Contoh Laporan Ppi Terbaru (2018).docx

  • Uploaded by: zanimar
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Contoh Laporan Ppi Terbaru (2018).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,959
  • Pages: 23
LAPORAN KERJA PPIRS ISLAM SITI RAHMAH PADANG PRIODE BULAN JANUARI 2018

A. KEGIATAN PELAYANAN PPIRS 1. Surveilans : a. Infeksi jarum infus perifer/ plebitis b. Infeksi aliran darah/ IAD c. Infeksi saluran kemih/ ISK d. Infeksi Daerah operasi/ IDO e. Infeksi VAP 2. Monitoring Harian a. Monitoring kebersihan lingkungan umum b. Monitoring kepatuhan pengguaan APD c. Monitoring pembuangan limbah dan benda tajam d. Monitoring tatalaksana alat alat kritikal e. Monitoring kepatuhan tatalaksana linen f. Monitoring indikator tape sterilisasi g. Monitoring kebersihan kamar jenazah h. Monitoring instalasi gizi i.

Monitoring ruang isolasi

3. Audit Bulanan Audit kepatuhan kebersihan tangan 4. Sosialisasi pada orientasi karyawan baru : Kewaspadaan isolasi 5. Pelatihan/ Pendidikan Internal : a. Sosialisasi Pengunjung RS (Poli, laboratorium) b. Pengajuan sosialisasi emerging, re-emerging disease.

LAPORAN DAN ANALISA HASIL KINERJA PPI PERIODE JANUARI 2018 A. Angka HAis 1. Plebitis Angka kejadian plebitis

Ruang

ICU VVIP/VIP NICU KEBIDANAN ARAFAH MINA SAFA MARWA INSIDEN RATE

Denominator (Lama Hari Numerator Pemasangan Alat)

Insident ratae per mill (‰)

1 2 0 1 6 7 18 7

12 64 60 110 146 430 420 552

0.83‰ 0.27‰ 0‰ 0.09‰ 0.41 ‰ 0.16 ‰ 0.42‰ 0.12‰

42

1794

0.23‰

Target

2‰

INSIDEN RATE PLEBITIS PRIODE JANUARI 2018 1.2 1 0.8 0.6 0.4

KEJADIAN

0.2

TARGET

0

Analisa: Dari Tabel di atas menujukan Insident rate plebitis diruang perawatan dan unit terdapat 7 insident (0,23‰) dalam kurun waktu satu bulan periode 1 – 31 Januari 2018 dengan rata – rata megalami plebitis grade 2 sebanyak 42 insident dan grade 3-4 sebanyak 0 insident. Insident plebitis grade 3-4 rata – rata terjadi pada pasien dengan terapi cairan osmolalitas tinggi seperti D40%, Isosorbid dinitrat, furosemide, dobutamine, dopamine, yang diberikan secara continue sedangkan insident plebitis grade 2 dapat disimpulkan bahwa plebitis disebabkan karena tidak tepatnya area insersi, tidak dilakukan daily review secara rutin, sedangkan faktor presipitasi lainnya adalah usia > 60 tahun, penyakit penyerta diabetes millitus, gangguan faal ginjal. Pemasangan IV line chateter rata – rata 4 – 5 hari pemakaian, dan rata – rata lama perawatan sebagian besar selama 4-5 hari. Rekomedasi: 1. Perlu adanya koordinasi dengan seluruh kepala ruang, unit untuk melakukan kesepakatan tidak lanjut pelaksanaan PPI diruang dan unit masing - masing 2. Koordinasi dan monev oleh TIM PPI melakukan Daily review setiap hari dan dilakukan penggatian trasparan dressing setiap 3 – 4 hari sekali dan bila dibutuhkan. 3. Koordinasi pada seluruh petugas pelaksana tindakan agar melakukan dokumentasi dan penulisan tanggal pemasangan alat chateter IV line. 4. Menyelenggarakan pelatihan, sosialisasi, terkait materi pemasangan IV perifer dan perawatannya. 5. Menjalankan bundle plebitis.

