BAB I PENDAHULUAN
Demensia merupakan masalah terbesar dan serius yang dihadapi oleh Negaranegara maju, dan telah pula menjadi masalah kesehatan yang mulai muncul di Negara-negara berkembang di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh makin mengemukanya penyakit-penyakit degenerative (yang beberapa di antaranya merupakan factor resiko timbulnya demensia) serta makin meningkatnya usia harapan hidup di hampir seluruh belahan dunia. Studi prevalensi menunjukkan bahwa pada populasi di atas umur 65tahun, presentase orang dengan Alzheimer (merupakan penyebab terbesar demensia) meningkat dua kali lipat setiap pertambahan umur 5 tahun. Biaya yang dikeluarkan untuk merawat pasien dengan penyakit Alzheimer juga terbilang tinggi. Biaya-biaya tersebut meliput biaya medis, perawatan jangka panjang, perawatan di rumah, juga perlu diperhitungkan hilangnya produktivitas. Dari segi sosial, pasien dapat mengalami stres psikologis yang bermakna. Munculnya demensia sering tidak disadari karena awitan yang tidak jelas dan perjalanan penyakit progresif namun perlahan. Pasien dan keluarga sering menganggap bahwa penurunan fungsi kognitif yang terjadi pada awal demensia (biasanya ditandadai dengan berkurangnya fungsi memori) merupakan suatu hal yang wajar pada seorang yang telah menua. Dengan diketahuinya faktor resiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, stroke, riwayat keluarga, dan lain-lain berhubungan dengan fungsi kognitif yang lebih cepat pada sebagian orang usia lanjut, maka dirapkan dokter dan tenaga kesehatan lain dapat melakukan upaya-upaya untuk mencegah demensia pada pasien.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 CEREBRUM Merupakan bagian terbesar dari otak yang terdapat : 1. Gyrus Lipatan yang meningkatkan luas permukaan korteks 2. Fissure Celah dalam yang berada diantara lipatan. 3. Sulcus Celah dangkal yang berada diantara lipatan. 4. Longitudinal fissure
Setiap cerebral hemisphere terdiri dari beberapa lobus, yaitu : - Frontal lobus - Parietal lobus - Occipital lobus - Temporal lobus - Insula lobus
Setiap lobus dipisahkan oleh sulcus. Ada beberapa sulcus yaitu : Central sulcus Memisahkan lobus frontal dan parietal. Calcarin sulcus Memisahkan cuneus dan dan lingual gyrus. Lateral culcus Memisahkan lobus frontal dan temporal. Parieto occipital sulcus
Memisahkan lobus parietal dan occipital. Cerebral cortex terbagi menjadi beberapa lobus yang di pisahkan sesuai fungsinya - Frontal lobe , memiliki fungsi utamanya sebagai motor cortex yang meliputi a. Primary motor area b. Motor association area
c. Brocha’s speech area d. Cognitive tought and memory e. Personality f. Primary olfactory area - Temporal lobe, memiliki fungsi utama sebagai auditory cortex yang meliputi a. Primary auditory area b. Auditory associatin area c. Wernicke area d. Special sense e. Learning and memory f. Emotion - Parietal lobe, memiliki fungsi utama sebagai sensory cortex meliputi a. Primary sensory area b. Sensory association area c. Body orientation d. Primary gustatory area - Occipital lobe, berada di belakang dari parietooccipital sulcus yang meliputi a. Primary visual area b. Visual association area - Insula lobe , berada dalam lateral fisure yang meliputi bagian untuk taste dan hearing juga sensory visceral
Dalam cerebral cortex area-area yang ada pada setiap lobusnya di klasifikasikan sesuai fungsinya menjadi - Sensory area sebagai penerima dan pengintegrasi impulse sensory - Motor area menginisiasi pergerakan - Association area berperan dalam fungsi yang kompleks dalam mengatur memory,emosi, personality, intelegencia dan keinginan
