Daster Ip.docx

  • Uploaded by: Ananda Achlaqul Karimah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Daster Ip.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,109
  • Pages: 5
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sifat Fisik Batuan Karakteristik fisik suatu batuan digunakan untuk mengenal batuan yang akan kita amati dalam suatu penelitian. Diantara sifat fisik tersebut adalah: 1. Porositas Bagian dari volume batuan yang tidak terisi oleh benda padat (Harsono, 1997). Ada beberapa macam porositas batuan : a. Porositas Total Porositas total merupakan perbandingan antara ruang kosong total yang tidak terisi oleh benda padat yang ada diantara elemen-elemen mineral dari batuan dengan volume total batuan. Porositas total meliputi :  Porositas primer, yaitu ruang antar butir atau antar kristal yang tergantung

pada bentuk dan ukuran butir serta pemilahan butirnya.  Porositas gerowong, terbentuk secara dissolusi dan porositas rekah yang

diperoleh secara mekanik dan membentuk porositas sekunder. Porositas ini dikenal sebagai vuggy pada batugamping. b. Porositas Efektif Porositas Efektif Merupakan perbandingan volume pori-pori yang saling berhubungan dengan volume total batuan. Porositas efektif bisa jauh lebih kecil dibandingkan dengan porositas total jika pori-porinya tidak saling berhubungan. Penentuan harga porositas pada lapisan reservoar menggunakan gabungan harga porositas dari dua kurva yang berbeda, yaitu porositas densitas (ØD) yang merupakan hasil perhitungan dari kurva RHOB dan porositas neutron (ØN) yang dibaca dari kurva NPHI. Kurva RHOB yang mengukur berat jenis matriks batuan reservoar biasanya dikalibrasikan pada berat jenis matriks batuan (batugamping = 2.71 dan batupasir = 2.65) serta diukur pada lumpur pemboran yang digunakan dalam pemboran (f), setelah itu kurva ini baru bisa menunjukkan harga porositas.

2. Saturasi Air Saturasi atau kejenuhan air formasi adalah rasio dari volume pori yang terisi oleh air dengan volume porositas total (Adi Harsono, 1997). Tujuan menentukan saturasi air adalah untuk menentukan zona yang mengandung hidrokarbon, jika air merupakan satu-satunya fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan, maka nilai Sw = 1, tetapi apabila pori-pori batuan mengandung fluida hidrokarbon maka nilai Sw< 1. Archie menyusun persamaannya, yang kemudian kita kenal dengan Archie formula 𝑎 𝑅𝑤

Swn= 𝜙𝑚 Rumus

ini

(2.1)

𝑅𝑡

dipakai

sebagai

dasar

interpretasi

data

Log

sampai

sekarang.Persamaan Archie tersebut biasanya digunakan pada cleansand formation. 3. Permeabilitas Permeabilitas adalah suatu pengukuran yang menyatakan tingkat kemudahan dari fluida untuk mengalir di dalam formasi suatu batuan (Adi Harsono, 1997) satuannya adalah darcy. Satu darcy didefinisikan sebagai permeabilitas dari fluida sebesar satu sentimeter kubik per detik dengan kekentalan sebesar satu centipoises mengalir dalam tabung berpenampang sebesar satu sentimeter persegi di bawah gradien tekanan satu atmosfer per sentimeter persegi (Adi Harsono, 1997). Kenyataan menunjukkan bahwa satuan satu Darcy terlalu besar, sehingga digunakan satuan yang lebih kecil yaitu milidarcy (mD). Berbeda dengan porositas, permeabilitas sangat tergantung pada ukuran butiran batuan. Sedimen butiran besar dengan poripori besar mempunyai permeabilitas tinggi, sedangkan batuan berbutir halus dengan pori-pori kecil akan mempunyai permeabilitas rendah.

Rumus Tixier ∅𝑒 3

𝐾 = (250 𝑆 𝑤𝑖𝑟𝑟)

(2.2)

Dimana : K = Permeabilitas (mD) Swirr = Saturasi air sisa, didapat dari hasil percobaan Øe = porositas efektif 4. Resistivity Water (RW) Determinasi harga Rw dapat ditentukan dengan berbagai metode diantaranya dengan menggunakan metode crossplot resistivitas-neutron, resistivitas-sonic dan resistivitas-densitas.Harga Rw juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus SSP (statik Sp) dan rumus Archie, serta dari percobaan di laboratorium. Rumus SSP dipakai jika terdapat lapisan mengandung air (water-bearing) cukup tebal dan bersih, serta defleksi kurva SP yang baik. Keakuratan dari penentuan harga Rw dengan metode ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut : a. Komponen elekrokinetik dari Sp diabaikan. b. Rmf kadang-kadang jelek (filtrasi lumpur tidak baik). c. Hubungan antara Rwe-Rw dan Rmfe-Rmf, khususnya pada Rw yang tinggi. Berdasarkan hal tersebut serta rekaman penampang mekanik pada daerah penelitian tidak mempunyai kurva defleksi SP yang cukup baik, maka didalam formasi kandungan air, kejenuhan air adalah 1 didaerah murni dan terkontaminasi Sw = Sxo = 1, sehingga rumus Archie menjadi : 𝑅𝑤𝑎 =

