Dadain - Modul Mami Vera.docx

  • Uploaded by: Naufal Shafly Ramadhan
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dadain - Modul Mami Vera.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,287
  • Pages: 17
MAMI VERA (Mari Pahami Verbal Abuse): Psikoedukasi Non Pelatihan Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Pengetahuan Orang Tua tentang Bahaya Kekerasan Verbal pada Anak

Dosen Pengampu: Dra. Tri Esti Budiningsih, S.Psi., M.A. Fatma Kusuma Mahanani, S.Psi., M.Psi.

Oleh: Kelompok 1 1. Ihda Zahrunnadda .P (1511416057) 2. Wahyu Wulandari

(1511416058)

3. Nadhita Vian .R

(1511416062)

4. Achmat Zulianto

(1511416066)

5. Naufal Shafly .R

(1511416075)

6. Ahmad Izazi

(1511416087)

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2018

Pengantar Bullying di Indoensia merupakan kasus yang harus diperhatikan oleh semua kalangan karena dampak buruk yang mengerikan. Bullying merupakan suatu agresi atau perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang dan dalam waktu yang lama dengan tujuan untuk melukai atau membuat korbannya merasa tidak nyaman. Bahkan kasus bullying ini sering terjadi pada anak-anak. “Dari 161 kasus, 41 kasus di antaranya adalah kasus anak pelaku kekerasan dan bullying,” ujar Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti kepada Tempo pada Senin, 23 Juli 2018. 1 Para pelaku ini awalnya menjadi korban kekerasan. Bentuk dari bullying adalah kekerasan fisik, kekerasan verbal, cyber bullying dan lainnya. Tidak banyak yang tahu verbal bullying atau kekerasan verbal memiliki dampak yang lebih besar daripada kekerasan fisik. Sebab, menurut psikolog klinis Liza Marielly Djaprie, efeknya memang tidak terlihat tapi cukup mematikan.2 Orang tua sebagai madrasah pertama bagi anaknya seharusnya mengetahui bahwa kekerasan tidaklah hanya sekedar fisik saja seperti memukul, menjewer, atau tindakan yang dapat melukai fisik anak, tetapi kekerasan fisik tersebut juga disertai dengan kekerasan dalam bentuk verbal yang sering tidk disasdari oleh orang tua seperti memaki, meneriaki, membentak, dan lainnya. Kekerasan verbal adalah kekerasan terhadap perasaan menggunakan kata-kata dengan kata-kata yang kasar tanpa menyentuh fisiknya. Kata-kata yang memfitnah, kata-kata yang mengancam, menakutkan, menghina, atau membesar-besarkan kesalahan orang lain (Sutikno, 2010). 3 Tanpa disadari orang tua sering melakukan tindakan kekerasan pada anaknya saat memarahi dengan kata-kata yang kasar atau tidak pantas untuk diucapkan. Bentuk kekerasan yang paling sering terjadi adalah bentuk kekerasan verbal yaitu anak dibentak dan diejek (Utami, 2015). Kekerasan 1

https://nasional.tempo.co/read/1109584/hari-anak-nasional-kpai-catat-kasus-bullyingpaling-banyak 2 https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160113210042-255-104124/kekerasanverbal-lebih-berbahaya-dibanding-fisik 3 Annora Mentari Putri & Agus Santoso, Persepsi Orang Tua terhadap Kekerasan Verbal, Jurnal Nursing Studies Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 22 – 29 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing

verbal ini disebabkan oleh factor-faktor seperti perceraian orang tua, lingkungan yang buruk, kelelahan fisik. Soetjiningsih (2002) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi orang tua melakukan kekerasan verbal yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor pengetahuan orang tua dan faktor pengalaman orang tua. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari

