Contoh Tatib Sekoah.docx

  • Uploaded by: Washil Arul
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Contoh Tatib Sekoah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 10,521
  • Pages: 22
I. ACUAN DASAR TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH

ACUAN DASAR

AT IO

U AL M

SL

N AL MU

N

SA

IM SL

YAY A

TATA TERTIB SMA AL MUSLIM

IM F O U N D

TAHUN PELAJARAN 2011-2012

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SMA AL MUSLIM TAMBUN SELATAN KABUPATEN BEKASI JAWA BARAT 2011

Sebagai acuan dasar, tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah bersumber pada: nilai-nilai keislaman (akhlak mulia), nilai sosial budaya (seperti adat istiadat setempat yang dihormati), tetapi tetap dalam kerangka pengembangan budaya nasional, hak-hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai lain yang mendukung proses pendidikan yang efektif. Mengingat sifatnya yang mencerminkan kebutuhan sekolah dalam konteks masyarakat lokal, tatakrama dan tata kehidupan sosial sekolah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Program pembentukan kepribadian dan program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (schoolbased quality improvement) sebagai salah satu manajemen pendidikan kita masa depan, yang telah dirintis di sejumlah sekolah. Dalam penyusunan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, sedikitnya ada dua acuan dasar yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan, yaitu: aspek nilai dasar dan aspek tata hubungan yang perlu dikembangkan oleh sekolah. A. Nilai Dasar Beberapa aspek nilai dasar yang dikembangkan dalam perumusan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, antara lain: ketaqwaan, sopan santun pergaulan, kedisiplinan, ketertiban, kebersihan/kesehatan/kerapian, dan keamanan. Disamping itu, setiap tata tertib perlu diikuti dengan berbagai larangan, sanksi dan penghargaan. Hal itu dimaksudkan untuk menjamin agar peraturan sekolah dapat berjalan dan tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.

1. Ketaqwaan

Ketaqwaan adalah nilai dasar pertama dan utama yang menjadi perhatian sekolah dalam menyusun tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah. Nilai ini adalah nilai universal yang melandasi keseluruhan nilai-nilai yang dikembangkan sekolah dalam membentuk kepribadian siswa. Beberapa kegiatan yang berlandaskan nilai ketaqwaan yang perlu diperhatikan adalah: - Berdoa sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dan ketika kegiatan belajar mengajar berakhir - Melaksanakan ibadah bersama di sekolah (Shalat Duha, Dzuhur, Ashar, Shalat Jumat dan Shalat Tahajud pada saat Qiyyamullail). - Melaksanakan dan mengikuti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan bersama (antara lain memperingati hari-hari besar keagamaan, membantu fakir miskin dan anak yatim piatu, dsb) - Mendoakan dan menjenguk kepala sekolah, guru pegawai sekolah, teman atau keluarga mereka yang sakit atau ditimpa kesusahan - Mengingatkan teman yang lalai melaksanakan ibadah secara arif dan bijaksana - Menegur dan mencegah teman yang melanggar hukum agama atau tatakrama dan tata tertib kehidupan sekolah

2. Sopan Santun Pergaulan Tata pergaulan antar siswa dan antar warga sekolah merupakan salah satu unsur sikap dan prilaku yang dapat diamati dalam kehidupan sekolah. Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan nilai dan tata pergaulan di sekolah antara lain: - Mengucapkan salam antar sesama teman, dengan kepala sekolah dan guru, serta dengan karyawan sekolah lainnya, serta dengan tamu sekolah apabila bertemu . - Menghormati dan menghargai kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, para tamu dan orang lain yang dianggap lebih tua di sekolah. - Saling menghormati antar sesama siswa, menghargai perbedaan dalam memilih teman belajar, teman bermain, dan bergaul baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan menghargai perbedaan latar belakang sosial budaya masing-masing. - Menghormati ide, pikiran dan pendapat, hak orang lain, dan hak milik teman dan warga sekolah. - Berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan menyatakan sesuatu yang benar adalah benar. (Sikap berani karena benar) - Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain. - Membiasakan diri mengucapkan terima kasih kalau memperoleh bantuan atau jasa dari orang lain. - Berani mengakui kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan meminta maaf apabila merasa melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain.(Berani bertanggungjawab). - Menggunakan bahasa (kata) yang sopan dan beradab yang membedakan hubungan dengan orang lebih tua dan teman sejawat, dan tidak menggunakan kata-kata kotor dan kasar, cacian, dan pornografi.

3. Kedisiplinan/Ketertiban

Disiplin atau tertib adalah suatu sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Beberapa kegiatan yang perlu dibudayakan di sekolah berkaitan dengan nilai dasar ini antara lain: - Tepat waktu masuk sekolah/kegiatan belajar, mengikuti pertemuan, atau kegiatan lain yang dijadwalkan sekolah. - Menumbuhkembangkan sifat sabar dan membiasakan budaya antri bagi siswa dan warga sekolah dalam mengikuti berbagai kegiatan sekolah dan luar sekolah yang berlangsung bersama-sama. - Menjaga suasana ketenangan belajar baik di kelas, perpustakaan, laboratorium, maupun di tempat lainnya. - Mentaati jadwal kegiatan sekolah, seperti penggunaan dan peminjaman buku di perpustakaan, penggunaan laboratorium dan sumber belajar lainnya.

4. Kebersihan/Kesehatan/Kerapian

Beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan dalam membudayakan nilai-nilai ini, antara lain:

-

Membiasakan siswa dan warga sekolah membuang dan memilah sampah (organic dan anorganik) sesuai tempatnya. Mengingatkan dan menegur siswa atau warga sekolah yang membuang sampah di sembarang tempat. Mengatur jadwal piket siswa untuk membersihkan tempat makan, ruang belajar, taman sekolah dan lingkungan sekolah. Membiasakan siswa menjaga kebersihan dan kesehatan badan, kerapian pakaian (bersih dan sopan), rambut, kuku, dan semacamnya, kebersihan dan kerapihan alat tulis, alat shalat dan alat/inventaris sekolah lainnya Tidak mengizinkan siswa merokok. Kepala sekolah, guru dan pegawai TU tidak merokok.

5. Keamanan

Nilai keamanan harus menjadi landasan bagi siswa dan warga sekolah dalam berbagai kegiatan baik di dalam maupun di luar sekolah. Beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan, antara lain: - Menjaga keamanan diri, teman, warga sekolah, barang-barang perlengkapan sekolah milik pribadi dan inventaris sekolaj, dan hak milik dalam belajar di ruang kelas, laboratorium, kegiatan olahraga, dan kegiatan belajar serta kegiatan bermain lainnya. - Menjaga keamanan dan keutuhan hak milik pribadi dan inventaris sekolah dari pihak-pihak yang mengganggu baik dari dalam maupun luar sekolah. - Menjaga keamanan sekolah dari pengaruh negatif baik dari luar maupun dari dalam sekolah, seperti pengedaran obat-obatan terlarang (narkoba), adu domba dengan warga sekolah maupun warga sekolah lain, dan upaya provokasi lainnya.

6. Kejujuran

Kejujuran adalah sesuatu yang dilakukan dan tidak bertentangan dengan hati nuraninya (kebenaran). Kejujuran merupakan salah satu nilai dasar yang harus ditanamkan kepada seluruh siswa dalam rangka membentuk kepribadian siswa. Beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan dalam menanamkan kejujuran ini, antara lain: - Membiasakan diri untuk berkata benar/jujur (tidak berbohong) dan tidak memfitnah orang lain. - Membiasakan diri untuk tidak menyontek dan memberikan contekan pada orang lain. - Membiasakan diri untuk tidak berbuat kebohongan dan kecurangan. - Membiasakan diri untuk selalu menepati janji.

7. Tanggung jawab Bertanggung jawab mengandung arti berkewajiban menanggung atau memikul tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan nilai dasar yang tidak kalah penting dengan nilai dasar yang lain. Beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan, antara lain: - Melaksanakan tugas piket di sekolah dengan baik - Melaksanakan secara sungguh-sungguh seluruh tugas yang diberikan oleh sekolah - Taat memakai pakaian seragam sekolah yang telah ditetapkan - Selalu menyampaikan amanah/pesan yang diemban/ditugaskan baik dari orang tua, guru, teman dan orang lain.

8. Kebersamaan

Kebersamaan adalah suatu tekad yang dilakukan secara bersama dalam rangka untuk mencapai satu tujuan. Kebersamaan merupakan wujud kepedulian terhadap sesama. Beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan dalam nilai ini, antara lain: - Mengumpulkan dana untuk membantu teman yang tidak mampu atau mengalami kesulitan ekonomi - Mengunjungi teman, guru, karyawan sekolah yang mendapat musibah, maupun kunjungan silaturahmi - Melarang dan melerai siswa yang berkelahi - Melaksanakan kerja bakti di sekolah

9. Keadilan

Keadilan yaitu suatu tindakan yang dilakukan dengan tidak memihak. Nilai dasar keadilan sangat perlu ditegakkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan, antara lain: - Membiasakan budaya antri (misalnya: mengambil air wudhu, menggunakan fasilitas laboratorium, perpustakaan, alat-alat olah raga, membayar SPP, dll) - Membagi tugas kelompok secara merata sesuai dengan kemampuan masingmasing - Berani membela kebenaran dalam setiap langkah dan perbuatan - Tidak memperlakukan orang lain secara semena-mena - Menggunakan fasilitas sekolah sesuai dengan peruntukannya

10. Respek

Respek adalah menaruh hormat atas perbuatan yang mulia. Nilai ini perlu dimiliki oleh seluruh siswa, guru, warga sekolah, dan masyarakat. Hal tersebut akan membawa kita kearah yang lebih baik. Beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan, antara lain: - Menghargai pendapat teman dalam berdiskusi - Menghargai orang tua, guru dan karyawan serta orang lain

-

Mau menerima saran dan kritik dari orang lain Tidak segan-segan untuk memberikan pujian atas hasil karya orang lain Membiasakan menyumbang/memberikan infaq untuk kepentingan umum seperti anak yatim piatu, kaum duafa, korban bencana, masjid dll.

B. Tata Hubungan Yang Dikembangkan Aspek tata hubungan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, yaitu: siswa, warga sekolah lainnya (kepala sekolah, guru, tenaga administratif), dan orangtua/masyarakat.

