Dasar Dik Islam

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dasar Dik Islam as PDF for free.

More details

  • Words: 1,905
  • Pages: 10
PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Islam pada sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan bagian integral dari program pengajaran pada setiap jenjang lembaga pendidikan tersebut serta merupakan usaha bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik dalam memahami, mengahayati, dan mengamalkan ajaran agama islam sehingga menjadi manusia yang Taqwa dan warga negara yang baik.

Tujuan pendidikan Agama islam itu sekaligus juga menjadi arah pendidikan agama dalam rangka pembangunan bangsa dan pembangunan manusia seutuhnya. Pendidikan agama itu akan mengantar anak didik kita menjadi warga negara Indonesia yang baik dan sekaligus umat yang taat beragama. Sorong, 23 Nopember 2008 24 DzulQa’dah 1429 H Penulis

Kelompok VI

PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT A. Pengaruh Sekolah terhadap masyarakat. Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembangan nilai-nilai kehidupan manusia. Di dalam pengembangan nilai ini, tersirat pengertian manfaat yang ingin dicapai oleh manusia di dalam hidupnya. Kendatipun demikian, pendidikan tidak bisa lepas dari efek-efek luar yang saling mempengaruhi keberadaannya. Terutama bagi masyarakat sekitarnya, yang mempunyai hubungan saling ketergantungan. Dalam hal pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas tidaknya produk serta kualitas out put pendidikan (sekolah) itu sendiri. Semakin besar out put sekolah tersebut dengan disertai kualitas yang mantap, dalam artian mampu mencetak sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas, maka tentu saja pengaruhnya sangat positif bagi masyarakat. Sebaliknya, meskipun lembaga pendidikan mampu mengeluarkan out put-nya tetapi dengan SDM yang rendah secara kualitas, itu juga menjadi masalah, tidak saja bagi out put yang bersangkutan tetapi berpengaruh juga bagi masyarakat. Dengan demikian, bila lembaga pendidikan dimaksud mampu melahirkan produkproduknya yang berkualitas, tentu saja hal ini merupakan investasi bagi penyediaan SDM. Investasi ini sangat penting untuk pengembangandan kemajuan masyarakat sebab manusia itu sendiri adalah subjek setiap perkembangan, perubahan, dan kemajuan di dalam masyarakat. Pengaruh sekolah terhadap perkembangan masyarakat di lingkungannya: 1.

Mencerdaskan Kehidupan Masyarakat.

Peran yang dimainkan oleh lembaga persekolahan terutama jalur pendidikan sekolah di dalam peningkatan intelegensi atau kecerdasan anak didiknya, secara langsung bisa dipandang sebagai kontribusi lembaga pendidikan sekolah dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa. Peran tersebut pada dasarnya sangat menentukan bagi masyarakat, terutama dalam rangka menanggulangi dan memecahkan aneka ragam masalah yang dihadapi masyarakat tersebut. Sebagai contoh kehidupan di desa bagaimana kita ketahui sumber penghasilan masyarakatnya tergantung pada pertanian maupun perkebunan, disinilah bagaimana arti penting lulusan lembaga pendidikan yang mencetak Sarjana pertanian maupun perkebunan yang membantu dalam perkembangan hasil panen dari pertanian maupun perkebunan serta pemeliharaannya.

2 2.

Membawa bibit Pembaruan bagi Perkembangan Masyarakat.

