Dasar Teori Reproduksi

  • Uploaded by: Evi
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dasar Teori Reproduksi as PDF for free.

More details

  • Words: 963
  • Pages: 4
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenis dan melestarikan jenis agar tidak punah. Apabila ada suatu organisme yang tidak melakukan reproduksi, tentu saja akan menganggu keseimbangan alam. Pada rantai makanan, apabila salah satu mata rantai tersebut hilang. Tentu akan tidak seimbang proses alam ini. Yang akan menghancurkan sebuah ekosistem,atau bahkan peradaban (Tenzer, 2003). Sistem reproduksi merupakan sistem dengan peran dalam penghasilan gamet fungsional di dalam tubuh. Penggambaran dari reproduksi ini dalah pembuatan telur, pembuatan sperma serta proses-proses yang menyertainya hingga terjadinay proses fertilisasi(pembuahan). System reproduksi ini terdiri atas organ reproduksi primer atau gonad (testis pada jantan ovarium pada betina). Selain organ reproduksi primer tersebut terdapat pula organ reproduksi sekunder yang meliputi saluran-saluran dan kelenjar (Pack, 2007). Sistem reproduksi vertebata jantan terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi jantan, kelenjar seks asesoris (pada mamalia) dan organ kopulatoris (pada hewan-hewan dengan fertilisasi internal). Sistem reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium pada beberapa hanya satu) dan saluran reproduksi betina. Pada mamalia yang dilengkapi organ kelamin luar (vulva) dan kelenjar susu (Tenzer, 2003). Testis merupakan kelenjar tubular majemuk yang memiliki 2 buah fungsi, yang pertama berfungsi untuk reproduksi dan yang kedua berfungsi untuk sistem hormonal. Letak testis ialah di dalam sebuah kantung yang di namakan skrotum. Skrotum sendiri adalah kantung kulit da fasia superfisial yang menggantung dibagian bawah penis (Pack, 2007). Struktur testis dari luar kedalam sebagai berikut : Tunika vaginalis, Tunika albugenia, Tubulus seminiferous. Diantara tubulus – tubulus seminiferous yang mempunyai fungsi reproduksi terdapat sel – sel intersel yang disebut sel Leydig. Sel – sel Leydig tersebut yang menghasilkan hormon testosteron yang memiliki fungsi dalam perkembangan sifat kelamin sekunder pria, seperti tumbuhnya rambut pada tempat – tempat tertentu, membesarnya laring, hingga suara menjadi berat dan rendah (Hernawati, 2008). Sistem reproduksi betina meliputi atas ovarium, sebagai organ primer. Saluran dan kelenjar meliputi oviduk, uterus, dan alat reproduksi genitalia luar ovarium. Ovarium adalah organ

berbentuk seperti buah amandel, bergaris tengah 5 cm, dengan lebar 1 – 3 cm dan tebal antara 0,6 – 1,5 cm. Terdiri atas bagian medulla yang merupakan jaringan ikat vaskuler, serta bagian korteks yang banyak mengandung folikel – folikel telur. Ovarium menghasilkan ovum yang terdapat di kiri dan kanan (Hernawati, 2008). Proses reproduksi pada vertebrata : 1. Pisces Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang tetapi mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi terlebih dahulu oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Bersamaan dengan itu, ikan jantan akan mengeluarkan sperma dari testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadi proses fertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). 2. Amphibi Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh induk. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelokkelok dan bermuara di kloaka. Setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. 3. Reptile

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang proses fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di kloaka. 4. Aves Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Burung betina hanya memiliki satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka. 5. Mamalia Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.

1. Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM 2. Pack PE. 2007. Anatomi dan Fisiologi (Terjemahan oleh Theodorus Dharma Wibisono). Bandung : Pakar Raya 3. Hernawati. 2008. Bahan Kuliah Struktur Hewan. Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI 4. 5. 6. 7. 8.

Bandung. http://gurungeblog.com/2008/10/31/sistem-reproduksi-vertebrata/ http://prezi.com/zuo2cegmfn6k/sistem-reproduksi-vertebrata/http://smakita.net/reproduksi-padahewan vertebrata/ http://ewintribengkulu.blogspot.com/2012/11/sistem-reproduksi-vertebrata.html http://kairens.wordpress.com/2013/04/18/alat-reproduksi-pada-vertebrata/ https://kairens.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=259&action=edit

Related Documents

Dasar Teori Reproduksi
August 2019 50
Dasar Teori
May 2020 44
Dasar Teori
July 2020 38
Bab 6 Dasar Teori
October 2019 35
4. Teori Dasar Fix.docx
April 2020 12
Dasar Teori Pulveres
August 2019 27

More Documents from "Anonymous zZaB2Img"

Log Book Kep Ger.docx
December 2019 62
Bab 1.docx
December 2019 43
Dasar Teori Reproduksi
August 2019 50
Agamakul.doc
November 2019 16