Cutaneous Larva Migrans Pada Manusia Akibat Migrasi Feses Kucing Baru.docx

  • Uploaded by: Gabriella
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cutaneous Larva Migrans Pada Manusia Akibat Migrasi Feses Kucing Baru.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,482
  • Pages: 6
Cutaneous Larva Migrans pada Manusia Akibat Migrasi Feses Kucing Prillyta Gladys Sutanto 102018018 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat: Jl. Arjuna Utara No.6, Jakata Barat 11510 [email protected] Abstract: Pendahuluan: Cutaneous larva migrans (CLM) merupakan kelainan kulit yang disebabkan oleh larva cacing tambang. Penyebab utamanya adalah larva cacing tambang yang berasal dari hewan anjing dan kucing, yaitu Ancylostoma braziliense dan Ancylostoma caninum. Di Asia Timur, CLM umumnya disebabkan oleh kucing. Pada beberapa kasus dapat ditemukan Uncinaria stenocephala (cacing tambang dari anjing Eropa) dan Bunostomum phlebotomum (cacing tambang dari jenis hewan sapi). Metode: Makalah ini menggunakan beberapa sumber yang berbeda seperti jurnal dan textbook. Jurnal tersebut membahas tentang Cutaneus Larva Migrans yang berisi penyebab, gejala serta pencegahan terhadap infeksi cacing tambang pada manusia. Hasil: Cutaneus Larva Migrans merupakan infeksi yang berasal dari perkembangan cacing pada hewan kucing kemudian cacing bermigrasi dari feses kucing dan masuk ke dalam kulit manusia akibat terbukanya lapisan kulit. Hal ini menyebabkan permukaan kulit tampak lesi berupa papulserpiginosa. Infeksi ini sering terjadi pada bagian tubuh yang berkontak langsung pada tanah atau pasir yang terkontaminasi. Kesimpulan: Cutaneus Larva Migrans adalah kelain kulit yang yang disebabkan oleh larva cacing tambang yang berasal dari hewan salah satunya kucing yakni Ancylostoma Caninum. Pada masa kini penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian obat anti helmintik baik oral maupun topical. Kata kunci: cutaneous larva migrans, cacing tambang, kelainan kulit

Abstract: Introduction: Cutaneous larval migrans (CLM) is a skin disorder caused by hookworm larvae. The main causes are hookworm larvae originating from dogs and cats, namely Ancylostoma braziliense and Ancylostoma caninum. In East Asia, CLM is generally caused by cats. In some cases Uncinaria stenocephala (hookworm from European dogs) and Bunostomum phlebotomum (hookworm from a type of cow animal) can be found. Method: This paper uses several different sources such as journals and textbooks. The journal discusses the Cutaneus Larva Migrans which contains the causes, symptoms and prevention of hookworm infection in humans. Result: Cutaneus Larva Migrans is an infection originating from the development of worms in cat animals and then worms migrate from cat feces and enter into human skin due to the opening of the skin layer. This causes the skin surface to appear as a papulserpiginosa lesion. This infection often occurs in parts of the body that come in direct contact with contaminated soil or sand. Conclusion: Cutaneus Larva Migrans is a skin lining that is caused by hookworm larvae that come from animals, one of which is the cat, Ancylostoma Caninum. At present, this disease can be prevented by giving anti-helmintic drugs, both oral and topical. Keywords: cutaneous larvae of migrants, hookworms, skin disorders PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cutaneous Larva Migrans adalah penyakit yang disebabkan oleh larva cacing tambang. Penyebab utama penyakit ini berasal dari hewan kucing. Cutaneous Larva Migrans berdistribusi sangat luas, pada umumnya di daerah tropis dan sub tropis. Dengan berkembangnya zaman, penyakit CLM ini tidak lagi dikhususkan pada daerah-daerah tertentu namun sudah meluas. Cutaneous Larva Migrans ini menembus permukaan kulit yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit.1 Penyakit kelainan kulit ini adalah peradangan yang bentuknya linear dan berkelok-kelok. Penyakit CLM ini sudah dikenal sejak tahun 1874. Larva cacing tambang beredar di kulit manusia yang ditandai dengan adanya erupsi kulit berupa papula kemerahan. Cacing tambang juga bisa menembus usus dan kulit untuk ikut aliran darah menuju ke organ.2

B. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bertujuan agar tulisan ini mampu untuk menambah

wawasan

bagi

masyarakat

agar

lebih

memahami

faktor-faktor

yang

mempengaruhi terjadinya cutaneous larva migrans dan cara pencegahannya. Dari tujuan yang ada, penulis tertarik untuk membahas permasalahan tersebut ke dalam suatu bentuk tulisan yakni “Cutaneous Larva Migrans pada Manusia Akibat Migrasi Feses Kucing.” Tinjauan pustaka A. Definisi Cutaneous Larva Migrans Pada tahun 1874, dikenal penyakit Cutaneous Larva Migrans lalu pada tahun 1929 penyakit ini berkaitan dengan sub-kutan dari larva ancylostoma, sehingga penyakit ini dikenal dengan sebutan cutaneous larva migran. Cutaneous larva migrans terbagi atas dua yaitu jantan dan betina. Pada cacing jantan berukuran 11-13mm sedangkan pada cacing betina berukuran 14-21mm. Pada cacing betina dewasa biasanya meletakkan rata-rata 16.000 telur setiap harinya. Larva yang akan tertelan akan masuk pada kelenjar lambung atau kelenjar lieberkuehn pada usus halus. Cacing tambang membutuhkan waktu sekitar 58-66 jam untuk mencapai stadium infektif pada 30oC atau 9 hari pada suhu 18oC. Telur pada cacing tambang akan keluar bersama dengan feses sekitar 15-18 hari setelah infeksi pada kucing muda. Dan 15-26 hari pada kucing yang lebih tua. Cacing tambang dewasa dapat hidup beberapa bulan hingga dua tahun. Cutaneous Larva Migrans merupakan parasit yang dapat menembus lapisan kulit dermis di antara epidermis.2,3 B. Faktor yang mempengaruhi Cutaneous Larva Migrans 1. Faktor Kebersihan / Higienes Faktor ini sangat mempengaruhi penyebaran penyakit cutaneous larva migrans karena penyakit ini merupakan infeksi pada bagian kulit. Keadaan yang tidak bersih dapat menyebabkan seseorang akan dengan mudah terkena penyakit cutaneous larva migran. Hal ini diakibatkan karena cutaneous larva migrans memigrasi penyakitnya melalui telur feses. Dapat terinfeksi atau terkontaminasi apabila seseorang berjalan ditanah tanpa menggunakan alas kaki. Penularan cutaneous larva migran pada umumnya juga dapat terjadi jika seseorang tidak menjaga kebersihan dirinya seperti pemilihan makanan yang higienis, menjaga kuku tetap besih, selalu mencuci tangan.3

2. Faktor Lingkungan Selain itu ada faktor lingkungan yang mempengaruhi seperti tanah mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan telur dan hidup dari larva-larva cacing. Iklim atau suhu yang baik pada pertumbuhan telur berkisar 25oC - 32 oC. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan telur dan larva dan dapat menjadi infeksi bagi manusia, akan tetapi pada keadaan yang kering jumlah pertumbuhan telur dan larva akan berkurang. Selanjutnya, angin sangat berpengaruh pada pertumbuhan larva dan telur. Angin dapat mempercepat pengeringan sehingga dengan cepat mematikan telur dan larva, namun, selain mempercepat pengeringan angin juga dapat menyebarkan telur feses dalam debu sehingga dengan cepat infeksi akan tertular.2

