Contoh Kinerja Ruas.docx

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Contoh Kinerja Ruas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,348
  • Pages: 13
Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 1.

Data Sekunder Data sekunder adalah data awal yang ditinjau sebagai data masukan dalam

analisa kerja ruas jalan , adapun data sekunder tersebut adalah : a. Ruas jalan

: Jl. MT. Haryono – Jl. Tlogomas (STA 7+500 s/d 4+400).

b. Panjang ruas

: 3,50 km.

c. Lebar jalan

: terdapat pada gambar 4.1 sampai dengan 4.4 (hanya pada titik pengamatan)

2.

d. Tipe jalan

: 2 jalur 2 arah tak terbagi ( 2/2 UD ).

e. Jumlah penduduk

: 767.567 jiwa (tahun 2004)

Data Geometrik Jalan Kondisi geometrik tentang penampang melintang segmen jalan rata-rata ang

disertai dengan informasi yang diperlukan dalam perhitungan seperti : a. Lebar jalur lalu lintas b. Median c. Kerb d. Lebar bahu e. Lebar trotoar

Dapat dilihat pada gambar 4.1 sampai dengan 4.4 dan keterangannya dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai dengan 4.4 berikut ini :

Kinerja ruas jalan

46

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil

C

Sisi A

Sisi B

1.00

4.00

4.50

1.50

Gambar 4.1. Penampang Melintang Segmen Jalan Pos I

Tabel 4.1. Keterangan Ukuran Jalan pada Pos I Keterangan Lebar lajur lalu lintas Kerb (K) atau Bahu (B) Jarak Kerb-penghalang (m) Lebar efektif bahu (dalam+luar) (m) Bukaan median Kondisi Pengaturan Lalu Lintas Batas Kecepatan (km/jam) Pembatasan akses untuk tipe kendaraan tertentu Pembatasan parkir (periode waktu) Pembatasan berhenti (periode waktu) Lain-lain

Kinerja ruas jalan

Sisi A

Sisi B

Total

4 1 -

4.5 1.5 0.5

8.5 2.5 0.5

Ratarata 4.25 1.25 0.25

Tidak ada

60 Tidak ada Tidak ada Tidak ada -

47

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil

C Sisi A

1.00

Sisi B

4.00

4.00

1.50

Gambar 4.2. Penampang Melintang Segmen Jalan Pos II

Tabel 4.2. Keterangan Ukuran Jalan pada Pos II Keterangan Lebar lajur lalu lintas Kerb (K) atau Bahu (B) Jarak Kerb-penghalang (m) Lebar efektif bahu (dalam+luar) (m) Bukaan median Kondisi Pengaturan Lalu Lintas Batas Kecepatan (km/jam) Pembatasan akses untuk tipe kendaraan tertentu Pembatasan parkir (periode waktu) Pembatasan berhenti Lain-lain

Kinerja ruas jalan

Sisi A Sisi B Total Rata-rata 4 4 8 4 1 1.5 2.5 1.25 1 1.5 2.5 1.25 Tidak ada

60 Tidak ada Tidak ada Tidak ada -

48

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil

C

Sisi A

1.00

Sisi B

3.00

4.50

4.50

1.00

Gambar 4.3. Penampang Melintang Segmen Jalan Pos III

Tabel 4.3. Keterangan Ukuran Jalan pada Pos III Keterangan Lebar lajur lalu lintas Kerb (K) atau Bahu (B) Jarak Kerb-penghalang (m) Lebar efektif bahu (dalam+luar) (m) Bukaan median Kondisi Pengaturan Lalu Lintas Batas Kecepatan (km/jam) Pembatasan akses untuk tipe kendaraan tertentu Pembatasan parkir (periode waktu) Pembatasan berhenti Lain-lain