2. ISK (Infeksi Saluran Kemih)

Ruang

ICU VVIP/VIP NICU KEBIDANAN ARAFAH MINA SAFA MARWA INSIDEN RATE

Angka kejadian ISK Denominator Insident ratae (Lama Hari per Numerator Pemasangan mill (‰) Alat) 10 1 1 48 2 20 64 23 168

55 2 2 64 4 42 48 52 269

0‰ 0 ‰ 0‰ 0 ‰ 0 ‰ 0‰ 0‰ 0‰ 0‰

Target

2‰

INSIDEN RATE KEJADIAN ISK 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0

KEJADIAN TARGET

Analisa: Dari tabel di atas dapat disimpulkan kejadian infeksi akibat pemakaian selang kateter yaitu sebanyak 0 insiden 0‰ metode observasi, wawancara dan data peunjang di ruangan dan unit terkait prosedur invasif pemasangan dower chateter tindakan dilakukan dengan teknik belum sesuai SPO namun pelaksanaan kateter care belum berjalan secara optimal, lama rata - rata terpasang dower chateter 4 - 8 hari pada pasien total care, partial care dan 1 – 2 hari pada pasien pasca pembedahan.

Rekomendasi: 1. Koordinasi oleh TIM PPI pada seluruh kepala ruang, unit tentang penerapan bundles ISK unit masing – masing. 2. Sosialisasi bundle ISK dan kamus indikator ISK 3. IDO (INFEKSI DAERAH OPERASI) Angka kejadian IDO Ruang ICU VVIP/VIP NICU KEBIDANAN ARAFAH MINA SAFA MARWA INSIDEN RATE

Numerator Denominator 0 0 0 0 0 0 0 0

Persentase (%)

6 2 0 55 20 95 92 143

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

413

0%

Target PERMENKES

2%

INSIDEN RATE IDO 2.5 2 1.5 1 0.5 0

KEJADIAN TARGET

Analisa: Dari tabel di atas insident rate IDO tidak teridentifikasi 0 Insident (0 %) dari total tindakan invasif bedah 413 tindakan. Rekomendasi: 1. Ada kebijakan rumah sakit terkait penggunaan antimikroba yang tepat, yang di atur oleh panitia PPRA 2. Menyediakan alat cliper elektrik (alat cukur area operasi yang khusus) karena terbukti tidak menimbulkan perlukaan dan mengurangi kolonisasi kuman 3. Jika memungkinkan setiap pasien yang akan dilakukan prosedur invasif pembedahan dilakukan persoal hygiene dengan mandi air dan campura clorhexidine 0,2 % 4. Rapat koordinasi bersama TIM bedah, dan komite terkait bila terjadi insident IDO

4. VAP (VENTILATOR ASSOCIATED PEMONIA) Angka kejadian VAP Ruang Numerator

ICU VVIP/VIP NICU KEBIDANAN ARAFAH MINA SAFA MARWA INSIDEN RATE

Insident rata Denominator per mill (‰)

0 0 0 0 0 0 0 0

7 0 1 0 0 0 0 0

0 ‰ 0 ‰ 0‰ 0‰ 0‰ 0 ‰ 0‰ 0‰

0

8

0‰

Target

2‰

INSIDEN RATE VAP 7 6 5 4 3

KEJADIAN

2

TARGET

1 0

Analisa: Dari tabel diatas tidak ditemukan insidet VAP (0) insiden (0‰), pemakaian ventilator 0 Kejadian dari 8 orang yang terpasang ETT. Rekomendasi: 1. Koordinasi kepada ka.Unit terkait pelaksanaan perawatan pasien total care, dan kebutuhan hand gloves dan APD lainnya. 2. Monitoring dan evaluasi penerapan bundles VAP dilakukan oleh TIM 3. Pemberian antimikroba hendaknya sesuai dengan hasil kultur

B. Monitoring Harian 1. Pembuangan limbah dan benda tajam Kepatuhan pembuangan limbah infeksius dan non infeksius, terdapat banyak peningkatan, dimulai dari fasilitas atau tempat limbah, pembuangan benda tajam masih belum patuh karena masih ditemukan benda tajam diluar sefety box, masalah ini merupakan masalah yang komplek disemua ruang perawatan.