1. Siswa

Tata hubungan yang paling penting untuk diperhatikan sekolah dalam membuat tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial di sekolah adalah tata hubungan siswa. Hal ini sangat penting karena siswa adalah subjek pendidikan dan pembelajaran yang sedang mengalami pertumbuhan kejiwaan, pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi yang dimilikinya. Oleh karena itu, tata tertib dan peraturan sekolah bagi siswa perlu mengatur hubungan: - siswa dengan siswa; - siswa dengan guru dan kepala sekolah; - siswa dengan tenaga administratif dan karyawan sekolah lainnya (satpam, office boy, kantin, dll.) - siswa dengan masyarakat (tamu, orang tua, tokoh masyarakat, dsb); - siswa dengan lingkungannya. Pengaturan hubungan siswa dengan warga sekolah, masyarakat dan lingkungannya hendaknya tetap mengacu pada nilai-nilai dasar yang telah dibahas terdahulu atau nilai-nilai lainnya yang dipandang penting oleh sekolah dan masyarakat sekitarnya.

2. Kepala Sekolah, Guru dan Pegawai Sekolah

Tata hubungan antar warga sekolah lainnya yang meliputi kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan serta staf administratif perlu diatur agar masingmasing unsur mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama dalam menciptakan kultur sekolah yang dapat menunjang pembentukan kepribadian dan akhlak siswa. Beberapa hal yang perlu diatur dalam tata hubungan ini antara lain: - Hubungan kolegial dan profesional antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru/kepala sekolah dengan tenaga lainnya, seperti tenaga laboratorium, pustakawan, penjaga sekolah, dan lain-lain. - Keteladanan warga sekolah dalam sikap, ucapan, dan tindakan sehari-hari di sekolah berdasarkan nilai dasar yang telah disepakati. Tugas dan tanggungjawab bagi setiap warga sekolah untuk ikut memberikan bimbingan kepada siswa berdasarkan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah yang telah disepakati.

3. Orangtua dan Masyarakat Tata hubungan sekolah dengan orangtua dan masyarakat dimaksudkan untuk mendukung penciptaan suasana yang kondusif bagi proses pembelajaran siswa yang efektif dan pengembangan kepribadian serta budi pekerti siswa baik di sekolah maupun di rumah. Tata hubungan sekolah dengan orangtua dan masyarakat paling tidak memuat: - Upaya dan bantuan orangtua untuk ikut serta mendidik anak-anaknya dalam bersikap, berpri-laku, dan belajar di rumah dalam upaya mendukung pendidikan budi pekerti in action di sekolah. Saling tukar informasi antara sekolah dan orangtua tentang perkembangan kepribadian dan belajar anak masing-masing serta upaya mencari alternatif pemecahan bilamana anak mereka mengalami hambatan belajar atau masalah etika dan moral. - Pemecahan masalah apabila terdapat kesalahfahaman antara sekolah dan orangtua dalam pendidikan anak-anaknya. II. LARANGAN, SANKSI, DAN PENGHARGAAN A. Larangan-larangan Pada dasarnya larangan adalah semua kegiatan atau sikap yg bertentangan dengan tata tertib dan peraturan sekolah yang disepakati bersama. Namun demikian, ada beberapa larangan yang secara eksplisit disepakati untuk tidak dilakukan siswa dan warga sekolah lainnya di sekolah antara lain: - Merokok, minum-minuman keras, mengedarkan dan mengkonsumsi narkotika, obat psikotropika, dan obat terlarang lainnya (narkoba), dan berpacaran. - Berkelahi baik perorangan maupun kelompok (tawuran), di dalam sekolah atau di luar sekolah. - Membuang sampah tidak pada tempatnya - Mencoret dinding bangunan, pagar sekolah, perabot dan peralatan sekolah lainnya. - Berbicara kotor, mengumpat, bergunjing menghina atau menyapa antar sesama siswa atau warga sekolah dengan kata sapaan atau panggilan yang tidak senonoh. - Membawa barang yang tidak ada hubungan dengan kepentingan sekolah, HP berkamera, seperti senjata tajam atau alat-alat lain yang membahayakan keselamatan orang lain. - Membawa, membaca, atau mengedarkan bacaan, gambar, sketsa, audio, atau video pornografi. - Membawa kartu judi atau alat sejenisnya dan bermain judi di lingkungan sekolah.

B. Sanksi dan Penghargaan Sanksi adalah hukuman yang diberikan kepada siswa atau warga sekolah lainnya yang melanggar tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah, khususnya larangan-larangan yang secara eksplisit ditetapkan oleh sekolah. Sanksi yang ditetapkan harus bersifat mendidik, tidak bersifat hukuman fisik, dan tidak menimbulkan trauma psikologis. Sanksi dapat diberikan secara bertingkat dari yang paling ringan sampai yang seberat-beratnya. Sanksi ini bisa berupa: - Teguran lisan atau tertulis bagi yang melakukan pelanggaran ringan terhadap ketentuan sekolah yang ringan. - Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya mencuci piring/rantang, membersihkan ruang/halaman sekolah, kesegaran jasmani, membuat rangkuman buku tertentu, menerjemahkan tulisan berbahasa Inggris, menghafal ayat-ayat Al Quran dan lain-lain. - Melaporkan secara lisan dan tertulis kepada orangtua siswa tentang pelanggaran yang dilakukan putera-puterinya. - Memanggil yang bersangkutan bersama orangtuanya agar yang bersangkutan tidak mengulangi lagi pelanggaran yang dilakukan. - Melakukan skorsing kepada siswa apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran peraturan sekolah berkali-kali dan cukup berat(sesuai dengan tata tertib). - Mengeluarkan yang bersangkutan dari sekolah; misalnya: yang bersangkutan tersangkut perkara pidana dan perdata yang dibuktikan bersalah oleh pengadilan, melakukan pelanggaran berat. Penghargaan diberikan oleh sekolah kepada siswa atau warga sekolah yang mempunyai kepribadian baik, tidak pernah melakukan pelanggaran terhadap tata tertib dan peraturan sekolah atau warga sekolah yang patut diteladani. Penghargaan ini bisa diberikan kepada satu orang atau lebih yang dilakukan setiap semester atau setiap tahun dan diumumkan pada acara khusus, misalnya pada upacara bendera, pertemuan dengan orang tua,dsb. III. PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah merupakan pegangan setiap warga sekolah: siswa, guru, kepala sekolah, tenaga administratif, dan orangtua siswa dalam menciptakan iklim dan kultur sekolah yang mendukung pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi siswa dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, tata tertib dan peraturan sekolah harus disusun dengan benar, dilaksanakan secara konsekuen, serta dipantau dan dievaluasi secara terus menerus, agar dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan yaitu:

membentuk akhlak mulia dan budi pekerti luhur serta meningkatkan prestasi belajar siswa. A. Penyusunan Tata Tertib Penyusunan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah mempertimbangkan hal–hal sebagai berikut: 1. Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial mengacu pada nilai-nilai dasar (ketaqwaan, sopan santun pergaulan, kedisiplinan, ketertiban, kebersihan/kesehatan/ kerapian) yang disepakati oleh setiap warga sekolah serta mencakup keseluruhan tata hubungan dalam sekolah (siswa, kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, dan orang tua serta masyarakat). 2. Tatakrama dan tata tertib dibuat oleh sekolah dengan melibatkan guru, pegawai sekolah, siswa, dan orangtua/masyarakat untuk mewadahi berbagai tuntutan, kebutuhan, dan keinginan masing-masing pihak dalam mengatur kehidupan sekolah yang diinginkan. 3. Tatakrama dan tata tertib yang disusun sekolah diharapkan dapat mengembangkan ciri yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah lain yang merefleksikan visi dan misi sekolah sesuai dengan sosio kultural setempat. 4. Sebelum ditetapkan, tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah yang telah disusun bersama hendaknya diketahui dan ditandatangani oleh pihakpihak yang berkepentingan dan terlibat langsung dalam kegiatan pendidikan (stakeholder) di sekolah, yaitu: kepala sekolah, wakil guru, wakil pegawai sekolah, wakil siswa, wakil orangtua/BP3/masyarakat, dan pengawas sekolah. B. Pelaksanaan Tata Tertib Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah adalah: 1. Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah perlu disosialisasikan terlebih dahulu kepada seluruh warga sekolah, termasuk kepada penjaga sekolah dan petugas keamanan sekolah (Satpam), serta orangtua siswa. 2. Tatakrama dan tata tertib sekolah dicetak dalam bentuk buku saku yang dapat dibawa kemana saja oleh siswa. Buku saku tata tertib ini hendaknya dapat dibaca dan ditandatangani oleh siswa dan orangtua siswa, sebagai tanda bahwa mereka menyetujui isi buku tata tertib tersebut, dan bersedia menjalani sanksi jika siswa melanggarnya. 3. Dalam pelaksanaan tatakrama dan tata tertib, kepala sekolah membentuk Tim Piket Sekolah yang bertugas memantau dan mengawasi sikap, ucapan dan tindakan siswa di sekolah. Sementara itu, setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya bertanggungjawab dalam mengawasi, memantau dan menilai prilaku siswa di kelas masing-masing. Hasil pemantauan dan penilaian guru dilaporkan setiap minggu kepada wali kelas untuk dimasukkan ke dalam catatan portfolio budi pekerti siswa yang bersangkutan.

4. Guru bersama-sama dengan wali kelas dan guru pembimbing (BP) mencermati, mengawasi, dan menegur setiap siswa yang bermasalah dan sekaligus membantu yang bersangkutan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 5. Hasil pemantauan dan penilaian budi pekerti siswa yang terdapat dalam portfolio masing-masing merupakan bahan catatan yang harus disampaikan kepada orangtua siswa secara berkala atau pada setiap semester. Pada setiap akhir tahun pelajaran, hasil penilaian ini merupakan salah satu bahan untuk menentukan kelayakan siswa yang bersangkutan pantas naik kelas atau tamat belajar. IV. PENUTUP Program pendidikan budi pekerti yang dipraktikan dalam kehidupan seharihari di sekolah akan berhasil apabila: (a) siswa, kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan orangtua siswa memahami dan mempunyai komitmen yang kuat dalam melaksanakan tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah tersebut, (b) siswa dan warga sekolah dilatih dan dibiasakan untuk menaati nilai dan norma yang telah disepakati dan melaksanakan tata tertib dalam kehidupan sehari-hari di sekolah dan di rumah, dan (c) kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, dan orangtua memberikan contoh dan teladan dalam melaksanakan tata kehidupan sosial sekolah tersebut. Pemahaman dan komitmen yang kuat dapat dilihat dari upaya yang sungguhsungguh dari setiap warga sekolah dan orangtua untuk melaksanakan ketentuan sekolah yang telah dibuat bersama secara konsekuen, dengan menerapkan semua ketentuan yang ada, khususnya sanksi bagi para pelanggar tanpa pandang bulu. Namun demikian, penerapan tatakrama dan tata tertib bukanlah semata-mata diarahkan untuk memberikan sanksi tetapi yang paling penting adalah melakukan internalisasi nilai-nilai dasar melalui latihan dan pembiasaan, sehingga setiap siswa dapat melakukan dengan kesadaran sendiri, tanpa merasa dipaksa. Hal ini akan terjadi apabila kepala sekolah, guru, tenaga administratif, dan orangtua memberikan contoh konkrit dan teladan dalam melaksanakan tatakrama dan tata tertib tersebut. Kita jangan terlalu berharap banyak agar siswa tidak merokok, apabila guru, kepala sekolah dan tenaga administratif juga masih merokok di lingkungan sekolah. Pedoman ini hanya merupakan rambu-rambu umum untuk membantu sekolah dalam menata pendidikan budi pekerti yang langsung dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah dapat mengembangkan sendiri nilai-nilai dasar sesuai dengan keadaan, agama dan kultur masyarakat setempat.

TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA

AL M U

SL

AT IO

U AL M

N

N SA

IM SL

YAY A

TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI SISWA

IM F O U N D

Buku Siswa Nama Siswa : ________________________ Kelas : ________________________ Alamat : ________________________ ________________________

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL MUSLIM JL. RAYA SETU KP. BAHAGIA, TAMBUN TAMBUN SELATAN, BEKASI JAWA BARAT 2011

I. KETENTUAN UMUM 1. Tatakrama dan tata tertib sekolah dimaksudkan sebagai rambu-rambu bagi siswa dalam bersikap dan bertingkah laku, berucap, bertindak dan melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka menciptakan iklim dan kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif. 2. Tatakrama dan tata tertib sekolah ini dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut sekolah dan masyarakat sekitar, yang meliputi: nilai ketaqwaan, sopan santun pergaulan, kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, kesehatan, kerapian, keamanan, dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar yang efektif. 3. Setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam tatakrama dan tata tertib ini secara konsekuen dan penuh kesadaran. 4. Setiap siswa wajib menegur dan melaporkan setiap pelanggaran tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa-siswi lainnya Pasal 1 PAKAIAN SEKOLAH

1. Pakaian Seragam

Siswa wajib mengenakan pakaian seragam sekolah dengan ketentuan sebagai berikut: a. Umum 1) Sopan dan rapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2) Seragam sekolah : a.Senin, Selasa dan Kamis menggenakan Baju putih, celana sesuai dengan ketentuan b. Rabu mengenakan seragam batik, bawahan sesuai dengan ketentuan c. Jumat mengenakan seragam pramuka lengkap d. Shalat Jumat wajib mengenakan kopiah e. Sabtu mengenakan pakaian bebas sesuai dengan norma islam (tidak ketat, tidak transparan, menutup aurat, tidak mengenakan celana pendek) 3) Memakai badge dan identitas sekolah lengkap 4) Memakai ikat pinggang warna hitam 5) Mengenakan sepatu Fantofel kecuali pada hari yang terdapat jam pelajaran Olahraga (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) diperbolehkan mengenakan sepatu cat/olahraga. 6) Kaos kaki warna gelap disesuaikan dengan sepatu. 7) Pakaian tidak terbuat dari kain yang tipis dan tembus pandang(transparan), tidak ketat dan tidak memperlihatkan bentuk tubuh (sesuai standar model)

8) Tidak mengenakan perhiasan dan atau asesoris yang mencolok 9) Mengenakan kaos dalam (singlet) 10) Menutup aurat b. 1) 2) 3) 4) 5)

Khusus Laki-laki Baju dimasukkan kedalam celana, kecuali batik Panjang dan lebar celana sesuai ketentuan Celana dan lengan baju tidak digulung Celana tidak disobek atau dijahit cutbrai Mengenakan dasi ketika masuk/selama berada di lingkungan al muslim

c. 1) 2) 3)

Khusus Perempuan Baju panjang hingga 10 Cm di atas lutut dan menutupi pinggul Mengenakan celana panjang sesuai ketentuan Mengenakan jilbab sesuai dengan kaidah islam (tidak tranparan, menutupi dada, Mengenakan dalaman jilbab/rambut tidak terlihat keluar jilbab) a. Senin s/d kamis jilbab warna putih b. Jumat jilbab pramuka 4) Tidak memakai perhiasan atau asesoris yang berlebihan dan mencolok 5) Lengan baju tidak digulung

2. Pakaian Olah raga

Untuk pelajaran olah raga siswa wajib memakai pakaian olah raga yang telah ditetapkan sekolah, wanita berjilbab sesuai ketentuan sekolah) Pasal 2 RAMBUT, KUKU, TATO, MAKE UP, ASESORIS/PERHIASAN 1. Umum: Siswa dilarang ; 1) Berkuku panjang 2) Mengecat rambut dan kuku 3) Bertato 4) Menggunakan lensa kontak kecuali dengan ijin dokter karena kelainan mata. 2. Khusus Siswa Laki-laki 1) Berambut cepak(2 cm)/tidak berambut panjang/tidak menyentuh telinga dan krah baju 2) Tidak bercukur dengan model yang tidak wajar (umum) 3) Rambut tidak berkuncir, tidak dicat/diwarnai 4) Tidak memakai celak atau yang menyerupai celak 5) Tidak memakai kalung, anting, gelang dan assesoris/perhiasan lainnya yang tidak wajar dan menyerupai kewanitaan.

3. Khusus Siswa Perempuan Tidak memakai make-up, lipstik atau sejenisnya kecuali bedak tipis Pasal 3 MASUK DAN PULANG SEKOLAH 1. Siswa wajib hadir di sekolah sebelum bel tanda masuk sekolah berbunyi 2. Ketidak hadiran : a. Apabila siswa tidak dapat hadir di sekolah orang tua siswa wajib memberikan laporan/kabar kepada pihak sekolah sebelum 13.00 melalui telphon, sms, surat, fax) ijin yang diberikan melalui pesan teman siswa dianggap tidak berlaku. b. Apabila orang tua tidak memberikan ijin/kabar kepada sekolah sampai dengan pukul 13.00 maka siswa yang bersangkutan dianggap tidak hadir tanpa keterangan (Alpha) c. Guru piket akan menelphon orang tua siswa untuk menginformasikan siswa yang tidak hadir tanpa keterangan untuk setelah pukul 13.00, d. Ijin ketidakhadiran siwa hanya diberikan maksimal 3 hari, kecuali ijin umroh, berhaji dan berduka. Siswa yang tidak masuk karena ijin melebihi 3 hari kelebihannya dianggap tidak hadir tanpa keterangan (alpha) e. Ketidak hadiran karena alpha (tanpa keterangan) : 1) Alpha 1 X diberi teguran secara lisan dan diberikan bimbingan oleh BP/BK, PA serta sanksi oleh piket. PA memberikan laporan lisan kepada orang tua 2) Alpha 2 X diberikan teguran tertulis (SP 1), guru piket memberikan sanksi/tugas kepada siswa yang bersangkutan, orang tua siswa diundang ke sekolah untuk memecahkan masalah bersama guru BP/BK, PA dan waka kesiswaan/kepala sekolah 3) Alpha 3 X diberikan teguran guru piket memberikan sanksi/tugas kepada siswa yang bersangkutan. 4. Alpha 4 X diberikan teguran tertulis (SP 2), guru piket memberikan sanksi/tugas kepada siswa yang bersangkutan, orang tua siswa diundang ke sekolah untuk memecahkan masalah bersama guru BP/BK, PA dan waka kesiswaan/kepala sekolah 5. Alpha 5 X siswa diberikan teguran/nasihat oleh PA, Piket, Wakasek dan guru piket memberikan sanksi/tugas kepada siswa yang bersangkutan, 6. Alpha 6 X siswa diberikan teguran ertulis (SP3), guru piket memberikan sanksi kepada siswa yang bersangkutan. Orang tua diundang ke sekolah untuk memecahkan masalah dan mendapatkan tembusan SP3 7. Alpha 7 X siswa mendapatkan sanksi skorsing 1 minggu (5 hari efektif), orang tua diundang ke sekolah untuk memecahkan masalah bersama pihak sekolah.

8. Alpha 8 X orang tua siswa diundang ke sekolah dan siswa dikembalikan kepada orang tua (dikeluarkan dari sekolah/DO) 3. Keterlamabatan : (keterlambatan akan diakumulasikan selama satu tahun/dua semester) a. Terlambat datang ke sekolah harus lapor pada guru piket dan guru piket memberikan informasi keterlambatan kepada orang tua melalui telp atau sms. b. Terlambat 1 X wajib lapor piket, diberikan bimbingan, sanksi dan diijinkan masuk kelas pada pukul 08.30 c. Terlambat 2X wajib lapor piket dan diijinkan masuk pukul 08.30 setelah diberikan tugas/sanksi oleh piket. d. Terlambat 3X wajib lapor piket dan diijinkan masuk jam ke -3 (08.30) setelah diberi sanksi dan bimbingan oleh piket, siswa mendapatkan SP 1. Orang tua diundang ke sekolah untuk mengatasi masalah bersama PA dan BP/BK e. Terlambat 4X wajib lapor piket dan diberi sanksi dan dijinkan masuk jam 08.30. Bimbingan diberikan oleh PA/BP/BK. f. Terlambat 5X siswa lapor ke piket dan diijinkan masuk pada jam ke-3 (08.30) stelah diberi sanksi dan bimbingan oleh piket. Bimbingan diberikan oleh PA dan BP/BK. g. Terlambat 6X siswa lapor ke piket dan dan diijinkan masuk pada jam ke-3 (08.30) stelah diberi sanksi dan bimbingan oleh piket. Orang tua siswa diundang ke sekolah untuk memberikan solusi keterlambatan bersama siswa. Sekolah akan memberikan SP-2 (Surat Peringatan 2) h. Terlambat 7X siswa lapor ke piket, kemudian siswa dipulangkan jika ada orang tua di rumah. Jika orang tua tidak ada maka siswa belajar di luar kelas hingga sore dan mendapatkan tugas dari sekolah. i. Terlambat 8X siswa lapor piket dan diijinkan masuk pada jam ke-3 (08.30) stelah diberi sanksi oleh piket. Sekolah akan memberikan SP-3 (Surat Peringatan -3), orang tua siswa diundang ke sekolah untuk bersama memberikan solusi keterlambatan. j. Terlambat 9X siswa lapor piket dan diijinkan masuk pada jam ke-3 (08.30) stelah diberi sanksi oleh piket. Siswa akan diberikan sanksi skorsing 3 hari. Orang tua diundang ke sekolah untuk memberikan solusi keterlambatan. k. Terlambat 10 X siswa lapor piket, kemudian siswa dipulangkan jika ada orang tua di rumah. Jika orang tua tidak ada maka siswa belajar di luar kelas hingga sore dan mendapatkan tugas dari sekolah. l . Terlambat 11X siswa lapor piket, siswa diijinkan masuk jam ke-3 (08.30) dan orang diundang kembali hadir ke sekolah, siswa diskorsing 1 minggu m. Terlambat 12 X siswa akan dikembalikan kepada orang tua (dikeluarkan) dengan sepengetahuan orang tuanya.

