UCAPAN PENGHUNI SYURGA
[email protected]
[QS:6. Al An'aam: 54] Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat KAMI itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun ‘alaikum[1]. Tuhanmu telah menetapkan atas diri-NYA kasih sayang[2], (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan[3], kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
TAFSIR Al-QUR’AN Jalaluddin As Suyuthi -----[1]. Salaamun 'alikum artinya mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu. [2]. Maksudnya: Allah telah berjanji sebagai kemurahan-Nya akan melimpahkan rahmat kepada mahluk-NYA. [3]. Maksudnya ialah: 1. Orang yang berbuat maksiat dengan tidak mengetahui bahwa perbuatan itu adalah maksiat kecuali jika dipikirkan lebih dahulu. 2. Orang yang durhaka kepada Allah baik dengan sengaja atau tidak. 3. Orang yang melakukan kejahatan karena kurang kesadaran lantaran sangat marah atau karena dorongan hawa nafsu. 4. Jahil = bodoh = awam = belum mengetahui = belum berilmu
Dengan nama ALLAH Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Segala puji bagi ALLAH Yang Maha Suci lagi Maha Agung. Kesejahteraan semoga senantiasa kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beserta istri dan keluarga beliau. Adalah dianggap sebagai suatu kebiasaan buruk, jika kita yang beragama Islam tetapi meninggalkan syiar-syiar yang sangat membedakan antara kita dengan orang-orang kafir. Salah satu syiar utama dalam Islam adalah tentang salam. Salam banyak ditinggalkan oleh orang-orang, padahal ia memiliki keutamaan yang sangat besar, karena anjuran untuk mengucapkan salam berasal dari Al-Qur’an. Begitu banyaknya kita lihat dimasa sekarang orang-orang yang mengolok-olok ucapan salam. Apakah mereka tidak sadar bahwa pada dasarnya mereka memperolok ALLAH subhanahu wa ta’ala??? Karena salam adalah ucapan penghormatan untuk para penduduk syurga. Apakah kita tidak ingin masuk syurga??? Karena itu marilah kita tebarkan salam dengan baik dan benar.
KEUTAMAAN SALAM
Sebarkanlah salam!
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Bagaimanakah Islam yang baik itu? Beliau menjawab: “Yaitu kamu memberi makanan, dan mengucaokan salam baik kepada orang yang sudah kamu kenal maupun orang yang belum kamu kenal”. [Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad]
Dari Al-Barra’ bin ‘Azib berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kami untuk melaksanakan tujuh macam perbuatan yaitu: [1] menjenguk orang sakit [2] mengiringkan jenazah [3] mendoakan orang yang bersin [4] menolong orang yang lemah [5] membantu orang yang teraniaya [6] menyebarkan salam, dan [7] menepati sumpah”. [Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kamu semua tidak akan masuk syurga sebelum beriman, dan kamu semua tidaklah beriman sebelum saling sayang-menyayangi. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang apabila kamu kerjakan niscaya kamu sekalian akan saling sayang-menyayangi? Yaitu sebarkanlah salam di antara kamu sekalian”. [Muslim]
Sebarkanlah salam!