Kinerja ruas jalan

Sisi A 4.5 4 3

Sisi B 4.5 1 0

Total 9 5 3

Rata-rata 4.5 2.5 1.5

Tidak ada

60 Tidak ada Tidak ada Tidak ada -

49

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil

C Sisi A

1.00

Sisi B

4.50

4.50

1.00

Gambar 4.4. Penampang Melintang Segmen Jalan Pos IV

Tabel 4.4. Keterangan Ukuran Jalan pada Pos IV Keterangan Lebar lajur lalu lintas Kerb (K) atau Bahu (B) Jarak Kerb-penghalang (m) Lebar efektif bahu (dalam+luar) (m) Bukaan median Kondisi Pengaturan Lalu Lintas Batas Kecepatan (km/jam) Pembatasan akses untuk tipe kendaraan tertentu Pembatasan parkir (periode waktu) Pembatasan berhenti Lain-lain

Kinerja ruas jalan

Sisi A Sisi B 4.5 4.5 1 1 -

Total 9 2 -

Rata-rata 4.5 1 -

Tidak ada

60 Tidak ada Tidak ada Tidak ada -

50

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil 3.

Data Primer

4.3.1

Arus Lalu Lintas Kondisi arus lalu lintas maksimum (peak time) yang terjadi pada segmen

jalan MT. Haryono - Tlogomas dapat dilihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5. Data hasil survey arus lalu lintas (peak time) Pos Pengamatan I

Hari dan Tanggal

Jumlah Arus (kend.) 5304

15.00 – 16.00 WIB

II

16.00 – 17.00 WIB

Rabu ,

5243

III

16.00 – 17.00 WIB

4 Mei 2005

5628

IV

16.00 – 17.00 WIB

Waktu

5403

Sumber : hasil perhitungan

4.3.2

Hambatan Samping Kondisi hambatan samping maksimum (peak time) terdapat dalam data

survei yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 mei 20005. Nilai dari hambatan samping yang terjadi per segmen jalan pada tiap-tiap pos pengamatan pada tabel 4.6: Tabel 4.6. Hambatan Samping pada saat maksimum (peak time)

No

Lokasi

Frekwensi berbobot

Interval

Kelas hambatan samping

1.

Pos I

514.5

500 – 899

H

= Tinggi

2.

Pos II

509.05

500 – 899

H

= Tinggi

3.

Pos III

964.45

> 900

4.

Pos IV

171.375

100 – 299

VH = Sangat Tinggi L

= Rendah

Sumber : hasil perhitungan

Kinerja ruas jalan

51

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil 4.3.3

Kecepatan Perjalanan Survei kecepatan perjalanan dilaksanakan dengan mengambil sampel hanya

pada kendaraan ringan dalam hal ini angutan kota yang melewati segmen jalan tersebut. Hasil dari survei adalah sebagai barikut : Tabel 4.7. Data Kecepatan dan Waktu Tempuh Perjalanan Angkutan Kota

4.

Jenis Angkutan Umum

Kecepatan Perjalanan (km/jam)

Waktu perjalanan (jam)

ADL

22.18

0.16

LDG

18.02

0.20

GL

15.86

0.18

LG

20.59

0.14

CKL

18.89

0.11

GML

25.55

0.06

AL

23.75

0.13

Kinerja Ruas Jalan MT. Haryono – Tlogomas Kinerja ruas jalan tersebut dapat dilihat dari besaran dari derajat kejenuhan

yang merupakan faktor utama penentuan tingkat kinerja suatu segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan ( DS ) menunjukkan masalah kapasitas suatu ruas jalan atau tidak. Nilai hasil survei arus lalu lintas (LHR), hambatan samping, dan kecepatan perjalanan memberikan kontribusi terhadap perhitungan yang hasilnya adalah derajat kejenuhan. Hasil dari perhitungan parameter diatas dapat dilihat dalam table dibawh ini.

