ISI/ PEMBAHASAN 1. Norma Agama
Norma agama adalah peraturan hidup yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa guna menciptakan kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Sumber norma ini adalah kitab suci dari setiap agama yang dianut.
Norma agama bersifat abadi dan universal. Abadi berarti norma agama berlaku selama manusia hidup di dunia, sedang universal berarti norma agama berlaku untuk semua umat beragama. Pelanggaran norma agama menimbulkan dosa dan diancam hukuman dari Tuhan di akhirat nanti, sedangkan yang mematuhi akan mendapat pahala.
Norma agama ialah peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai perintahperintah, laranganlarangan dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat.
Contoh norma agama ini diantaranya ialah: a) “Kamu dilarang membunuh”. b) “Kamu dilarang mencuri”. c) “Kamu harus patuh kepada orang tua”. d) “Kamu harus beribadah”. e) “Kamu jangan menipu Contoh pelanggaran dari norma agama ialah : 1.
Berjudi
2.
Tidak menghormati Orang Tua
3.
Mencuri
4.
Minum minuman keras
5.
Menfitnah
Solusi : 1-
Memberikan sanksi bagi yang melanggarnya.
2-
Mengajarkan tentang ilmu agama terhadap masyarakat.
3-
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.
4-
Berusaha menaati perintah tuhan dan menjahui segala larangannya.
2. Norma Kesusilaan Kesusilaan berasal dari kata “susila” yang artinya baik budi bahasanya, beradab, atau sopan santun. Susila hampir sama dengan sopan, tetapi sedikit berbeda. Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia. Norma ini juga merupakan aturan hidup tentang perilaku baik dan buruk. Pedoman berperilaku ini dilakukan berdasarkan kebenaran dan keadilan. Norma kesusilaan memberikan peraturan-peraturan kepada manusia agar menjadi manusia yang sempurna. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan sanksi sosial, seperti cibiran atau cemoohan masyarakat sampai diasingkan dari lingkungan masyarakat. Kesusilaan ini biasanya dihubungkan dengan keyakinan keagamaan. Barang siapa yang melanggar kesusialaan biasanya tidak ada hukumannya. Dia diisolir/disingkir oleh masyarakat dan menjadi buah mulut masyarat. Contoh perbuatan susila ialah: 1- Jujur 2- Berkata baik 3- Tidak suka berkhianat. Contoh norma kesusilaan diantaranya ialah: 1- Berkata dan berperilaku jujur. Misalnya tidak menyontek saat ulangan, tidak membohongi orangtua, serta tidak mencuri barang milik orang lain. 2- Berbuat adil. Misalnya tidak mau menang sendiri, mau berbagi makanan dengan saudara, tidak membeda-bedakan teman. 3- Dapat dipercaya. Misalnya tidak menipu teman, menjaga barang titipan teman, dan tidak menceritakan keburukan teman.
Contoh pelanggaran terhadap norma kesusilaan : ·
Menyontek saat ulangan.
·
Membohongi orangtua.
·
Mencuri barang milik orang lain.
·
Membeda-bedakan teman.
·
Menipu teman.
·
Tidak menjaga barang titipan orang lain.
Solusi : v Mengikuti hati nurani. v Selalu percaya diri. v Optimis dalam segala hal. v Berperilaku sesuai antara perkataan dan perbuatan yang sebenarnya.
3. Norma Kesopanan.
Norma kesopanan adalah peraturan hidup atau nilai-nilai yang diatur oleh agama maupun adat-istiadat masyarakat. Norma kesopanan merupakan pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada di sekitarnya. Hakikat norma kesopananadalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masing - masing anggota masyarakat saling hormat menghormati. Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan itu sendiri. Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan, atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Norma kesopanan tidak berlaku bagi seluruh masyarakat dunia, melainkan bersifat khusus dan setempat (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat tertentu saja. Apa yang dianggap sopan bagi segolongan masyarakat, mungkin bagi masyarakat lain tidak demikian. Norma kesopanan merupakan norma yang bersumber pada budaya masyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini tidak menimbulkan efek sosial yang besar. Misalnya, perlakuan seorang anak terhadap orang tua dan tata cara berpakaian seseorang perempuan dewasa saat keluar rumah. Pelanggaran terhadap norma ini akan kembali kepada diri si pelakunya sendiri, yaitu berupa perasaan malu dan menjadi sungkan terhadap orang di sekitarnya.