Dari Barra’ bin Azib ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk melaksanakan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan kami menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin (mengucap yarhamukallah), melaksanakan sumpah dengan benar, menolong orang yang teraniaya, memenuhi undangan dan menyebarkan salam. Beliau melarang kami dari cincin atau bercincin emas, minum dengan wadah dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan Qas (terbuat dari sutra) serta mengenakan pakaian sutera yang tebal maupun yang tipis. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad]
Dari Abu Yusuf Abdullah bin Salam berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai sekalian manusia, sebarkan salam seluasnya, berikanlah makanan (kepada fakir miskin), hubungkanlah tali persahabatan, dan shalat lah pada saat orang-orang tidur, niscaya kamu sekalian akan masuk syurga dengan selamat”. [Tirmizi berkata bahwa ini hadis shahih, diriwayatkan pula oleh Ad-Darami, Ibnu Majah]
KALIMAT SALAM
Kalimat salam Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “ALLAH Azza wa Jalla telah menciptakan Adam menurut kehendak-NYA dengan panjang 60 (enam puluh) hasta. Ketika ALLAH Ta’ala menciptakan Adam ‘alaihissalam, ALLAH berfirman kepadanya: “Pergilah dan ucapkan salam kepada para malaikat yang sedang duduk itu kemudian dengarkanlah jawaban mereka kepadamu, karena sesungguhnya jawaban itu merupakan penghormatan bagi anak cucu keturunanmu”. Maka Adam mengucapkan:
ASSALAAMU ‘ALAIKUM. Semoga keselamatan tercurah atas engkau Mereka menjawab: ASSALAAMU ‘ALAIKA WA RAHMATULLAAH. Mereka (malaikat) memberi tambahan: “wa rahmatullaah (dan rahmat ALLAH)”. [Bukhari dan Muslim]
Kalimat salam Dari Imran bin Al-Hushain berkata: Ada seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia mengucapkan “assalaamu ‘alaikum”. Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Sepuluh”. Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan “assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah”. Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Dua puluh”. Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan
“assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh”. Semoga keselamatan tercurah atas engkau, dan rahmat ALLAH, dan berkah-NYA Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Tiga puluh”. [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Kalimat salam Dari Muadz bin Anas berkata: Seseorang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia mengucapkan “assalaamu ‘alaikum”. Nabi SAW menjawab salam itu, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Sepuluh”. Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan “assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah”. Nabi SAW menjawab salamnya, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Dua puluh”. Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan “assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh”. Salam itu dijawab oleh beliau, kemudian ia duduk, lalu beliau bersabda: “Tiga puluh”. Kemudian datang lagi orang lain seraya mengucapkan:
“assalaamu ‘alaikum wa rahmatullaah wa barakaatuh wa maghfiratuhu”. Semoga keselamatan tercurah atas engkau, dan rahmat ALLAH, dan berkah-NYA dan ampunan-NYA. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Empat puluh”. Dan bersabda: “Demikianlah pahala amalan-amalan utama”. [Abu Dawud, hadis hasan]
Kalimat salam Dari Anas, ia berkata: Seorang laki-laki melewati Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika sedang mengembalakan hewan-hewan para sahabatnya. Orang itu berkata: “assalaamu ‘alaika ya Rasulullah”. Nabi menjawab:
“wa ‘alaikassalaamu wa rahmatullahi wa barakaatuhu wa maghfiratuhu wa ridwaanuhu”. Dan semoga tercurah atas engkau keselamatan, dan rahmat ALLAH, dan berkah-NYA dan ampunan-NYA serta ridha-NYA. Ada yang berkata: Wahai Rasulullah, engkau memberi salam kepada orang ini dengan salam yang tidak pernah engkau berikan kepada seorangpun dari sahabat-sahabatmu? Beliau menjawab: “Apakah halanganku untuk melakukan hal itu, sedangkan ia (salam) menyamai pahala lebih dari sepuluh orang?” [Ibnu Sunni, hadis dhaif]