Tabel 4.8. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS)

Kinerja ruas jalan

52

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil

Lokasi

STA

Kapasitas (C)

Arus total (Q)

Derajat Kejenuhan (DS)

Pos I

7+300 sd 7+700

2590.93

2839.50

1.10

Pos II

6+600 sd 7+000

2625.33

2511.45

0.96

Pos III

5+500 sd 5+900

2844.79

2824.10

0.99

Pos IV

4+400 sd 4+600

2824.95

2539.50

0.90

Sumber : hasil perhitungan

5.

Pemecahan Permasalahan Alternatif – altenatif yang digunakan untuk memecahkan kondisi lalu lintas

sepanjang ruas jalan ini adalah : a. Pelebaran jalan 

Untuk Pos I (STA 7+700 sd STA 6+600), jalan diperlebar 0.50 m, dimana jalan awal atau kondisi eksiting (pada saat ini) adalah hanya 8.5 meter (lebar total jalan). Dengan adanya pelebaran sebesar 0.50 lebar total jalan adalah 9.00 meter dengan trotoar @ 1.00 meter.



Untuk Pos II (STA 6+600 sd STA 5+900), jalan diperlebar 0.50 m, dimana jalan awal atau kondisi eksiting (pada saat ini) adalah hanya 8.00 meter (lebar total jalan). Dengan adanya pelebaran sebesar 0.50 lebar total jalan adalah 8.50 meter dengan trotoar @ 1.00 meter.



Untuk Pos III (STA 5+900 sd 4+600), jalan diperlebar 1.00 meter, dimana jalan awal atau kondisi eksiting (pada saat ini) adalah hanya 9.00 meter (lebar total jalan). Dengan adanya pelebaran sebesar 1.00 lebar total jalan adalah 10.00 meter dengan trotoar @ 1.00 meter.



Untuk Pos IV (STA 4+600 sd STA 4+100) tidak dimungkinkan adanya pelebaran, karena sudah tidak ada lagi lahan yang tersisa.

b. Pemberian median pada tengah – tengah sepanjang ruas jalan tersebut sehingga jalan tersebut beralih fungsi menjadi 2 jalur 2 arah terbagi (2/2 D) Median jalan tersebut berupa pembatas jalan yang terbuat dari beton.

Kinerja ruas jalan

53

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil c. Pada area Pos I dan Pos III pada Troatar tidak diperbolehkan untuk digunakan kegiatan atau dimanfaatkan untuk kegiatan lokal. Sedangkan pada area Pos II dan Pos IV pada bahu jalan tidak boleh untuk kegiatan lokal. d. Sepanjang ruas jalan ini lajur lalu lintasnya tidak boleh untuk parkir. e. Fasilitas halte MPU pada sepanjang ruas jalan ini disediakan diluar jalur lalu lintas. f.

Khusus untuk Pos III dimana tempatnya merupakan CBD maka perlu adanya ruang khusus parkir untuk kendaraan bermotor.

Dengan adanya beberapa alternatif pemecahan permasalahan di jalan MT. Haryono – Tlogomas, menjadikan terjadinya perubahan terhadap nilai derajat kejenuhan, seperti yang ditampilkan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS) dengan Alternatif Kapasitas Arus total (C) (Q)

Derajat Kejenuhan (DS)

Lokasi

STA

Pos I

7+300 sd 7+700

3205.89

2839.50

0.89

Pos II

6+600 sd 7+000

3221.32

2511.45

0.78

Pos III

5+500 sd 5+900

3416.52

2824.10

0.83

Pos IV

4+400 sd 4+600

3522.61

2539.5

0.72

Sumber : hasil perhitungan

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai derajat kejenuhan mengalami penurunan dari nilai DS pada saat eksisting menjadi nilai DS pada saat telah dilakukan pemecahan masalah dengan merencanakan alternatif-alternatif penyelesaian permasalahan lalu lintas pada ruas jalan ini. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Kinerja ruas jalan

54

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil Tabel 4.10. Perbandingan Derajat Kejenuhan (DS) STA Lokasi

Derajat Kejenuhan (DS) Eksisting

Alternatif

Pos I

7+300 sd 7+700

1.10

0.93

Pos II

6+600 sd 7+000

0.96

0.78

Pos III

5+500 sd 5+900

0.99

0.83

Pos IV

4+400 sd 4+600

0.90

0.72

Sumber : hasil perhitungan

6.