Catatan : Jika orang tua tidak hadir ke sekolah memenuhi undangan untuk membicarakan solusi keterlambatan siswa, maka siswa akan dipulangkan sampai orang tuanya dapat hadir di sekolah. Sanksi/tugas yang diberikan oleh piket dapat berupa mencuci, membersihkan ruang/halaman, kesegaran jasmani, hafalan Quran, dll. yang bersifat mendidik. 3. Siswa yang terlambat pada saat pergantian jam pelajaraan tidak diperkenankan masuk kelas sebelum mendapatkan surat ijin dari piket dan guru mata pelajaran yang bersangkutan dan mendapatkan bimbingan serta pengarahan dari BP/BK, Wakil Kepala Sekolah/Kepala Sekolah, setelah mendapatkan ijin dari piket guru di kelas diberi kewenangan untuk melakukan tindakan sesuai dengan kebijakan masing-masing guru sesuai dengan komitmen yang telah dibuat bersama siswa. 4. Selama pelajaran berlangsung dan pada pergantian jam pelajaran siswa diharapkan tenang. 5. Siswa yang meminta ijin keluar kelas pada saat jam belajar dapat diberikan ijin oleh guru mata pelajaran yang sedang mengajar. Siswa dapat diberikan ijin oleh guru yang bersangkutan jika : buang air besar/kecil, sakit, ada panggilan dari guru BP/BK atau dipanggil untuk keperluan sekolah lainnya (ijin keperluan lain tidak diberikan kecuali mendapatkan dispensasi dari kepala sekolah/wakil kepala sekolah) 6. Ijin keluar kelas dalam waktu bersamaan hanya berlaku untuk satu orang siswa 7. Pada waktu istirahat siswa sebaiknya berada di luar kelas 8. Pada waktu pulang siswa diwajibkan langsung meninggalkan sekolah menuju ke rumah kecuali bagi yang mengikuti kegiatan ekstra kurikuler, atau kegiatan sekolah lainnya seperti remidial/pengayaan dengan seijin/sepengatahuan orang tua siswa. 9. Pada waktu pulang siswa dilarang duduk-duduk (nongkrong) di tepi-tepi jalan atau di tempat-tempat tertentu. Pasal 4 KEBERSIHAN, KEDISIPLINAN DAN KETERTIBAN 1. Setiap kelas dibentuk tim piket kelas oleh guru bidang studi penaggungjawab kelas yang secara bergiliran bertugas menjaga kebersihan dan ketertiban kelas. 2. Setiap tim piket kelas yang bertugas hendaknya menyiapkan dan memelihara perlengkapan kelas yang terdiri dari: a) Penghapus papan tulis, penggaris dan spidol b) Taplak meja dan bunga c) Sapu ijuk, pengki plastik dan tempat sampah d) Lap tangan, alat pel dan ember e) Buku monitoring kelas f) Buku absensi siswa kelas yang bersangkutan g) Buku absensi shalat siswa, kelas yang bersangkutan

3. Tim piket kelas mempunyai tugas: a) Membersihkan lantai dan dinding serta merapikan bangku-bangku sebelum dan sesudah jam pelajaran, pada saat istirahat panjang dan usai jam belajar (minimal 1 hari 2kali atau jika diperlukan) b) Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran, misalnya; mengambil spidol, membersihkan papan tulis, dan media belajar lain yang diperlukan. c) Melengkapi dan merapikan hiasan dinding kelas, seperti bagan struktur organisasi, buku absensi dan hiasan lainnya. d) Memasang taplak meja guru dan hiasan bunga. e) Menulis buku absensi kelas f) Melaporkan kepada guru piket tentang tindakan–tindakan pelanggaran di kelas yang menyangkut kebersihan dan ketertiban kelas, misalnya : coret-coret, berbuat gaduh (ramai) atau merusak benda-benda yang ada di kelas g) Mengingatkan guru yang mengajar untuk mengisi buku monitoring kelas h) Melaporkan kepada piket bila guru yang bertugas mengajar belum hadir di kelas. 4. Setiap siswa membiasakan menjaga kebersihan ruang kelas, aula/mushala, kamar kecil/toilet, halaman sekolah, kebun sekolah, dan lingkungan sekolah. 5. Setiap siswa dilarang mencorat-coret meja, kursi, dinding dan atau fasilitas/infentaris sekolah lainnya 6. Setiap siswa membiasakan membuang sampah pada tempat yang telah ditentukan dengan memilah sampah kertas, plastik, organik dan anorganik. 7. Setiap siswa wajib memelihara (dilarang merusak) fasilitas/infentaris sekolah 8. Setiap siswa membiasakan budaya antri dalam mengikuti berbagai kegiatan sekolah dan luar sekolah yang berlangsung bersama-sama. 9. Setiap siswa menjaga suasana ketenangan belajar baik di kelas, perpustakaan, laboratorium, maupun di tempat lain di lingkungan sekolah. 10. Setiap siswa mentaati jadwal kegiatan sekolah (disiplin waktu belajar), seperti tepat waktu masuk kelas, penggunaan dan peminjaman buku di perpustakaan, penggunaan laboratorium dan sumber belajar lainnya. 11. Setiap siswa wajib menyelesaikan tugas yang diberikan guru/sekolah sesuai ketentuan yang ditetapkan 12. Setiap siswa wajib mengikuti proses belajar mengajar dengan rajin, tekun dan sungguh-sungguh 13. Setiap siswa wajib menegur/mengingatkan siswa/siswi lain yang tidak menjaga kebersihan, tidak disiplin dan tidak tertib. Pasal 5 SOPAN SANTUN PERGAULAN Dalam pergaulan sehari-hari di sekolah, setiap siswa wajib:

1. Mengucapkan salam dan berjabatan tangan terhadap teman, kepala sekolah, guru pegawai sekolah di yayasan al muslim dan tamu serta orang lain apabila bertemu atau akan berpisah. 2. Menghormati sesama siswa, menghargai perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh masing-masing teman baik di sekolah maupun di luar sekolah. 3. Menghormati ide, pikiran, pendapat, hak cipta orang lain, dan hak milik teman serta warga sekolah. 4. Berani menyampaikan sesuatu yang salah adalah salah dan menyatakan sesuatu yang benar adalah benar. 5. Bersikap jujur dan amanah dalam segala tindakan seperti tidak mencontek/menjiplak/plagiat saat ulangan, mengerjakan tugas, menyampaikan pesan/amanat baik dari orang tua, guru, teman atau orang lain sekalipun. 6. Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain. 7. Membiasakan diri mengucapkan terima kasih kalau memperoleh bantuan atau jasa dari orang lain. 8. Berani mengakui kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan meminta maaf apabila merasa melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain. 9. Menggunakan bahasa (kata) yang sopan dan beradab yang membedakan hubungan dengan orang yang lebih tua dan teman sejawat, serta tidak menggunakan kata-kata kotor, kasar, cacian, dan pornografi. 10. Tidak melakukan intimidasi, ancaman, permusuhan dan perkelahian baik dengan teman satu sekolah maupun siswa/orang lain di luar sekolah 11. Melaporkan setiap kejadian pelanggaran tata tertib yang menyangkut sopan santun pergaulan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pasal 6 UPACARA BENDERA DAN PERINGATAN HARI-HARI BESAR 1. Upacara bendera (hari Senin atau hari besar nasional). a. Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera dengan pakaian seragam yang telah ditentukan sekolah b. Setiap siswa wajib mengikuti upacara dengan tertib dan disiplin c. Setiap siswa harus melaksanakan tugas dengan baik dan penuh tanggungjawab apabila mendapatkan kepercayaan sebagai petugas upacara bendera 2. Peringatan hari-hari besar a) Setiap siswa wajib mengikuti upacara peringatan hari-hari besar nasional seperti Hari Kemerdekaan, Hari Pendidikan Nasional, dll, dengan tertib, penuh disiplin dan bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku b) Setiap siswa wajib mengikuti upacara peringatan hari-hari besar keagamaan seperti Maulid Nabi, Isra Mi’raj, Idul Adha dengan tertib, disiplin dan rasa tanggungjawab.

Pasal 7 KEGIATAN KEAGAMAAN

Pasal 9 PENJELASAN TAMBAHAN

1. Setiap siswa wajib melaksanakan ibadah shalat 5 waktu, shalat Jumat, puasa ramadhan dan ibadah wajib lainnya. 2. Setiap siswa diharuskan mengikuti kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh sekolah seperti Qultum, mutiara hadits, tahfidz, dll. 3. Setiap siswa diwajibkan mengikuti kegiatan shalat sunah duha, shalat sunah rawatib dan tahajud yang diselenggarakan sekolah.

1. Rambut siswa laki-laki dinyatakan panjang apabila lebih dari 3 cm, rambut belakang melewati kerah baju, dan jika disisir ke arah depan menutupi dahi serta ke arah samping menyentuh daun telinga 2. Yang dimaksud dengan kartu/alat judi adalah semua jenis alat permainan judi 3. Sepatu dinyatakan hitam apabila warna hitamnya lebih dominan 4. Pemanggilan orang tua siswa tidak dapat diwakilkan.

Pasal 8 LARANGAN-LARANGAN Siswa di sekolah dilarang melakukan hal-hal berikut: 1. Merokok, meminum minuman keras, mengedarkan dan atau mengkonsumsi narkotika, obat psikotropika, obat terlarang lainnya serta berpacaran. 2. Membawa HP (Hand Phone) berkamera 3. Bertengkar, mengancam, berkelahi baik perorangan maupun kelompok, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. 4. Membuang sampah tidak pada tempatnya. 5. Mengambil, membawa, menggunakan, menyembunyikan barang-barang milik sekolah atau milik orang lain tanpa seijin pemiliknya. 6. Meletakkan, menyimpan peralatan belajar(tas, buku dan alat tulis lainnya) di sembarang tempat (bukan pada tempatnya) 7. Meninggalkan tas, buku dan alat belajar serta barang pribadi lainnya di sekolah ketika pulang sekolah 8. Mencorat-coret dan atau merusak dinding bangunan, pagar sekolah, perabot dan peralatan sekolah lainnya. 9. Berbicara kotor, mengumpat, bergunjing, menghina, atau menyapa antar sesama siswa atau warga sekolah dengan kata sapaan, atau panggilan yang tidak baik atau tidak senonoh. 10. Membawa barang yang tidak ada hubungan dengan kepentingan kegiatan sekolah atau kegiatan belajar mengajar, seperti senjata api, senjata tajam atau alat-alat lain yang membahayakan keselamatan orang lain. 11. Membawa, membaca/menonton, mengedarkan, bacaan, gambar, sketsa, audio, video, CD, LD pornografi. 12. Membawa kartu/alat judi, misalnya kartu bridge, domino, dll., dan atau bermain judi. 12. Mendekati atau melakukan perbuatan yang mengarah atau mendekati pada perbuatan asusila baik di dalam maupun diluar sekolah

II. PELANGGARAN DAN SANKSI Siswa yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang tercantum dalam tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah dikenakan sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran sebagai berikut: 1) Teguran/peringatan lisan 2) Ditulis di dalam buku pelanggaran dan penilaian afektif 3) Penugasan 4) Pemanggilan orang tua 5) Peringatan tertulis (Surat Peringatan/SP 1, 2, 3) 6) Skorsing 7) Dikeluarkan dari sekolah PELANGGARAN DAN SANKSI PELANGGARAN 1. Terlambat datang sekolah a. 1 X

ke

SANKSI DAN PENANGANAN Terlambat datang ke sekolah harus lapor pada guru piket a. Terlambat 1 X wajib lapor piket dan diijinkan masuk kelas jam 08.30 setelah mendapatkan pembinaan dan sanksi dari guru piket. Piket menginformasikan kepada orang tua dengan telp atau sms Catatan : Sanksi yang diberikan oleh piket dapat berupa : tugas kebersihan, mencuci rantang, menghafal surat-surat Al Quran pilihan, tugas kesegaran jasamani (lari, dll)

PELANGGARAN b. 2 X

c.

