Definisi Gangguan Disosiatif.docx

  • Uploaded by: diazmln
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Definisi Gangguan Disosiatif.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 852
  • Pages: 5
Definisi Gangguan disosiatif Gangguan disosiatif adalah suatu kelompok gangguan dengan gejala utama kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal (di bawah kendali kesadaran) antara ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan penginderaan segera, serta kontrol terhadap gerakan tubuh. Pada gangguan disosiatif kemampuan kendali di bawah kesadaran dan kendali selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari ke hari atau bahkan dari jam kejam. Penilitian lain tentang fenomena disosiatif menurun dengan bertambahnya usia dan gejala disosiatif tersebut adalah kira-kira sama seringnya pada laki-laki dan wanita. Banyak jenis penelitian telah menyatakan suatu hubungan antara peristiwa traumatik, khususnya penyiksaan fisik dan seksual pada masa anak-anak, dan perkembangan gejala dan gangguan disosiatif. Disosiasi timbul sebagai suatu pertahanan terhadap trauma. Merupakan pertahanan pasien melepaskan diri dari trauma saat kejadian,menunda penyelesaian,ekstrim kepribadian ganda. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) memiliki kriteria diagnostic spesifik untuk empat gangguan disosiatif :

1. Amnesia disosiatif 2. Fuga disosiatif 3. Gangguan identitas disosiatif 4. Gangguan depersonalisasi

A. Amnesia disosiatif Merupakan

ketidakmampuan

untuk

mengingat

informasi,

biasanya

berhubungan dengan peristiwa yang menengangkan atau traumatik, yang tidak dapat dijelaskan oleh kelupaan yang biasanya, ingesti zat, atau kondisi medis umum.

B. Fuga disosiatif Ditandai oleh bepergian dari rumah atau pekerjaan yang tiba-tiba dan tidak diperkirakan, disertai dengan ketidakmampuan untuk mengingat masa lalu seseorang dan kebingungan tentang identitas pribadi seseorang atau mengambil identitas baru.

C. Gangguan identitas disosiatif Ditandai oleh adanya dua atau lebih kepribadiaan yang terpisah pada satu orang tunggal : gangguan identitas disosiatif biasanya dianggap merupakan gangguan disosiatif yang paling parah dan kronis

D. Gangguan depersonalisasi Ditandai oleh perasaan terlepas (detachment) dari tubuh atau pikiran seseorang yang rekuren atau persisten.

Definisi Gangguan Identitas Disosiatif Dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda yang merupakan suatu gangguan disosiatif kronis, dan penyebabnya hampir selalu melibatkan suatu peristiwa traumatik, biasanya penyiksaan fisik atau seksual pada masa anak-anak. Orang dengan gangguan ini memiliki dua atau lebih kepribadian yang terpisah, masingmasignya menentukan perilaku dan sikapnya selama tiap periode jika berada dalam kepribadian yang dominan.

A. Epidemiologi Penelitian terkendali baik telah melaporkan bahwa dari 0,5 sampai 2 persen pasian yang dirawat di rumah sakit psikiatrik umum memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan identitas disosiatif, seperti juga kemungkinan sebanyak 5 persen dari semua pasien psikiatrik. Diagnosis gangguan identitas disosiatif kebanyakan adalah wanita, 90 sampai 100 persen dari sebagian besar sampel yang dilaporkan. Gangguan ini paling sering

ditemukan pada masa remaja akhir dan dewasa muda, dengan rata-rata usia saat diagnosis adalah 30 tahun, walaupun sudah memiliki gejala selama 5 sampai 10 tahun sebelum diagnosis.

B. Etiologi Penyebab dari gangguan ini adalah tidak diketahui, walaupun riwayat pasien hampir selalu melibatkan suatu peristiwa traumatik pada masa anak-anak. Umumnya, empat faktor penyebab telah diketahui : - peristiwa kehidupan traumatik - kecenderungan bagi gangguan untuk berkembang - faktor lingkungan formulatif - tidak adanya dukungan eksterna

C. Diagnosis Kriteria diagnostik untuk gangguan kepribadian disosiatif : 

adanya dua atau lebih identitas atau keadaan kepribadian yang berlainan



sekurangnya dua identitas atau keadaan kepribadian tersebut secara rekuren mengendalikan perilaku orang tersebut.



ketidakmampuan untuk mengingat informasi personal yang terlalu sulit untuk dijelaskan oleh kelupaan biasa.



gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat.

D. Diagnosis banding Diagnosis banding adalah dua gangguan disosiatif lain, amnesia disosiatif dan fuga disosiatif. Tetapi, kedua gangguan tersebut tidak mengalami pergeseran identitas dan kesadaran identitas asli yang terlihat pada gangguan identitas disosiatif. Gangguan psikotik, terutama scizofrenia, mungkin dikacaukan dengan gangguan identitas disosiatif hanya karena scizofrenik mungkin memiliki paham atau keyakinan

bahwa mereka memiliki identitas yang terpisah atau melaporkan mendengar suarasuara kepribadian lainnya.

E. Perjalanan penyakit dan prognosis Gangguan disosiatif dapat berkembang pada anak-anak semuda usia 3 tahun. Pada anak-anak, gejala mungkin tampak seperti tak sadar (trance) dan disertai oleh perubahan kemampuan, gejala gangguan depresif, periode amnestik, suara-suara halusinansi, penyangkalan perilaku, dan perilaku bunuh diri atau melukai diri sendiri. Anak yang terkena lebih mungkin adalah laki-laki dibandingkan perempuan Semakin

awal

onset

gangguan

identitas

disosiatif,

semakin

buruk

prognosisnya. Satu atau lebih kepribadian dapat berfungsi dengan relatif baik, sedangkan yang lainnya berfungsi marginal.

F. Terapi Pendekatan yang paling manjur untuk identitas disosiatif adalah psikoterapi berorientasi tilikan, seringkali disertai dengan hipnoterapi atau wawancara dengan bantuan obat. Hipnoterapi atau wawancara dengan bantuan obat dapat berguna dalam mendapatkan riwayat penyakit tambahan, mengidentifikasi kepribadian yang sebelumnya tidak dikenali, dan mempercepat abreaksi Prinsip Terapi yang Berhasil untuk Gangguan Identitas Disosiatif: 1. Kondisi diciptakan oleh ikatan yang rusak 2. Kondisi adalah suatu diskontrol subjektif dan penyerangan dan perubahan yang dilakukan secara pasif 3. Kondisi adalah tidak disadari. Penderitanya tidak memilih mengalami trauma dan merasakan bahwa gejalanya sering diluar kendali mereka 4. Kondisi adalah suatu traumata yang dipendam dan efek yang terasing 5. Kondisi adalah perasaan keterpisahan dan konflik di antara pribadi yang berbeda (alters) 6. Kondisi adalah hipnotik yang menggantikan realitas 7. Kondisi adalah berhubungan dengan inkonsistensi lain yang penting

8. Kondisi adalah keamanan, harga diri, dan orientasi masa depan yang terpecah 9. Kondisi berasala dari pengalaman yang melanda, dengan demikian kecepatan terapi adalah penting 10. Kondisi seringkali timbul dari orang yang tidak bertanggung jawab 11. Kondisi seringkali disebabkan karena orang yang harus melindungi anak tidak melakukannnya 12. Pasien memiliki banyak kesalahan kognitif, ahli terapi harus menjawab dan \ 13. membenarkannnya secara terus-menerus

Related Documents


More Documents from ""