Cover Dan Isi (photo Essay)

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cover Dan Isi (photo Essay) as PDF for free.

More details

  • Words: 661
  • Pages: 15
PHOTOGRAPHY (Photo Essay) Name

: Indri Zona Sejati

Class

: MC 9-5B

Topic

: Kebun Binatang Ragunan

Lecturer : Mr. Edward Tigor Siahaan

Date

: Selasa, 9 Januari 2007

Kebun Binatang Ragunan Kebun Binatang merupakan tempat rekreasi murah meriah yang paling menarik dan menyenangkan. Sambil bersantai menikmati waktu luang, Anda bisa melihat kehidupan berbagai binatang yang pastinya menghibur. Kebun Binatang Ragunan terletak kira-kira 15 km dari pusat kota Jakarta yaitu di bilangan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia. Awalnya kebun binatang yang dulu bernama Kebun Binatang Cikini ini terletak di daerah Cikini, didirikan pada tahun 1864. Tapi, sejak 22 Juni 1966 Kebun Binatang Cikini di pindahkan ke Ragunan dengan nama Taman Marga Satwa. Pada 22 Juni 1976 namanya dirubah dan diganti menjadi Kebun Binatang Ragunan (KBR). Sebagai objek yang rekreatif-edukatif memang keberadaan KBR sudah mampu menghibur masyarakat kelas bawah Indonesia. Namun bila dipandang dari aspek pariwisata, KBR belum memiliki kelas yang berkualitas. Areal KBR yang luas dimanfaatkan pengunjung dengan menggelar tikar dan bersantai sambil berpiknik bersama keluarga. Di sini sangat terlihat, bahwa pengunjung yang mendatangi KBR bukan untuk melihat binatang, melainkan hanya untuk berpiknik dibawah rindangnya pohon-pohon dan semilir angin. Hal-hal inilah yang membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di KBR. Ketidak antusiasan pengunjung sangat beralasan, ini dikarenakan hewan yang ada di KBR untuk dipamerkan pada saat ini sangat minim jumlahnya, dan terkesan kurang terawat. Untuk itulah pemerintah kota Jakarta sebagai pihak yang bertanggung jawab, seharusnya lebih memperhatikan lagi kondisi KBR. Sebagai salah satu kebun binatang atau taman margasatwa besar di Asia, dan membantu peresapan air kota Jakarta. KBR sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijadikan objek wisata nasional ataupun internasional. Asalkan KBR benar-benar dibenahi dan dikelola secara lebih profesional serta meningkatkan kualitasnya.

Petugas loket sedang bertransaksi, melayani pengunjung yang datang

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/100 f 5.0

Suasana diluar pintu masuk kebun binatang ragunan

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/200 f 5,6

Para pengunjung sedang mengantri tiket masuk

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/40 f 5.0

Seekor gajah mencoba meminta makanan dari pengunjung

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/80 f 5.0

Kegembiraan seorang anak saat melihat jerapah

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/200 f 5.6

Ibu Endah, setia berdagang pecel di KBR sejak 3 tahun yang lalu

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/40 f 5.6

Di salah satu sudut Kebun Binatang Ragunan (KBR), para pengunjung makan siang bersama keluarga

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/80 f 5.0

Beberapa anak sedang asyik bermain di Taman Satwa Anak-anak

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/20 f 7.1

Seorang bapak membelikan oleh-oleh untuk anaknya

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/320 f 5.6

Saatnya pulang, hari sudah sore

Camera Lens Exposure

: Canon EOS 350D : 18-55 mm : ISO 200 1/100 f 7.1

Behind The Scene Pada saat melakukan pengambilan gambar untuk photo essay, penulis tidak mengalami hambatan yang berarti. Ini dikarenakan topik yang diangkat oleh penulis adalah tempat wisata. Sehingga penulis dapat dengan leluasa mengambil gambar-gambar yang diperlukan bagi penulis. Hanya saja cuaca yang akhir-akhir ini sulit untuk diprediksi cukup menyulitkan penulis dalam mengambil gambar. Karena cuaca yang tadinya cerah berawan tiba-tiba saja berubah mendung. Untunglah cuaca kembali cerah berawan sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan cahaya yang pas pada saat mengambil gambar. Namun pada saat matahari pas diatas kepala, cahaya yang didapatkan sangat terik. Sehingga membuat pengambilan gambar sedikit terganggu, karena cahaya yang didapatkan selalu over. Maka pengambilan gambar pun harus dihentikan beberapa jam, agar mendapatkan cahaya yang ideal. Pemotretan pun dilakukan kembali pada pukul 15.00 sore. Dan pemotretan yang dimulai dari pukul 09.00 pagi, berakhir pada pukul 17.00 sore.

Related Documents

Daftar Isi Dan Cover
October 2019 29
Photo Essay
May 2020 7
Photo Essay
November 2019 16
Cover Dan Isi - Copy2.docx
December 2019 11