ADAB MAKAN & MINUM
[email protected] o.uk
Segala puji bagi ALLAH Yang Maha Suci lagi Maha Agung. Salawat dan salam senantiasa kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam beserta isteri dan keluarga beliau. Amma ba’du. Makan dan minum adalah dua kegiatan rutin yang senantiasa kita lakukan setiap hari. Mungkin kita menganggapnya hanyalah pekerjaan biasa saja. Namun ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan adab dan tata cara makan dan minum. Tentunya jika kita yang awam akan bertanya, “Mengapa ada aturan dalam makan minum? Mengapa tidak asal makan minum saja?” Adab dan etika makan minum yang diajarkan Rasulullah adalah untuk menghindari masuknya syetan ke dalam diri kita. Sedangkan setan itu berwujud kasat mata (gaib) dan ia dapat masuk ke dalam tubuh dari mana saja. Salah satunya melalui mulut mengikuti makanan dan minuman. Apakah ada pengaruh syetan dalam tubuh kita??? Tentu saja ada. Syetan yang bersemayam dalam makanan/minuman dapat membuat kita cenderung kepada memakan perkara yang haram atau melakukan perkara haram demi perut yang lapar dan haus. Tentunya kita tidak mau ada syetan ikut masuk ke dalam tubuh kita. Karena itu tentulah termasuk keutamaan jika kita mengikuti tata cara (adab) makan dan minum yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
TATA CARA MAKAN A. Membaca Bismillah atau doa B. Makan dengan tangan kanan C. Mengambil makanan dari pinggir D. Makruh makan dengan
menyandarkan kepala ke dinding atau kursi E. Jangan makan dengan berdiri F. Memungut makanan yang jatuh G. Sesudah makan, membersihkan jari-jari tangan (dengan cara mengulum) H. Membaca Alhamdulillah sesudah makan
1. Memulai makan dengan menyebut nama ALLAH Dari Umar bin Abu Salamah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Makanlah dengan menyebut nama ALLAH, dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari makanan yang dekat dengan kamu”. [Bukhari dan Muslim]
Dari Umar bin Abu Salamah (anak tiri Rasulullah) berkata: Sewaktu
kecil aku berada dalam asuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan saya pernah mengulurkan tangan untuk mengambil makanan yang berada di suatu piring, kemudian beliau bersabda: “Wahai anak muda, sebutlah nama ALLAH Ta’ala dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari makanan yang dekat dengan kamu”. [Bukhari dan Muslim] -----Sudah mahsyur kita kenal bahwa kalimat menyebut nama ALLAH itu adalah:
Bismillaahirrahmaanirrahiim
1. Memulai makan dengan menyebut nama ALLAH Dari Aisyah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: hendaklah menyebut hendaklah
“Apabila salah seorang di antara kamu makan, maka ia menyebut nama ALLAH Ta’ala. Dan apabila ia lupa nama ALLAH Ta’ala sewaktu memulai makan maka ia membaca:
“Dengan menyebut nama ALLAH pada permulaan dan penghabisan.” [Abu Dawud dan Tirmizi, isnad hasan shahih]
Bacaan Bismillah menolak syetan Dari Jabir berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila ada seseorang masuk rumahnya kemudian berzikir kepada ALLAH Ta’ala pada waktu masuk dan pada waktu makan, maka syetan berkata [kepada temannya]: “Kamu tidak dapat ikut masuk dan tidak dapat ikut makan”. Dan apabila seseorang tidak zikir kepada ALLAH Ta’ala sewaktu masuk rumah maka syetan berkata: “Kamu dapat ikut masuk”. Dan apabila seseorang tidak zikir kepada ALLAH Ta’ala ketika makan, maka syetan berkata: “Kamu dapat ikut masuk rumah dan dapat ikut makan”. [Muslim]
Menegur orang yang tidak berbismillah Dari Hudzaifah berkata: Bila kami makan bersama-sama dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kami tidak berani meletakkan tangan ke tempat makanan sebelum Rasulullah SAW meletakkan tanganya terlebih dahulu. Suatu saat ketika kami akan makan bersama dengan beliau, tiba-tiba datanglah seorang wanita (gadis kecil) seakan-akan ada sesuatu yang mendorongnya dimana ia langsung meletakkan tangannya ke tempat makanan, kemudian Rasulullah memegang tangannya. Kemudian datanglah seorang Badui (orang dusun) yang mana seakan-akan ada sesuatu yang mendorongnya dimana ia langsung meletakkan tangannya ke tempat makanan, kemudian Rasulullah memegang tangannya serta bersabda: “Sesungguhnya syetan itu merebut makanan yang tidak disebutkan nama ALLAH padanya, dan sesungguhnya setan datang bersama-sama dengan wanita ini untuk merebut makanan, maka aku pegang tangannya. Kemudian ia (syetan) datang bersama orang badui ini untuk merebut makanan, maka aku pegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-NYA, sesungguhnya tangan setan itu saya pegang bersama-sama dengan tangan kedua orang ini”. Kemudian Rasulullah menyebut nama ALLAH Ta’ala dan memulai makan. [Muslim]