faktor

ekonomi dan faktor lingkungan.4 Serta kekerasan verbal ini menimbulkan dampak buruk yaitu kata-kata tidak layak yang diucapkan anak kepada ibu, penipuan anak yang dilakukan kepada ibu, hardikan anak kepada ibu, dan perilaku anak menghindari ibu. Atau dampak psikologis lain yang dapat ditimbulkan karena kekerasan verbal tersebut. Apabila tidak ingin anak mengalami hal buruk karena disebabkan oleh ketidaktahuan orang tua, maka sangat penting sekali untuk orang tua agar mengetahui permasalahan kekerasan verbal dan harapanya para oarng tua lebih berhati-hati saat emosi dan memarahi anak serta mereka tidak melakukan tindakan kekerasan verbal atau verbal bullying pada anak. Berikut ini merupakan salah satu berita mengenai kekerasanverbal yang dilakukan oleh orang tua pada anaknya: “KOMPAS.com - Anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik dari orangtua atau orang dewasa di sekitarnya tentu menimbulkan keprihatinan. Padahal, ada bentuk kekerasan lain yang dampaknya tidak ringan, yakni kekerasan verbal atau kata-kata, yang sering diterima anak. Menurut psikolog Naomi Soetikno, M.Pd, Psi, kekerasan adalah perilaku menyakiti sehingga korban mengalami kerugian atau kerusakan. Jika kekerasan fisik dampak kerugiannya akan tampak di tubuhnya, maka kekerasan verbal akan berdampak pada kondisi emosional anak. "Kerugian dari kekerasan verbal ini si individu tidak mampu memiliki rasa percaya diri, tidak ada konsep diri yang baik, serta tidak bisa meregulasi dirinya dengan baik. Intinya kemampuan dasar individu untuk berkembang jadi terhambat," kata Naomi dalam acara Forum Ngobrol Bareng Sahabat yang diadakan di Nutrifood Inspiring Center Jakarta (2/11/15). Tidak semua kekerasan verbal bermaksud jahat, pada sebagian kasus, orangtua atau orang dewasa menggunakan kekerasan verbal untuk mendisiplinkan anak. Namun pemilihan kata-kata yang tidak tepat, misalnya 4

Yuni Fitriana dkk, Faktor-fakor yang Berhubungan ddengan Perilaku Orang Tua dalam Melakukan Kekerasan Verbal terhadap Anak Usia Pra-Sekolah, Yogyakarta: Jurnal Psikkologi Undip, Vol. 14 No. 1 (81-93)

mencela, memaki, berkata kasar, atau pun menakut-nakuti, bisa melukai atau menjatuhkan harga diri anak. Orangtua yang sedang dalam kondisi lelah atau stres juga sering tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang sebenarnya termasuk dalam kekerasan verbal. Kekerasan verbal yang diterima di masa kanakkanak, yang merupakan masanya meniru dan mulai tertanamnya norma-norma yang akan ia ikuti, akan disimpan dalam alam bawah sadar anak. Anak yang sering mendapat kekerasan verbal bisa kehilangan rasa percaya diri, menjadi penakut, merasa bersalah, hingga memiliki konsep diri negatif. Selain dalam bentuk kata-kata, lanjut Naomi, kekerasan verbal juga tanpa sadar dilakukan orang dewasa melalui ucapan nonverbal. "Kekerasan verbal tidak bisa dipisahkan dari nonverbal, misalnya tatapan mata melotot, intonasi, hingga tempo ucapan. Mungkin si ibu tidak mengucapkan kata negatif, tapi dengan tekanan dan intonasi tertentu anak menjadi ciut," kata psikolog dari Universitas Tarumanegara Jakarta ini. Selain orangtua, anak-anak juga bisa menjadi korban kekerasan verbal dari orang di sekitarnya, mulai dari kakek-nenek, guru di sekolah, teman bermain, hingga media”.5 Oleh sebab itu, kami ingin membuat rancangan intervensi berkaitan dengan permasalahan yang sudah diuraikan dan dijelaskan di atas. Permasalahan tersebut kami beri judul “MAMI VERA (Mari Pahami Verbal Abuse): Psikoedukasi Non Pelatihan Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Pengetahuan Orang Tua tentang Bahaya Kekerasan Verbal pada Anak”. Alasan dipilihnya metode intervensi kelompok dengan psikoedukasi ini adalah karena psikoedukasi dianggap sebagai salah satu intervensi yang cocok dengan permasalahan yang terjadi. Psikoedukasi diharapkan dapat menjadi penguat dan dapat diterima dengan mudah dikalangan masyarakat luas terutama untuk para orang tua.

