Contoh Laju Reaksi Fix.docx

  • Uploaded by: lutpi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Contoh Laju Reaksi Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 763
  • Pages: 5
Contoh 1 Suatu reaksi mempunyai energi pengaktifan 65 KJ mol-1, laju (100oC) sebesar 7,8 x 104 molL-1s-1. a. Pada temperatur berapa laju menjadi sepersepuluh kali laju pada 100oC b. Hitung laju pada 20oC, jika data yang lain tetap. Penyelesaian : a. Log Log

6,5 π‘₯ 104

π‘™π‘Žπ‘—π‘’ (373) π‘™π‘Žπ‘—π‘’ (𝑇) 10 𝑇

6,5 π‘₯ 104

1

βˆ’ 1 = 2,303 π‘₯ 8,314 ( 𝑇 βˆ’

1

(𝑇 βˆ’

1

1 373

1

= 2,303 π‘₯ 8,314 ( 𝑇 βˆ’

)=

2,303 π‘₯ 8,314 6,5 π‘₯ 104

373 1

373

)

)

= 3,0 x 104

T = 336 K (63oC) b. Pada 20oC (293K) 6,5 π‘₯ 104

π‘™π‘Žπ‘—π‘’ (373)

1

Log π‘™π‘Žπ‘—π‘’ (923)= 2,303 π‘₯ 8,314 ( 293 βˆ’ π‘™π‘Žπ‘—π‘’ (373) π‘™π‘Žπ‘—π‘’ (923)

1 373

)

= anti log 2,5 x 102

Laju (293) =

7,8 π‘₯ 10βˆ’2 3,1 π‘₯ 102

= 2,6 π‘₯ 10βˆ’4 π‘šπ‘œπ‘™ πΏβˆ’1 𝑠 βˆ’1

Contoh 2 Dari data dibawah ini : Suhu

Laju

0oC

1,5 x 10-3 mol L-1s-1

20oC

7,5 x 10-3 mol L-1s-1

a. Hitung energi pengaktifan b. Hitung laju pada 50oC Penyelesaian : 7,5 π‘₯ 10βˆ’3

a. Log 1,5 π‘₯ 10βˆ’3 = Log 5 = EA b. Log

𝐸𝐴 2,303 𝑅

𝐸𝐴 2,303 π‘₯ 8,314

1

( 273 βˆ’

1 293

)

(3,66 x 10-3 – 3,41 x 10-3)

= 54 KJ mol-1 π‘™π‘Žπ‘—π‘’ (50π‘œ 𝐢) π‘™π‘Žπ‘—π‘’( 0π‘œ 𝐢 )

=

5,4 π‘₯ 10βˆ’3 2,303 π‘₯ 8,314

1

( 273 βˆ’

1 293

)

π‘™π‘Žπ‘—π‘’ (50π‘œ 𝐢) π‘™π‘Žπ‘—π‘’( 0π‘œ 𝐢 )

= π‘Žπ‘›π‘‘π‘– log 1,60 = 40

Laju pada 50oC = 40 x 1,5 x 10-3 = 6,0 x 10-3 mol L-1s-1 4.3. Teori Laju Reaksi Ada dua pendekatan teoritik dalam menjelaskan laju reaksi, yaitu teori koalisi dan teori keadaan transisi. 4.3.1. Teori Koalisi Menurut teori ini sebelum molekul bersenyawa pada tahap mula kedua molekul bertabrakan. Dengan menggunakan konsep arrhenius tentang energi pengaktifan dipostulasikan bahwa tidak semua tabrakan menghasilkan reaksi. Hanya molekulmolekul yang memiliki energi sama dengan atau lebih besar dari energi pengaktifan dapat menghasilkan reaksi. Menurut ini laju reaksi sama dengan jumlah tabrakan teraktifkan per satuan waktu. Bentuk matematik dari teori koalisi : K = P Z 𝑒 βˆ’ 𝐸𝐴 𝑙𝑅𝑇 K = tetapan laju Z = jumlah tabran per satuan volume per satuan waktu EA = energi pengaktifan P = faktor ruang Meskipun teori ini hanya dapat menjelaskan reaksi yang sederhana, namun dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Laju reaksi bergantung pada konsentrasi reaksi karena jumlah tabrakan per detik bertambah jika konsentrasi bertambah. 2. Laju reaksi bergantung pada sifat pereaksi karena energi pengaktifan yang berbeda. 3. Laju reaksi bergantung pada temperatur karena jumlah molekul berenergi cukup untuk bereaksi merupakan fungsi suhu. 4. Pengaruh katalis adalah memperkecil energi pengaktifan. Kegagalan teori koalisi : 1. Molekul-molekul yang bereaksi mempunyai orientasi tertentu sebelum bereaksi. 2. Reaksi dapat berlangsungdalam beberapa tahap.