Contoh norma kesopanan ialah: a)
Hormat terhadap orang tua dan guru
b)
Berbicara dengan bahasa yang sopan kepada semua orang
c)
Tidak suka berbohong
d)
Berteman dengan siapa saja
e)
Tidak meludah sembarangan
f) g)
Memberikan tempat duduk di bis umum pada lansia dan wanita hamil Jangan makan sambil berbicara
Contoh pelanggaran terhadap norma kesopanan : Ø Duduk di atas meja. Ø Mengejek orang lain. Ø Melangkahi orang lain.
Solusi : Orang tersebut harus ditegur dan diberi nasihat,agar tidak seenaknya sendiri untuk melakukan perilakunya.
Kebiasaan merupakan norma yang keberadaannya dalam masyarakat diterima sebagai aturan yang mengikat walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah. Kebiasaan adalah tingkah laku dalam masyarakat yang dilakukan berulang - ulang mengenai sesuatu hal yang sama, yang dianggap sebagai aturan hidup. Kebiasaan dalam masyarakat sering disamakan dengan adat istiadat. Adat istiadat adalah kebiasaan - kebiasaan sosial yang sejak lama ada dalam masyarakat dengan maksud mengatur tata tertib. Ada pula yang menganggap adat istiadat sebagai peraturan sopan santun yang turun temurun Pada umumnya adat istiadat merupakan tradisi. Adat bersumber pada sesuatu yang suci (sakral) dan berhubungan dengan tradisi rakyat yang telah turun temurun, sedangkan kebiasaan tidak merupakan tradisi rakyat.. Alasan Masyarakat Melanggar Norma. Berikut ini adalah beberapa hal diantaranya alasan seseorang melakukan perbuatan melanggar norma.
1.
Tidak tahu Alasan yang paling umum kenapa seseorang melanggar norma adalah dengan alasan tidak tahu ada aturan. Alasan ini sebenarnya alasan klasik, karena setiap tindakan manusia ada aturan yang mengaturnya, apalagi jika negara sudah menyatakan dirinya negara hukum. Alasan ini tidak membebaskan seseorang dari sanksi hukum.
2.
Tidak mau tahu Banyak orang tahu aturan ketika melakukan suatu tindakan atau perbuatan, tetapi aturan itu dilanggar dan diabaikan. Biasanya orang seperti ini merasa hukum telah menjadi penghabat bagi pencapaian keinginannya. Sepanjang tidak ada yang mengusik atau merasa aman-aman saja, ia akan terus melakukannya dan ia baru berhenti saat perbuatannya ada yang melaporkannya, atau tertanggkap petugas hukum dan diproses secara hukum. Tindakkan orang serupa ini tergolong perbuatan melanggar hukum yang mendasar karena ada unsur kesengajaan.
3.
Terpaksa Kebanyakan orang memberikan alasan mengapa ia melanggar aturan karena terpaksa. Orang itu merasa tidak ada pilihan lain, ia tepaksa melakukannya bisa jadi karena kondisi ekonomi, social atau dilakukan atas perintah atasan, atau pun karena diancam. Alasan terpaksa terkadang hanya merupakan alibi, sebab keadaan terpaksa dalam hukum itu ada ukuran dan nilainya.
4.
Tidak mampu mengendalikan diri Sabar adalah sebagian dari iman. Tetapi seseorang melanggar karena tidak sabar, sehingga tidak mampu mengendalikan dirinya, dan emosinyalah yang meledak. Biasanya perbuatan melanggar pada orang seperti ini, oranganya tidak berfikir panjang dan tidak memikirkan akibat hukum dari perbuatan atau tindakkannya. Bagi orang serupa ini, urusan hukum belakangan yang terpenting baginya ia harus puaskan dan salurkan emosinya terlebih dahulu.
5.
Sudah Terbiasa. Orang yang sudah biasa melanggar aturan bukan lagi hal yang aneh dan merepotkan untuk kembali melakukan pelanggaran. Meskipun sudah pernah mendapat ganjaran, tetapi ganjaran yang pernah ia terima itu bukannya membuat dia sadar, melainkan ia makin paham dan mahir untuk melakukan pelanggaran lagi. Orang seperti ini sudah memperhitungkan akibat yang akan diterima apabila ia melanggar dan perbuatan itu dilakukannya dengan penuh kesadaran.
