Colostomy Closure How To Avoid Complications.docx

  • Uploaded by: Teuku Fenny
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Colostomy Closure How To Avoid Complications.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 719
  • Pages: 6
Colostomy closure: how to avoid complications (Penutupan kolostomi : cara menghindari komplikasi) Andrea Bischoff • Marc A. Levitt • Taiwo A. Lawal • Alberto Pena

Abstrak Kolostomi adalah operasi yang sering dilakukan di bedah anak. Terlepas dari manfaatnya, dapat menghasilkan morbiditas yang signifikan. Dalam publikasi sebelumnya kami menyajikan pengalaman kami dengan kesalahan dan komplikasi yang terjadi selama kasus-kasus pembuatan kolostomi. Sekarang, kamis fokus pada morbiditas terkait penutupan kolostomi. Kami akan menjelaskan rincian teknis yang mungkin berkontribusi pada morbiditas.

Metode Catatan medis dari 649 pasien yang menjalani penutupan kolostomi selama periode 28 tahun secara retrospektif ditinjau mencari komplikasi setelah prosedur ini. Protokol perioperatif untuk penutupan kolostomi terdiri dari : cairan bening melalui oral dan irigasi stoma proksimal berulang 24 jam sebelum operasi. Pemberian antibiotik IV selama induksi anestesi dan dilanjutkan selama 48 jam. Teknik bedah meliputi : paking stoma proksimal, plastic drape untuk immobilisasi lapangan operasi, hemostasis secara hati-hati, menghindari kontaminasi, membersihkan tepi stoma untuk pertimbangan anastomosis 2 lapis, end to end anastomosis dengan jahitan jangka panjang yang dapat diserap, irigasi rongga peritoneum yang banyak dan lapisannya dengan larutan salin, ditutup lapis demi lapis untuk menghindari ruang mati, dan menghindari hematoma. Tidak ada drain dan selang nasogastrik yang digunakan. Cairan oral dimulai sehari setelah operasi dan 48-72 jam setelah operasi.

Hasil Diagnosis pasien adalah : malformasi anorektal (583), penyakit Hirschsprung (53), dan lain-lain (13). 10 pasien (1,5%) mengalami komplikasi : 6

mengalami obstruksi usus (5 pasien karena adhesi, 1 pasien mengalami penundaan anastomosis karena perbedaan ukuran yang berat antara stoma proksimal dan distal dengan mikrokolon distal) dan 4 pasien dengan hernia insisional. Tidak ada dehiscences anastomosis atau infeksi luka. Tidak ada perdarahan, tidak ada striktur anastomosis dan tidak ada kematian.

Kesimpulan Berdasarkan pengalaman ini kami percaya bahwa penutupan kolostomi dapat dilakukan dengan morbiditas minimal asalkan teknik diamati dengan cermat.

BAB I PENDAHULUAN

Kolostomi adalah operasi yang sering dilakukan dalam bedah pediatrik, terutama untuk kasus malformasi anorektal dan penyakit Hirschsprung. Terlepas dari manfaatnya, dapat menghasilkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Menurut literatur, dehiscence anastomosis untuk penutupan kolostomi pada populasi anak dapat terjadi dengan frekuensi yang bervariasi dari 0 hingga 12,5%; dan infeksi luka dari 0,4 hingga 45% [1-16]. Komplikasi lain seperti perdarahan [3, 14], striktur anastomosis [2, 13, 15], dan kematian [7, 9, 12] juga telah dilaporkan pada populasi anak-anak. Dalam publikasi sebelumnya, kami mempresentasikan evaluasi kami tentang kesalahan dan komplikasi yang terjadi selama pembuatan kolostomi pada sejumlah besar pasien yang dirujuk [17]. Dalam ulasan saat ini kami memilih untuk berbagi rutinitas pra operasi, intraoperatif, dan pasca operasi untuk penutupan kolostomi, dengan penekanan khusus pada teknik bedah, yang kami percaya memainkan peran penting dalam mencapai tingkat morbiditas yang rendah.

BAB II METODE Catatan medis dari 649 pasien yang menjalani penutupan kolostomi selama periode 28 tahun (1982-2010) ditinjau secara retrospektif mencari komplikasi mengikuti prosedur ini. Semua kasus ini dilakukan oleh penulis senior. Protokol perioperatif kami untuk penutupan kolostomi terdiri dari: (1) masuk pada hari sebelum operasi; (2) mengeluarkan cairan melalui mulut; (3) irigasi stoma proksimal berulang dengan larutan salin, 24 jam sebelum operasi; (4) pemberian antibiotik IV selama induksi anestesi dan dilanjutkan selama 48 jam; (5) teknik bedah yang meliputi: paking stoma proksimal, plastic drap untuk untuk lapangan operasi, beberapa jahitan sutra di persimpangan mukokutan stoma untuk memberikan

traksi

seragam

yang

memungkinkan

ahli

bedah

untuk

mengidentifikasi bidang diseksi yang benar, sedekat mungkin ke dinding usus (Gambar

1, 5),

hemostasis

secara hati-hati,

menghindari kontaminasi,

membersihkan tepi stoma untuk anastomosis yang tepat (Gambar 2, 5); anastomosis dua lapis, end-to-end dengan jahitan yang dapat diserap 6-0 jangka panjang yang terpisah (Gambar 3, 5), irigasi yang banyak dari rongga peritoneum dan lapisannya dengan larutan salin, ditutup lapis demi lapis untuk menghindari ruang mati, menghindari hematoma, dan penutupan luka dengan collodium (Gambar 4, 5). Pada pasca operasi, tidak ada selang nasogastrik yang digunakan, dan pasien menerima cairan bening pada hari pertama pasca operasi, jika tidak kembung atau mual. Sebagian besar pasien dipulangkan ke rumah pada hari kedua atau ketiga setelah operasi.

Gambar 1. Beberapa jahitan sutra di persimpangan mukokutan yang memungkinkan untuk traksi seragam. Garis putus-putus menunjukkan sayatan elips. Pembukaan dilakukan lapis demi lapis.

Gambar 2. Membersihkan tepi stoma, mempersiapkan anastomosis.

BAB III HASIL

Diagnosis asli pasien adalah: malformasi anorektal (583), penyakit Hirschsprung (53), dan lain-lain (13) yang meliputi: keganasan (4), teratoma (3), kolitis ulseratif (2), trauma panggul (2), atresia vagina (1), dan giant seminal vesicle (1).

Related Documents


More Documents from ""

Cover.docx
November 2019 22
Soal Fisika.docx
May 2020 16
Partograf
October 2019 37
My Doc.docx
April 2020 20