Sensory Area a. Primary somato sensory area (area 1,2,3) Lokasinya berada di posterior dari central sulcus atau pada bagian postcentral gyrus pada lobus parietal. Fungsinya melokalisasi sensasi yang di rasakan oleh tubuh b. Primary visual area (area 17) Lokasinya berada di posterior occipital lobe Fungsinya untuk menerima informasi tentang bentuk, warna , pergerakan dan visual stimulus lainya c. Primary auditory area (area 41,42) Lokasinya berada di posterior temporal lobe dekat lateral sulcus Fungsinya untuk intepretasi karakteristik dasar suara d. Primary gustatory area (area 43) Lokasinya berada di bagian dasar postcentral gyrus dan superior dari lateral sulcus Fungsinya intepretasi rasa/taste e. Primary olfactory area (area 28) Lokasinya berada di bagian medial dari temporal lobe Berfungsi untuk itepretasi penciuman Motor Area a. Primary motor area (area 4) Lokasinya di daerah precentral gyrus pada frontal lobe Fungsinya sebagai motor area, mengatur otot secara volunter b. Brocha’s speech area (area 44 dan 45) Lokasinya berada di daerah lateral frontal lobe dan dekat precentralgyrus Fungsinya untuk berbicara dan mengerti bahsa Association Area a. Somatosensory association area (area 5,7) Lokasinya di bagian posterior somatosensory area Fungsinya untuk mengintegreasikan sensasi yang di rasakan, menentukan texture benda tanpa melihat, menentukan objek berdasarkan perbedaan yang di rasakan,
merasakan hubungan dari 1 bagian tubuh ke bagian lainya dan menyimpan memory yang sudah lampau b. Auditory association area (area 22) Lokasinya di daerah inferior dan posterior dari priamry auditory area pada tmporal cortex Fungsinya mengenali macam jenis suara , musik dan keributan c. Wernicke’s area (area 22,39,30) Lokasinya berada di daerah temporal lobe dan parietal lobe Fungsinya
untuk
mengintepretasikan
arti
dari
sebuah
perkataan
dengan
menyambungkan kata dan juga berkontribusi dalam verbal communication termasuk emosi ketika berbicara d. Frontal eye field area (area 8) Lokasinya berda di frontal lobe Fungsinya untuk mengontrol secara volunter pergerakan mata e. Common integrative area (area 5,7,37,30) Lokasinya di batasi oleh somato sensory area, visual area dan auditory area Fungsinya untuk mengintergrasikan sensorry dari association area dan impuls dan integrasi impuls dari area lain f. Premotor area (area 6) Lokasinya berada di anterior primary motor area Fungsinya untuk mengontrol kemampuan bergerak dan simpana memory tentang pergerakan juga mengubah impuls saraf menjadi kontrasi sejumlah spesifik otot. Fungsi cerebral cortex : - Frontal untuk motorik - Parietal untuk sensorik - Occipital untuk visual - Temporal untuk auditory
Bagian pada cerebral cortex : 1. Sensory areas Menerima dan menginterpretasikan impuls sensory 2. Motor areas Menginisiasi pergerakan 3. Association areas Memilki fungsi yang konples seperti mengingat, emotions, kemauan , pendapat , personality traits, intelligence
2. 2 SISTEM LIMBIK
Terdapat juga limbic system dimana terletak tepidalam pada cerebrum dan merupakan dasar dari diencephalon. Limbic system ini memiliki struktur seperti cincin dan mengelilingi bagian atas dari brain stem dan carpus callosum. Komponen dari limbic system : > Lobus limbic terletak di tepi cerebral cortex pada permukaan medial setiap
hemisphere. Lobus limbic terdiri dari beberapa bagian : - Cingulate gyrus terdapat diatas corpus callosum - Parahippocampal gyrus terdapat di temporal lobus bagian bawah - Hippocampus merupakan bagian parahippocampal gyrus yang memanjang ke bagian lateral ventricle Fungsi:kepuasan, rasa marah, tidak peduli, dorongan sex berlebih. Jika hipocampus menerima sinyal neuron yg dirasa sangat penting akan disimpan jadi ingatan. - Dentate gyrus terletak antara hippocampus dan parahippocampal gyrus - Amygdala memiliki betuk seperti amandel 1. Efek sampai ke hipothalamus -penurunan atau peningkatan tekanan arteri, HR, motilitas dan sekresi gastrointestin -defekasi dan mixturisi -dilatasi pupil, konstriksi -sekresi macam macam hormin hipofisis anterior 2. Movement involunter -pergerakan tonik(mengangkat kepala,membungkuk) -pergerakan melingkar -pergerakan yang berkaitan dengan penciuman dan makan (ngunyah,nelen dan njilat) 3. Efek pada nuklei amygdala tertentu -pola marah -melarikan diri -perasaan terhukum -nyeri -rasa takut atau tenang - Septal nuclei terletak dibawah corpus callosum dan cerebral gyrus - Mammillary bodies of hippothalamus - Anterior nucleus dan medial nucleus merupakan dua buah nuclei dari thalamus yang berperan dalam limbic circuits - Olfactory bulbs