3. Energi pengaktifan tidak terlokasi saja dalam ikatan yang akan diputuskan dalam reaksi juga dalam beberapa ikatan lainnya. 4. Teori koalisi tidak dapat digunakan dalam reaksi yang terjadi pada permukaan katalitik. 4.3.2. Teori Keadaan Transisi Menurut teori ini,molekul-molekul yang bereaksi sebelum membentuk hasil reaksi membentuk kompleks teraktifkan yang berada dalam kesetimbangan termodinamika dengan molekul pereaksi. π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π‘šπ‘œπ‘™π‘’π‘˜π‘’π‘™

π‘“π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– π‘‘π‘’π‘˜π‘œπ‘šπ‘π‘œπ‘ π‘–π‘ π‘–

Laju = (π‘˜π‘œπ‘šπ‘π‘™π‘’π‘˜π‘  π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘“π‘˜π‘Žπ‘› )π‘₯(π‘šπ‘œπ‘™π‘’π‘˜π‘’π‘™ π‘˜π‘œπ‘šπ‘π‘™π‘’π‘˜π‘  π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘“π‘˜π‘Žπ‘›) A + B = AB* K*

=

produk reaksi

[ π΄π΅βˆ— ] [𝐴][𝐡]

[AB*] = K* [A] [B] π‘£π‘–π‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ π‘šπ‘’π‘›π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘Žπ‘› π‘˜π‘œπ‘šπ‘π‘™π‘’π‘˜π‘  Laju = (π‘“π‘Ÿπ‘’π‘˜π‘’π‘’π‘›π‘ π‘– ) π‘₯ (π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘– ) π‘–π‘˜π‘Žπ‘‘π‘Žπ‘› π‘˜π‘œπ‘šπ‘π‘™π‘’π‘˜π‘  π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘“π‘˜π‘Žπ‘› π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘“π‘˜π‘Žπ‘›

Laju = V x [AB*] 𝑅𝑇

= π‘β„Ž 𝐾*[A] [B] K

𝑅𝑇

= π‘β„Ž 𝐾*

K* = c-Nh*/RT βˆ†G* = βˆ†H* - T βˆ†S* 𝑅𝑇

K = π‘β„Ž e βˆ†S*/Rt - βˆ†h*/RT 𝑅 𝑁

= tetapan Boltzmen

Tetapan laju suatu reaksi pada suhu tertentu, ditentukan oleh βˆ†G*, yaitu energi bebas pengaktifan. Maka besar energi bebas pengaktifan, makin kecil laju reaksi pada suhu tertentu. Keuntungan teori keadaan transisi : 1. Faktor ruang dalam transisi bimolekular dapat diungkapkan secara kuantitatif 2. Tidak hanya proses bimolekular saja (dapat pada uni termolekular)

3. Dapat berlaku pada larutan. C. RANGKUMAN 1. Energi pengaktifan adalah energi minimum yang harus dimiliki oleh molekulmolekul pereaksi agar menghasilkan reaksi jika saling bertabrakan. 2. Jika temperatur reaksi bertambah maka nilai konstanta laju reaksi (K) akan bertambah pula. 3. Jika kedua teori laju reaksi dibandingkan Teori koalisi k = P Z e -Ea/RT 𝑅𝑇

Teori keadaan transisi

k = π‘β„Ž e βˆ†S*/Rt - βˆ†h*/RT

Faktor ruang

p = = π‘β„Ž e -βˆ†S*/R

𝑅𝑇

D. SOAL LATIHAN 1. data dibawah ini diperoleh untuk suatu reaksi Suhu

Laju

0oC

3 x 10-3 mol L-1s-1

20oC

1,5 x 10-2 L-1s-1

a. Hitung energi pengaktifan b. Hitung laju reaksi pada suhu 50oC

Related Documents

Laju Reaksi
May 2020 35
Laju Reaksi
June 2020 30
Laju Reaksi
April 2020 28

More Documents from "Feri Setiawan"