MATERI TENTANG PEMERIKSAAN DARAH RUTIN DAN KIMIA DARAH
Disusun oleh: KELOMPOK 3 A 1. Seli Setiyaningsih
(G2A018022)
2. Diah Ayu DwiYanti
(G2A018023)
3. Ana Muti’ah
(G2A018024)
4. Dyah Harganingtyas
(G2A018025)
5. Sana’a Sri Setiyani
(G2A018026)
6. Ummi Failatul Khasanah (G2A018027) 7. Riska Ayu Kartika Sari
(G2A018028)
8. Fini Dwi Eriyani
(G2A018029)
9. Elvin Anggrianti
(G2A018030)
10. Nur Alfiah
(G2A018031)
11. Anis Kurnia
(G2A018032)
DOSEN PENGAMPU: Ibu. Erna Wati
A. Definisi Dalam buku Hematologi Dasar, Gilang (2017:113-114) menyatakan "Pemeriksaan hematologi rutin adalah pemeriksaan hematologi yang umum dilakukan karena sering diminta (rutin). Parameter pemeriksaan hematologi rutin adalah hitung hematokrit, hemoglobin, jumlah eritrosit atau sel darah merah, , hitung jumlah leukosit dan hitung jumlah trombosit.Pemeriksaan hematologi rutin dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah complete blood count (CBC) yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah "hitung darah lengkap", sedangkan pemeriksaan darah lengkap yang umum dilakukan di Indonesia adalah pemeriksaan hematologi rutin dengan hitung jenis leukosit dan LED. Jadi, Istilah CBC yang benar merujuk pada pemeriksaan Hematologi Rutin." Pemeriksaan darah rutin banyak digunakan untuk menunjang atau menyingkirkan diagnosis beberapa penyakit seperti anemia, demam berdarah dengue, infeksi bakteri, dan lain sebagainya. B. Tujuan Penghitungan darah rutin/Complete blood count (CBC) bertujuan untuk menghitung komponen darah, beberapa diantaranya adalah jumlah hemoglobin, angka leukosit dan angka trombosit/ platelet. 1. Mendapatkan spesimen darah EDTA yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan morfologi sel darah tepi dan hitung jumlah trombosit. 2. Menghitung jumlah leukosit dan mengetahui cara pemeriksaan darah. 3. Untuk mengetahui kondisi kesehatan secara keseluruhan
4. Untuk mendeteksi jenis penyakit C. Jenis-jenis pemeriksaan darah rutin 1. Hemoglobin Molekul protein pada sel ddarah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru. 2. Hematokrit Ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persen. 3. Leukosit Komponen darah yang berperan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus,bakteri, ataupun proses metabolik toksin. 4. Trombosit Bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler,beberapa kelainan dalam morfologi antara lain trombosit besar dan trombosit bergerombol. 5. Eritrosit Komponen darah yang paling banyak dan berfungsi sebagai pengangkut atau pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh tubuh dan membawa karbondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru. D. Lokasi Pengambilan Darah 1. Vena Mediana Cubiti (Dewasa) 2. Vena Jugularis Superficialis (Bayi)
E. Daftar Pustaka Handayani, Wiwik. 2008 Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta:Salemba Medika. hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/kimia-darah Nugraha, Gilang. 2017. Panduan Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Dasar ; Edisi 2. Jakarta ; Penerbit TIM
1. kimia darah Tes kimia adalah tes darah yang mengukur tingkat beberapa zat dalam darah (seperti elektrolit). Tes kimia akan menunjukkan kesehatan umum Anda, membantu melihat masalah-masalah tertentu, dan mencari tahu apakah pengobatan untuk masalah spesifik yang sedang Anda alami bekerja dengan baik. Panel tes darah umum ini mengukur tingkat elektrolit penting dan kimia lainnya, termasuk:
Glukosa, atau gula darah, dipecah dalam sel darah untuk memberikan energi. Kadar yang lebih tinggi dapat disebabkan oleh diabetes atau pengobatan seperti steroid. Tingkat Sodium dalam darah merepresentasikan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran sodium dan air. Tingkat sodium darah abnormal dapat mengindikasikan disfungsi jantung atau ginjal atau dehidrasi. Potassium memainkan peran penting dalam regulasi aktivitas otot, termasuk kontraksi jantung. Gagal ginjal, muntah-muntah, atau diare dapat menyebabkan tingkat abnormal. Tingkat Klorida dapat meningkat dan menurun secara paralel dengan tingkat sodium untuk membangun netralitas elektrik. Beberapa gangguan dapat mengubah tingkat klorida, termasuk disfungsi ginjal, penyakit adrenal, muntah-muntah, diare, dan gagal jantung kongestif. Karbon Dioksida (CO2) beraksi sebagai sistem penyangga untuk membantu membangun keseimbangan asam basa dalam darah. Penyakit pernafasan, gangguan ginjal, muntah parah, diare, dan infeksi yang sangat parah dapat memproduksi tingkat abnormal. Blood urea nitrogen (BUN) memberikan ukuran kasar penyaringan glomerular, atau tingkat penyaringan darah melalui pembuluh darah kecil pada ginjal. Tingkat BUN yang tinggi dapat mengindikasikan disfungsi ginjal.
Kreatinin—Yang merupakan produk pemecahan kreatin, adalah komponen penting otot – dieksresikan secara khusus oleh ginjal. Tingkat serum creatinine dianggap sebagai tes darah paling sensitif dari fungsi ginjal.
Fungsi pemeriksaan darah (hematologi) 1. Hematologi Rutin Mengetahui adanya kelainan darah seperti anemia (kurang darah), adanya infeksi atau kelainan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat kelainan jumlah trombosit 2. Fibrinogen Pemeriksaan fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan darah, mengetahui adanya resiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan resiko terjadinya Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Stroke dan mengetahui adanya gangguan fungsi hati 3. Test Agregasi Trombosit (TAT) TAT berguna untuk mengetahui gangguan agregasi Hiperagregasi berarti peningkatan kecenderungan trombosit membentuk agregasi, sehingga meningkatkan resiko stroke dan PJK o Hipoagregasi berarti trombosit "malas" membentuk bekuan, sehingga meningkatkan resiko perdarahan 4. Golongan Darah dan Rhesus Untuk mengetahui golongan darah berdasar sistem ABO dan Rhesus faktor. Dalam tranfusi darah, darah donor dan darah penerima harus sesuai golongannya berdasarkan sistem ABO dan Rhesus faktor 5. IgM Anti Salmonella Typhi Untuk mendeteksi penyakit Tifus o