Kalimat salam
Dari Anas bahwa apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan sesuatu perkataan, beliau mengulanginya sebanyak 3 kali sehingga benarbenar dapat dimengerti. Dan apabila beliau mendatangi suatu kaum maka beliau mengucapkan salam kepada mereka sampai 3 kali. [Bukhari]
Dari Asma binti Yazid bahwa pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati sekelompok wanita di masjid yang sedang duduk, maka beliau melambaikan tangan dan mengucapkan salam”. [Tirmizi, hadis hasan]
Dari Abu Juray Al-Hujaimy berkata: Saya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan “alaikas-salaamu yaa Rasuulallaah. Beliau bersabda: “Janganlah kamu mengucapkan ‘alaikas-salaam, karena sesungguhnya ucapan ‘alaikas-salam itu untuk orang yang sudah meninggal dunia”. [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan shahih]
Dari Aisyah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi kepadaku: “Ini Jibril menyampaikan salam untuk menjawab: “wa ‘alaihissalaamu wa rahmatullaahi wa dan Muslim]
wa sallam bersabda kamu”. Maka saya barakaatuh”. [Bukhari
TATA CARA SALAM
Salam kepada anak kecil
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati anak-anak, kemudian beliau mengucapkan salam kepada mereka. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Ad-Darami]
Dari Anas bahwa ia berjalan melewati anak-anak kemudian ia mengucapkan salam kepada mereka, serta berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengerjakan hal semacam ini”. [Bukhari dan Muslim]
Tata krama salam
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang berkendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan, orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk, dan [rombongan orang] yang sedikit memberi salam kepada [rombongan orang] yang banyak”. [Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Umamah Shuday bin Ijlan Al-Bahily berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seutama-utama manusia menurut ALLAH adalah orang yang paling duluan mengucapkan salam”. [Abu Dawud, hadis jayyid]
Dari Abu Umamah bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, apabila ada dua orang saling berpapasan, maka siapa yang harus mengucapkan salam lebih dulu? Beliau menjawab: “Orang yang mengucap duluan lah yang lebih utama menurut ALLAH Ta’ala”. [Tirmizi, hadis hasan]
Dari Anas bahwa ia berjalan melewati anak-anak kemudian ia mengucapkan salam kepada mereka, serta berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa mengerjakan hal semacam ini”. [Bukhari dan Muslim]
Salam ketika masuk rumah sendiri
[QS:24 An-Nuur:61] ……Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah dari) rumah- rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya.
Dari Anas berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Wahai anakku, apabila kamu datang kepada keluargamu maka ucapkanlah salam, niscaya kamu dan keluargamu mendapat barakah”. [Tirmizi, hadis hasan shahih]
JIKA AHLUL KITAB MENGUCAPKAN SALAM
Dari Anas, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) memberi salam kepadamu, maka ucapkanlah
“wa ‘alaikum” (dan semoga atasmu)”. [Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika orang Yahudi memberi salam kepadamu, maka sesungguhnya ia mengucapkan ”assaamu ‘alaika (semoga engkau mati). Maka ucapkanlah “wa ‘alaika (dan semoga pula untukmu)”. [Bukhari]
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu memulai salam kepada orang Yahudi dan Nasrani. Apabila kamu bertemu seseorang dari mereka di jalan, maka paksakanlah ia ke bagian jalan yang tersempit (gang)”. [Muslim]
MAKRUH SALAM DENGAN ISYARAT TANPA UCAPAN