Rekomendasi: 1. Koordiasi dengan setiap kepala ruangan tentang pelaksanaan PPI secara spesifik 2. Monev kegiatan dan pelaksanaan PPI diseluruh unit 3. Koordinasi pada pihak kedua pengelolaan limbah terkait troli kotainer pengangkut limbah yang pecah. 2. Moitoring tatalaksana linen Analisa: Tatalaksana linen bekas pakai belum maksimal salah satunya adalah linen infeksius dan linen non infeksius masih ditemukan bercampur , dan masih ada sebagian petugas yang meletakan linen kotor dilantai. Rekomendasi: 1. Sosialisasi kembali manjemen linen 2. Monev kegiatan londry yang sesuai kaidah ppi 3. Monitoring tatalaksana alat perawatan Analisa: Tatalaksana alat perawatan diruangan masih belum dilakukan secara maksimal seperti tatalaksana alat perawatan belum dilakukan sesuai kaidah PPI, jenis alat yang dimaksud adalah alat non kritikal, semi kritikal dan kritikal, tidak berjalannya program tatalaksana alat disebabkan keterbatasan fasilitas seperti cairan DTT, enzimatik dan lain – lain. Rekomendasi: 1. Koordiasi dengan kepala ruangan terkait tatalaksana alat kritikal, semi kritikal dan non kritikal. 2. Koordinasi perihal pengadaan cairan DTT disetiap ruangan 4. Monitoring aktivitas kamar jenazah Analisa: Tidak tersedianya fasilitas APD di kamar jenazah, tempat linen kotor tidak tersedia dan bak sampah tidak tersedia. Rekomendasi 1. Perlu adanya pengadaan APD dikamar jenazah 2. Perlu adanya petugas penanggug jawab ruangan

3. Perlu adanya pengadaan bak sampah dikamar jenazah 5. Monitoring unit sterilisasi Analisa: Hasil evaluasi kegiatan ruang sterilisasi alat di sterilisasi center belum berjalan maksimal tatalaksana alat yang baru datang dari ruangan tidak dilakuakan pencucian, pelaksaan pencucian, packing, dan sterilisasi dilakukan dalam ruangan yang sama. Rekomendasi: 1. Perlu adanya petugas terlatih yang menangani alat dan instrumen steril di unit sterilisasi 2. Perlu adanya ruang yang sesuai peraturan perundang – undangan untuk fasitas tatalaksana. 3. Perlu adanya ruangan penyimpanan alat steril yang sesuai, dilengkapi alat pemantauan suhu dan kelembaban. 6. Monitoring ruang isolasi Analisa: Belum adanya kebijaka pimpinan terkait oprasionalnya ruang isolasi sehingga pelaksanaan dan operasionalnya masih digunakan secara tidak tepat. Fasilitas belum memadai, seperti fasilitas ventilasi mekanik dan lain – lain. Rekomendasi: 1. Perlu adanya fasilitas APD diruang Isolasi 2. Perlu adanya fasilitas ekhaust fan untuk fasilitas ventilasi 7. Insident terpajan benda tajam dan cairan infeksius. Kejadian needle stik injury pada bulan Januari tidak ada Kejadian 8. Pengawasan penggunaan antimikroba Penggunaan antimikroba belum sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa penggunaan obat antibiotik profilaksis digunakan pre medikasi maupun pasca medikasi

.

Rekomendasi: 1. Perlu adanya pemeriksaan kultur 2. Perlu adanya surveilans penggunaan antimikroba

C. Audit Bulanan 1. Audit Kepatuhan Kebersihan Tangan

KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN PETUGAS Januari 2018 100

89.591

90

82.5

81.1

80

72

70 60

56.2 50.1 52

55.9

74

83.4 77.6

60 50.8

49.1

50

DOKTER PERAWAT

40

PENUNJANG

30 20 10 0 SEB KN PS

SEB TDKN ASPT SET KN C TBH

SET KN PS

SET KN LK PS

Analisa: Pelaksanaan kepatuhan kebersihan tangan belum mencapai target maksimum dalam hal five moment melakukan kesebersihan tangan namun demikian tingkat kepatuhan melakukan kebersihan tangan juga dipengaruhi oleh kurangnya memahami manfaat kepatuhan kebersihan tangan, tingginya tingkat beban kerja serta disebagian ruangan menggunakan cairan yang berbeda dengan ruangan yang alinnya. Rekomendasi: 1. Perlu adanya fasilitas kebersihan tangan yang sesuai kebutuhan 2. Agar fasilitas kebersihan tangan dapat terjamin ketersediaannya distribusi keruangan diatur jumlahnya disesuaikan jumlah kebutuhan setiap ruang perawatan sesuai perhitungan pedoman yang diatur permenkes

3. Penyediaan fasilitas hand rubs disetiap bed. Demikian lahlaporan bulanan ini disampaikan, semoga bermamfaat Padang, 05 Februari 2018 HormatSaya IPCN