Rumusan Masalah Dari uraian pada latar belakang, maka permasalahn yang dapat dirumuskan adalah “Bagaimana cara atau upaya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan orang tua mengenai kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang tua pada anak”. 5

Kompasiana.com, “ Anak Sering Jadi Sasaran Kekerasan Verbal Orangtuanya, https://lifestyle.kompas.com/read/2015/11/03/180000923/Anak.Sering.Jadi.Sasaran.Kekerasan. Verbal.Orangtuanya, diakses pada 1 November 2018 20:16

Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam rancangan ini ialah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan orang tua mengenai kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang tua pada anak .

Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari AKU KEBAL ini ialah sebagai berikut: 1. mengedukasi orang tua agar tidak melakukan kekerasan verbal pada anak 2. mengedukasi orang tua mengenai dampak buruk kekerasan verbal yang akan terjadi pada anak 3. mencegah terjadinya gangguan pada psikologis anak yang diakibatkan oleh kekerasan verbal

Waktu Pelaksanaan 

Hari/Tanggal :



Waktu

:Satu kali pertemuan (3 sesi = 100 menit)



Tempat

:Gang Pete Selatan 1,

RT 02/RW 01, Sekaran,

Gunungpati, Semarang

Peserta Sasaran kegiatan ini ditujukan ibu-ibu yang memiliki anak khususnya anak Balita-usia SD

Pemateri Mahsiswa semester 5 Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Penidikan Universitas Negeri Semarang yang sudah melalui mata kuloiah Dasar-Dasar Intervensi.

Materi Sosialisasi ini terdiri dari tiga sesi dengan materi sebagai berikut: 1. Pengertin VERA 2. Alasan & Bentuk VERA 3. Faktor yang mempengaruhi VERA 4. Dampak VERA

Jadwal Kegiatan Sesi Sesi 1 (Pra Interaksi)

Sesi 2 (Interaksi)

Sesi 3 (Pasca Interaksi)

Kegiatan Pembukaan Perkenalan Penyebaran dan pengenalan poster Penyampaian tujuan kegiatan Materi 1 (Pengertian VERA) Materi 2 (bentuk VERA) Materi 3 (Faktor yang mempengaruhi VERA) Materi 4 (Dampak VERA) Materi 5 (Strategi MAMI VERA) Pemutaran Video Tanya jawab Pemberian simpulan Menanyakan kesan pesan Penutup

Total Waktu



Sesi 1

-

Tujuan sesi 1

Waktu 5 menit 10 menit

Waktu Total

8 menit

30 menit

7 menit

8 menit

7 menit

30 menit

8 menit 7 menit 15 menit 10 menit 5 menit 5 menit 5 menit

40 menit

100 menit

Tujuan dari sesi 1 (pra interaksi) adalah membuat peserta dan tim ahli saling mengnal satu sama lain dan agar peserta mengetahui kegiatan apa yang akan dilakukan, tujuan kegiatan, dan manfaat diadakannya kegiatan -

Metode sesi 1 Metode yang dilakukan adalah ceramah dan penyebaran poster

-

Waktu Waktu total yang diperlukan pada sesi 1 adalah 30 menit

-

Peralatan Peralatan yang dibutuhkan pada sesi ini adalah sound system, microphone, proyektor, laptop, poster.

-

Isi Materi Pembukaan, perkenalan, dan penyampaian tujuan kegiatan yang ingin dicapai dalam rancangan ini ialah untuk mengurangi kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang tua pada anak.

-

Rundown

Tahap A

Durasi Kegiatan 5 Pembukaan

B

10

C

8

D

7

Media sound system, microphone, proyektor, laptop Perkenalan Ceramah sound system, microphone, proyektor, laptop Penyebaran Ceramah sound dan penyebaran system, pengenalan poster microphone, poster proyektor, poster, laptop Penyampaian Ceramah sound tujuan system, kegiatan microphone, proyektor, laptop



Sesi 2

-

Tujuan sesi 2

Metode Ceramah

Bahan Rundown

Rundown

Rundown

Rundown, modul

Peserta mampu memahami materi yang disampaikan oleh tim ahli dan diharapkan peserta mampu menerapkan Aku Kebal Nak ini -

Metode sesi 2 Metode yang dilakukan adalah ceramah

-

Waktu Waktu total yang diperlukan pada sesi 2 adalah 30 menit

-

Peralatan

-

Peralatan yang dibutuhkan pada sesi ini adalah sound system, microphone, proyektor, laptop.