-Fornix, stria terminalis, stria medullaris, medial forebrain bundle,
dan
mammillothalamic
Fungsi dari cincin pada sitem limbic yaitu : Sebagai alat komunikasi 2 arah atau tali penghubung antara neocortex dan struktur limbic bagian bawah 1. Kalau dari limbic ke batang otak dihubungkan oleh berkas otak depan bagian medial(medial forebrain bundle). Medial forebrain bundle/MFB ini menyebar dari regio septal dan orbitofrontal ke bawah melalui bagian tengah hipothalamus ke formatio retikularis batang otak. MFB ini membawa serat serat dalam 2 arah, membentuk garis batang sistem komunikasi atau trunk-line communication system. 2. Jalur kedua adalah jaras pendek yang melewati Formatio reticularis batang otak, thalamus, hipothalamus, dan sebagian besar area lain yang berhubungan dengan basal otak
Limbic system ini berperan dalam aktivitas emosional dan aktivitas perilaku tak sadar dan disebut juga “emotional brain”. Karena limbic system berperan dalam mengatur range of emotion termasuk pleasure, pain, affection, fear and anger dan juga berperan dalam olfaction ( smell) dan mengingat.
2.3 FUNGSI LUHUR
a. Definisi Merupakan suatu sifat khas yang dimiliki oleh manusia dan tidak di miliki oleh binatang, fungsi luhur ini berkembang pada manusia melalui mekanisme neuronal yang mendukung penyadaran dan pengenalan segala sesuatu dari luar dirinya b. Fungsi Bermanfaat untuk menjadikan suatu pengalaman yang sangat berguna untuk dirinya kelak
c. Aspek - Memory Merupakan kemampuan untuk mengingat kembali pikirn masa lampau dan sensory experience dimana di dalamnya terdiri dari 3 aspek mental yaitu Registration merupakan kemampuan untuk menerima dan mengolah informasi di CNS Retention merupakan kemampuan untuk menyimpan informasi yang telah teregistrasi Recall merupakan kemampuan untuk mengambil kembali informasi yang telah di simpan Faktor yang mempengaruhi memori
Lesi fisik
Intoksikasi
Emosi
Psycomotor
Motivasi
Gangguan pada memory Dementia merupakan suatu global deorientation pada fungsi intelektual yang sangat berhubungan dengan masalah memory , biasanya terjadi secara gradual tapi kadang dapat terjadi tiba-tiba karena adanya suatu injury Amnestic disorder merupakan suatu penyakit yang di karakteristikan dengan ketidak mampuan untuk mempelajari informasi baru, biasanya mengalami kekurangan motivasi Psikogenic Amnesia merupakan suatu keadaan gangguan episodik yang di karakteristikan tiba-tiba tidak bisa mengingat informasi personal yang sangat penting
- Orientation Merupakan suatu kesadaran terhadap apa yang di alaminya mengenai waktu , tempat dan hubungan dengan orang lain
Orientasi tempat merupakan suatu keadaan orang menyadari terhadap tempat dimana dia berada seperti tinggal dimana , di kota apa. Orientasi waktu merupakan suatu keadaan orang menyadari terhadap waktu seperti menyadari jam, tanggal, pagi-siang-sore Orientasi person merupakan suatu kemampuan untuk mengolah informasi tentang wajah dan menyadari dengan siapa ia bertemu da berbicara
Gangguan pada orientasi Disorentasi merupakan suatu gangguan bila terjadi kelainan pada aspek-aspek diatas
- Attention Merupakan suatu kapasitas individual untuk memfokuskan pikiran terhadap suatu aspe lingkungan luar atau suatu konten yang sedang di jalani Gangguan attention Terjadi gangguan konsentrasi seperti pada orang yang mengalami ADHD