(Dewi Kartika Sari, S.Kep)

LAPORAN KERJA PPIRS ISLAM SITI RAHMAH PADANG PRIODE BULAN FEBRUARI 2018

A.KEGIATAN PELAYANAN PPIRS 1. Surveilans : a. Infeksi jarum infus perifer/ plebitis b. Infeksi aliran darah/ IAD c. Infeksi saluran kemih/ ISK d. Infeksi Daerah operasi/ IDO e. Infeksi VAP 2

Monitoring Harian Monitoring kebersihan lingkungan umum Monitoring kepatuhan pengguaan APD Monitoring pembuangan limbah dan benda tajam Monitoring tatalaksana alat alat kritikal Monitoring kepatuhan tatalaksana linen Monitoring indikator tape sterilisasi Monitoring kebersihan kamar jenazah Monitoring instalasi gizi Monitoring ruang isolasi

3

Audit Bulanan Audit kepatuhan kebersihan tangan

4

Sosialisasi pada orientasi karyawan baru : Kewaspadaan isolasi

5

Pelatihan/ Pendidikan Internal : c.

Sosialisasi Pengunjung RS (Poli, laboratorium)

d.

Pengajuan sosialisasi emerging, re-emerging disease.

LAPORAN DAN ANALISA HASIL KINERJA PPI PERIODE FEBRUARI 2018 A. Angka HAis 1. Plebitis Angka kejadian plebitis

Ruang

ICU VVIP/VIP NICU KEBIDANAN ARAFAH MINA SAFA MARWA INSIDEN RATE

Denominator (Lama Hari Numerator Pemasangan Alat)

Insident ratae per mill (‰)

0 2 0 3 13 12 8 5

13 38 66 115 180 440 568 579

0.‰ 0.52‰ 0‰ 0.26‰ 0.72 ‰ 0.27 ‰ 0.14‰ 0.0.8‰

43

1999

0.21‰

Target

2‰

INSIDEN RATE PLEBITIS 2.5 2 1.5 1 0.5 0

KEJADIAN TARGET

Analisa: Dari Tabel di atas menujukan Insident rate plebitis diruang perawatan dan unit terdapat 7 insident (0,21‰) dalam kurun waktu satu bulan periode 1 – 28 Februari 2018 dengan rata – rata megalami plebitis grade 2 sebanyak 42 insident dan grade 3-4 sebanyak 0 insident. Insident plebitis grade 3-4 rata – rata terjadi pada pasien dengan terapi cairan osmolalitas tinggi seperti D40%, Isosorbid dinitrat, furosemide, dobutamine, dopamine, yang diberikan secara continue sedangkan insident plebitis grade 2 dapat disimpulkan bahwa plebitis disebabkan karena tidak tepatnya area insersi, tidak dilakukan daily review secara rutin, sedangkan faktor presipitasi lainnya adalah usia > 60 tahun, penyakit penyerta diabetes millitus, gangguan faal ginjal. Pemasangan IV line chateter rata – rata 4 – 5 hari pemakaian, dan rata – rata lama perawatan sebagian besar selama 4-5 hari. Rekomedasi: 1. Perlu adanya koordinasi dengan seluruh kepala ruang, unit untuk melakukan kesepakatan tidak lanjut pelaksanaan PPI diruang dan unit masing - masing 2. Koordinasi dan monev oleh TIM PPI melakukan Daily review setiap hari dan dilakukan penggatian trasparan dressing setiap 3 – 4 hari sekali dan bila dibutuhkan. 3. Koordinasi pada seluruh petugas pelaksana tindakan agar melakukan dokumentasi dan penulisan tanggal pemasangan alat chateter IV line. 4. Menyelenggarakan pelatihan, sosialisasi, terkait materi pemasangan IV perifer dan perawatannya. 5. Menjalankan bundle plebitis.

2.