3X

d. 4 X

e. 5 X

f.

6X

g. 7 X

h. 8 X

i.

9X

SANKSI DAN PENANGANAN b. Terlambat 2X wajib lapor piket dan diijinkan masuk jam ke-3 (08.30) setelah diberikan tugas/sanksi oleh piket. Piket menghubungi orang tua untuk mengiformasikan keterlambatan siswa dengan telp atau sms. c. Terlambat 3X wajib lapor piket dan diijinkan masuk jam ke-3 (08.30) setelah diberikan tugas/sanksi oleh piket. Sekolah mengundang orang tua untuk hadir ke sekolah untuk bersama-sama mencari solusi mengatasi keterlambatan siswa. Siswa diberikan SP 1 sepengetahuan orang Tuanya. Guru BP/BK dan wali kelas melakukan bimbingan kepada siswa yang yang bersangkutan d. Terlambat 4X wajib lapor piket dan diijinkan masuk jam 08.30. Piket menghubungi orang tua untuk mengiformasikan keterlambatan siswa dengan telp atau sms. e. Terlambat 5X siswa lapor ke piket, siswa diijinkan masuk pada jam ke-3 (8.30) dan Piket menghubungi orang tua untuk mengiformasikan keterlambatan siswa dengan telp atau sms. f. Terlambat 6X siswa lapor ke piket, siswa diijinkan masuk jam ke-3 (08.30) dan Sekolah mengundang orang tua untuk hadir ke sekolah untuk bersama-sama mencari solusi mengatasi keterlambatan siswa. Sekolah akan memberikan SP-2 (Surat Peringatan 2) g. Terlambat 7X siswa lapor ke piket, dan diberi sanksi dipulangkan jika orang tua di rumah, jika tidak siswa belajar di luar kelas dan mendapat tugas dari piket hingga jam belajar sekolah usai. h. Terlambat 8X siswa lapor piket, siswa diijinkan masuk jam ke-3 (08.30) dan Sekolah mengundang orang tua untuk hadir ke sekolah untuk bersama-sama mencari solusi mengatasi keterlambatan siswa. Sekolah akan memberikan SP-3 (Surat Peringatan -3) i. Terlambat 9X siswa lapor piket, siswa diijinkan masuk jam ke-3 (08.30) dan siswa

PELANGGARAN j.

10 X

k.

11 X

l.

12 X

2. Ketidakhadiran Tanpa Keterangan (Alpha) a. 1 X b. 2 X

c. 3 X

d. 4 X

SANKSI DAN PENANGANAN akan diberikan sanksi skorsing 3 hari dengan setelah orang tua diundang ke sekolah atau sepengetahuan orang tuanya. j. Terlambat 10 X siswa lapor piket, dan diberi sanksi dipulangkan jika orang tua di rumah, jika tidak siswa belajar di luar kelas dan mendapat tugas dari piket hingga jam belajar sekolah usai. k . Terlambat 11X siswa lapor piket, siswa diijinkan masuk jam ke-3 (08.30) dan orang diundang kembali hadir ke sekolah, siswa diskorsing 1 minggu. l. Terlambat 12 X orang tua diundang ke sekolah, siswa akan dikembalikan kepada orang tua (dikeluarkan) dengan sepengetahuan orang tuanya. Catatan : Jika orang tua tidak hadir ke sekolah memenuhi undangan untuk membicarakan solusi keterlambatan siswa, maka siswa akan dipulangkan hingga orang tuanya dapat hadir di sekolah. a. Diberi teguran secara lisan dan diberikan bimbingan oleh BP/BK, Wali kelas serta sanksi oleh piket. Piket dan Wali kelas memberikan laporan kepada orang tua melalui telp atau sms. b. Diberikan teguran tertulis (SP 1), guru piket memberikan sanksi/tugas kepada siswa yang bersangkutan, orang tua siswa diundang ke sekolah untuk memecahkan masalah bersama guru BP/BK, wali kelas dan waka kesiswaan/kepala sekolah c. Diberikan teguran dan bimbingan lisan, guru piket memberikan sanksi/tugas kepada siswa yang bersangkutan. Piket dan PA menginformasikan kepada orang tua melalui telp atau sms. d. Diberikan teguran tertulis (SP 3), guru piket memberikan sanksi/tugas kepada siswa yang

PELANGGARAN

e. 5 X

f. 6X

g. 7 X

i. 8 X

SANKSI DAN PENANGANAN bersangkutan, orang tua siswa diundang ke sekolah untuk memecahkan masalah bersama guru BP/BK, wali kelas dan waka kesiswaan/kepala sekolah. Sekolah memberikan SP2 e. Diberikan teguran dan bimbingan oleh piket/PA/BP/BK/Waksek/Kasek. Piket menginfomasikan kepada orang tua melalui telp atau sms. f. Diberikan bimbingan dan sanksi oleh piket, PA. Orang tua diundang ke sekolah untuk bersama sekolah memberikan solusi, Sekolah memberikan SP3. g. Diskorsing 5 hari efektif (1 minggu) guru piket memberikan sanksi/tugas kepada siswa yang bersangkutan seelah orang tua siswa diundang ke sekolah untuk memecahkan masalah bersama guru BP/BK, wali kelas dan waka kesiswaan/kepala sekolah h. Dikembalikan kepada orang tua (dikeluarkan dari sekolah/DO) sepengatahuan orang tua atau setelah orang tua diundang ke sekolah. Catatan : Jika orang tua diundang hadir ke sekolah tetapi tidak dapat hadir, maka wajib memberikan konfirmasi kepada wali kelas atau sekolah. Jika tidak memberikan konfirmasi maka siswa akan dipulangkan sampai orang tua hadir buku 3. Siswa Belajar materi pelajaran yang jam bersangkutan di perpustakaan, kecuali ada yang ulangan, dibina dan diberi sanksi oleh guru yang bersangkutan kelas 4. Ditegur dan diingatkan

3. Tidak membawa pelajaran pada pelajaran bersangkutan 4. Siswa berada di waktu istirahat 5. Tidak shalat duha, dhuhur atau ashar berjama-ah di aula sekolah

5. Ditegur, dicatat dalam buku prestasi dan disuruh langsung Sholat di ruang media serta diberikan sanksi oleh piket/wakasek/kasek, serta mendapatkan bimbingan/pembinaan dari guru piket, guru agama, PA, BP, Wakasek/Kasek.

PELANGGARAN

SANKSI DAN PENANGANAN

6. Keluar kelas pada waktu pergantian jam pelajaran atau setelah istirahat tanpa ijin guru yang mengajar.

6. Ditegur oleh piket, dimasukkan dalam kartu prestasi, diberikan tugas/sanksi oleh piket dan diijinkan masuk setelah mendapatkan sanksi/tugas dari piket dan guru bidang studi. Jika sering maka siswa akan ditangani oleh BK, Wakasek, Kasek 6. Ditegur dan harus menggunakan artribut tersebut pada saat itu juga, jika sering maka diberi sanksi/tugas oleh piket dan wakasek kesiswaan. - Dibina oleh guru piket/PA/Wakasek/Kasek - Jika tidak mengenakan dasi maka siswa ditegur dan diminta mengenakan. Jika tidak membawa disuruh membeli di Koperasi/Yayasan - Jika tidak memakai sepatu Fantofel dapat diberi sanksi :lari keliling lapangan basket 5-10X (tergantung intensistas), jika sering diinformasikan ke orang tua siswa atau diberi sanksi yang lebih berat/lebih banyak misalnya mencuci rantang makan, kebersihan, dll, atau sepatunya diambil oleh sekolah untuk sementara sampai mengenakan fantofel. 7. Point a s/d e: a.Ditegur, diperingatkan, diambil/disita b.Ditegur, diperingatkan, diambil/disita c.Ditegur, diperingatkan, diambil/disita d.Ditegur dan disuruh ganti pakaian e.Ditegur dan disuruh untuk mengganti pakaian Diberi sanksi : lari keliling lapangan, mencuci rantang, hafalan Quran, kebersihan, dll. f. diberikan pembinaan dari piket/PA/BP/wakasek/kasek

6. Tidak memakai atribut sekolah a. Badge atau lokasi sekolah b. Dasi c. Ikat pinggang warna hitam d. Sepatu hitam(fantofel) setiap hari kecuali saat pelajaran olahraga

7. Tidak memakai seragam sekolah a. Ikat pinggang tidak hitam b. Kaos kaki tidak sesuai ketentuan c. Sepatu tidak fantofel kecuali jam olahraga d. Pakaian seragam dicoretcoret e. Pakaian seragam dirobek/dijahit tidak sesuai dengan ketentuan f. Pakaian ketat/transparan/tidak memenuhi standar muslim/mus-limah

f.Ditegur dan disuruh untuk mengenakan mukena/sarung selama 1 hari. Jika sering maka guru dapat menyita pakaiannya, memberikan informasi kepada orang tua agar mengganti pakaian yang tidak standar dg yang standar.