Apabila terlupa membaca bismillah Dari Umayyah bin Mahsyiy Ash-Shahaby berkata: Ketika Rasulullah SAW duduk, ada seseorang makan tanpa menyebut nama ALLAH sehingga hampir habis makanannya hanya tinggal satu suap. Ketika ia mengangkat [makanan] akan memasukkan ke mulutnya ia membaca:
“Bismillahi awwalahu wa aakhirahu” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa dan bersabda: “Setan itu selalu makan bersamanya tetapi ketika ia menyebut nama ALLAH maka setan itu memuntahkan apa yang berada di perutnya”. [Abu Dawud dan Nasa’i, isnad hasan]
Doa sebelum makan [1] Dari Abu Umamah bahwasanya apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat hidangannya, beliau membaca:
“Segala puji bagi ALLAH dengan pujian yang banyak, baik dan pebuh berkah yang tiada terbalas dan sangat dibutuhkan, wahai Tuhan kami.” [Bukhari]
Doa sebelum makan [2] Dari Muadz bin Anas berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang memakan makanan kemudian membaca:
Segala puji bagi ALLAH, Dzat yang telah memberi makanan ini kepada saya, dan telah mengaruniakan rejeki ini dengan tiada daya dan kekuatan dari diri saya. Maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu. [Abu Dawud dan Tirmizi, isnad hasan]
2. Makan dengan tangan kanan Dari Jabir dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu makan dengan tangan kiri, karena hanya syetan yang makan dengan tangan kiri”. [Muslim]
Dari Ibnu Umar katanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kamu makan dan minum, maka makan dan minumlah dengan tangan kanan, karena hanya setan yang makan minum dengan tangan kiri”. [Muslim]
Dari Iyas bin Salamah bin Al-Akwa, dia mengatakan bahwa bapaknya bercerita kepadanya: Ada seseorang makan di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memakai tangan kirinya, kemudian beliau bersabda: “Makanlah dengan tangan kananmu!” Ia menjawab: Saya tidak bisa. Beliau bersabda: “Kamu tidak bisa? Itu adalah perbuatan sombong!” Kata Iyas: Orang itu kemudian benarbenar tidak dapat mengangkat tangannya ke mulut. [Muslim]
3. Mengambil makanan dari pinggir piring atau bejana Dari Ibnu Abbas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Berkah itu turun pada tengah-tengah makanan, maka makanlah kamu sekalian dari pinggir-pinggirnya dulu, dan janganlah memulainya dari tengah”. [Abu Dawud dan Tirmizi, isnad hasan shahih]
Dari Abdullah bin Busr berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mempunyai sebuah bejana besar yang disebut Al Gharra’ yang biasa diangkat oleh empat orang. Pada suatu ketika para sahabat selesai shalat Dhuha, tiba-tiba diangkatkan bejana besar itu dimana didalamnya penuh dengan makanan, maka mereka berkerumun pada bejana itu. Ketika sudah banyak yang berkerumun, maka Rasulullah SAW duduk pada telapak kakinya. Kemudian ada seorang Badui (Arab dusun) bertanya: Ada selamatan (kenduri) apa ini? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ALLAH telah menjadikan aku sebagai hamba yang bermurah hati, dan DIA tidak menjadikan aku sebagai hamba yang sombong dan kejam”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Makanlah kamu sekalian dari pinggir-pinggir bejana itu, dan biarkanlah tengah-tengahnya, niscaya kamu diberi
4. Makruh makan dengan bersandar Dari Abu Juhaifah Wahb bin Abdullah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku tidak pernah makan dengan bersandar”. [Bukhari]
Dari Anas berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk dengan bertekuk lutut sambil makan korma”. [Muslim]
------Kedua hadis ini tidak mutlak mengatakan larangan terhadap cara makan dengan bersandar, karena kita tentu harus tahu pula bahwa pada zaman Nabi itu mungkin belum ada meja dan kursi. Dan zaman dahulu mungkin orang-orang makan dengan duduk bersila di atas tikar. Wallahu a’lam. Sebagian orang berpendapat bahwa yang dimaksud Rasulullah adalah tidak menyandarkan kepala ketika makan, karena hal ini bersesuaian dengan ilmu biologi modern.
