A. Lampu Katoda Berongga Lampu katoda berongga terdiri dari tabung kaca tertutup yang mengandung suatukatoda atau anoda. Katoda tersebut berbentuk silinder berongga yang terbuat dari atauyang permukaannya dilapisi dengan unsur yang sama dengan unsur yang akandianalisa. Tabung lampu tersebut diisi dengan gas mulia neon atau argon, intensitaspancaran lampu yang lebih tinggi (Khopkar,S.M.,2003). B. Nyala Larutan cuplikan masuk ke dalam nyala melalui alas nyala, berupa tetesan – tetesanyang sangat halus. Pada alas nyala ini sudah mulai terjadi penguapan air dari tetesan – tetesan tersebut, sebagian dari larutan cuplikan akan memasuki bagian nyala yangdisebut kerucut dalam sebagai butir – butir halus padat.Pada unit kerucut dalam ini terjadi penguapan pelarut lebih lanjut danpenguraian cuplikan menjadi atom – atom (atomisasi), dan didalam bagian ini pulaterjadi proses penyerapan sinar oleh atom – atom dan proses eksitasi. Sesudah masuk kedalam daerah kerucut dalam, maka atom – atom akan memasuki bagian nyala yangdisebut daerah reaksi. Di dalam daerah reaksi ini, atom – atom tersebut beraksi denganoksigen menjadi oksida- oksida. Oksida yang terbentuk dalam daerah reaksi tersebutkemudian akan memasuki lapisan luar nyala dan seterusnya (Ismono.1981) C. Monokromator Tujuan monokromator adalah untuk memilih garis pancaran tertentu danmemencilkannya dari garis – garis lain dan kemungkinan dari pancaran pita molekul.Kisi difraksi pada umumnya lebih sering dugunakan karena sebaran yang dilakukanoleh klisi lebih seragam dari pada yang dilakukan oleh prisma dan akibatnyainstrument kisi dapat memelihara daya pisah yang lebih tinggi sepanjang jangkapanjang gelombang yang lebih lebar (Basset,J.et.al.1994). D. Detektor Detektor dapat diatur sedemikian rupa pada nilai frekuensi tertentu, sehingga tidak memberikan respon terhadap emisi yang berasal dari eksitasi termal(Khopkar,SM.2003). E. Rekorder (Sistem Pencatat) Sistem pencatat yang digunakan pada instrument SSA berfungsi untuk mengubahsinyal yang diterima melalui bentuk digital, berarti sistem pencatat mencegah ataumengurangi kesalahan dalam pembacaan skala secara paralaks, kesalahan interpolasidiantara pembacaan skala dan sebagainya, serta menyeragamkan tampilnya data, yaitudalam satuan absorbansi, bahkan dengan adanya suatu mikroprosesor dapatdimungkinkan pembacaan langsung konsentrasi dari pada analit didalam sampel yangdianalisis (Haswel,S.J.1991). Cara Kerja Spektrofotmetri Serapan Atom Setiap alat SSA terdiri atas tiga komponen berikut : a) Unit atomisasib)
Sumber radiasic) Sistem pengukur fotometrik Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas.Temperatur harus benar – benar terkendali dengan sangat hati – hati agar prosesatomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bilatemperatur terlalu tinggi.Bahan bakar dan gas oksidator dimasukkan kedalam kamar pencampurkemudian dilewatkan melalui baffle menuju pembakar. Nyala akan dihasilkan.
Sampel dihisap masuk kekamar pencampur. Dengan gas asetilen dan oksidator udaratekan, temperatur dapat dikendalikan secara elektris. Biasanya temperatur dinaikkansecara bertahap, untuk menguapkan dan sekaligus mendisosiasikan senyawa yangdianalisis (Khopkar,S.M.2003)
Aulia Rahman Khani Selian : Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit BengkalisRiau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), 2008.USU Repository © 2009 Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom – atommenyerap cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifatunsurnya (Khopkar,2003).Perpanjangan spektrofotometri absorpsi atom ke unsur – unsur lain semulamerupakan akibat perkembangan spektroskopi pancaran nyala. Telah lama ahli kimiamenggunakan pancaran radiasi oleh atom yang dieksitasikan dalam suatu nyalasebagai alat analitis. Dalam tahun 1955 Walsh menekankan bahwa dalam suatu nyalayang lazim, kebanyakan atom berada dalam keadaan elektronik dasar bukannya dalamkeadaan tereksitasi. Misalnya untuk transisi yang menghasilkan garis natrium kuningpada 589 nm, rasio banyaknya atom tereksitasi terhadap keadaan dasar, pada 2700°C kira – kira adalah 6 x 10-4. absorpsi atom berkembang dengan cepat selama tahun1960, instrumen komersial menjadi tersedia, dan teknik itu sekarang sangat meluasdigunakan untuk penetapan sejumlah unsur, kebanyakan logam, dan sampel yangsangat beraneka ragam.Pada prinsipnya tentu saja tak ada masalah yang harus dikaitkan denganpengukuran absorbans dari populasi atom keadaan dasar yang terkungkung