ISK (Infeksi Saluran Kemih)

Ruang

ICU VVIP/VIP NICU KEBIDANAN ARAFAH MINA SAFA MARWA INSIDEN RATE

Angka kejadian ISK Denominator Insident ratae (Lama Hari Numerator per Pemasangan mill (‰) Alat) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

55 0 0 64 4 38 47 72 280

0‰ 0 ‰ 0‰ 0 ‰ 0 ‰ 0‰ 0‰ 0‰ 0‰

Target

2‰

INSIDEN RATE KEJADIAN ISK 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0

KEJADIAN TARGET

Analisa: Dari tabel di atas dapat disimpulkan kejadian infeksi akibat pemakaian selang kateter yaitu sebanyak 0 insiden 0‰ metode observasi, wawancara dan data peunjang di ruangan dan unit terkait prosedur invasif pemasangan dower chateter tindakan dilakukan dengan teknik belum sesuai SPO namun pelaksanaan kateter care belum berjalan secara optimal, lama rata - rata terpasang dower chateter 4 - 8 hari pada pasien total care, partial care dan 1 – 2 hari pada pasien pasca pembedahan.

Rekomendasi: 3. Koordinasi oleh TIM PPI pada seluruh kepala ruang, unit tentang penerapan bundles ISK unit masing – masing. 4. Sosialisasi bundle ISK dan kamus indikator ISK 3.

IDO (INFEKSI DAERAH OPERASI) Angka kejadian IDO Ruang

ICU VVIP/VIP NICU KEBIDANAN ARAFAH MINA SAFA MARWA INSIDEN RATE

Numerator Denominator

Persentase (%)

0 0 0 0 0 0 0 0

8 6 1 36 25 46 56 65

0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%

0

243

0%

Target

2%

INSIDEN RATE IDO 2.5 2 1.5 1 0.5 0

KEJADIAN TARGET

Analisa: Dari tabel di atas insident rate IDO tidak teridentifikasi 0 Insident (0 %) dari total tindakan invasif bedah 413 tindakan. Rekomendasi: 5. Ada kebijakan rumah sakit terkait penggunaan antimikroba yang tepat, yang di atur oleh panitia PPRA 6. Menyediakan alat cliper elektrik (alat cukur area operasi yang khusus) karena terbukti tidak menimbulkan perlukaan dan mengurangi kolonisasi kuman 7. Jika memungkinkan setiap pasien yang akan dilakukan prosedur invasif pembedahan dilakukan persoal hygiene dengan mandi air dan campura clorhexidine 0,2 % 8. Rapat koordinasi bersama TIM bedah, dan komite terkait bila terjadi insident IDO

4.

VAP (VENTILATOR ASSOCIATED PEMONIA) Angka kejadian VAP Ruang Numerator

ICU VVIP/VIP NICU KEBIDANAN ARAFAH MINA SAFA MARWA INSIDEN RATE

Insident rata Denominator per mill (‰)

0 0 0 0 0 0 0 0

11 0 0 0 0 0 0 0

0 ‰ 0 ‰ 0‰ 0‰ 0‰ 0 ‰ 0‰ 0‰

0

11

0‰

Target

2‰

INSIDEN RATE VAP 7 6 5 4 3

KEJADIAN

2

TARGET

1 0

Analisa: Dari tabel diatas tidak ditemukan insidet VAP (0) insiden (0‰), pemakaian ventilator 0 Kejadian dari 11 orang yang terpasang ETT. Rekomendasi: 4. Koordinasi kepada ka.Unit terkait pelaksanaan perawatan pasien total care, dan kebutuhan hand gloves dan APD lainnya. 5. Monitoring dan evaluasi penerapan bundles VAP dilakukan oleh TIM 6. Pemberian antimikroba hendaknya sesuai dengan hasil kultur

B.

Monitoring Harian 1. Pembuangan limbah dan benda tajam Kepatuhan pembuangan limbah infeksius dan non infeksius, terdapat banyak peningkatan, dimulai dari fasilitas atau tempat limbah, pembuangan benda tajam masih belum patuh karena masih ditemukan benda tajam diluar sefety box, masalah ini merupakan masalah yang komplek disemua ruang perawatan.