5. Jangan makan dengan berdiri Dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau melarang seseorang untuk minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anas: Bagaimana kalau makan? Anas menjawab: Kalau makan dengan berdiri maka itu jauh lebih jelek dan lebih buruk. [Muslim]
Bagaimanakah dengan manusia yang biasa mengadakan resepsi/pesta dengan cara prasmanan??? Tentu saja mereka termasuk makhluk-makhluk yang jelek, baik itu tuan rumah maupun para tamu yang datang.
6. Mengulum jari-jari tangan sesudah makan Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang dari kamu sekalian memakan makanan, maka janganlah ia mengusap jari-jarinya sebelum membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel padanya”. [Bukhari dan Muslim]
Dari Ka’b bin Malik berkata: Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dengan menggunakan 3 jari, dan bila sudah selesai makan maka beliau memakan sisa-sisa makanan yang menempel pada jari-jarinya. [Muslim]
Dari Jabir bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempelkan pada jari-jari dan piring, serta beliau bersabda: “Sesungguhnya kamu sekalian tidak mengetahui pada bagian manakah dari makanan itu yang mengandung barokah”. [Muslim]
6. Mengulum jari-jari tangan sesudah makan Mengulum jari-jari mungkin menjijikkan bagi kebanyakan
orang yang sok bersih. Namun perlu kita ketahui juga bahwa kita hidup dizaman millenium yang sudah lengkap peralatan makan seperti piring dan sendok. Dan untuk memenuhi sunnah Rasulullah itu tentu sangat mudah. Kecuali jika kita makan dengan tangan kanan, maka dianjurkan mengulum jari-jari untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel padanya. Demikianlah sunnah yang utama tentang tata cara makan. Perlu juga kita ketahui bahwa kita orang melayu yang makan beras (nasi), jangan menganggap kita sama dengan orang Arab yang makan gandum (roti). Jadi hadis tentang makan dengan 3 jari itu tidak harus mutlak diikuti. Inilah petuah ulama-ulama kita zaman dulu yang masih diikuti kakeknenek kita, hanya kita saja yang bodoh yang merasa zaman canggih tidak perlu mitos kuno. Mungkin sampai tahun 2006 ini kita masih mendengar kakek-nenek menasihati “jika nasi terjatuh segera ambil terus bersihkan dan dimakan, habiskan nasi dipiring, jangan mubazir terhadap makanan” atau “jangan membuang nasi ke comberan, nanti tidak berkah” dan nasihat-nasihat lainnya.
7. Memungut makanan yang jatuh Dari Jabir bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Apabila suapan salah seorang di antara kamu sekalian itu terjatuh maka ambillah dan bersihkan kotoran yang melekat padanya serta makanlah, dan jangan dibiarkan dimakan oleh setan, serta janganlah ia mengusap tangannya dengan sapu tangan sebelum ia membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel pada jari-jarinya, karena sesungguhnya ia tidak mengetahui pada bagian manakah dari makanan itu yang mengandung barakah”. [Muslim]
Dari Anas berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila memakan makanan, beliau membersihkan sisa-sisa makanan yang menempel pada ketiga jari-jarinya, serta beliau bersabda: “Apabila suapan salah seorang dari kalian itu terjatuh maka bersihkanlah kotoran yang menempel padanya serta makanlah, dan jangan dibiarkan dimakan oleh setan”. Beliau juga menyuruh kami untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang berada di piring, dimana beliau bersabda: “Sesungguhnya kalian tidak mengetahui pada bagian manakah dari makanan itu yang mengandung berkah”. [Muslim]
8. Doa sesudah makan Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ALLAH Ta’ala sangat suka kepada hambaNYA yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum”. [Muslim] -----Hadis yang paling shahih tentang bacaan sesudah makan adalah ALHAMDULILLAH (segala puji bagi ALLAH), sedangkan yang berasal dari hadis lainnya tidak kita sebut disini karena sudah ada dalam file ZIKIR HARIAN. Jika ingin lebih baik, kita boleh menyebut tahmid selengkapnya:
Alhamdulillahirabbil ‘alamin Segala puji bagi ALLAH Tuhan semesta alam.