-

Isi Materi 1. Pengertian Fitriana dkk (2015) Kekerasan verbal pada anak merupakan semua bentuk ucapan orang tua kepada anak yang bersifat mengancam, menakuti, dan menghina. Kekerasan verbal adalah kekerasan terhadap perasaan menggunakan katakata dengan kata-kata yang kasar tanpa menyentuh fisiknya. Kata-kata yang memfitnah, kata-kata yang mengancam, menakutkan, menghina, atau membesar-besarkan kesalahan orang lain (Sutikno, 2010). Verbal abuse adalah segala tindakan yang menyakiti dan menyiksa dengan kata-kata. Interaksi dalam keluarga yang diwarnai verbal abuse dapat menyebabkan terjadinya kerusakan jiwa anak. verbal abuse, verbal abuse ialah tindakan lisan atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Berdasarkan hasil penelitian Soetjiningsih (2012) , verbal abuse dilakukan pada saat marah,

diikuti munculnya

ekspresi dan intonasi tinggi, berupa ancaman dan pemaksaan. 2. Alasan &Bentuk Kekerasan verbal Alasan

melakukan verbal

abuse adalah karena factor kebiasaan,

sebagai

proses pembelajaran dan masih dalam batasan. Bentuk dari

verbal

abuse itu umumnya dilakukan dalam bentuk mengancam,

mengkritik, membentak, mengeluarkan

memarahi,

kata -kata

dan memaki

dengan

yang tidak pantas pada anak

(Soetjiningsih,2012). Bentuk Kekerasan Verbal adalah sebagai berikut : 6

6

Yuni Fitriana dkk, Faktor-fakor yang Berhubungan ddengan Perilaku Orang Tua dalam Melakukan Kekerasan Verbal terhadap Anak Usia Pra-Sekolah, Yogyakarta: Jurnal Psikkologi Undip, Vol. 14 No. 1 (81-93)

1)

Tidak sayang dan dingin. Tindakan tidak sayang dan dingin berupa misalnya: menunjukan sedikit atau tidak sama sekali rasa sayang kepada anak (seperti pelukan), kata-kata sayang.

2)

Intimidasi. Tindakan intimidasi bisa berupa: berteriak, menjerit, mengancam anak, dan menggertak anak.

3)

Mengecilkan dan mempermalukan anak. Tindak mengecilkan atau mempermalukan anak dapat berupa seperti: merendahkan anak, mencela nama, membuat perbedaan negatif antar anak, menyatakan bahwa anak tidak baik, tidak berharga, jelek atau sesuatu yang didapat dari kesalahan.

4)

kebiasaan mencela anak. Tindakan mencela anak bisa dicontohkan seperti: mengatakan bahwa semua yang terjadi adalah kesalahan anak.

5)

mengindahkan atau menolak. Tindakan tidak mengindahkan atau menolak anak bisa berupa: tidak memperhatikan anak, memberi respon dingin, tidak peduli dengan anak.

3. Faktor yang Mmepengaruhi kekerasan verbal Beberapa faktor yang mempengaruhi orang tua melakukan verbal abuse, diantaranya (Soetjiningsih, 2002) : 1)

Faktor Intern a) Faktor pengetahuan orang tua Kebanyakan orang tua tidak begitu mengetahui atau mengenal informasi mengenai kebutuhan perkembangan anak, misalnya anak belum memungkinkan untuk melakukan sesuatu tetapi karena sempitnya pengetahuan orang tua anak dipaksa melakukan dan ketika memang belum bisa dilakukan orang tua menjadi marah, membentak dan mencaci anak. Orang tua yang mempunyai harapan-harapan yang tidak realistik terhadap perilaku anak berperan memperbesar tindakan kekerasan pada anak. Serta kurangnya pengetahuan orang tua tentang

pendidikan anak dan minimnya pengetahuan agama orang tua melatarbelakangi kekerasan padaanak. b) Faktor pengalaman orang tua Orang tua yang sewaktu kecilnya mendapat perlakuan salah merupakan situasi pencetus terjadinya kekerasan pada anak. Semua tindakan kepada anak akan direkam dalam alam bawah sadar mereka dan akan dibawa sampai kepada masa dewasa. Anak yang mendapat perilaku kejam dari orang tuanya akan menjadi agresif dan setelah menjadi orang tua akanberlaku kejam pada anaknya. Orang tua yang agresif akan melahirkan anak-anak yang agresif, yang pada gilirannya akan menjadi orang dewasa yang agresif pula. Gangguan mental (mental disorder) ada hubungannya dengan perlakuan buruk yang diterima manusia ketika dia masih kecil. 2)