Pembahasan Dari analisa yang terjadi pada jalan MT. Haryono – Tlogomas diatas

didapatkan bahwa pada saat ini jalan tersebut mengalami penurunan tingkat pelayanan jalan yang ditandai dengan tingginya nilai dari derajat kejenuhan yang merupakan parameter dari kinerja lalu lintas yang melewati jalan tersebut. Semakin besar nilai derajat kejenuhan suatu jalan, maka nilai dari tingkat pelayanan jalan akan semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari kondisi jalan saat ini yang mengalami beberapa permasalahan lalu lintas, antara lain : 

Sering terjadinya kemacetan lalu lintas, khususnya pada saat peak time.



Banyaknya konflik arus lalu lintas yang menyebabkan terjadi kemacetan.



Penyimpangan terhadap fungsi dari sarana dan prasarana jalan yang menambah keruwetan arus lalu lintas.

Dari perhitungan derajat kejenuhan dapat dikonversikan ke dalam tingkatan pelayanan suatu ruas jalan, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Kinerja ruas jalan

55

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil Tabel 4.11. Perhitungan Derajat Kejenuhan dan Tingkat Pelayanan Pos Pengamatan Pos I

7+300 sd 7+700

Derajat Kejenuhan 1.10

Tingkat Pelayanan Kelas F

Pos II

6+600 sd 7+000

0.96

Kelas E

Pos III

5+500 sd 5+900

0.99

Kelas E

Pos IV

4+400 sd 4+600

0.90

Kelas E

STA

Sumber : hasil perhitungan

Dari analisa tingkat pelayanan pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa ruas jalan pada Pos I termasuk ke dalam tingkat pelayanan jalan kelas F yang menunjukkan jalan tersebut telah mencapai kondisi arus lalu lintas yang terpaksa (forced flow), kecepatan arus lalu lintas sangat rendah, volume lalu lintas berada diatas kapasitas jalan, terbentuknya antrian kendaraan dalam arus lalu lintas yang melewati jalan tersebut, dan dalam tingkatan pelayanan ruas jalan tersebut masuk ke dalam kelas yang paling rendah. Ruas jalan yang terdapat pada Pos II, Pos III, dan Pos IV termasuk ke dalam tingkat pelayanan jalan kelas E yang menunjukkan jalan tersebut bahwa volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan, kecepatan kendaraan yang melewati segmen jalan tersebut ± 30 mph (18,75 km/jam), arus lalu lintas tidak stabil, kendaraan sering berhenti pada waktu-waktu tertentu, dan kemampuan bergerak kendaraan agak terbatas. Dari fakta-fakta tersebut diatas, maka perlu dilakukan perencanaan ulang (redesign) dalam penataaan arus lalu intas pada ruas jalan tersebut untuk memperbaiki tingkat pelayanan jalan MT. Haryono -Tlogomas. Perencanaan tersebut dapat meliputi segi fisik jalan, segi pengaturan arus lalu lintas, dan juga pengawasan terhadap arus lalu lintas. Beberapa alternatif yang direncanakan antara lain :

Kinerja ruas jalan

56

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil 

Pelebaran jalan



Perencanaan kembali klasifikasi jalan, dengan merencanakan jalan tersebut dari 2/2 UD menjadi 2/2 D dengan memberikan median pada tengah-tengah jalan yang tebuat dari beton.