- Language Merupakan suatu proses berbahasa yang menunjang untuk berkomunikasi dimana melibatkan area otak untuk mengontrol emosi dan ekspresi ketika berbicara
Gangguan pada language Aphasia merupakan suatu gangguan karena ada brain damage dimana gangguan nya tergantung pada area otak yang terkena Disatria merupakan suatu gangguan berbicara akubat adanya gangguan organ berbicara atau organ yang mempersarafinya Amelodia merupakan suatu gangguan yang di karakterisitikan dengan adanya monoton verbal output dan penurunan gerakan wajah serta gesture pada saat berbicara Verbal dysdecorum dimana terjadinya kehilangan kotrol verbal ketika berbiacara
- Skilled movement Merupakan suatu skill bergerak yang timbul karena adanya stimulasi sehingga mentriger untuk melakukan pergerakan komplex yng di bagi menjadi beberapa aspek seperti Ideomotor merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan motoris seperti bersalaman ketika berjumpa dengan teman Ideational merupakan proses melakukan urutan yang terampil contohnya membuka amplop selanjutny membuka lipatan, lalu membacanya dan menyimpanya ketika tidak di baca lagi Dressing merupakan kempuan untuk kontrol atau menyesuaikan pakaian pada suatu kondisi atau suatu orientasi berpakaian Kontruksional merupakan suatu kemampuan untuk membuat suatu kontruksi atau meniru konstruksi yang telah di contohkan
Gangguan pada skilled movement Aparaxia merupakan suatu kondisi dimana terjadi suatu kelainan pada aspek-aspek diatas
- Mengolah stimulus Merupakan suatu kemampuan untuk mengolah arti dari suatu stimulus yang terbagi menjadi beberapa aspek Visual yaitu kemampuan untuk mengolah objek yang familiar yang di lihat Tactile merupakan kemampuan untuk mngolah objek berdasarkan rangasangan sentuhan Auditori merupakan suatu kemampuan untuk mengolah objek melalui stimulus suara Corporal merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi bagian tubuh Spatial merupakan kemampuan tofografik
Gangguan pengolahan stimulus Agnosia merupakan suatu kondisi bila terjadi kelainan pada spek-aspek diatas - Aspek biokimia Proses fungsi luhur sangat berhubungan dengan asosiasi antar sel neuron pada cerebrum dimana berfungsi untuk mengintegrasikan suatu signal/impuls melalui neurotransmiter. Neurotransmitter merupakan suatu senyawa kimia yang berfungsi sebagai agen penghantar , dimana neuro transmitter tersebut di klasifikasikan menjadi beberapa diantaranya yaitu Asetilcholin Monoamin Asam amino Peptide
2.4 KOGNITIF 1. Definisi Merupakan proses berpikir pada otak dengan menggunakan input sensori menuju otak kemudian informasi yang disimpan dalam ingatan. 2. Aspek a) Attention b) Language c) Memori d) Visuospatial e) Excecutive Function 1. Attention Kemampuan untuk memperhatikan stimulus tertentu dan mengabaikan stimulus lain yang tidak dibutuhkan Konsentrasi adalah atensi dalam periode lebih lanjut
Struktur: batang otak, aktivitas limbik, girus cinguli anterior di lobus frontal 2. Language Perangkat dasar komunikasi dan dasar membangun kemampuan kognitif Struktur: area Broca, area Wernicke dan fasikulus arkuatus (penghubung area Wernicke dan Brocha) 3. Memory Terdiri dari proses penerimaan informasi, penyimpanan, serta proses mengingat kembali (recall). Jenis-jenis memori: a. Sensory Memory/memory register: lobus temporal, gyrus dentate b. Short-term memory: hippocampus c. Long-term memory: hippocampus Struktur: sebagian besar temporal kanan (memori visual) dan temporal kiri (memori auditorik) hipokampus, girus dentatus, forniks, korteks enterohirnal 4. Visuospatial Kemampuan yang memungkinkan seorang mengetahui warna, bentuk, dan tata letak suatu benda. Disebut juga sebagai kemapuan konstruksional, seperti menggambar, meniru gambar dan menyusun balok Struktur: lobus parietal 5. Fungsi Eksekutif Kemampuan kognitif tinggi seperti cara berfikir dan memecahkan masalah. Struktur: korteks prefrontal dorsolateral dan struktur subkortikal Gangguan Kognitif DSM-IV-TR (Diagnostic znd Statistical Manual of Mental disorders, 4th ED, Text Revision) Terdapat 3 kelompok Disorder 1. Delirium Ditandai oleh short term confusion dan perubahan dalam kognisi Terdapat 4 subkategori