PELANGGARAN 8. Memakai asesoris lainnya: a. Gelang/kalung/anting/cincin mas/ rantai bagi siswa putra b. Kaos oblong/baju luar non jaket c. Mengenakan Sepatu sandal d. Mengenakan Tas yang di coret-coret e. Topi (bukan topi sekolah) 9. Membawa barang-barang tanpa rekomen-dasi dari guru terkait a. Kaset atau LD atau CD b. Gitar atau radio/ walkman c. HP berkamera d. menggunakan HP/Handphoon pada saat belajar 10. Mengendarai kendaraan bermotor roda 2

11. Membawa atau menyimpan atau mengedarkan atau mempergunakan atau menghisap atau meminum baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. a. Rokok b. Minuman beralkohol c. Obat-obatan terlarang

SANKSI DAN PENANGANAN 8. Butir a s/d e : - Barang–barang tersebut diambil dan tidak dikembalikan - Diberikan pengarahan/pembinaan Diperingatkan/diberikan nasihat Diminta untuk mengganti dengan yang baik/yang sesuai standar sekolah Jika sering guru dapat mengambil/menyita dan tidak dikemalikan. a. Diambil/disita dan dikembalikan melalui orangtua b. Diambil/disita dan dikembalikan melalui orangtu c. Diambil/disita dan tidak dikembalikan (HP yang disita akan dilelang saat pembagian rapor mid semester/semester d. Diambil/disita dan tidak dikembalikan (HP yang disita akan dilelang saat pembagian rapor mid semester/semester 10. Dicek kelengkapan berkendaraan dan menulis surat pernyataan, jika kelengkapan berkedaraan tidak lengkap maka orang tua dipanggil ke sekolah untuk melengkapi surat-surat dan perlengkapan berkendaraan putranya.,serta menulis surat perjanjian/pernyataan tentang penggunaan motor. 11. Butir a s/d e : - Barang-barang tersebut disita dan tidak dikembalikan - Memanggil orangtua yang bersangkutan - Skorsing - Dikeluarkan dari sekolah - Pada kondisi tertentu dapat diserahkan kepada pihak yang berwajib

PELANGGARAN d.Gabar/Buku/komik/majalah/CD/LCD porno e. Alat-alat lain yang tidak berkaitan dengan KBM, seperti mainan, pemukul, senjata tajam. 12. Rambut, kuku dan tato a. Rambut gondrong atau potongan tidak rapi atau dikuncir atau dicukur gundul atau dicat b. Kuku panjang atau dicat c. Anggota badan ditato 13. Membolos 14. Berjudi

15. Mencuri

16.Merusak barang orang lain atau fasilitas sekolah. 17. Berkelahi baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah 18.Berbuat keonaran atau melakukan perbuatan kriminal/asusila (baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah) yang dapat mengakibat-kan citra jelek sekolah

SANKSI DAN PENANGANAN

a. Langsung dicukur/dipotong/ dirapikan b. Langsung dipotong dan dihapus jika bisa c. Diupayakan dihapus jika bisa d. Orang tua dipanggil/diundang ke sekolah e. Diskorsing/deluarkan/DO dari sekolah Dipanggil orang tua yang bersangkutan dan dikenakan sanksi khusus yang ditentukan oleh dewan guru sesuai dengan aturan tata tertib sekolah atau dapat diskorsing atau dikeluarkan dari sekolah - Mengembalikan atau mengganti barang yang dicuri - Pemanggilan orangtua - Dikenakan sanksi khusus yang ditentukan oleh dewan guru - Diskorsing/lansung dikeluarkan dari sekolah - Mengganti atau memperbaiki barang yang dirusak - Pemanggilan orang tua - Kedua pihak dihukum, yang memulai berkelahi lebih dahulu mendapat hukuman lebih berat - Pemanggilan orangtua dan sanksi khusus yang ditentukan oleh dewan guru - Diskorsing atau dikeluarkan dari sekolah - Pemanggilan orangtua - Membuat pernyataan yang diketahui oleh orangtua, wali kelas dan kepala sekolah Sanksi ditentukan oleh dewan Guru dan Yayasan - Skorsing/Dikeluarkan dari sekolah - Sanksi disesuaikan dengan beratnya pelanggaran

PELANGGARAN

SANKSI DAN PENANGANAN

19.Melakukan pelanggaran ringan point 210 sebanyak 20X

- Mendapatkan Surat Peringatan (SP) - Orang tua dipanggil ke sekolah

20.Mendapatkan peringa-tan tertulis/SP seba-nyak 3X

- Skorsing 3-6 hari

22.Mengalami skorsing 2X dan melakukan pelanggaran no. 11b, 11c

- Dikeluarkan dari sekolah

III. LAIN-LAIN 1. Tatakrama dan tata tertib kehidupan sosial sekolah ini mengikat seluruh siswa. 2. Tatakrama dan Tata tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan 3. Hal-hal yang tidak tercantum dalam tatakrama dan tata tertib ini akan diputuskan lebih lanjut melalui rapat dewan guru. Ditetapkan di Bekasi Tanggal , 12 Juli 2011

Menyetujui Orang Tua Siswa

__________________

Najemudin, Siswa,

__________________

Pasal 1 KETENTUAN UMUM

AT IO

U AL M

SL

AL M U

N

N SA

IM SL

YAY A

TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI KEPALA SEKOLAH, GURU DAN PEGAWAI SEKOLAH

IM F O U N D

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL MUSLIM JL. RAYA SETU KP. BAHAGIA, TAMBUN TAMBUN SELATAN, BEKASI JAWA BARAT 2009 TATAKRAMA DAN TATA TERTIB KEHIDUPAN SOSIAL SEKOLAH BAGI KEPALA SEKOLAH, GURU, DAN PEGAWAI SEKOLAH SEKOLAH MENENGAH ATAS AL MUSLIM JL. RAYA SETU, KP. BAHAGIA, TAMBUN SELATAN, BEKASI Buku Pegangan bagi Kepala sekolah, Guru dan Pegawai Sekolah

1. Tata hubungan Kepala sekolah dengan semua warga sekolah (Guru, pegawai sekolah, dan siswa) hendaknya mengacu pada nilai-nilai dasar seperti ketaqwaan, budi pekerti, tatakrama, tata tertib, kedisiplinan, keberhasilan dan keamanan. Hal ini diperlukan agar suasana kondusif di sekolah dapat terwujud sehingga kinerja semua warga sekolah meningkat. 2. Tatakrama dan tata tertib di sekolah merupakan nilai dasar yang secara konsekuen harus dilaksanakan oleh warga sekolah untuk membentuk budi pekerti siswa sehingga berakhlakul karimah (berahlak mulia). 3. Untuk mendukung terlaksananya tatakrama dan tata tertib sekolah bagi siswa maka diperlukan tatakrama dan tata hubungan kepala sekolah dengan siswa, guru dan pegawai sekolah yang diatur sebagai berikut. Pasal 2 KEPALA SEKOLAH 1. Kepala Sekolah Sebagai Pribadi a. Kepala Sekolah sebagai bagian dari warga sekolah mempunyai peran sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, pemimpin, pemrakarsa dan motivator merupakan figur yang harus menjadi teladan bagi siswa, guru dan pegawai sekolah. b. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, kepala sekolah hendaknya mengacu pada nilai-nilai dasar seperti keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti yang luhur, serta konsekuen melaksanakan tatakrama dan tata tertib sekolah. c. Kepala sekolah harus memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, berkepribadian islami yang mantap, keberanian moral yang agung, disiplin tinggi, kejujuran, objektif dan berlaku adil, kepedulian serta suka membantu, mempunyai wawasan luas dan kewibawaan dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan dalam hidupnya. 2. Hubungan Kepala Sekolah dengan Guru a. Kepala sekolah melakukan kerjasama yang baik dan harmonis dengan semua guru untuk mewujudkan sekolah yang efektif. Hubungan kepala sekolah dengan guru mencakup hubungan kedinasan, kemitraan (kolegial) dan kekeluargaan. b. Kepala sekolah dan guru memiliki visi yang sama dalam merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran, evaluasi belajar, melakukan analisis hasil evaluasi dan mengadakan program tindak lanjut program pembelajaran. c. Bersikap terbuka terhadap semua masukan, saran dan kritik. d. Membantu guru dalam mencari alternatif dan pemecahan masalah yang berhubungan dengan proses pembelajaran.

e. Tidak menegur atau memarahi guru di depan guru-guru lain atau di depan siswa. f. Tidak berdebat sengit atau bertengkar dengan guru di depan siswa 3. Hubungan Kepala Sekolah dengan Pegawai a. Kepala Sekolah sebagai administrator hendaknya dapat memberi contoh dan membantu kelancaran tugas-tugas pegawai administrasi. b. Perlu kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan seluruh pegawai termasuk dengan petugas kebersihan sekolah. c. Dalam meningkatkan kinerja pegawai di sekolah perlu adanya supervisi admistrasi yang berkelanjutan oleh kepala sekolah. d. Dalam membuat rincian tugas pegawai dan analisis pekerjaan, kepala sekolah bekerjasama dengan wakasek dan tata usaha. 4. Hubungan Kepala Sekolah dengan Siswa a. Kepala sekolah melayani kebutuhan belajar siswa dan membantu memecahkan masalah kesulitan belajar siswa. b. Memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasinya baik kurikuler maupun ekstrakurikuler. c. Tidak memarahi atau mempermalukan siswa didepan siswa lain atau di depan umum. Pasal 3 GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

b. Saling membantu dalam melaksanakan tata tertib sekolah dan melaksanakan lima tugas pokok guru. c. Mau menerima pendapat sesama guru dan saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi. d. Menepati janji terhadap teman sejawat, konsisten terhadap kesepakatan yang dibuat demi peningkatan mutu sekolah. e. Berkomunikasi aktif sehingga dapat menyampaikan saran dan kritik dengan bahasa yang sopan dan santun. f. Saling tukar informasi positif demi kemajuan di bidang pembelajaran dan program inovasi pembelajaran. g. Memberi contoh positif yang dapat memotivasi teman dalam peningkatan profesionalisme guru. h. Memberi pujian bila teman guru melakukan hal yang baik. i. Tidak menjelekkan atau mengkritik guru atau pegawai sekolah di depan siswa. j. Tidak berdebat sengit dengan guru lain, atau pegawai sekolah di depan siswa. k. Mengingatkan teman guru yang melakukan kesalahan secara sopan. l. Aktif melaksanakan kegiatan di luar KBM, tetapi menunjang profesi, misalnya; seminar, kegiatan MGMP, mengikuti pelatihan, dan semacamnya serta mengimbaskan pengetahuan-nya kepada teman guru sejawat.

1. Guru sebagai Pribadi a. Memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, kepribadian yang mantap, tatakrama sesuai yang berlaku di daerah setempat, menjadi panutan bagi siswa, jujur, adil, disiplin, berwibawa dan berakhlak mulia. b. Dalam melaksanakan tugasnya guru hendaknya menaati ketentuan dan peraturan yang berlaku di sekolah, seperti tidak merokok saat mengajar di depan kelas atau di lingkungan sekolah dan lain-lain. c. Melaksanakan lima pembelajaran tugas pokoknya, yaitu membuat program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang efektif, mengevaluasi pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, serta melaksanakan program tindak lanjut.