Faktor Ekstern a) Faktor ekonomi Sebagian besar kekerasan rumah tangga dipicu faktor kemiskinan, dan tekanan hidup atau ekonomi. Pengangguran, PHK, dan beban hidup lain kian memperparah kondisi itu. Faktor kemiskinan dan tekanan hidup yang selalu meningkat, disertai dengan kemarahan atau kekecewaan pada pasangan karena ketidakberda- yaan dalam mengatasi masalah ekonomi menyebabkan orang tua mudah sekali melimpahkan emosi kepada orang sekitarnya. Anak sebagai makhluk lemah, rentan, dan dianggap sepenuhnya milik orang tua, sehingga menjadikan anak paling mudah menjadi sasaran dalam meluapkan kema- rahannya. Kemiskinan sangat berhubungan dengan penyebab kekerasan pada anak karena bertambahnya jumlah krisis dalam hidupnya dan disebabkan mereka mempunyai jalan yang terbatas dalam mencari sumber ekonomi. b) Faktor lingkungan Faktor lingkungan juga mempengaruhi tindakan kekerasan pada anak. Lingkungan hidup dapat meningkatkan beban pera- watan pada anak.

Dan juga munculnya masalah lingkungan yang mendadak juga turut ber- peran untuk timbulnya kekerasan verbal. Telivisi sebagai suatu media yang paling efektif dalam menyampaikan berbagai pesan- pesan pada masyarakat luas yang merupakan berpotensial paling tinggi untuk mempengaruhi perilaku kekerasan orang tua pada anak. Kondisi yang menyebabkan terjadinya verbal abuse dipengaruhi oleh pikiran, beban kerja, keadaan emosi dan kontrol yang kurang. Sifat, kondisi, aktivitas dan keinginan anak yang tidak dituruti menyebabkan terjadinya verbal abuse pada anak 4. Dampak Kekerasan Verbal ( Verbal Abuse) Dampak jangka panjang yang terjadi dari kekerasan verbal pada anak adalah menimbulkan rantai kekerasan pada keluarga. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian terkait yang sudah dilakukan oleh Munawati, yaitu akibat lain dalam jangka panjang yaitu anak yang mendapatkan kekerasan verbal dapat melakukan hal yang sama kelak kemudian hari terhadap anak-anaknya saat mereka menjadi orang tua. Hal ini terjadi karena esensinya anak-anak merupakan peniru ulung. (Munawati, 2011) dalam Putri dan Santoso (2013) Munawati bahwa semua tindakan kepada anak, direkam dalam alam bawah sadar mereka dan dibawa sampai masa dewasa. Anak yang mendapatkan perilaku kejam dari orang tuanya menjadi agresif dan setelah menjadi orang tua akan memiliki karakter sama dengan yang orang tua didikan (Munawati, 2011) dalam Putri dan Santoso (2013) Putri dan Santoso (2013) menyatakan bahwa penyebab orang tua melakukan kekerasan verbal pada anak terjadi karena dua hal, yang pertama karena faktor orang tua itu sendiri, yang kedua dikarenakan oleh karakteristik anak. Fitiriana dkk (2015) menyatakan bahwa Verbal abuse atau biasa disebut emotional child abuse adalah tindakan lisan atau perilaku yang menimbulkan konsekuensi emosional yang merugikan. Berikut dampak-dampak psikologis akibat kekerasan verbal pada anak:

Anak menjadi tidak peka dengan perasaan orang lain, menganggu perkembangan, anak menjadi agresif, gangguan emosi, hubungan sosial terganggu, kepribadian sociopath atau antisocial personality disosder, menciptakan lingkaran setan dalam keluarga, dan bunuh diri (Ria, 2008; Widyastuti, 2006) dalam Fitriana dkk (2015) Dampak verbal

abuse pada anak meliputi gangguan konsentrasi,

gangguan konsep diri: harga diri dan ideal diri, dan hubungan sosial. 5. Strategi MAMI VERA Strategi untuk mengurangi verbal abuse adalah dengan menahan emosi, adaptasi, diskusi, minta maaf, dan mengurangi frekuensi. Strategi untuk mengurangi dampak verbal abuse dilakukan secara fisik dan psikis Secara teori, terdapat tiga model pengendalian emosi yang dilakukan oleh seseorang ketika menghadapi situasi emosi (Hube, 2006), yaitu pengalihan, penyesuaian kognitif, dan strategi koping Pengalihan/Displacement. Pengalihan merupakan suatu cara mengalihkan atau menyalurkan ketegangan emosi pada obyek lain. Di antara cara yang sering digunakan yakni katarsis, rasionaliasi. Katarsis ialah suatu istilah yang mengacu pada penyaluran emosi keluar dari keadaannya. Sebutan lain untuk katarsis ini juga dikenal istilah „ventilasi‟. Rasionalisasi merupakan proses pengalihan dari satu tujuan yang tak tercapai kedalam bentuk lain yang diciptakan dalam pikirannya. Penyesuaian Kognitif / Cognitive Adjustment. Landasan teori penyesuaian kognitif adalah realitas bahwa kognisi seseorang sangat mempengaruhi sikap dan perilakunya. Penyesuaian kognitif merupakan cara yang dapat digunakan untuk menilai sesuai menurut paradigma seseorang yang disesuaikan

dengan

pemahaman

yang

dikehendaki.

Pengalaman-

pengalaman dalam peta kognisi dicocokkan dengan berbagai hal yang paling mungkin dan pas untuk diyakini. Ada 3 bentuk penyesuaian kognitif, yaitu atribusi kognitif, empati dan altruisme. Coping strategy. Coping dimaknai sebagai tindakan seseorang dalam menanggulangi, menerima atau menguasai suatu kondisi yang tidak

diharapkan (masalah). Dalam teori psikologi, terdapat dua strategi coping, yaitu emotional focus copingyang berarti focus

-

Rundown

Tahap A

Durasi Kegiatan 5 Materi 1 (Pengertian VERA)

Metode Ceramah

Media Bahan sound Rundown, Jurnal system, microphone, proyektor, laptop

Ceramah

Rundown, jurnal

Materi 2 (Alasan & Bentuk VERA) B

8

C

7

Materi 3 (Faktor yang Mempengaruhi VERA) Materi 4 (Dampak VERA)

D

10 Materi 5 (Pengendalian Emosi)



Sesi 3

-

Tujuan sesi 3

sound system, microphone, proyektor, laptop Ceramah sound penyebaran system, poster microphone, proyektor, laptop Ceramah sound system, microphone, proyektor, laptop

Rundown, Jurnal

Rundown, Jurnal

Tujuan dari sesi 3 (pasca interaksi) adalah memperkuat pemahaman peserta setelah diberikan materi pada sesi 2 -

Metode sesi 3 Metode yang dilakukan adalah Pemutaran video, ceramah, diskusi

-

Waktu Waktu total yang diperlukan pada sesi 3 adalah 40 menit

-

Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan pada sesi ini adalah sound system, microphone, proyektor, laptop. -

Isi Materi Pembukaan, perkenalan, dan penyampaian tujuan kegiatan yang ingin dicapai dalam rancangan ini ialah untuk mengurangi kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang tua pada anak.

-

Rundown

Tahap A

Durasi Kegiatan Metode 15 Pemutaran Audio Video visual

Media sound system, microphone, proyektor, laptop Tanya Diskusi sound jawab system, microphone, proyektor, laptop Pemberian Ceramah sound simpulan system, microphone, proyektor, laptop Kesan Sharing sound pesan dari system, peserta microphone, proyektor, laptop Penutup Ceramah sound system, microphone, proyektor, laptop