a. General medical condition (cth: infeksi) b. Substance induced (cth: cocaine, opioid, dll) c. Multiple causes (cth: head trauma & kidney disease)
dan Delirium tidak
terspesifikasi (cth: sleep deprivation/kurang tidur) 2. Demensia Ditandai dengan severe impairment dalam memory, penilaian, orientasi, dan cognition. Terdapat 6 subkategori a. Demensia tipe Alzheimer (biasanya >65 tahun, dimanifestasi oleh disorientasi intelektual dan demensia, delusi atau depresi b. Vascular demensia (thrombosis pembuluh darah atau hemorrhage) c. Kondisi medis lain (HIV, head trauma, dll) d. Substance induced (toxin atau obat-obatan) e. Multiple etiologies f. Demensia tidak terspesifikasi (penyebab tidak diketahui) 3. Amnestic Disorder Ditandai dengan gangguan ingatan dan kelupaan Tiga subkategori A. Disebabkan kondisi medis (hipoksia) B .Disebabkan toxin atau obat-obatan (marijuana,Diazepam) C. Tidak terspesifikasi
Cognitive Disorder Not Otherwise Specified Diagnosis ini tidak termasuk dalam kriteria delirium, demensia, atau amnestic disorder. Penyebabnya kemungkina karena Spesific General Medical Condition atau agen farmakologi aktif atau keduanya.
2.5 MEMORI 1. Definisi
Ialah penyimpanan dan pengambilan informasi Terdapat 3 struktur otak yang bersifat membentuk memory : Basal forebrain (basal ganglia) Bagian limbic sistem; di khususkan hipocampus dan amygdala. Diencephalic
2. Klasifikasi Berdasarkan lamanya memory disimpan 1. Short term memory (immediate memory) Memori dapat bertahan dalam beberapa detik sampai menit 2. Intermediate memory (recent memory) Memori dapat bertahan berhari-hari sampai berminggu-minggu 3. Long term memory (remote memory) Memori bertahan sampai beberapa bulan sampai tahun Berdasarkan tipe informasi yang disimpan : 1. Declarative memory (explicit) Detailnya bermacam-macam yang didasarkan pada pikiran yang terintegrasi berhubungan dengan keadaan sekeliling, waktu, penyebab suatu kejadian beserta maknanya.
2. Non-declarative memory (implicit) Bisa juga disebut; reflexive, procedural, implicit memory. Merupakan suatu memory untuk menjalankan action, behavior (habit), atau skill, bukan termasuk language memory, tetapi motor memory. 3. Faktor yang mempengaruhi dari memori : 1. Emosi : saat terbaik kita mempelajari suatu informasi adalah ketika termotivasi,terkejut, dan tertarik 2. Pengulangan : materi yang diulang akan mempercepat proses masuknya memori 3. Asosiasi : pengasosiasian data baru dan berbeda-beda. 4. Gangguan memory
1. Amnesia = ketidakmampuan parsial atau total untuk merecall pengalaman lalu; dapat berasal dari organic atau emosional. 2. Paramnesia = falsifikasi memori oleh distorsi recall. 3. Hypermnesia = tingkat melebih-lebihkan retensi (ingatan, penyimpanan) dan recall.
2.6 DEMENSIA
Definisi Sindrom yang bersifat kronis progresif dan menandakan adanya penurunan fungsi kognitif, disebabkan oleh penyakit organik difus pada hemisfer serebri (demensia kortikal) maupun kelainan struktur subkortikal (demensia subkortikal). Demensia menunjukkan kemunduran fungsi intelektual atau kognitif dengan sedikit atau tanpa gangguan kesadaran atau persepsi. Istilah neurologis ini sering digunakan untuk menunjukkan sindrom gagal memori dan penurunan fungsi intelektual lainnya akibat penyakit degeneratif progresif kronis otak. definisi seperti itu mungkin terlalu sempit. Istilah lebih akurat termasuk sejumlah sindrom yang berhubungan erat ditandai tidak hanya dengan penurunan intelektual tetapi juga oleh kelainan perilaku tertentu dan perubahan kepribadian.