Rekomendasi: 4. Koordiasi dengan setiap kepala ruangan tentang pelaksanaan PPI secara spesifik 5. Monev kegiatan dan pelaksanaan PPI diseluruh unit 6. Koordinasi pada pihak kedua pengelolaan limbah terkait troli kotainer pengangkut limbah yang pecah. 2. Moitoring tatalaksana linen Analisa: Tatalaksana linen bekas pakai belum maksimal salah satunya adalah linen infeksius dan linen non infeksius masih ditemukan bercampur , dan masih ada sebagian petugas yang meletakan linen kotor dilantai. Rekomendasi: 3. Sosialisasi kembali manjemen linen 4. Monev kegiatan londry yang sesuai kaidah ppi 3. Monitoring tatalaksana alat perawatan Analisa: Tatalaksana alat perawatan diruangan masih belum dilakukan secara maksimal seperti tatalaksana alat perawatan belum dilakukan sesuai kaidah PPI, jenis alat yang dimaksud adalah alat non kritikal, semi kritikal dan kritikal, tidak berjalannya program tatalaksana alat disebabkan keterbatasan fasilitas seperti cairan DTT, enzimatik dan lain – lain. Rekomendasi: 3. Koordiasi dengan kepala ruangan terkait tatalaksana alat kritikal, semi kritikal dan non kritikal. 4. Koordinasi perihal pengadaan cairan DTT disetiap ruangan 4. Monitoring aktivitas kamar jenazah Analisa: Tidak tersedianya fasilitas APD di kamar jenazah, tempat linen kotor tidak tersedia dan bak sampah tidak tersedia. Rekomendasi 4. Perlu adanya pengadaan APD dikamar jenazah 5. Perlu adanya petugas penanggug jawab ruangan

6. Perlu adanya pengadaan bak sampah dikamar jenazah 5. Monitoring unit sterilisasi Analisa: Hasil evaluasi kegiatan ruang sterilisasi alat di sterilisasi center belum berjalan maksimal tatalaksana alat yang baru datang dari ruangan tidak dilakuakan pencucian, pelaksaan pencucian, packing, dan sterilisasi dilakukan dalam ruangan yang sama. Rekomendasi: 4. Perlu adanya petugas terlatih yang menangani alat dan instrumen steril di unit sterilisasi 5. Perlu adanya ruang yang sesuai peraturan perundang – undangan untuk fasitas tatalaksana. 6. Perlu adanya ruangan penyimpanan alat steril yang sesuai, dilengkapi alat pemantauan suhu dan kelembaban. 6. Monitoring ruang isolasi Analisa: Belum adanya kebijaka pimpinan terkait oprasionalnya ruang isolasi sehingga pelaksanaan dan operasionalnya masih digunakan secara tidak tepat. Fasilitas belum memadai, seperti fasilitas ventilasi mekanik dan lain – lain. Rekomendasi: 3. Perlu adanya fasilitas APD diruang Isolasi 4. Perlu adanya fasilitas ekhaust fan untuk fasilitas ventilasi 7. Insident terpajan benda tajam dan cairan infeksius. Kejadian needle stik injury pada bulan Februari 1 orang tidak ada Kejadian 8. Pengawasan penggunaan antimikroba Penggunaan antimikroba belum sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa penggunaan obat antibiotik profilaksis digunakan pre medikasi maupun pasca medikasi. Rekomendasi: 6

Perlu adanya pemeriksaan kultur

7

Perlu adanya surveilans penggunaan antimikroba

D. Audit Bulanan 2. Audit Kepatuhan Kebersihan Tangan

KEPATUHAN KEBERSIHAN TANGAN PETUGAS Februari 2018 100

89.591

90

82.5

81.1

80

72

70 60

56.2 50.1 52

55.9

74

83.4 77.6

60 50.8

49.1

50

DOKTER PERAWAT

40

PENUNJANG

30 20 10 0 SEB KN PS

SEB TDKN ASPT SET KN C TBH

SET KN PS

SET KN LK PS

Analisa: Pelaksanaan kepatuhan kebersihan tangan belum mencapai target maksimum dalam hal five moment melakukan kesebersihan tangan namun demikian tingkat kepatuhan melakukan kebersihan tangan juga dipengaruhi oleh kurangnya memahami manfaat kepatuhan kebersihan tangan, tingginya tingkat beban kerja serta disebagian ruangan menggunakan cairan yang berbeda dengan ruangan yang alinnya. Rekomendasi: 4. Perlu adanya fasilitas kebersihan tangan yang sesuai kebutuhan 5. Agar fasilitas kebersihan tangan dapat terjamin ketersediaannya distribusi keruangan diatur jumlahnya disesuaikan jumlah kebutuhan setiap ruang perawatan sesuai perhitungan pedoman yang diatur permenkes 6. Penyediaan fasilitas hand rubs disetiap bed.

Demikian lahlaporan bulanan ini disampaikan, semoga bermamfaat Padang, 05 Maret 2018 HormatSaya IPCN

(Dewi Kartika Sari, S.Kep)

Related Documents


More Documents from ""