Terlihat realitas semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), sementara disatu pihak masalah-masalah atau tantangan kehidupan yang tidak henti-hentinya, mendorong lahirnya pemikiran dan praktik-praktik baru yang bersifat inovatif. Memang dalam upaya peningkatan kualitas perlu adanya pengetahuan baru, teknologi baru dan pemikiran-pemikiran inovatif yang bersifat fungsional. Apa yang menjadi program pendidikan dipersekolahan, disamping menjamin upaya peningkatan kecerdasan, juga mengupayakan transformasi dari pengetahuan, pemikiran dan praktik-praktik baru, terutama yang dianggap fungsional dan relevan dengan jenis dan tingkatan dari sekolah masing-masing. Materi atau program pendidikan yang demikian bisa disebut sebagai ransformasi bibit-bibit pembaharuan yangpada akhirnya akan berfungsi dan menjalar di tengah-tengah masyarakat. 3. Menciptakan Warga Masyarakat Yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat. Dengan berfungsinya lembaga pendidikan jalur pendidikan sekolah di dalam memberikan bekal-bekal pengetahuan, ketrampilan, dan sikap-sikap yang relevan bagi dunia kerja, hal tersebut secara langsung membawa efek terhadap lapangan kerja di masyarakat. Kualitas dan kuantitas sistem lembaga pemberi kerja di masyarakat sedikit banyak dipengaruhi pula produk-produk atau out put sistem pendidikan persekelohan itu sendiri. Berkenan dengan semua itu, sangatlah wajar bila kualifikasi pendidikan seseorang juga dijadikan salah satu pertimbangan di dalam sisitem seleksi pada lembaga-lembaga pemeberi kerja di masyarkat. 4. Memunculkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat, sehingga tercipta Integrasi sosial yang harmonis di tengah- tengah masyarakat. Baik di pendidikan dasar, menegah maupun perguruan tinggi tata etika di dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, hak dan kewajiban selaku warga negara, kenyataannya selalu terintegrasi di dalam kurikulum pendidikan. Begitu juga kualitas persatuan dan kesatuan bangsa, loyalitas warga negara terhadap mission bangsa dan negara, sedidkit banyak diwarnai oleh pendidikan persekolahan. Demikianlah beberapa pengaruh sekolah sebagai lembaga pendidikan bagi masyarakat. Meskipun tampaknya sekolah mempunyai andil besar terhadap masyarakat, sebaliknya masyarakat juga menuntut agar sekolah mampu memerankan dirinya sejlan dengan keinginan masyarakat.

3 Beberapa peran yang dituntut terhadap sekolah adalah sebagai berikut : a.

Konservatif

Maksudnya adalah untuk meneruskan kebudayaan yang diseleksi kepada generasi muda agar mereka mempertahankan, memelihara dan menjamin kelangsungan hidup masyarakat. Dengan demikian sekolah berperan untuk mengawetkan, menyimpan, dan memelihara unsur-unsur yang baik dalam kebudayaan suatu bangsa. Prinsip ekologi menginginkan agar antara sekolah dan masyarakat terdapat suatu interaksi. Dengan kata lain sekolah tidaka dapat terpisahkan dari masyarakat dan begitu pula sebaliknya masyarakat tidak bisa terpisah dengan sekolah. b.

Evaluatif dan Inovatif

Disamping berperan konservatif, sekolah juga hendak mempunyai peranan evaluatif dan inovatif., yaitu anak didik tidak hanya menerima begitu saja kebudayaan generasi lama. Karena dunia sekarang memerlukan kebudayaan, pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai dan sikap serta adat kebiasaan yang disesuaikan dengan zaman modern, yang ditandai dengan pesatnya perkembangan iptek, hendaknya anak didik diberi kesempatan untuk menilai secara kritis. Realitas menunjukkan bahwa biasanya sulit bagi para guru untuk melepaskan diri dari cara-cara mereka diajar dan dari jenis-jenis mata pelajaran yang mereka peroleh sewaktu berstudi dulu. Itulah sebabnya, sukar sekali mengeluarkan suatu mata pelajaran dari kurikulum kalau mata pelajaran dari kurikulum kalau mata pelajaran itu telah diajarkan bertahun-tahun walaupun mata pelajaran tersebut tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat. Dengan kenyataan ini, sebaiknya dimulai dari guru sendirilah pembaharuan dilakukan.

B.

Pengaruh Masyarakat Terhadap Sekolah

Pada dasarnya masyarakat senantiasa memiliki dinamika untuk selalu tumbuh dan berkembang disamping itu juga, setiap masyarakat memiliki identitas sendiri sesuai dengan penglaman dengan budaya dan perbendaharaan alamiahnya. Masyarakat sebagai satu totalitas memiliki physical environment (lingkungan alamiah, benda-benda, iklim, kekayaan material) dan social environment (manusia, kebudayaan, nilai-nilai agama), sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya. 1

1

Mohammad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya, 1996, hlm. 197.