Epidemiologi Konsensus Delphi mempublikasikan bahwa terdapat peningkatan prevelansi demensia sebanyak 10% dibandingkan dengan publikasi sebelumnya. Diperkirakan terdapat 35,6 juta orang dengan demensia pada tahun 2010 dengan peningkatan dua kali lipat setiap 20 tahun, menjadi 65,7 juta di tahun 2030 dan 115,4 juta di tahun 2050. Di Asia Tenggara jumlah orang dengan demensia diperkirakan meningkat dari 2,48 juta di tahun 2010 menjadi 5,3 juta pada tahun 2030. Data dari BAPPENAS 2013, angka harapan hidup di Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 70,1 tahun pada periode 2010-2015 menjadi 72,2 tahun pada periode 2030-2035. Hasil proyeksi juga menunjukkan bahwa jumlah penduduk
Indonesia selama 25 tahun ke depan akan mengalami peningkatan dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,8 juta pada tahun 2035. Jumlah penduduk berusia 65 tahun ke atas akan meningkat dari 5,0 % menjadi 10,8 % pada tahun 2035. Belum ada data penelitian nasional mengenai prevalensi demensia di Indonesia. Namun demikian Indonesia dengan populasi lansia yang semakin meningkat, akan ditemukan kasus demensia yang banyak.
Faktor Resiko Yang tidak dapat modifikasi: Usia, jenis kelamin (wanita lebih banyak), genetik dan riwayat penyakit keluarga, disabilitas intelektual dan Sindrom Down. Yang dapat dimodifikasi: penyakit kardiovaskuler (hipertensi, hiperkolesterolemia, diabetes melitus dan stroke)
Etiologi Penyakit yang dapat menyebabkan disfungsi otak, yaitu penyakit Alzheimer, stroke, hidrosefalus, penyakit Parkinson, AIDS, Huntington, dan gangguan metabolik termasuk defisiensi vitamin.
Klasifikasi 1. Dimensia Ireversibel a. Dimensia tipe Alzheimer: merupakan penyakit neurodegeneratif yang
tersering ditemukan (60-80%). Awitan sulit ditentukan karena timbul secara perlahan lahan, tetapi berkisar antara awal usia 50tahunan (awitan dini) sampai 80tahun (awitan lambat). Pedoman diagnostik: penurunan progresif memori episodik, tampak gelisah, menghindari kegiatan social, tidak ada bukti klinis yang menyatakan adanya penyakit otak atau sistemik, tidak ada gejala neurologic kerusakan otak fokal. Diagnosis: klinis dapat dibuat dengan akurat pada sebagian besar kasus (90%) walaupun diagnosis pasti tetap membutuhkan biopsi otak yang menunjukkan adanya plak neuritik (deposit β-amiloid40 dan β-amiloid42). Saat ini terdapat kecenderungan melibatkan pemeriksaan biomarka neuroimaging (MRI struktural dan fungsional) dan cairan otak (β-amiloid dan protein tau) untuk menambah akurasi diagnosis. b. Korea Huntington: Termasuk penyakit yang diturunkan secara autosomal dominan akibat defek dari kromosom 4. Pedoman diagnostik: adanya hubungan antara gerakan koreiform, demensia, dan riwayat keluarga penyakit Huntington; gejala demensia ditandai dengan gangguan fungsi lobus frontalis. c. Penyakit Parkinson: Lesi terletak di ganglia basalis. Pada beberapa kasus. Pada beberapa kasus ditemukan gejala depresi dan atau demensia. d. Lain-lain: ensefalitis herpes simpleks, multiple sclerosis, infeksi HIV, dan trauma kepala. 2. Demensia Reversibel a. Demensia Vaskular Vascular cognitive impairment (VCI) merupakan terminologi yang memuat defisit kognisi yang luas mulai dari gangguan kognisi ringan sampai demensia yang dihubungkan dengan faktor risiko vaskuler. DV adalah penyakit heterogen dengan patologi vaskuler yang luas termasuk infark tunggal strategi, lesi kortikal iskemik, stroke perdarahan, gangguan hipoperfusi, gangguan hipoksik Faktor risiko mayor kardiovaskuler berhubungan dengan kejadian ateroskerosis dan DV. Faktor risiko vaskuler ini juga memacu
terjadinya stroke akut yang merupakan faktor risiko untuk terjadinya DV. Ciri Khas: Awitan timbul secara mendadak, dapat pula bertahap, disertai dengan
adanya gejala neurologis fokal. b. Normal-Pressure Hydrocephalus. Tekanan cairan serebri-spinal normal, tetapi pada MRI ditemukan pembesaran ventrikel. Ciri Khas: Gejala ataksia, inkontinensia, dan demensia progresif 3. Demensia Terinduksi Lainnya a. Intoksikasi obat: umumnya terjadi pada usia lanjut. Obat-obat yang sering menyebabkan intoksikasi adalah transquilizer mayor dan minor, analgesic (terutama fenasetin), digoksin, primidon, fenasemid, metildopa. b. Tumor otak: tumor metastatic dan meningioma. Dapat ditemukan tanda fokal, kecuali tumor ada di lobus frontal. c. Trauma otak: dapat timbul dengan atau tanpa riwayat trauma (misalnya akibat hematoma subdural yang terjadi pada usia lanjut). Gejala berupa demensia, sakit kepala dan mengantuk. d. Infeksi: abses otak, sifilis SSP, meningitis tuberculosis, dan meningitis kriptokokus. e. Gangguan metabolik: hipotiroidisme, hipertiroidisme, gangguan elektrolit, sindrom cushing, hipoglikemia, hipoparatiroidisme, dan hiperparatiroidisme f. Gangguan jantung, paru, hati dan ginjal: uremia, defisiensi vit B12.