Dari Amr bin Suaib dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bukanlah termasuk golongan kita orang yang meniru golongan lain. Janganlah kamu meniru orang Yahudi dan Nasrani, karena pemberian salam oleh orang Yahudi adalah dengan isyarat jari, dan pemberian salam oleh orang Nasrani adalah dengan isyarat telapak tangan”. [Tirmizi, hadis dhaif]
Salam ketika bertamu ke rumah orang Islam
[QS:24. An Nuur: 27] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
Salam ketika bertamu ke rumah orang Islam
Dari Rib’y bin Hirasy berkata: Seseorang dari Bani Amir menceritakan kepada kami sewaktu ia minta izin untuk masuk ke rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pada saat itu beliau berada di dalam rumah. Orang itu mengucapkan: Bolehkah saya masuk? Kemudian Rasulullah bersabda kepada pelayan beliau: “Keluarlah dan ajarkan kepada orang itu tentang tata cara meminta izin, katakanlah kepadanya: “Ucapkanlah assalaamu ‘alaikum, bolehkah saya masuk?” Orang itu mendengar apa yang disabdakan Nabi kepada pelayan itu, maka ia mengucapkan: Assalaamu ‘alaikum, bolehkan saya masuk? Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi izin kepadanya, dan ia pun terus masuk. [Abu Dawud, hadis shahih]
Dari Kildah bin Al-Hanbal berkata: Saya datang ke rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan langsung masuk tanpa mengucapkan salam, kemudian Nabi SAW bersabda: “Kembalilah, dan ucapkan assalaamu ‘alaikum, bolehkah saya masuk?” [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Salam kepada bukan mahram
Dari Sahl bin Sa’d berkata: Ada seorang wabita tua yang biasa mencari rempah-rempah kemudian dimasak dalam kuali dan dicampur dengan sya’ir (tepung gandum). Apabila kami telah selesai shalat Jum’at maka kami datang ke rumahnya dan memberi salam kepadanya, kemudian ia menghidangkan makanan itu kepada kami. [Bukhari]
Dari Ummu Hani’ Fakhitah bin Abu Thalib, ia berkata: Pada hari penaklukkan Makkah saya datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang mandi dan ditutupi dengan kain oleh Fathimah, kemudian saya mengucapkan salam”. [Muslim]
Dari Asma binti Yazid berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati sekelompok wanita, kemudian beliau mengucapkan salam kepada kami”. [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Salam ketika meninggalkan majelis
Dari Abu Hurairah ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara kamu sekalian datang kepada suatu majelis, maka hendaklah ia mengucapkan salam. Dan apabila ia akan meninggalkannya, maka hendaklah ia mengucapkan salam. Yang pertama (keluar dari majelis) itu lebih berhak (mengucapkan salam) daripada yang akhir”. [Abu Dawud dan Tirmizi, hadis hasan]
Dari Usamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melewati suatu majelis yang di dalamnya terdapat orang-orang Islam dan orang-orang musyrik penyembah berhala serta orang-orang Yahudi, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam kepada mereka”. [Bukhari dan Muslim]
PENULISAN SALAM
Tulislah atau ketiklah salam sebaik-baiknya!!! Dalam dunia modern seperti kita sekarang ini, ada banyak cara untuk menyampaikan salam atau menyebarluaskan salam, salah satunya melalui media elektronik seperti radio, televisi atau melalui internet (chatting atau e-mail). Adapun sebagai orang yang ingin mencintai sunnah Rasulullah, hendaklah kita menuliskan kalimat salam itu dengan sempurna dan JANGAN MENYINGKAT-nya. Hendaklah kita mengetik: Assalamu ‘alaikum atau Salamun ‘alaikum Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu Dan janganlah kita menyingkatnya seperti mengetik: Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sebagian ulama menyebut perbuatan seperti ini tercela karena salam adalah doa, dan dalam singkatan WR dan WB itu ada hak ALLAH. Ass.Wr.Wb. atau A’kum Wr.Wb. Tulisan seperti itu jelas lebih jelek lagi, karena secara tidak sengaja ia telah menghina salam itu sendiri. Oleh karena itu, jika kita merasa malas mengetik salam yang panjang, sudah cukup dengan “assalamu ‘alaikum” dan diketik dengan benar. Namun pahalanya sedikit.