4 Sebagaimana yang dikemukakan terdahulu, keterkaitan masyarakat dengan pendidikan sangat erat dan saling mempengaruhi. Suatu kenyataan bagi setiap orang bahwa masyarakat yang baik, maju, modern, ialah masyarakat yang di dalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan yang baik, maju, dan modern pula, dalam wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang yang terdidik. Dengan demikian suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju, baik dalam arti kualitatif maupun kuantitatif. Beberapa pengaruh masyarakat terhadap pendidikan sebagai berikut : 1.

Terhadap Orientasi dan tujuan pendidikan.

Sebagai bukti bahwa identitas suatu masyarakat berpengaruh terhadap program pendidikan di sekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada masing-masing negara. Setiap negara mempunyai karakteristik tersendiri di dalam orientasi dan tujuan pendidikannya. Oleh karena itu dalam realitasnya tidak pernah terdapat kurikulum yang berlaku permanen, kurikulum akan selalu dinilai, disempurnakan serta disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat yang terjadi. 2.

Terhadap Proses Pendidikan di Sekolah.

Perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di masyarakat mempengaruhi pula materi dan pendidikan di sekolah karena perubahan itu merupakan salah satu sumber yang ada dari masyarakat. Dalam hal ini Havighurst dan Neugarten dalam bukunya Society and Education mengemukakan bahwa sekolah haruslah dapat mengajar anak didik untuk dapat menemukan, mengembangkan, dan menggunakan sumber-sumber yang ada di masyarakat. Lebih jauh mereka mengatakan : “social change have produced changes in education made system, and at the same time educators have made adaption in schools and universities to help in the control and direction of social change”. 2 Menurut pernyataan tersebut, perubahan-perubahan sosial telah menghasilkan perubahan sistem pendidikan dan pada saat yang sama para pendidik juga mengadakan kontrol dan mengarahkan perubahan sosial.

C. Pergaulan dalam Keluarga, sekolah, dan masyarakat. 1.

Pergaulan dalam keluarga.

Umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak dimana masing-masing anggota keluarga saling mempengaruhi, saling membutuhkan, semua meladeni seorang dan seorang meladeni semua. 2

Havighurst and Neugarten, Society and Education, Allyn and Bacon, USA, 1964, hlm. 319.

5 Anak membutuhkan pakaian, makanan, bimbingan, dan sebaginya dari orangtua dan orang tua membutuhkan rasa kebahagiaan dengan keahiran anak. Anak semakin besar dibutuhkan tenaga dan pikirannya untuk membantu orang tua, lebih-lebih bila orang tua semakin tidak berdaya karena usia tua dan sering terganggu kesehatannya. Pergaulan antara orang tua dan anak-anaknya dalam usaha mendewasakan diri dan menunjukkan bahwa pergaulan dalam keluarga mengandung gejala-gejala pendidikan. Dengan kedeketan itulah orangtua selayaknya keluarga mempunyai arti penting dalam perkembangan anak. 2.

Pergaulan dalam sekolah.

Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah terdiri dari pendidik dan anak didik. Antara mereka sudah barang tentu terjadinya saling hubungan, baik antara guru dengan murid-muridnya maupun antara murid dengan murid. Guru-guru sebagai pendidik, dengan wibawanya dalam pergaulan membawa murid sebagai anak didik ke arah kedewasaan. Hubungan murid dengan murid juga menunjukkan suasana yang edukatif. Sesama murid saling berkawan, berolahraga bersama dengan ketentuan-ketentuan yang beraku, saling mengajak dan diajak, saling bercerita, saling mendisiplinkan diri agar tidak menyinggung perasaan teman sepergaulannya. Dalam hal inilah bisa terjadi pergaulan sehari-hari yang negatif maupun positif. 3.

