DAKWAH VIA INTERNET Muhamad Munir, ST.*) Malang, 9 Juni 2009 [Penyadaran Religiusiatas dikemas dalam soal-jawab] Kenapa di internet perlu mengaji atau mempelajari agama? Sebenarnya dimana saja mencari ilmu agama, mempelajari aqidah, fikih, akhlaq, sejarah, tasawuf Islam itu tetap diperlukan. Mengapa? Karena 1) Mencari ilmu itu kewajiban setiap pribadi muslim dan muslimah sepanjang hayat sejak dalam buaian hingga digeletakkan di liang pemakaman. 2) Mencari ilmu untuk menyempurnakan ibadah adalah keharusan, karena beribadah tanpa dasar ilmu hampir pasti tidak diterima. Ilmu adalah cahaya penerang untuk jalan yang akan dilaluinya. 3) Ilmu agama sangat perlu sebagaimana kita memandang perlunya ilmu-ilmu umum, dan dengan ilmu agamalah iman kita bisa semakin sempurna. 4) Jalan ilmu adalah jalan menuju surga, siapa orangnya yang tidak menginginkannya? Pastilah semua mendambakannya, utamanya bagi yang meyakini dunia hanya sebentar saja tapi kehidupan akhirat-lah yang abadi selamanya. Sempatkah belajar agama via internet? Sama persis seperti anda memperhatikan iklan yang muncul hampir di setiap halaman website yang anda buka. Demikian juga terhadap suguhan keagamaan (pelajaran/ kajian agama Islam) yang juga sudah tersedia banyak sekali di sana. Terhadap lintasan iklan maupun ajakan mengkaji agama ini, kita (hendaknya) bisa bersikap seimbang, kita bisa mampir untuk mengetahui kedalaman dan fitur-fiturnya (baik iklan maupun kajian keislaman tersebut. Open your mind, you will find. Udahlah, apa sih perlunya dogma agama?, itu untuk anak-anak pesantren saja, atau nanti saja kalau kita sudah tua kita akan tekun beribadah. Eits!, jangan salah bro. agama adalah jalan hidup yang meng-connect-sikan dirimu dengan Yang Menciptakan dirimu. Laksana dikau gak akan pernah sampai di warnet sekarang ini jika tidak dikau lalui jalan sepanjang rumah hingga warnet tempat dikau biasa browsing atau chatting ini. Atau, dikau tak akan tersambung ke jaringan internet jika instalsasi modem-mu not connected, ya nggak, coy. Oops! Sorry nggak bermaksud menggurui, hanya pengen berbagi. Trus? Maksudnya terus apa ‘trust’?. Terus begini: agama adalah kebutuhan mendasar setiap pribadi beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Tanpa agama (tanpa keimanan di dalam dada dan amal kebagusan) kita gak ada nilainya di hadapan Allah swt. Bahkan, kata Allah sih kita lebih rendah daripada binatang ternak. (hiii, ngeriii!!!). He-eh, kita manusia ini sudah diciptakan oleh Allah dalam bentuk (ukuran proporsional, fungsi-fungsi komplit, bagian-bagian sangat lengkap, berakal, bernyawa, berpikir, merasa, pokoknya komplit-plitplit) yang sebaik-baiknya, bahkan dibandingkan malaikat pun kita diciptakan-Nya lebih sempurna lho. Karena agama kebutuhan setiap pribadi, sudah barang tentu bukan milik anak-anak pesantren saja, kita pun mesti andil di dalamnya. Ya, sebagaimana makanan pokok yang kita santap setiap hari-lah, itu adalah kebutuhan kita sejak kecil hingga ajal menjemput kita. Artinya tidak harus menunggu hari tua. Lha iya kalau kita kebagian jatah panjang
umur, lha kalau sebaliknya kita di-dok oleh Allah dikasih jatah belasan, likuran (duh, opo likuran iku?, dua puluhan yo) atau tiga puluhan tahun, maka habislah kita. Belum sempat beribadah, belum sempat bertobat e-eh ternyata keburu dijemput malaikat. Nyesel dech jadinya. Kacian deh lo!. Trus?, terus harus ‘trust’, harus yakin dan percaya, kita harus beriman kepada Allah dan adanya hari akhir, serta mengimani ke-empat rukun iman yang lainnya. Kita imani Allah dengan kemantapan aqidah (dalam hati kita) dengan menyatakan pengakuan tiada tuhan selain Allah (ber-syahadat dengan lesan kita), dan dengan bukti nyata amal ibadah (dengan anggota tubuh kita). Kalau situ, kenapa dakwah via internet?, mana ada yang merhatiin? Ada. Saya yakin ada. Bahkan mungkin banyak sekali. Sebut saja misalnya di jejaring sosial yang dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun sudah menjadi trend (booming) belakangan ini yaitu FACEBOOK (baca: fesbuk) atau fb, belum lagi Frendster, Yahoo, Google, Wordpress, Blogger, Multiplay dan masih banyak lagi (Indonesia mestinya juga harus bisa buat sendiri misalnya ‘PAGUYUBAN’ atau apalah namanya). Misalkan untuk FB ini anggotanya untuk Indonesia saja sudah lebih dari sejuta orang, belum lagi dari negara lain yang lebih dari 100 negara. Emang bisa mereka semua baca? Kalau yang namanya bisa internetan, bisa fb otomatis bisa baca. Gak tau kalau yang memakai huruf braille (belum ada ya situs internet/ komputer dg huruf braille?) Walah, maksudku baca dakwahmu iku lho? Iya-iya, sebenarnya aq ngerti sih yang kamu maksudkan. Kalo misalnya sejuta orang yang akan membacanya itu sih tergantung apakah dakwah kita itu diiklankan yang bertarif di fesbuk 100 rupiah setiap ada orang nge-klik, atau lewat jejaring teman ke teman yang gratis itu. Kalau yang gratis ya tergantung seberapa banyak jumlah teman yang punya ‘care’ untuk mau membaca file dakwah itu. Jadi? Karena sudah banyak jejaring sosial, ya kita manfaatkan semuanya itu. Kita sebarkan vitamin sadar beragama dimana-mana sambil berharap ridha dan hidayah dari Allah swt. Iyo wis, semoga Allah memberi jalan kemudahan bagimu, bagi kita semua. Insya-Allah. (M.Munir, email:
[email protected]). *) Penulis adalah Ketua Takmir Masjid Nurul Huda, Landungsari Dau Malang.