6.
Karena ada kesempatan
Pada prinsipnya manusia terlahir baik dan nilai-nilai kebaikan itu ada dalam diri setiap manusia. Dan manusia pada umumnya cenderung berbuat baik atau melakukan yang baikbaik. Tetapi karena ada kesempatan atau peluang, ia pun melakukan suatu perbuatan yang melanggar.
7.
Tidak setuju dengan ketentuan yang ada Alasan ini jarang terjadi, tetetapi bila diselidiki mungkin pernah terjadi. Alasan melanggar dalam konteks ini lebih merupakan berkatan dengan prinsip yang dianut seseorang. Tetapi ia tidak dapat dijadikan alasan pembenar, karena setiap aturan yang dibentuk tidak bisa memuaskan setiap orang. Artinya jika suatu aturan sudah dibuat dan disepakati oleh lembaga yang sah dan berwenang, maka setiap orang harus mematuhinya.
8.
Merasa selalu benar Tidak jarang juga orang melanggar karena merasa dirinya yang paling dan ia menganggap dirinya mengerti benar dengan aturan yang ada. Orang ini seringkali mengabaikan nasehat orang lain dan selalu mencarikan alasan-alasan bagi pembenaran perbuatannya, meskiipun kepadanya telah ditunjukkan ada aturan lain dari aturan yang dipahaminya.
4. Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan hidup yang dibuat oleh penguasa negara atau lembaga adat tertentu. Norma hukum adalah aturan-aturan yang bersumber atau dibuat oleh lembaga negara yang berwenang.
Norma hukum bersifat memaksa dan mengikat. Memaksa berarti aturan-aturan hukum harus dipatuhi oleh siapa pun, sedangkan mengikat berarti berlaku untuk semua orang. Norma ini ada 2 macam: ü Tertulis misalnya
: hukum pidana, hukum perdata, dan lain lain
ü Tidak tertulis misalnya
: hukum adat
Bagi aturan ini bagi orang yang melanggarnya akan mendapat sangsi/hukuman. Biasanya negara menyediakan alat pemerintah untuk memaksa anggota masyarakat agar tidak melanggar hukum itu. Hukum ini pada umumnya lebih bersifat irrasionil atas dasar kepentingan masyarakat.
Peraturan - peraturan yang timbul dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat - alat negara, sumbernya bisa berupa peraturan perundang - undangan, yurisprudensi, kebiasaan, doktrin, dan agama. Keistimewaan norma hukum terletak pada sifatnya yang memaksa, sanksinya berupa ancaman hukuman. Penataan dan sanksi terhadap pelanggaran peraturan - peraturan hukum bersifat heteronom, artinya dapat dipaksakan oleh kekuasaan dari luar, yaitu kekuasaan negara
Orang yang melanggar aturan-aturan hukum akan mendapatkan sanksi berupa hukuman, seperti penjara, atau denda. Menurut Kansil, norma hukum memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
Aturan tentang perilaku manusia dalam pergaulan masyarakat.
Aturan dibuat oleh badan atau lembaga berwenang.
Aturan bersifat memaksa.
Sanksi bersifat tegas.
Aturan berisi perintah dan larangan.
Perintah harus ditaati dan larangan dijauhi setiap orang.
Contoh Pelanggaran terhadap norma Hukum : Ø Orang yang melanggar lalu lintas Ø Orang yang melakukan korupsi Ø Orang yang melakukan kejahatan Solusi : Diberi Sanksi atau teguran, sanksi dapat berupa hukuman denda ataupun fisik seperti dipenjara atau hukuman mati.