Patogenesis Upaya untuk menghubungkan gangguan fungsi intelektual dengan adanya lesi di bagian-bagian tertentu dari otak atau patologis tertentu. Pertama, ada masalah mendefinisikan dan menganalisis disebut masalah fungsi intelektual. Kedua, patologis anatomi penyakit demensia sering begitu menyebar dan kompleks yang tidak dapat sepenuhnya lokal dan kuantitatif. Bagian-bagian tertentu dari intelektual dikendalikan oleh daerah dibatasi dari otak besar. Gangguan memori merupakan fitur utama dari sebagian besar demensia dapat terjadi dengan penyakit luas di beberapa bagian yang berbeda dari cerebrum. Dengan cara yang sama, penurunan bahasa terkait khusus
dengan penyakit yang hemisfer serebrum yang dominan, khususnya bagian perisylvian dari frontal, temporal, dan parietal lobe. Hilangnya kapasitas untuk membaca dan berhitung terkait dengan lesi di bagian posterior dari hemisphere serebrum kiri (dominan); menirukan gerakan (apraxias) berhubungan dengan hilangnya jaringan di daerah parietal. Penurunan menggambar blok, tongkat, pengaturan gambar dll, diamati dengan lesi lobus parietal, lebih sering dengan sisi kanan (dominan) dibandingkan dengan yang kiri-sisi. Dan masalah dengan modulasi perilaku dan stabilitas kepribadian umumnya terkait degenerasi frontal lobe. Dengan demikian, gambaran klinis dihasilkan dari penyakit serebral sebagian bergantung pada sejauh mana lesi, yaitu, jumlah jaringan serebral yang hancur, dan sebagian wilayah serebral menanggung beban perubahan patologis. Demensia tipe degeneratif biasanya berhubungan dengan jelas penyakit struktural terutama dari korteks serebral tetapi juga dari diencephalon dan mungkin "Subkortikal Demensia" pada ganglia basalis. Dalam beberapa keadaan patologis, seperti penyakit Alzheimer, proses utama adalah degenerasi dan hilangnya dari sel-sel saraf di daerah asosiasi korteks dan medial lobus temporal. Dalam penyakit Pick dan demensia frontotemporal terjadi atrofi terutama frontal, temporal, atau keduanya; kadang-kadang cukup asimetris. Pada penyakit lain, seperti Huntington chorea, degenerasi neuronal mendominasi di putamens, dan bagian lain dari ganglia basal. Area tambahan sering terlibat. Menurun dengan contoh penting seperti ditemukan pada penyakit Alzheimer, di mana situs utama kerusakan adalah di hippocampus, Tapi degenerasi inti kolinergik daerah basal frontal hippocampus, mengakibatkan gangguan dalam fungsi memori. Penggantian hilang kolinergik adalah salah satu pendekatan utama untuk pengobatan penyakit. Penyakit
serebrovaskular
arteriosclerotic
merupakan
penyakit
neurodegenerative, menghasilkan beberapa fokus infark seluruh talamus, basal ganglia, batang otak, dan cerebrum, termasuk motor, sensorik, dan visual yang daerah proyeksi serta area asosiasi. (Tidak ada bukti namun, arteriosklerosis yang per se, tanpa oklusi vaskuler dan infark, merupakan penyebab demensia progresif.) Tidak
diragukan lagi, efek kumulatif dari stroke berulang mengganggu intelek; gagasan bahwa karakteristik penurunan fungsi mental dapat dikaitkan dengan perubahan periventrikel putih (substansia alba) (Leukoaraiosis), yang diamati pada computed tomography (CT) scan dan magnetic resonance imaging (MRI).