Pelarangan pemanfaatan trotoar atau bahu jalan untuk kegiatan lokal atau parkir kendaraan



Pelarangan terhadap kendaraan yang berhenti pada lajur lalu lintas



Pembangunan fasilitas halte untuk angkutan umum



Penyediaan lahan khusus untuk parkir kendaraan Dari hasil yang diperoleh dengan adanya alternatif – alternatif yang ada

diharapkan dapat memperbaiki dan memecahkan masalah transportasi yang ada pada ruas jalan tersebut dapat meningkatkan tingkat pelayanan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.12. Perencanaan Derajat Kejenuhan dan Tingkat Pelayanan Pos

STA

Pengamatan

Derajat

Tingkat

Kejenuhan

Pelayanan

Pos I

7+300 sd 7+700

0.89

Kelas E

Pos II

6+600 sd 7+000

0.78

Kelas D

Pos III

5+500 sd 5+900

0.83

Kelas D

Pos IV

4+400 sd 4+600

0.72

Kelas C

Sumber : hasil perhitungan

Dari analisa nilai tabel diatas, alternatif yang direncanakan pada Pos I terjadi peningkatan pada tingkat pelayanan jalan dari kelas F menjadi kelas E yang menyebabkan karakterisitk segmen jalan tersebut volume lalu lintas mendekati kapasitas jalan, kecepatan kendaraan yang melewati segmen jalan tersebut ± 30 mph (18,75 km/jam), arus lalu intas tidak stabil, kendaraan sering berhenti pada waktu-waktu tertentu, dan kemampuan bergerak kendaraan agak terbatas, yang Kinerja ruas jalan

57

Politeknik Negeri Malang – Jurusan Teknik Sipil mana hal tersebut merupakan perbaikan tingkat pelayanan dari kondisi jalan saat ini. Untuk ruas jalan di area Pos II dan Pos III terjadi peningkatan pada tingkat pelayanan jalan dari kelas E menjadi kelas D yang menyebabkan segmen jalan tersebut mendekati arus tidak stabil, kecepatan kendaraan yang melewati jalan tersebut masih dapat dipertahankan, tetapi keterbatasan terhadap arus lalu lintas menyebabkan kecepatan menjadi menurun, kebebasan bergerak kendaraaan agak kecil, sementara kenyamanan pengemudi relative rendah, dan hasil tersebut merupakan pemecahan permasalahan tingkat pelayanan yang dapat direncanakan meskipun hasilnya tidak cukup besar pengaruhnya terhadap perubahan tingkat pelayanan, namun hasil tersebut dirasakan cukup dapat membawa perubahan yang berarti. Untuk ruas jalan di area Pos IV terjai peningkatan karakteristik jalan pada tingkat pelayanannya, yaitu dari kelas E menjadi kelas C yang menyebabkan segmen jalan tersebut arus lalu lintas stabil, kecepatan dan kemampuan bergerak kendaraan yang melewati jalan tersebut semakin terbatas, dan hal tersebut merupakan perubahan tingkat pelayanan lalu lintas menjadi cukup berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas. Alternatif pemecahan permasalahan lalu lintas yang disebutkan diatas merupakan perencanaan dalam batasan bahwa alternatif tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki dan mengatasi kondisi tingkat pelayanan pada jalan MT. Haryono – Tlogomas yang menurut analisa sudah sangat buruk menjadi lebih baik dari kondisi saat ini. Dengan keterbatasan teknis jalan, alternatif pemecahan permaslahan lalu lintas yang direncanakan tidak dapat mencapai tingkat pelayanan suatu jalan yang dikatakan layak dan baik, namun sekali lagi disebutkan bahwa alternatif pemecahan masalah diatas dimaksudkan untuk menjadikan jalan yang sudah ada menjadi lebih baik dan layak untuk dilewati oleh arus lalu lintas yang ada saat ini.

Kinerja ruas jalan

58

Related Documents

Contoh-contoh
April 2020 60
Kinerja Pns
December 2019 38
Kinerja Ukp.docx
May 2020 20
Kinerja Jaringan
November 2019 31