Contoh kasus pelanggaran Pancasila sebagai norma politik yang lain adalah : KASUS PELANGGARAN NORMA KESOPANAN Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat saat ini masih melakukan pengembangan terhadap kasus pencurian dan perampasan serta pelanggaran norma kesopanan yang dilakukan Ari Anggara dan kawan-kawan di dalam angkutan kota C-01 jurusan Ciledug-Senen pada Senin
(23/7/2012) tengah malam. Kasat Reskrim Polrestro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Rahmad saat ditemui Kompas.com, Selasa (24/7/2012) malam, mengatakan, berdasarkan keterangan tersangka, pelaku hanya berusaha merampas tas korban dan tak ada niat memerkosa korban. Pada saat korban dibekap, korban berteriak. Atas dasar itu, polisi belum bisa menyimpulkan pelaku berusaha memerkosa korban. “Pelaku yang ditangkap kan baru satu, dia juga cuma sopir, sedangkan yang melakukan aksi kan teman-temannya. Namun, bagaimanapun juga tetap bisa dikenakan pelanggaran norma kesopanan, yaitu Pasal 288 KUHP,” kata Rahmad. Saat ini tersangka sedang dibawa ke Mapolrestro Jakarta Pusat. Polisi akan berusaha secepat mungkin menangkap empat pelaku lainnya. “Saat ini tersangka sedang dibawa untuk proses pengembangan. Kita juga masih mengejar empat pelaku lainnya,” kata Rahmad. Korban adalah seorang karyawati bernama Is (31). Is pulang dari tempat kerjanya dengan menggunakan angkot C-01 yang dikemudikan tersangka Ari. Saat Is berada dalam angkot, para pelaku langsung menyergap, mencekik leher, dan melakukan pelecehan sambil mencoba merebut tas korban. Seorang pengendara motor, yakni Sersan Dua Nicholas Sandi, anggota Satuan 81 Kopassus Antiteror, mendengar teriakan korban dan langsung mengejar mobil angkot tersebut. Tidak lama berselang, korban didorong keluar angkot oleh para pelaku di Jalan Medan Merdeka Utara, Gambir, Jakarta Pusat. Akibat kejadian ini, korban mengalami kerugian imateriil dan luka memar di leher. KASUS PELANGGARAN NORMA KESUSILAAN MANTEB.com – Salah satu siswa Kelas 2 SD Cemani 2 Grogol diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh gurunya pada hari ini. Kepala bocah tersebut mengeluarkan darah setelah dilempar tempat pensil oleh gurunya. Latar Belakang Kasus : Menurut informasi dari berbagai sumber menyebutkan kejadian dugaan kekerasan terjadi pada pukul 8 pagi. Saat itu sang siswa sedang belajar matematika. Di tengah pelajaran, ia bersama sejumlah siswa lainnya bermain sambil mendorong meja. Ulah tersebut membuat guru naik pitam dan melempar tempat pensil ke kepala siswa tersebut hingga berdarah. Solusi :
Menurut pandangan kelompok kami seharusnya dengan kasus seperti yang terjadi pada siswa tersebut guru sebenarnya bisa memberikan sanksi seperti pemberian tugas-tugassekolah, bukan dengankekerasan pihak sekolah terutama kepala sekolah yg bertanggung jawab paling besar seharusnya bisa mengontrol apa yg terjadi dilingkungan sekolah yg ia pimpin dan kepala sekolah juga harus memberi sanksi tegas kepada guru yg melakukan kekerasan pada murid tersebut baik berupa teguran maupun sanksi lainnya yg akan membuat jera guru tersebut seperti melaporkan kepolisi atau yang lainnnya karena apabila kasus seperti ini dibiarkan akan berdampak buruk bagi citra pendidikan indonesia dan bagi perkembangan psikologis anak seperti mental maupun fisik.semoga tidak akan ada kasus seperti ini lagi dan semoga pendidikan diindonesia semakin hari semakin baik. Sumber : http://manteb.com/berita/16157/Kekerasan.Guru.Terhadap.Murid KASUS PELANGGARAN NORMA HUKUM Salah satu masalah terbesar di pemerintahan Indonesia adalah masalah korupsi. Dan masalah korupsi ini pula tidak hanya mencakup bidang pemerintahan saja tetapi dalam berbagai bidang pelayanan puplik seperti sekolah,rumah sakit,dan lain-lain. Di Indonesia masalah korusi ini sangat memprihatinkan terutama di kalangan pejabat Indonesia. Korupsi sangat merugikan masyarakat dan sangat menguntungkan bagi pihak yang melakukan tindak korupsi. Orang-orang yang melakukan tindak korupsi umumnya melakukan hal tersebut karena dorongan ingin memuaskan diri sendiri, jadi yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Sehingga malah yang dirugikan adalah masyarakat. Untuk itu sangat perlu untuk