C. Pencegahan dan Pengobatan Cutaneous larva Migran Penyakit cutaneous larva migran dapat sembuh dengan sendirinya. Walaupun demikian perlu adanya penanganan dan pencegahan dalam menangani faktor- faktor yang mempengaruhi cutaneous larva migran diperlukan adanya pencegahan dan pengobatan yang tepat seperti menjaga masyarakat agar tidak berkontak langsung dengan pasir dan tanah yang tercemar oleh telur cacing tambang. Pemberian edukasi kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dan selalu menggunakan alas kaki ketika bepergian. Pencegahan – pencegahan dari penyakit cutaneous larva migran harus terus dipantau karena telur dari larva cacing tambang mudah tertular. Pada masyarakat perlu diperhatikan pentingnya mencuci tangan sebelum makan atau sebelum mengolah bahan makanan. Makanan yang sudah jatuh ke lantai sebaiknya dibersihkan terlebihi dahulu sebelum dikomsumsi. 4 Dengan pencegahan tersebut maka infeksi pada mulut yang paling umum terjadi pada lingkup masyarakat dapat diminimalisir. Selanjutnya bisa juga dicegah dengan tidak menggunakan tinja pada pupuk sayuran, serta penggunaan toilet yang sesuai dengan standart kesehatan. Tidak lupa selalu menggunakan sumber air yang bersih untuk mandi, mencuci, dan sebagai air minum. Selalu memasak air minum sampai mendidih agar bakteri mati total. Ingatlah untuk selalu untuk mencuci sayuran sebelum di masak terutama sayuran mentah dicuci dengan air garam, jangan membiasakan untuk mengigit kuku atau memasukkan tangan ke dalam mulut sebelum mencuci tangan. Rutin meminum obat cacing 6 bulan sekali seperti obat combantrin, dan vermox.4

Cara mengobati infeksi ini memiliki tujuan untuk membunuh parasit pada tubuh manusia, memperbaiki nutrisi tubuh dan mengobati adanya komplikasi anemia yang cukup berat.

infeksi cacing tambang umumnya dapat diobati dengan obat

anthelmintic seperti albendazole dan mebendazole penggunaan obat – obatan ini biasa di konsumsi 1-3 hari. Obat ini bekerja dengan mencegah penyerapan glukosa oleh cacing sampai cacing kehabisan energi sampai mati.5 Namun kedua obat ini memiliki efek samping berupa mual, muntal, sakit kepala atau rambut rontok sementara. Pada pasien yang kekurangan darah merah atau anemia dokter akan memberikan suplemen zat besi dan asam folat sebagai supplement sampingan. Perawatan yang umum pada pasien dilakukan dengan pemberian nutrisi yang baik seperti pemberian protein dan vitamin yang cukup. Adanya perawatan umum dan pengobatan rutin pada penyakit ini umumnya akan dapat disembuhkan namun kematian dapat terjadi bila jumlah cacing sangat banyak sehingga pasien mengalami anemia berat dan segala komplikasi lainnya.5 Penutup Penyakit Cutaneous Larva Migrans adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing tambang yang mana terjadi migrasi dari larva cacing tambang ke kulit manusia. Tanda-tanda yang muncul pada penyakit ini yakni papula yang berwarna kemerahan. Dari pembahasan di atas adapun beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi cutaneous larva migrans seperti faktor kebersihan dan lingkungan. Selanjutnya, dari faktor yang mempengaruhi penyakit tersebut perlu diberikan pencegahan dan pengobatan dengan cara menjaga kebersihan dan lingkungan sekitar. Dengan demikian, akan meminimalisir penyakit cutaneous larva migrans pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA 1. Prayogo Y. Cat lovers book. Gagas media. 2013. 112-4. https://books.google.co.id/books?id=WZkRAgAAQBAJ&pg=PA114&dq=cutaneus+l arva+migran&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwi_lPmVn6neAhWJK48KHZS4BaAQ6A EIJjAA#v=onepage&q=cutaneus%20larva%20migran&f=false 2. Novita S, Buhari B. Cutaneous larva migrans. Kalbemed. 2018; 4 5(3): 211-3. http://www.kalbemed.com/Portals/6/14_262Cutaneous%20Larva%20Migrans.pdf 3. Nareswari S. Cutaneous larva migrans yang disebabkan cacing tambang. JuKe Unila. 2015; 5(9):129-133. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/juke/article/download/646/650 4. Anwar RY, Irawati N, Masri M. Hubungan antara higiene perorangan dengan infeksi cacing. Jurnal Kesehatan Andalas. 2016; 5(3): 604-6. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/viewFile/584/472 5. Jungestian J.H, Kusmawijaya V, Suswardana M. Albendazol untuk terapi cutaneous larva migrans: oral atau topical. 2015; 42: 21-5. http://www.perdoski.or.id/doc/mdvi/fulltext/46/309/LAPORAN_KASUS_2.pdf

Related Documents


More Documents from ""