Pergaulan dalam Masyarakat

Masyarakat merupakan perwujudan kehidupan bersama manusia karena di dlam masyarakat berlangsung proses kehidupan sosial, proses antarhubungan dan antaraksi.3 Daam konteks pendidikan, lingkungan masyarakat merupakan lembaga pendidikan selain keluarga dan sekolah yang akan membentuk kebiasaan, pengetahuan, minat dan sikap, kesusilaan, kemasyarakatan, dan keagamaan anak-anak.4 Dimasyarakatlah anak melakukan pergaulan yang berlangsung secara informal baik dari para tokoh masyarakat, pejabat atau penguasa, para pemimpin agama dan sebagainya. Tentang pergaulan ini, dalam ajaran Tonnis dibedakan antara pergaulan hidup dalam Gmeinschaft (persekutuan) dan Gesselschaft (perbuatan). Hubungan yang dibentuk oleh kodrat disebut Gemeinschaft, seperti hubungan seseorang dengan orang tua, dengan tokoh masyarakat, dengan pejabat, dengan tokoh agama, dan lain-lain. Sesama kawan berkumpul untuk bercerita, bermain dengan disiplin, tukar-menukar pengalaman, dan sebagainya yang kesemuanya itu tidak terlepas dari kandungan gejala pendidikan. Pendidikan disini diartikan sebagi usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.5 3 4

Mohammad Noor Syam, op.cit, hlm. 183. M. Djumberansyah Indar, Filsafat Pendidikan, karya Abditama, Surabaya, 1994. hlm. 66

5

Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, FIP IKIP Yogyakarta, 1986, hlm. 33

6 4.

Kewibawaan dalam pergaulan.

Didalam proses pendidikan, kewibawaan merupakan syarat bagi pendidik dan digunakan untuk membawa anak didik ke kedewasaan. Oleh karena itu, kewibawaan termasuk dalam alat pendidikan. Salah seorang tokoh pendidik, Langeveld menyatakan bahwa pendidikan yang sungguh-sungguh baru dapat diberikan setelah anak itu mengenal kewibawaan, kira-kira anak berumur tiga tahun. Sebelum umur tiga tahun anak seperti di beri semacam paksaan atau dressur. Namun,paksaan-paksaan yang diberikan kepada anak yang masih sangat kecil itu ditunjukkan kepada kedewasaan anak. Maka paksaan yang diberikan kepada anak yang masih sangat kecil itu disebut dengan pendidikan pendahuluan bukan dressur atau paksaan. Adanya pergaulan menyediakan kemungkinan sebagi lapangan pendidikan dan di dalam pergaulan ini anak dapat bersikap kritis terhadap perbuatan orang dewasa dan sebaliknya orang dewasa dapat mengritik peniruan anak.

KESIMPULAN Dari pembahasan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya pergaulan menyediakan kemungkinan sebagai lapangan pendidikan dan di dalam pergaulan ini anak dapat bersikap kritis tergadap perbuatan orang dewasa dan orang dewasa dapat memimpin perkembangan jasmani dan rohani anak ke arah kedewasaan. Beberapa pengaruh sekolah terhadap perkembangan masyarakat di lingkungannya : 1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat 2. Membawa bibit bagi perkembangan masyarakat 3. Menciptakan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan masyarakat. 4. Memunculkan sikap-sikap positif dan kontruktif bagi masyarakat sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

-

Buchajar Sjam, Drs. 1986. Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan agama Islam. Jakarta._____

- Asbullah.____. Dasar-dasar Pendidikan Islam___: Gravinda Perdara Persada

PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

DI SUSUN OLEH : 1. 2. 3. 4. 5.

SITI ROKAYAH LINDA SALEH HARLIATI EGE SARIFAT K ANDIEK MUARIFIN

SELOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SORONG

Related Documents

Dasar Dik Islam
April 2020 30
Dasar Dasar Aqidah Islam
November 2019 43
Kerangka Dasar Ajaran Islam
December 2019 42
Materi Dasar Islam
May 2020 20