TATA CARA MINUM A. Membaca
bismillah
ketika
akan minum B. Mengangkat gelas dengan tangan kanan C. Jangan bernapas pada saat minum D. Jangan minum dari mulut teko E. Boleh Meniup minuman F. Jangan minum sambil berdiri G. Haram minum dari gelas/teko/ceret emas dan perak H. Membaca alhamdulillah sesudah minum
1. Membaca bismillah Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu sekalian minum sekaligus seperti minumnya onta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali nafas, serta bacalah Bismillah pada saat kamu mulai minum dan bacalah Alhamdulillah ketika selesai minum”. [Tirmizi, isnad hasan]
2. Minum dengan tangan kanan Dari Ibnu Umar katanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kamu makan dan minum, maka makan dan minumlah dengan tangan kanan, karena hanya setan yang makan minum dengan tangan kiri”. [Muslim]
3. Jangan bernafas ketika minum Dari Anas bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam apabila hendak minum, bernafas tiga kali. [Bukhari dan Muslim]
Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu sekalian minum sekaligus seperti minumnya onta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali nafas, serta bacalah Bismillah pada saat kamu mulai minum dan bacalah Alhamdulillah ketika selesai minum”. [Tirmizi, isnad hasan]
Dari Abu Qatadah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk bernafas dalam bejana. [Bukhari dan Muslim]
-----Pada zaman kita Abad 21 ini istilah bejana sudah diganti dengan cangkir, gelas, ceret, teko dan lain sebagainya. Karena bejana pada zaman dahulu mungkin berwujud seperti kendi (gentong) yang terbuat dari tembikar (tanah yang dibakar). Wallahu a’lam. Adapun anjuran bernafas 3x sebelum minum dari hadis di atas bermaksud supaya kita tidak tersedak saat minum. Juga bersesuaian dengan ilmu biologi.
4. Jangan minum dari mulut teko/geriba Dari Abu Said Al-Khudry berkata: Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang menunggingkan teko, kemudian minum dari mulut teko tersebut. [Bukhari dan Muslim]
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk minum dari mulut geriba. [Bukhari dan Muslim]
Dari Ummu Tsabit Kabsyah binti Tsabit (saudara perempuan dari Hasan bin Tsabits), ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumah saya kemudian beliau minum dengan berdiri pada mulut geriba yang tergantung, maka saya bangkit dan mulut geriba itu saya patahkan”. [Tirmizi, isnad hasan shahih] Ummu Tsabit mematahkan mulut geriba karena ia bermaksud mengambil berkah dari mulut geriba yang dibekasi oleh bibir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wallahu a’lam. Inilah salah satu contoh perbuatan yang akhirnya merusak masyarakat dengan menganggap apa-apa yang berhubungan dengan orang saleh akan membawa berkah. Perbuatan seperti itu akhirnya membawa kepada syirik.
