Curah Hujan Dan Intensitas Curah Hujan Curah hujan adalah besarnya air hujan yang jatuh kepermukaan bumi pada satuan luas. Satuan curah hujan dinyatakan dalam millimeter. Dengan demikian apabila diketahui curah hujan 1 mm berarti curah hujan tersebut adalah sama dengan 1 liter/m2. Jadi curah hujan merupakan jumlah air hujan yang jatuh pada suatu satuan luas. Curah hujan pada daerah penelitian sangat berpengaruh terhadap sistem drainase terutama untuk Mine Dewatering Air hujan yang jatuh di suatu daerah harus dapat segera dibuang. Untuk keperluan itu harus dibuatkan saluran - saluran guna menampung air hujan yang mengalir di permukaan tanah dan mengalirkannya ke dalam saluran pembuangan.Saluran pembuangan ini mengalirkan air tadi lebih lanjut ke sungai atau tempat pembuangan air lainnya. Besarnya saluran - saluran penampung dan saluran pembuangan harus cukup untuk mengalirkan debit air berasal dari daerah alirannya masing - masing. Demikian juga bangunan - bangunan yang harus dibuat pada saluran itu, seperti gorong - gorong, jembatan, dan lain sebagainya harus cukup besar untuk mengalirkan debit saluran. Untuk suatu daerah yang penting, misalnya daerah perkantoran, daerah industri di dalam kota, lapangan terbang, umumnya dikehendaki pembuangan air hujan secepat - cepatnya agar jangan ada gengangan air yang berarti di daerah itu. Untuk memenuhi tujuan itu, saluran - saluran harus dibuat cukup besar sesuai dengan banjir rencana. Berhubungan dengan itu, ukuran saluran dan bangunan - bangunan menjadi besar dan mahal, tetapi sering hal ini merupakan suatu keharusan. Sering keadaan tanah di daerah perkotaan tidak memungkinkan untuk membuat saluran - saluran besar. Sehubungan dengan itu, kita terpaksa membuat ukuran saluran (beserta bangunan -bangunannya) lebih kecil daripada ukuran menurut hujan rencana. Dalam hal ini, kalau terdapat curah hujan yang menyamai atau melebihi hujan rencana, saluran - saluran akan meluap dan air bah menggenangi halaman halaman di daerah rendah disekitarnya.
Debit Rencana Debit rencana adalah debit maksimum yang akan dialirkan oleh saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan. Untuk drainase perkotaan dan jalan raya, sebagai debit rencana ditetapkan debit banjir maksimum periode ulang 5 tahun.
Hujan adalah suatu proses fisis yang dihasilkan dari fenomena cuaca.Cuaca sendiri adalah suatu sistem yang kompleks sehingga bisa dimaklumi apabila perkiraan cuaca sering meleset perkiraannya. Bahkan negara maju pun kadang kala mengalami kegagalan dalam memperkirakan cuacaseperti Hujan, Badai dan sebagainya. Pola curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh deretan pegunungan. Pegunungan merupakan penghalang fisik bagi pergerakan angin. Hujan Orografis akan terjadi jika udara lembab (wind-ward side) akan tinggi dan pada sisi pegunungan disebelahnya (leward) curah hujan akan sangat rendah. Hujan merupakan unsur fisik lingkunga
Karakteristik Hujan di Indonesia Berdasarkan pola umumya terjadi, curah hujan di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yakni ekuatorial, tipe monsun, dan tipe lokal. Tipe curah hujan ekuatorial prose terjadinya berhubungan dengan pergerakan zona konvergensi ke arah utara dan selatan mengikuti pergerakan semu matahari, sedangkan tipe monsun lebih dipengaruhi oleh adanya tiupan angin musim (Angin Musim Barat), dan tipe lokal dipengaruhi oleh adanya kondisi lingkungan fisik setempat, yakni adanya bentang perairan sebagai sumber penguapan dan pegunungan atau gununggunung yang tinggi sebagai daerah tangkapan hujan.
a)
Tipe Ekuatorial
Pola ini berhubungan dengan pergerakan zona konvergensi ke arah utara dan selatan mengikuti pergerakan semu matahari. Zona Konvergensi merupakan pertemuan dua massa udara (angin) yang berasal dari dua belahan bumi, kemudian udaranya bergerak ke atas
b)
Tipe Monsun
Curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh monsun yang digerakkan oleh adanya sel tekanan tinggi dan sel tekanan rendah di benua Asia dan Australia secara bergantian. Dalam bulan Desember -Januari –Februari (DJF) di Belahan Bumi Utara terjadi musim dengan akibatnya terjadi sel tekanan tinggi di Benua Asia, sedangkan di Belahan Bumi Selatan pada waktu yang sama terjadi musim panas, akibtanya terjadi sel tekanan rendah di Benua Australia. Oleh karena terdapat perbedaan tekanan udara di kedua benua tersebut, maka periode DJF bertiup angin tekanan tinggi dari Benua Asia menuju tekanan rendah di Australia, angin ini disebut Monsun Barat atau Monsun Barat Laut.
Tipe Lokal Pola curah hujan tipe lokal dicirikan dengan besarnya pengaruh kondisi setempat, yakni keberadaan pegunungan,lautan dan bentang pesisiran lainnya, serta terjadinya pemanasan lokal yang intensif. Faktor pembentuknya adalah naiknya udara yang menuju ke dataran tinggi atau pegunungan karena pemanasan lokal yang intensif. Tipe curah hujan ini banyak terjadi di maluku, Papua, sebagian Sulawesi. Berikut ini menggambarkan pola curah hujan tipe lokal. Tipe curah hujan ini hanya terjadi satu kali maksimum curah hujan bulanan dalm satu bulan dan tampak adanya beberapa bulan kering yang bertepatan dengan bertiupnya angin Monsun (Muson) Barat.
Jumlah Curah Hujan Jumlah curah hujan rata-rata yang turun di berbagai tempat di Indonesia dalam setahun antara 500 mm sampai lebih dari 5.000 mm, maka sebenarnya tidak seluruh wilayah Indonesia mempunyai iklim tropis basah. Curah hujan sebesar 500 mm setahun sebenarnya sudah mendekati gurun untuk daerah panas. Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya iklim “hampir gurun” di beberap tempat di Indonesia, diantaranya adalah:
Letak daerah di pesisir yang arah pantainya sejajar dengan arah angin
Letaknya di balik gunung atau pegunungan yang tinggi
Hujan adalah curahan butiran air dari atmosfer sampai ke permukaan bumi, baik berbentuk cair maupun padat (es dan salju). Butiran air tersebut berasal dari uap air yang mengalami penggabungan antara partikelnya melalui inti kondensasi dan mengalami penurunan suhu sampai titik embun atau titik beku. Banyaknya curah hujan yang mencapai permukaan bumi selama selang waktu tertentu dinyatakan dengan ketebalan atau ketinggian air hujan. Ukuran ketebalan hujan dinyatakan dalam satuan milimeter (mm). Alat penakar curah hujan disebut ombrometer. Ada dua jenis alat penakar hujan, yaitu rekaman (otomatis) dan nonrekaman. Prinsip penakaran yaitu menampung air hujan yang langsung dari atmosfer sebelum jumlahnya berkurang akibat meresap ke dalam tanah, mengalir, atau menguap. Suatu kota yang memiliki curah hujan sebesar 2000 mm dalam setahun, artinya jika air hujan itu ditampung dengan tidak meresap, mengalir, atau menguap maka tingginya akan mencapai 2000 mm (2 meter). Jika kota itu datar maka akan mengalami banjir setinggi 2 meter.