Bahan Rundown, studi pendahuluan, survei, observasi, wawancara

B

10

Rundown

C

5

D

5

E

5

Rundown

Rundown, peserta

Rundown

pendapat

BLUE PRINT Sesi Perkenalan

Materi VERA

Pokok Bahasan/ Definisi Operasional Pemateri mengenalkan diri kepada peserta dan mengenalkan tujuan MAMI VERA dengan menyebar Poster

1. Verbal Abuse adalah bentuk kekerasan yanng dilakukan melalui kata-kata misalnya dilakukan dalam bentuk mengancam, memarahi, membentak dan mengeluarkan katakata yang tidak pantas. 2. Alasan individu melakukan Verbal Abuse adalah karena faktor kebiasaan yang dilakukan tanpa sadar tindakan tersebut menimbulkan dampak yang buruk. 3. Faktor yang mempengaruhi Verbal Abuse adalah pikiran,

beban kerja, keadaan emosi dan kontrol yang kurang. 4. Dampak Verbal Abuse pada anak meliputi gangguan konsentrasi, gangguan konsep diri: harga diri dan ideal diri, dan hubungan sosial. 5. Strategi MAMI VERA ialah dengan

Tujuan Tjuan dari sesi ini adalah terjalin hubungan yang baik antara pemateri dengan peserta dan menginformasikan tujuan kegiatan MAMI VERA Tujuan dari Ssei ini adalah memberikan pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman kepada para peserta mengenai perilaku VERA (Verbal Abuse) meliputi pengertian, alasan melakuakan VERA, bentuk VERA, Faktor Penyebab VERA, dampak VERA, serta memberikan tips berupa strategi MAMI VERA

Indikator Waktu operasional Pemateri mampu 30 menit menjalin hubungan baik dengan peserta dan peserta mengetahui tujuan kegiatan MAMI VERA Peserta mampu 30 menit memahami pengertian VERA 2. Peserta mampu memahami alasan seseorang melakukan VERA 3. Peserta mampu memahami Faktor yang mempengaruhi Perilaku VERA 4. Peserta mampu memahami Dampak perilaku VERA 5. Peserta memahami Tips MAMI VERA agar tidak melakukan tindakan VERA pada anakanaknya.

menahan atau mengendalikan emosi, adaptasi, diskusi, minta maaf, dan mengurangi frekuensi. Strategi untuk mengurangi dampak verbal abuse dilakukan secara fisik dan psikis. Penguatann Pemutaran Video Tujuan pemutaran MAMI VERA video MAMI VERA adalah untuk menguatkan pemahaman para peserta mengenai MAMI VERA yang disesi sebelumnya sudah dijelaskan. Dengan video ini diharapkan para peserta lebih memahami bahayanya perilaku VERA jika dilakukan pada anak Evaluasi Tanya jawab, kesan- Tujuan evaluasi ini pesan, dan pemberian adalah untuk simpulan mengetahui apakah peserta sudah memahami apa yang disampaikan oleh pemateri

Total Waktu

Peserta semakin memahami materi yang diberikan oleh pemateri mengenai MAMI VERA

Peserta mampu 40 menit menjawab pertanyaan yang diberikan pemateri berarti peserta sudah memiliki pemahaman mengenai pentingnya MAMI VERA 100 menit

DAFTAR PUSTAKA

Annora Mentari Putri, A. S. (2013). Persepsi Orang Tua tentang Kekerasan Verbal pada Anak. Jurnal Nursing Studies , 22-29. Yuni Fitriana, K. P. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Orang Tua dalam Melakukan Kekerasan Verbal terhadap Usia Anak Pra Sekolah. Jurnal Psikologi Undip , 81-93. https://nasional.tempo.co/read/1109584/hari-anak-nasional-kpai-catat-kasusbullying-paling-banyak https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160113210042-255 104124/kekerasan-verbal-lebih-berbahaya-dibanding-fisik Kompasiana.com, “ Anak Sering Jadi Sasaran Kekerasan Verbal Orangtuanya, https://lifestyle.kompas.com/read/2015/11/03/180000923/Anak.Sering.Ja i.Sasaran.Kekerasan.Verbal.Orangtuanya, diakses pada 1 November 2018 20:16

Related Documents

Mami
November 2019 25
Mami
July 2020 19
Mami
November 2019 29
Mami Haninggggg.docx
May 2020 31
Mami Vuelve A Casa2
May 2020 14

More Documents from ""