5. Jangan Meniup minuman! Dari Abdullah bin Abi Qatadah dari bapaknya, katanya: Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melarang meniupkan nafas ke dalam bejana”. [Muslim]
Dari Abu Said Al-Khudry bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk meniup minuman. Kemudian ada seseorang bertanya: Bagaimana kalau saya melihat ada kotoran pada bejana tempat minum itu? Beliau SAW menjawab: “Tumpahkanlah minuman yang kena kotoran itu”. Ia bertanya lagi: Sesungguhnya saya tidak akan puas hanya dengan satu teguk saja. Beliau bersabda: “Kalau begitu sediakanlah gelas yang besar untuk memenuhi mulutmu”. [Tirmizi, isnad hasan shahih]
Dari Ibnu Abbas bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk bernafas dalam bejana meniupnya. [Tirmizi, isnad hasan shahih]
tempat
minum
atau
5. Boleh meniup minuman! Dari Anas katanya: Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meniup ke dalam minuman tiga kali. Kata beliau: “Itu lebih elok, lebih baik dan lebih bagus”. Kata Anas: karena itu aku meniup tiga kali setiap minum. [Muslim]
Bagaimana menyikapi hadis yang saling bercanggahan ini??? Jika dibandingkan antara Imam Muslim dan Imam Tirmizi, tentu saja Imam Muslim lebih utama. Jadi hadis dari beliau lebih dipercaya. Sehingga ulama berpendapat bahwa meniup minuman itu mubah (boleh), sebagaimana jika kita minum air yang panas maka akan menyebabkan bibir dan lidah kita dapat melepuh, tentu saja kita harus meniupnya agar dapat diminum. Apabila kita minum air dingin, tentunya kita tidak perlu meniupnya. Wallahu a‘lam.
6. Jangan minum dengan berdiri Dari Ibnu Abbas berkata: Saya pernah memberi minuman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sumur Zam-zam, kemudian beliau meminumnya dengan berdiri. [Bukhari dan Muslim]
Dari An-Nazzal bin Sabrah berkata: Ali [bin Abi Thalib] masuk ke pintu gerbang masjid, kemudian minum sambil berdiri, serta berkata: “Sesungguhnya saya pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuat sebagaimana apa yang kamu sekalian lihat saya perbuat ini. [Bukhari]
Dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau melarang seseorang untuk minum dengan berdiri. Qatadah bertanya kepada Anas: Bagaimana kalau makan? Anas menjawab: Kalau makan dengan berdiri maka itu jauh lebih jelek dan lebih buruk. [Muslim]
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kamu sekalian minum dengan berdiri. Barangsiapa yang terlupa maka hendaklah ia memuntahkannya”. [Muslim]
6. Jangan minum dengan berdiri Hadis-hadis di atas saling bercanggahan (bertentangan) satu sama lainnya. Ada yang mengatakan Rasulullah minum dengan berdiri, namun ada pula yang menolaknya. Dalam hal ini ulama memilih fatwa yang mengatakan “Jangan minum dengan berdiri.” Mari kita lihat kembali dalil-dalil hadis dari Bukhari, Muslim dan Tirmizi yaitu: • Dari Ibnu Abbas, An-Nazzal dari Ali bin Abi Thalib dan Ummu Tsabit, mereka mengatakan: “Kami melihat Rasulullah minum…”. Mereka hanya melihat kepada zahir perbuatan beliau. • Sedangkan dari Anas dan Abu Hurairah, mereka mengatakan: “Rasulullah melarang…”. Mereka mendengar langsung dari Rasulullah. Dari segi kekuatan hukum, maka yang lebih utama adalah mendengar langsung dari Rasulullah (sabda). Karena mungkin saja perbuatan Rasulullah itu dilakukan pada saat belum ada petunjuk dari ALLAH. Dan ketika sudah tiba petunjuk itu, maka Rasulullah segera meralatnya dengan sabda (perkataan langsung). Wallahu a’lam.
7. Haram minum dari bejana emas dan perak Dari Abdullah bin Zaid berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke tempat kami kemudian kami mengeluarkan air yang berada dalam bejana dari kuningan, beliau lantas berwudhu. [Bukhari]
Dari Hudzaifah berkata: Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk memakai kain sutera baik yang tipis maupun yang kasar, dan melarang untuk minum pada bejana yang terbuat dari emas dan perak, serta beliau bersabda: “Bejana [emas/perak] itu dipakai mereka [orang kafir] di dunia, dan bejana itu akan kamu pakai nanti di akhirat”. [Bukhari dan Muslim]
Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang minum pada bejana emas itu di dalam perutnya mengeram api neraka”. [Bukhari dan Muslim]
8. Doa sesudah minum Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya ALLAH Ta’ala sangat suka kepada hambaNYA yang mengucapkan tahmid (alhamdulillah) sesudah makan dan minum”. [Muslim] -----Kalimat tahmid artinya:
Alhamdulillah Segala puji bagi ALLAH
Wallahu a’lam. Hanya kepada ALLAH aku berserah diri.
----------© Rabi’ul Awal 1427 H / April 2006 M