3. Hubungan Guru dengan Kepala Sekolah a. Melaksanakan dengan baik tugas-tugas yang diberikan kepala sekolah. b. Mau menerima kritik dan saran setelah disupervisi klinis untuk pengembangan pembelajaran. c. Tidak menjelekkan atau mengkritik kepala sekolah di depan siswa atau di depan umum. d. Menjalankan tugas yang diberikan kepala sekolah dan siap menerima, serta membantu kepala sekolah dalam pengembangan dan peningkatan mutu sekolah/ kinerja belajar. e. Memberikan masukan atau saran positif dalam pengembangan pembelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler. f. Memberikan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan dan meningkatkan 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesejahteraan, dan Kerindangan) di sekolah.

2. Hubungan Guru dengan Guru Hubungan guru dengan teman kolega dimaksudkan untuk menjalin hubungan kerja yang baik antar guru di sekolah sehingga tercipta suasana kekeluargaan yang harmonis dalam mendukung program sekolah efektif. a. Diperlukan adanya saling pengertian dan tenggang rasa antara sesama guru.

4. Hubungan Guru dengan Pegawai a. Saling menghormati dan berlaku sopan santun. b. Membantu memperlancar tugas administrasi, misalnya: mengisi kartu cuti dan menyerahkan kelengkapan berkas kenaikan pangkat.

c.

Memberikan masukan/saran untuk memajukan karier pegawai dan mampu memotivasi pegawai agar melanjutkan studi yang lebih tinggi.

5. Hubungan Guru dengan Siswa a. Memberikan contoh dalam penegakan disiplin dan tata tertib, misalnya; hadir tepat waktu di kelas dalam kegiatan pembelajaran dan berpenampilan rapi. b. Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan keadaan fisik siswa. c. Memotivasi siswa dalam belajar, berkarya dan berkreasi. d. Mampu berkomunikasi dengan siswa untuk meningkatkan prestasi siswanya. e. Guru dapat menerima perbedaan pendapat siswa dan berani mengatakan yang benar dan salah tanpa menyinggung perasaan. f. Tidak mempermalukan siswa di depan siswa lain. Pendekatan terhadap siswa harus mengikuti prinsip-prinsip bimbingan terhadap siswa.

c.

Saling menghargai dan menghormati, serta siap membantu tugas-tugas kepala sekolah demi kelancaran penyelenggaraan sekolah dan peningkatan mutu sekolah. d. Menyampaikan ide-ide positif guna kemajuan dan peningkatan kinerja sekolah. 4. Hubungan Pegawai dengan Siswa a. Memberikan pelayanan yang optimal kepada siswa dalam menunjang proses pembelajaran. b. Ikut berperan aktif dalam kegiatan siswa. c. Mau menerima pendapat siswa bila itu benar dan mau menegur siswa bila melakukan kesalahan. d. Memuji siswa bila yang dilakukan siswa itu baik. Ditetapkan di Jak Tanggal , Juli 2009

Pasal 4 PEGAWAI SEKOLAH

Kepala SMA al muslim Najemudin, S.Si

1. Pegawai Sebagai Pribadi a. Sadar akan tugas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki tatakrama dan budi pekerti yang baik, berlaku jujur dan berakhlak mulia. b. Hadir dan pulang tepat waktu sesuai ketentuan yang ditetapkan sekolah. c. Berpakaian sopan dan rapi. d. Melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan kewenangan masing-masing. e. Saling menghormati dan menghargai teman sejawat. f. Mampu mengungkapkan pendapat. g. Memiliki motivasi untuk mengembangkan karir. 2. Hubungan Pegawai dengan Guru a. Pegawai mampu melayani dan mengurus guru dalam hal kepegawaian, seperti membantu guru memproses usulan kenaikan pangkat. b. Saling menghargai tugas masing-masing dan mau menerima pendapat yang benar dari guru, dan berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar. c. Mau memberi saran dan menerima kritik guru. 3. Hubungan Pegawai dengan Kepala Sekolah a. Memiliki program yang diketahui oleh kepala sekolah, dan melaksanakannya dengan baik. b. Sanggup melaksanakan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah, dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas.

Menyetujui Wakil Pegawai Sekolah

Menyetujui Wakil FOM

___________________

__________________

AT IO

U AL M

SL

AL M U

N

N A S

IM SL

YAY A

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) AL MUSLIM JL. RAYA SETU KP. BAHAGIA, TAMBUN TAMBUN SELATAN, BEKASI JAWA BARAT 2009

IM F O U N D

TUGAS KEWAJIBAN DAN TATA TERTIB PEMBIMBING AKADEMIK, GURU DAN PEGAWAI SEKOLAH

A. TUGAS DAN KEWAJIBAN GURU 1. Membuat dan menyerahkan administrasi belajar yang terdiri dari Program tahunan, program semester, silabus, RPP, buku absen siswa, buku refleksi pembelajaran, buku penilaian, buku tugas, buku analisis perkembangan peserta didik kepada kepala sekolah diketahui wakil kepala sekolah bidang kurikulum. 2. Setelah KBM selesai, menguraikan materi yang telah diberikan pada hari tersebut ke dalam buku harian kelas 3. Memeriksa kebersihan dan kerapihan kelas sebelum memulai dan mengakhiri KBM 4. Mentati jadwal yang telah ditentukan 5. Pada waktu KBM berlangsung guru tidak dibenarkan meninggalkan kelas tanpa alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan 6. Tidak diperkenankan menerima tamu dan telphon selama KBM berlangsung

7. Memberikan tugas-tugas, menegur atau memberikan peringatan kepada siswa yang melanggar tata tertib 8. Menjalin hubungan yang harmonis dengan rekan kerja, kepala sekolah dan orang tua siswa 9. Memberikan laporan kepada kepala sekolah/piket jika ada siswa yang sakit 10. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik sesuai dengan ketentuan kurikulum. 11. Memberikan penilaian atas prestasi siswa selama mengikuti KBM 12. Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah/wakasek kurikulum dalam menentukan buku referensi, modul, LKS atau panduan belajar siswa. 13. Mengembangkan model, strategis dan metode pembelajaran dalam KBM 14. Menjadi teladan bagi siswa dalam mengembangkan dan membentuk ahklak siswa. B. TUGAS DAN KEWAJIBAN PEMBIMBING AKADEMIK/WALI KELAS 1. Membantu dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah 2. Memeriksa/memonitor prestasi siswa dari kartu prestasi dan nilai-nilai hasil belajar siswa bimbingannya 3. Memperhatikan kehadiran, tingkah laku atau akhlak siswa bimbingannya 4. Melakukan bimbingan akademik dan ahklak kepada siswa bimbingannya 5. Melakukan bimbingan shalat dan ibadah lainnya bersama guru-agama 6. Mengkonsultasikan/mengkoordinasikan setiap siswa bimbingannya yang mengalami gangguan belajar kepada BP/BK, wakasek kesiswaan atau kurikulum dan atau kepala sekolah 7. Melakukan koordinasi dengan orang tua siswa bimbingannya jika siswa bimbingannya bermasalah dalam menempuh pendidikan 8. Mengawasi dan membimbing kegiatan siswa bimbingannya dalam kegiatan wudhu, shalat, makan dan bersosialisasi 9. Mengisi rapor siswa 10. Membuat laporan hasil pendidikan setiap tengah semester, semester dan akhir tahun. 11. Melaporkan hasil penilaian siswa bimbingannya kepada orang tua dan kepala sekolah 12. Mengadakan tindak lanjut hasil peniliaian dengan pembinaan berelanjutan kepada siswa bimbingannya 13. Jika diperlukan mengadakan kunjungan ke rumah (home visit) ke rumah siswa bimbingannya. C. TATA TERTIB GURU DAN KARYAWAN 1. Hadir di tempat kerja 10 menit sebelum jam kerja dimulai 2. Guru dan karyawan yang terlambat hadir harus melapor kepada atasannya langsung (kepala sekolah)

3. Jika berhalangan hadir harus memberikan kabar atau laporan kepada kepala sekolah (atasan langsung) dan menunjukkan surat keterangan yang sah 4. Tidak dibenarkan mengisikan daftar hadir guru atau karyawan lainnya 5. Jika karena sesuatu hal penting harus meninggalkan tempat kerja sebelum waktu kerjanya berakhir, harus minta ijin dengan mengisi surat ijin keluar yang ditandatangani oleh yang bersangkutan atau atasan langsung (kepala sekolah) 6. Selama KBM guru tida diperkenankan meninggalkan kelas 7. Guru dan karyawan wajib hadir setiap hari sesuai dengan jam kerja yang ditentukan. 8. Guru dan karyawan wajib bertanggungjawab terhadap penggunaan dan pemeliharaan gedung dan inventaris sekolah. 9. Guru dan karyawan wajib menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban lingkungan sekolah 10. Guru dan karyawan tidak dibenarkan membawa keluar barang-barang (inventaris) sekolah/yayasan tanpa persetujuan kepala sekolah/pengurus yayasan 11. Guru dilarang memberikan les privat kepada siswa 12. Guru wajib membuat administrasi pembelajaran : Prota, Prosem, Silabus, RPP, buku nilai, buku refleksi(kaji tindak RPP), buku kasus dll. 13. Guru dan karyawan harus berpenampilan baik (rapih, laki-laki berdasi, bersih, sopan) 14. Guru harus mampu menjadi teladan bagi siswa dalam belajar dan berahlak mulia (karimah) sesuai dengan karakter yang islami 15. Guru dan karyawan dilarang melakukan tindakan-tindakan yang dapat menurunkan citra guru dan karyawan al muslim seperti berkata jorok, berbicara kasar, berbohong, dll. 16. Guru dan karyawan dilarang menyimpan atau mengedarkan atau mengkonsumsi rokok, miras dan narkoba. 17. Guru dan karyawan wajib menjaga nama baik korps pegawai baik di dalam maupun diluar yayasan 18. Guru dan karyawan dilarang bertengkar, mengancam, berkelahi. 19. Guru dan karyawan dilarang melakukan perbuatan tercela seperti mencuri, berjudi, berzina, dan perbuatan tercela lainnya 20. Guru dan karyawan dilarang menerima hadiah atau pemberian yang terkait dengan peerjaannya tanpa sepengetahuan dan ijin atasannya. 21. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan diatur kemudian dengan persetujuan yayasan.