Manifestasi Klinis Secara umum gejala demensia dapat dibagi atas dua kelompok yaitu gangguan kognisi dan gangguan non-kognisi. Keluhan kognisi:
Gangguan memori terutama kemampuan belajar materi baru yang sering merupakan keluhan paling dini.
Memori lama bisa terganggu pada demensia tahap lanjut. Pasien biasanya mengalami disorientasi di sekitar rumah atau lingkungan yang relatif baru. Kemampuan membuat keputusan dan pengertian diri tentang penyakit juga sering ditemukan.
Non-kognisi: meliputi keluhan neuropsikiatri atau kelompok behavioral neuropsychological symptoms of dementia (BPSD).
Komponen perilaku meliputi agitasi, tindakan agresif dan non-agresif seperti wandering, disihibisi, sundowning syndrome dan gejala lainnya.
Keluhan tersering adalah depresi, gangguan tidur dan gejala psikosa seperti delusi dan halusinasi.
Gangguan motorik berupa kesulitan berjalan, bicara cadel dan gangguan gerak lainnya dapat ditemukan disamping keluhan kejang mioklonus.
Diagnosis Pedoman Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders- IV (DSM-IV) sering digunakan sebagai gold standar untuk diagnosis klinis dementia. Kriteria ini termasuk adanya gangguan memori dan tidak adanya salah 1 dari gangguan kognitif seperti afasia, apraksia, agnosia dan gangguan fungsi eksekutif.
Anamnesis -
Terfokus pada onset, lamanya, dan bagaimana laju progresi penurunan fungsi kognitif yang terjadi. Gejala dini (akut subakut): kebingungan, gejala awal alzheimer sulit mengurus kegiatan sehari-hari seperti belanja, mengikuti perintah dan lainnya, depresi, kehilangan minat dan ambisi.
-
Riwayat keluarga
-
Riwayat trauma
-
Riwayat penyakit : stroke, hipertensi
-
Riwayat penggunaan obat jangka panjang (sedative dan transquillizer)
PE Pemeriksaan fisik dan neurologis -
Pemeriksaan refleks
-
Pemeriksaan muscle tone and strength
-
Pemeriksaan dermatome Neurohysichiatric Exam
-
Mini mental status exam : untuk evaluasi dan konfirmasi penurunan fungsi kognitif Penunjang
-
MRI & CT scan
-
CSF bila penyebabnya infeksi, lain-lain: fungsi tiroid, fungsi heper, fungsi ginjal
Manajemen a. Medikasi > Suportif: perawatan fisik dan dukungan keluarga > Simptomatik: -
Ansietas akut, gelisah, agresi. atau agitasi: haloperidol 3x0.5 mg atau risperidon 1x1 mg (terapi dihentikan setelah 4-6minggu)
-
Ansietas non-psikotik: diazepam 2x2mg per oral (terapi dihentikan setelah 46minggu)
-
Agitasi kronis: fluoksetin 10-20mg/hari peroral, atau buspiron 2x15mg per oral
-
Depresi: desipramin 1x75-100mg
b.Follow Up dan Rehabilitasi -
Follow up dilakukan dengan MRI dan CT scan rutin untuk melihat degenerasi otak progresif
-
Lumbal punction dilakukan bila penyebab dari dementia adalah infeksi
-
Pelatihan bicara dan interaksi
Prognosis Prognosis untuk dementia biasanya buruk (ad malam). Waktu kematian Alzheimer’s disease 8-10 tahun. Sedangkan waktu kematian untuk vascular dementia lebih singkat hanya 5 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Adam & Victor, 2005. Principles of Neurology 8th ed., McGraw-Hill MEDICAL PUBLISHING DIVISION. Generative disease of nervous system Harrison, 2015. Principles of Internal Medicine 19th ed., McGraw-Hill Education. parkinson's diseases. Gerard J Tortora. Principle anatomy and physiology 12th ed., wiley. the brain and cranial nerve. Tanto Chris. Kapita Selekta Kedokteran. 4th edition.