengan mengungkapkan alasan keterbatasan yang mereka miliki, ketika nanti ditanya Tuhan di yaumil akhir. Wallaahu’alamu Bisshowab.

Daftar Pustaka Al-Qur’an Don L. Anderson 2007 New Teory Earth Cambridge University Press California D.J. Raine, 2001. An Introduction To The Science Of Cosmology IOP London Greenstein, G. 1988. The Symbiotic Universe. New York: William Morrow Harun Yahya VCD seri Ilmu Pengetahuan Hugh Ross. 1995. The Creator and the Cosmos James Wilde 2008 Planet’s data PHY 140 Astronomy Louis A. Girifalco 2008 The Universal Force Oxford University press New York M.F Rosyid 2008. sejarah alam semesta Presentasi UGM Rich Deem 2006. Evidence for god from science. www. GodAndScience.Org Stacy McCormack 2006 Discovering the Universe by Looking at the Sky Wedah Izul Sulanjari 2008 Venus presentasi Fisika Bumi UGM Chyba, C. and C. Sagan. 1992. Endogenous production, exogenous delivery and impact-shock synthesis of organic molecules: an inventory for the origins of life. Nature 355: 125-132 Sleep, N.H., K.J. Zahnle, J.F. Kasting, and H.J. Morowitz. 1989. Annihilation of ecosystems by large asteroid impacts on the early Earth. Nature 342: 139-142 M. Kholil 2008 The Solar system presentasi Fisika Bumi UGM

Related Documents

Deklarasi Allah
May 2020 13
Deklarasi Ikmal
May 2020 12
Deklarasi Ahad
November 2019 40
Allah
April 2020 39
Allah
April 2020 35
Allah
October 2019 52