Bolehkah melebihkan salam? Dalam masyarakat kita bangsa melayu, sebagian ulama/kyai ada yang menambahkan salam dengan ucapan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi ta’ala wa barakatuhu”. Mereka menambahkan kata “Ta’ala” (Yang Maha Tinggi) yang selangkapnya berarti: Semoga keselamatan tercurah atas engkau, dan rahmat ALLAH Ta’ala, dan berkah-NYA. Sebagian ulama Syafi’i menganggapnya Mubah. Namun para ulama salaf cenderung menganggapnya Makruh. Karena tambahan kata “Ta’ala” pada kalimat itu TIDAK PERNAH DIAJARKAN oleh para pendahulu kita. Melainkan tambahan yang dibuat-buat. Salam yang utama dalam hadis shahih hanyalah Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, sedangkan tambahan kalimat “wa maghfiratuhu” yang berasal dari hadis Abu Dawud hanya memiliki isnad hasan (baik). Dan tambahan yang lebih panjang lagi “wa maghfiratuhu wa ridwanuhu” dari Ibnu Sunni justeru memiliki isnad dhaif (lemah). Adalah kebiasaan ulama salaf untuk menghindari amalan dari hadis hasan apabila masih ada hadis shahih, dan meninggalkan amalan dari hadis dengan isnad dhaif karena statusnya yang lemah adalah syubhat (meragukan kebenarannya). Ada kemungkinan hadis dhaif itu berubah menjadi hadis maudhu (palsu) yang berarti bahwa hadis itu berisi perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah. Maka apabila hadis itu kita ikuti berarti kita telah berdusta atas nama Rasulullah. Wallahu a’lam. Kesimpulan: “JANGAN MELEBIHKAN SALAM dengan tambahan yang tidak diajarkan.”
Penyingkatan SWT dan SAW Bagaimana dengan penyingkatan SWT dan SAW??? Ulama berpendapat bahwa kedua penyingkatan itu mubah (boleh), namun menulisnya dengan lengkap adalah keutamaan (muakkad) karena ia adalah tasbih dan shalawat. SWT adalah singkatan dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala (Maha Suci dan Maha Tinggi), kalimat itu dianggap sebagai tasbih untuk ALLAH. SAW adalah singkatan dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (kesejahteraan dari ALLAH atas beliau dan keselamatan), kalimat ini dianggap sebagai shalawat untuk Rasulullah. Dalam penulisan artikel dan sebagainya, salam adalah pembukaan yang hanya dituliskan sekali saja. Karena itu anjuran untuk menulis salam dengan sempurna sangat diutamakan. SWT dan SAW berbeda dengan kalimat salam yang hanya disebut sekali dalam satu kali penulisan. SWT dan SAW justru sangat banyak disebut, terutama tulisan yang berisi hadis. Sehingga untuk menghemat ruang penulisan, ulama membolehkan penyingkatan terhadap tasbih untuk ALLAH dan shalawat Rasulullah itu. Wallahu a’lam.
MENJAWAB SALAM
Wajib menjawab salam
[QS: 4. An Nisaa‘: 86] Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)[*]. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu. [*]. Penghormatan dalam Islam ialah dengan mengucapkan Assalamu'alaikum. [tafsir Al-Qur’an oleh Jaluluddin As-Suyuthi]
Kewajiban menjawab salam Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada lima kewajiban bagi seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim [1] menjawab salam [2] mendoakan orang yang bersin [3] memenuhi undangan [4] menjenguk orang sakit dan [5] mengiringkan jenazah. [Bukhari, Muslim, Tirmizi, Nasa’i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad] Bagaimana kalimat jawaban salam ini? Kita boleh mengulang salam yang sama seperti yang diucapkan oleh malaikat ketika menjawab salam dari Nabi Adam. Kita boleh mengikuti ucapan seperti Aisyah yang dititipi salam oleh Jibril. Yang kemudian terkenal yaitu “wa ‘alaikumussalaam wa rahmatullahi wa barakatuhu”. Dalam hadis Aisyah itu berbunyi “wa ‘alaihissalam…” (dan semoga atasnya keselamatan), karena Aisyah tidak dapat melihat Jibril. Kemudian diganti menjadi “wa ‘alaikumussalam” (dan semoga atas kamu keselamatan) diucapkan untuk orang yang bertemu langsung.
Wallahu a’lam. Hanya ALLAH Yang Maha Mengetahui segalanya.
UCAPAN PENGHUNI SYURGA
[QS:7. Al A'raaf: 46] Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raaf[1] itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga: "Salaamun 'alaikum[2]." Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). -----[1]. Al A'raaf artinya: tempat yang tertinggi di antar surga dan neraka. [2]. Artinya: mudah-mudahan Allah melimpahkan kesejahteraan atas kamu.