Contoh 3* TATAKRAMA DAN TATA HUBUNGAN ANTARA SEKOLAH , ORANGTUA SISWA DAN MASYARAKAT Buku Pegangan bagi Sekolah, Orangtua Siswa dan Masyarakat SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA NEGERI 500 JAKARTA JL. ACHMAD SYAFEI 101 JAKARTA SELATAN 2001 TATAKRAMA DAN TATA HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN ORANGTUA SISWA, ALUMNI, DAN MASYARAKAT Pasal 1 KETENTUAN UMUM Hubungan sekolah dengan orangtua dan masyarakat merupakan salah satu faktor dalam mewujudkan sekolah efektif. Upaya ini akan terlaksana apabila mendapat dukungan secara intensif dari orangtua siswa alumni sekolah dan tokoh masyarakat setempat. Untuk mencapai kondisi semacam ini sekolah perlu menata hubungan antara sekolah dengan orangtua siswa, alumni, dan masyarakat sekitar sekolah. Tata hubungan sekolah dengan orangtua siswa, alumni dan masyarakat pada dasarnya diarahkan untuk mendukung terciptanya suasana kondusif bagi kegiatan pembelajaran siswa, dan mengembangkan kepribadian dan budi pekerti siswa, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat. Pasal 2 KEWAJIBAN UMUM Kewajiban sekolah, orangtua dan masyarakat pada umumnya menyangkut hal-hal sebagai berikut: 1. Sekolah dapat menjaga amanah dan mewujudkan harapan orangtua siswa yang telah mempercayakan putera/puterinya untuk mendapatkan pendidikan di sekolah agar terjadi peningkatan di bidang pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik) serta keseimbangan antara pembinaan keimanan dan ketaqwaan (imtaq) dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Orangtua siswa membantu dan berperan aktif mendidik putera/puterinya dalam belajar, bersikap, berperilaku, dan berbudi pekerti luhur. 3. Alumni hendaknya peduli terhadap perkembangan sekolah yang telah ikut mengambil bagian/berperan dalam “membesarkan diri”nya. 4. Masyarakat agar berperan serta dalam menjaga keamanan, kebersihan, dan kesehatan lingkungan sekolah serta iklim kekeluargaan antar warga sekolah. Untuk itu mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan kerjasama yang baik antara lain dengan cara : 1. Saling tukar informasi secara kontinyu antara sekolah dan orangtua siswa mengenai perkembangan pembelajaran, perilaku dan kepribadian siswa. 2. Mengadakan dialog untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan kesalahfahaman antara sekolah, orangtua, alumni dan masyarakat dalam pendidikan dan pelaksanaan tata tertib siswa. 3. Diskusi untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar, norma etika, budi pekerti dan perilaku siswa. Pasal 3 TUGAS SEKOLAH 1. Mewajibkan semua warga sekolah untuk berpakaian sederhana namun rapi selama berada di lingkungan sekolah serta bersikap ramah dan sopan santun kepada semua warga sekolah. 2. Melibatkan wakil orangtua siswa, alumni dan masyarakat dalam menyusun tata tertib/peraturan sekolah. 3. Memasukkan aspek budipekerti dalam penyusunan visi, misi, tujuan dan program sekolah serta kriteria kenaikan kelas/ketamatan belajar. 4. Menyampaikan visi, misi, tujuan dan program sekolah kepada orangtua siswa, alumni dan masyarakat. 5. Menyiapkan buku penghubung sebagai sarana komunikasi antara sekolah dengan orangtua siswa. Buku penghubung ini antara lain berisi tata tertib siswa termasuk sanksi bagi yang melanggar dan pengumuman atau pesan yang harus diketahui oleh orangtua siswa. 6. Menyediakan buku–buku yang berhubungan dengan pendidikan budi pekerti dan akhlak di perpustakaan sekolah. 7. Menyediakan kotak saran dan menanggapi dengan bijaksana masukan atau kritik yang disampaikan oleh orangtua siswa, alumni dan masyarakat. 8. Memberi laporan yang objektif dan jujur kepada orangtua siswa mengenai penggunaan keuangan BP3/komite sekolah dan ketercapaian program sekolah. 9. Melaporkan kemajuan pembelajaran dan perilaku siswa di sekolah kepada orangtua. 10. Melayani semua orangtua siswa yang datang ke sekolah dengan baik, tanpa membedakan kedudukan, agama, ras dan status sosial ekonomi.

11. Menginformasikan prestasi yang dicapai sekolah baik di bidang akademik maupun non akademik kepada orangtua, alumni dan masyarakat. 12. Mengundang orangtua siswa, wakil alumni dan wakil masyarakat dalam berbagai pertemuan penting sekolah, seperti acara penyerahan hadiah kepada siswa yang berprestasi. 13. Melaksanakan hukuman atas pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh siswa/warga sekolah sesuai peraturan yang telah disepakati sekolah dan orangtua siswa. 14. Mendata siswa yang berasal dari keluarga pra sejahtera/ miskin yang berguna dalam melakukan seleksi siswa kurang mampu yang akan diberi beasiswa. 15. Melibatkan masyarakat di sekitar sekolah dalam kegiatan amal, misalnya pengumpulan dan pembagian hewan/daging kurban, mengumpulkan dana (baik berupa uang, makanan atau pakaian layak pakai) untuk disampaikan kepada masyarakat yang memerlukan. 16. Melibatkan aparat setempat misalnya Polres untuk membantu menjaga dan menanggulangi masalah keamanan, seperti perkelahian pelajar. 17. Bekerjasama dengan instansi terkait misalnya fakultas psikologi, instansi kesehatan, kepolisian setempat untuk memberikan ceramah/seminar mengenai cara meningkatkan kepercayaan diri, penanggulangan kenakalan remaja, pencegahan AIDS, bahaya penggunaan narkoba, dsb. 18. Mengadakan razia/memeriksa tas siswa untuk mencegah agar siswa tidak membawa benda-benda yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. 19. Mengirimkan wakil dan memberi santunan untuk orangtua siswa yang mengalami musibah. 20. Berupaya memiliki data alumni baik yang melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun yang terjun ke dunia kerja. 21. Bekerjasama dengan alumni yang telah “berhasil” untuk menularkan kiat keberhasilannya kepada “adik-adik”nya. Pasal 4 TUGAS ORANGTUA SISWA 1. Memperhatikan kesiapan dan kerapian putera/puterinya sebelum berangkat ke sekolah, misalnya ketepatan waktu, kesiapan buku-buku, kerapian pakaian, kebersihan kuku dan kerapian rambut. 2. Mengingatkan putera/puterinya untuk berpamitan sebelum berangkat ke sekolah dan mengingatkan agar langsung ke rumah sepulang dari sekolah. 3. Memeriksa dan menandatangani buku penghubung, serta mencermati pesanpesan sekolah yang tertulis dalam buku penghubung. 4. Secara bijaksana memeriksa isi tas putera/puterinya untuk menghindari “terbawa”nya rokok, benda tajam, buku porno, obat terlarang, dll. 5. Memberikan dorongan kepada putera/puterinya untuk belajar dan menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik.

6. Disiplin dan tertib dalam memberikan uang sekolah uang saku kepada putera/puterinya. 7. Memberi sumbangan dana sukarela (bagi orangtua yang mampu) kepada sekolah. 8. Menghadiri undangan dari sekolah baik untuk rapat anggota BP3/komite sekolah, pengambilan rapor, maupun panggilan untuk membicarakan masalah pembelajaran dan perilaku putera/ puterinya. 9. Menandatangani laporan perkembangan siswa (buku penghubung, hasil ulangan dan rapor). 10. Memberitahukan kepada sekolah apabila ada masalah pada putera/puterinya di rumah. 11. Memberikan masukan atau kritik membangun untuk kemajuan sekolah. 12. Berpakaian sederhana namun rapi setiap kali berada di lingkungan sekolah. 13. Bersikap ramah dan sopan santun kepada semua warga sekolah. 14. Mengunjungi warga sekolah yang mengalami musibah. 15. Membantu tegaknya wibawa kepala sekolah dan guru. 16. Membantu menjaga nama baik sekolah. 17. Membina suasana menyenangkan di rumah untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. 18. Mendorong anak dalam melaksanakan program 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan dan Kesejahteraan). Pasal 5 TUGAS ALUMNI 1. Membentuk wadah ikatan alumni untuk ikut memikirkan dan berpartisipasi dalam meningkatkan mutu sekolah asal. 2. Bersikap sederhana namun rapi setiap berkunjung ke sekolah. 3. Bersikap ramah dan sopan santun kepada semua warga sekolah. 4. Mensosialisasikan cara belajar dan bertingkah laku yang baik, serta kiat-kiat mencapai keberhasilan kepada “adik-adik”nya. 5. Membantu pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. 6. Menyumbangkan tenaga kepada almamater, misalnya alumni yang telah menjadi dokter secara berkala memberikan layanan kesehatan di sekolah. 7. Mengumpulkan dana (bagi alumni yang telah berhasil) untuk memberi beasiswa kepada siswa yang kurang mampu dan siswa berprestasi serta memberikan cinderamata kepada sekolah yang berguna untuk menunjang kelancaran pembelajaran dan peningkatan akhlak mulia. 8. Memberikan saran dan kritik membangun untuk kemajuan sekolah. 9. Mengunjungi warga sekolah yang mengalami musibah. Pasal 6 TUGAS MASYARAKAT SEKITAR SEKOLAH

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Berpakaian sederhana namun rapi ketika berada di lingkungan sekolah. Bersikap ramah dan sopan santun kepada semua warga sekolah. Memberikan informasi yang diperlukan oleh sekolah. Melaporkan kepada sekolah mengenai peristiwa yang terjadi di lingkungan sekolah dan melibatkan warga sekolah. Menghadiri undangan dari sekolah. Memberikan masukan dan kritik membangun bagi sekolah. Ikut menjaga keamanan sekolah. Mengikutsertakan warga sekolah (sejauh tidak menggangu kegiatan pembelajaran) dalam kegiatan kemasyarakatan. Secara berkala mengadakan pertemuan dengan pihak sekolah untuk membahas berbagai masalah yang terjadi di lingkungan sekolah.

Pasal 7 PENUTUP Pelaksanaan tata hubungan sekolah, orangtua murid, alumni dan masyarakat diharapkan akan menciptakan situasi kondusif yang dapat meningkatkan prestasi siswa baik di bidang akademik maupun non akademik, serta peningkatan kepribadian, budi pekerti luhur dan perilaku siswa. Ditetapkan di Jakarta Tanggal , Juli 2008 Menyetujui Wakil Orangtua Siswa/FOM __________________

Kepala SMA al muslim Najemudin, S.Si

Menyetujui Wakil Alumni Sekolah __________________

__________________

Related Documents

Tatib Lab.docx
May 2020 17
Tatib Uks.docx
November 2019 19
Tatib Ujian
November 2019 15
Tatib Persidangan.docx
December 2019 20

More Documents from "Ariya Valentino"