dalamsuatu ruang cocok, namun terdapat jumlah kesulitan dalam memperolaeh populasitersebut dengan cara yang dapat diulang. Lazimnya suatu larutan yang mengandunglogam yang harus ditetapkan – misalnya Pb2+ atau Cu2+ dimasukkan kedalam nyalasebagai suatu aerosol, suatu kabut yang terdiri dari tetesan yang sangat halus. Ketikabutiran ini maju melewati nyala, pelarutnya menguap,dan di hasilkan bintik – bintik halus dari materi berupa partikel. Zat padat itu kemudian berdisosiasi, sekurangnyasebagian, untuk menghasilkan atom – atom logam. Semua tahap ini berlangsungdengan jarak beberapa sentimeter ketika partikel – partikel sampel itu diangkat dengankecepatan tinggi oleh gas – gas nyala. Bila disinari dengan benar, kadang – kadangdapat terlihat tetes – tetes sampel yang belum menguap keluar dari puncak nyala, dangas – gas nyala itu terencerkan oleh udara yang menyerobot masuk sebagai akibattekanan rendah yang diciptakan oleh kecepatan tinggi itu. Karena masalah kinetik yang serius dengan atomisasi nyala dan karena kepekaan menurun sangat banyak olehdiencerkannya populasi atom analit oleh gas – gas dalam nyala mata telahdikembangkan tanur istimewa untuk menggantikan nyala dalam spektrofotometriabsorpsi atom akhir – akhir ini. Tanur ini membawa masalahnya sendiri namunmenawarkan juga keunggulan (Underwood,1998).Jika suatu larutan yang mengandung suatu garam logam (atau senyawa logam)dihembuskan kedalam suatu nyala (misalnya asetilena yang terbakar diudara), dapatlah terbentuk uap yang mengandung atom – atom tersebut. Tetapi, jumlah jauhlebih besar dari atom logam bentuk gas itu normalnya tetap berada dalam keadaan tak terekstraksi atau dengan perkataan lain dalam keadaan dalam keadaan dasar.Atom – atom keadaan dasar ini mampu menyerap energi cahaya yang panjanggelombang radiasi yang akan dipancarkan atom – atom itu bila tereksitasi darikeadaan dasar.Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi itu dilewatkan nyala yangmengandung atom – atom bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan diserap, dan jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan da saryang berada dalam nyala. Inilah asas yang mendasari Spektrofotometri Serapan Atom(SSA) (Basset,J.et.al.1994). 2.7.2. Instrumentasi2.7.2.1. Skema Perlatan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Keterangan Gambar : A = Lampu katoda beronggaB = NyalaC = MonokromatorD = DetektorE = AmplifierF = Rekorder
Kebutuhan unsur hara untuk tanaman kelapa sawit biasanya diduga melalui analisis dari bahan panen dan daun,batang sebagai pedoman yang mudah untuk dapat memberikan indikasi kebutuhan unsur hara buatan tanaman kelapa sawit adalah dari hasil analisis daun. Hal ini disebabkan karena daun merupakan bagian yang paling efektif dari tanaman. Dari hasil analisis daun akan dapat diperoleh petunjuk secara kuantitatif unsur hara yang diserap oleh tanaman baik yang berasal dari tanah, air hujan, dan pupuk yang ditambahkan. Interpretasi hasil analisis daun secara nyata dapat menunjukkan defisiensi yang terjadi dengan membandingankan angka tarif krisis untuk daun kelapa sawit. Dari angka hasil analisis daun yang diperoleh dari laboratorium kemudian dibandingkan dengan angka tarif krisis, maka akan dapat disimpulkan gejala kekurangan unsur hara tertentu. Pada tanaman, Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion yang tergantung pada jenis mineral pembentuk tanah dan kondisi cuaca setempat, Kalium di dalam jaringan tetap berbentuk ion dan tidak ditemukan dalam bentuk senyawa organik yang bersifat mudah bergerak sehingga siap dipindahkan dari satu organ ke organ lain yang membutuhkan.Secara umum peran kalium berhubungan dengan proses metabolisme seperti fotosintesis dan respirasi, sedangkan Gejala awal defesiensi Kalium pada tanaman adalah terlihat pada daun yang muncul warna kuning di pinggir dan diujung daun yang sudah tua, yang akhirnya mengering dan rontok yang diikuti dengan batang dan cabang yang lemah dan mudah rebah. Berdasarkan uraian di atas maka
dilakukan analisa unsur hara Kalium pada daun kelapa sawit secara spektrofotometri.
Kalium juga memainkan peran penting dalam tubuh kita. Kalium digunakan dalam kontraksi otot, keseimbangan cairan dan pH, kesehatan tulang, dan membantu untuk mencegah batu ginjal. Ini adalah unsur kedelapan yang paling berlimpah dalam tubuh manusia berat. Kalium pertama kali diisolasi oleh ahli kimia Inggris Sir Humphry Davy pada tahun 1807. Dia menggunakan listrik untuk memisahkan elemen dari garam kalium. Kalium mendapatkan namanya dari kalium garam ketika kalium pertama kali diisolasi. simbol K untuk unsur berasal dari bahasa Latin kata “kalium”, yang berarti kalium. Ada tiga isotop kalium yang terjadi secara alami: kalium -39, kalium-40, dan kalium-41. Sebagian besar (93%) dari kalium yang ditemukan di alam adalah kalium-39.