𝑅𝑡 𝐹

Keterangan : Rwa = resistivitas formasi (apparent resistivity) Rt = resistivitas dalam formasi kandungan air F = faktor formasi.

(2.3)

2.2. Macam-macam Log Log merupakan suatu grafik kedalaman/waktu dari suatu set data yang menunjukkan parameter diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur pemboran (Harsono, 1997). Log tersebut terbagia atas: 1. Gamma Ray Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh unsu-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor. Radioaktivitas GR log berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu Uranium (U), Potasium (P), Thorium (Th) yang secara kontinyu memancarkan Gamma Ray dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Kegunaan dari log Gamma Ray adalah: a. Evaluasi kandungan serpih/ shale (Vsh) b. Evaluasi bijih mineral radioaktif c. Evaluasi lapisan mineral yang bukan radioaktif d. Korelasi log pada sumur berselubung (Harsono, 2007). 2. Densitas Log densitas adalah rekaman densitas keseluruhan (bulk density) batuan. Bulk density ini mencakup densitas matrix dan fluida di dalamnya. Prinsip kerja log densitas yaitu suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma dengan intensitas energi tertentu menembus formasi/batuan. 3. Neutron Log neutron adalah rekaman reaksi formasi batuan terhadap bombardir neutron berkecapatan tinggi. Log neutron ini merekam jumlah neutron yang tertangkap kembali oleh detektor sehingga berhubungan dengan indeks hidrogen formasi. Porositas dari log ini berhubungan dengan indeks hidrogen batuan. Jika dalam batuan terdapat banyak air, maka porositas akan berkurang dan nilai kurva log neutron akan tinggi. Jika terdapat porositas yang banyak di dalam batuan nilai kurva log neutron batuan

menjadi rendah. Porositas dari log ini dinyatakan dalam Neutron Porosity Unit. Respon alat logging neutron mencerminkan banyaknya atom hidrogen di dalam formasi batuan. Karena minyak dan air mempunyai jumlah hidrogen per unit volume yang hampir sama, maka log neutron akan memberikan respon porositas fluida dalam formasi bersih. 4. Resistivitas Resistivity log adalah metoda untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori seperti minyak, air dan gas disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan kelistrikannya. Besaran resistivitas batuan dideskripsikan dengan Ohm Meter, dan biasanya dibuat dalam skala logarithmic dengan nilai antara 0,2 sampai dengan 2000 Ohm Meter. Metoda resistivity logging ini dilakukan karena pada hakekatnya batuan, fluida dan hidrokarbon di dalam bumi memiliki nilai resistivitas tertentu. 2.3. Fungsi Log Logging merupakan metode pengukuran besaran-besaran fisik batuan terhadap kedalaman lubang bor. Sesuai dengan tujuan logging yaitu menentukan besaran-besaran fisik batuan maka dasar dari logging itu sendiri adalah sifat-sifat fisik atau petrofisik dari batuan. Well logging dapat dilakukan dengan dua cara dan bertahap yaitu dengan openhole logging dan casedhole logging. Bagi seorang geolog, well logging merupakan teknik pemetaan untuk kepentingan eksplorasi bawah permukaan. Bagi seorang petrofisisis, well logging digunakan untuk mengevaluasi potensi produksi hidrokarbon dari suatu reservoar. Bagi seorang geofisisis, well logging digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui seismik. Seorang reservoir enginer menggunakan well log sebagai data pelengkap untuk membuat simulator. Kegunaan utama dari well logging adalah untuk mengkorelasikan pola – pola electrical conductivity yang sama dari satu sumur ke sumur lain kadang – kadang untuk area yang sangat luas bor (Ellis & Singer,2008)

Related Documents

Daster Salam.docx
May 2020 16
Daster Ip.docx
November 2019 22
Daster Tanah.docx
December 2019 26
Daster Tekanan Darah.docx
November 2019 26

More Documents from "Anonymous ZYTFd6DQh"

Bab 2 3.docx
November 2019 10
Diagram Alir.docx
November 2019 13
Resume Sedimen Uas.docx
November 2019 13
Daster Ip.docx
November 2019 22
April 2020 43