membenahi peraturan tentang tindakan korupsi yang dilakukan diberbagai instansi yang bersangkutan maka dengan ditegakkannya dan diperkuatnya undang-undang tentang tindakan pidana korupsi maka diharakan agar pelaku korupsi dapat jerah dan tidak lagi melakukan tindakan korupsi dan orang-orang tidak akan berani melakukan pengkorupsian. Sehingga kesejahteraan dapat dirasakan oleh semua orang dan keadilan dapat tercipta di dalam masyarakat,dan dibangun sejak dini sikap anti korusi. Karena dari hal-hal yang kecil dapat menjadi besar, jadi perlu ditangani sedini mungkin kepada semua lapisan masyarakat. Sumber : http://mely-phoenix7aurora.blogspot.com/2013/05/macam-pelanggaranhukum.html
Pada dasarnya, segala perilaku yang melanggar norma dinamakan penyimpangan norma. Penyimpangan norma sering terjadi dalam kehidupan seharihari. Secara umum, pelanggaran norma dapat terjadi di mana pun tempatnya tanpa terkecuali. Terjadinya pelanggaran norma disebabkan karena sikap apatis masyarakat dalam melaksanakan nilai dan norma masyarakat. Sehingga wibawa nilai dan norma sebagai pedoman tingkah laku menjadi memudar. Alhasil timbullah perilaku yang melanggar norma. Menurut Robert M.Z. Lawang (1985), perilaku pelanggaran norma dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a. Pelanggaran nilai dan norma yang dilihat dan dianggap sebagai kejahatan, misalnya: pemukulan, pemerkosaan, penodongan, dan lain-lain.
b. Pelanggaran nilai dan norma yang berupa penyimpangan seksual, yaitu perzinahan, homoseksualitas, dan pelacuran.
c. Bentuk-bentuk konsumsi yang sangat berlebihan, misalnya alkohol, candu, morfin, dan lain-lain.
d. Gaya hidup yang lain dari yang lain, misalnya penjudi profesional,geng-geng, dan lainlain.
Sebagaimana telah diungkapkan di depan, bahwa adanya norma secara singkat selalu muncul untuk mempertahankan atau memelihara nilainilai yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap norma berarti juga pelanggaran terhadap nilai- nilai yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat. Apabila kita berbicara tentang pelanggaran norma, secara otomatis kita akan berbicara tentang solusi yang tepat bagi pelanggaran norma tersebut. Sebagaimana kita ketahui bersama, dewasa ini pelanggaran norma kerap terjadi. Sebagai generasi yang peduli situasi bangsa, cobalah temukan satu contoh solusi tepat dalam mengatasi pelanggaran norma yang terjadi di sekolahmu pada khususnya dan masyarakat sekitarmu pada umumnya.
Dalam Sosiologi, solusi tepat dalam menangani pelanggaran norma menggunakan pengendalian sosial. Lantas, apa yang dimaksud pengendalidengan pengendalian sosial itu? Seorang ahli sosial yang bernama
solusi Peter
L. Berger (1978) mengartikan pengendalian sosial adalah caracara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang
melalui empat
membangkang. Sedangkan menurut Roucek (1965), pengendalian sosial mengacu pada proses terencana di mana individu dianjurkan, dibujuk ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup suatu kelompok. Dengan demikian, pengendalian sosial adalah cara dan proses pengawasan yang direncanakan atau tidak direncanakan, guna mengajak, mendidik, serta memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma sosial.
Selain melalui pengendalian sosial, seorang ahli sosial bernama Koentjaraningrat mengemukakan pula beberapa usaha agar masyarakat menaati aturan-aturan yang ada, seperti:
a. Mempertebal keyakinan para anggota masyarakat akan kebaikan adat istiadat yang ada. Jika warga yakin pada kelebihan yang terkandung dalam aturan sosial yang berlaku, maka dengan rela warga akan mematuhi aturan itu.
b. Memberi ganjaran kepada warga masyarakat yang biasa taat. Pemberian ganjaran melambangkan penghargaan atas tindakan yang dilakukan individu. Hal ini memotivasi individu untuk tidak mengulangi tindakan tersebut.
c. Mengembangkan rasa malu dalam jiwa masyarakat yang menyeleweng dari adat istiadat. Individu yang menyimpang dari aturan dihukum agar jera dan tidak mengulangi kembali.
d. Mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang hendak menyeleweng dari adat istiadat dengan berbagai ancaman dan kekuasaan. Rasa takut itu mencegah individu untuk melakukan pelanggaran aturan.