Co Lapak Biofar.docx

  • Uploaded by: Nisa Ayu
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Co Lapak Biofar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,663
  • Pages: 11
LAPORAN PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA MODELING DAN ANALISIS DATA FARMAKOKINETIKA MENGGUNAKAN SOFTWARE MICROSOFT EXCEL DAN PHEQ_BOOTSTRAP

14 Maret 2019 Kelas A Pukul 13.00-16.00

NITA LISTIANI 260110160009

LABORATORIUM BIOFARMASETIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN

0

I.

Tujuan 1.1 Mempelajari modeling dan analisis data penelitian farmakokinetik dengan pengkhususan data in vivo menggunakan software yang dikenal luas yaitu Miscrosoft excel dan software PhEq_Bootstrap v.1.2. 1.2 Membandingkan hasil analisis data menggunakan Microsoft excel dan PhEq_Bootstrap.

II. Prinsip 2.1 Bootstrap Bootstrap adalah perangkat lunak yang dapat mengolah profil disolusi secara numerik menggunakan metode bootstrap baik pada sampel komparator ataupun sampel uji (Mendyk, 2013) 2.2 Uji Disolusi Terbanding UDT adalah uji disolusi komparatif yang dilakukan untuk menunjukkan similaritas ataupun perbedaan profil disolusi antara obat uji dengan obat inovator/komparator (Izzati, 2017). III. Teori Dasar Produk obat yang mengandung zat aktif berupa zat kimia baru (new chemical entity = NCE) diperlukan penilaian mengenai efikasi, keamanan dan mutu secara lengkap. NCE ini yang dipatenkan oleh pabrik penemuan disebut juga obat inovator. Sedangkan untuk produk obat yang merupakan produk “copy” hanya dibutuhkan standar mutu yang antara lain berupa bioekivalensi dengan produk obat inovator sebagai produk pembanding (reference product)yang merupakan baku mutu (BPOM, 2005) Bioekuvalesi adalah perbandingan produk obat yang memiliki dosis yang sama dan zat aktif yang sama sehingga akan menghasilkan bioavabilitas yang sebanding dan efek yang dihasilkan akan sama dalam hal efikasi dan keamanannya. Bioavabilitas ini akan menunjukkan hasil in vitro yang dilakukan dalam lingkup in vivo yang sering disebutdengan uji disolusi terbanding (BPOM,2005).

1

Uji disolusi terbanding merupakan pengujian yang dapat digunakan untuk memastikan ekivalensi dan sifat-sifat produk obat. Uji disolusi terbanding dilakukan dalam media disolusi dengan pH yang disesuaikan dengan kondisi in vivo yaitu pada pH 1,2; 4,5; dan 6,8.Obat generik dan generik bermerek yang wajib uji ekivalensi untuk memastikan efekasi obatnya .(Wijaya, et al, 2017). Perangkat PhEq bootsrap meruapakan perangkat yang digunakan untuk menghitung uji disolusi dengan pengambilan data secara acak dari profil disolusi. Baiknya diterapkan pada sampel komparator ataupun sampel uji. Terdapat dua cara untuk mengambil sampel yaitu cara pertama, keseluruha profil sebagi satu „whole vectors‟. Profil disolusi ini merupakan hasil penggandaan sederhana dari profil disolusi data asli. Yang membedakan adalah rangkaian profil disolusi dari setiap data hasil bootsrapyang dimasukkan dalam profil obat pembanding dan obat uji. Cara kedua, profil disolusi dibuat berdasarkan pengambilan sampel dari tiap titik individual „individual values‟. Titik ini akan mempresentasikan obat terlarut dalam data asli, diambil secara acak dan dibuat menjadi data disolusi baru secara numerik (Mendyk, 2013) Dalam interpretasi hasil dapat menggunakan factor kemiripan (f2). Factor kemiripan (f2) digunakan untuk mengukur kedekatan atau ekivalensi antara dua profil disolusi yang dihasilkan. Nilai f2 dikatakan ekivalensi apabila nilai f2 50 atau berada dalam rentan nilai 50-100 (Rachmawatie, 2010). Adapun nilai f2 = 50 atau lebih besar (50-100) menunjukkan kesamaan atau ekivalensi ke-2 kurva, yang berarti kemiripan profil disolusi ke-2 produk. Jika produk copy dan produk pembanding (innovator) memiliki disolusi yang sangat cepat (> 85% melarut dalam waktu = 15 menit dalam ke-3 media dengan metode uji yang dianjurkan), perbandingan profil disolusi tidak diperlukan (BPOM, 2005). IV. Alat dan Bahan 1. Laptop 2. Aplikasi PhEq bootstrap 3. Microsoft Excel V. Prosedur

5.1 Bootstrap File installer perangkat lunak PhEq_Bootstrap diinstal sesuai dengan spesifikasikasi perangkat komputer yang digunakan. Spesifikasi dapat dilihat pada: My Computer > System properties (tab dibagian atas) > System type: 32-bit Operating System atau 64-bit Operating System. Kemudian perangkat lunak notepad dibuka pada perangkat komputer dan dimasukkan data referensi dan data uji dengan 2 file yang berbeda dalam format “txt” . Lalu, dibuat file kosong pada notepad dengan nama file “hasil” . Perangkat lunak PhEq_Bootstra dibuka kemudian upload file yang telah dibuat sesuai dengan bagiannya masing-masing seperti terlihat pada bagian muka perangkat lunak seperti berikut : Referensi Data uji

Hasil

Klik Start maka akan keluar hasil. Original value f1 dan f2 (ini merupakan nilai f2 rata-rata dengan CI 90%). Hasil yang digunakan merupakan nilai f2* yang berwarna hijau/ merah dibagian bawah (Nilai f2* ini menunjukkan nilai f2 batas bawah dengan CI 90%) . Lalu Klik tab “graph” (dibagian atas) untuk mendapatkan kurva persen disolusi. Sumbu vertikal menandakan persen terdisolusi. Sumbu horizontal menandakan titik-titik waktu pengambilan sampel.

5.2 Ms. Excel

3

Perangkat lunak Microsoft Excel dibuka dan dimasukkan data % Terdisolusi references dan obat uji dalam tabel. Kemudian masing-masing data dirata-ratakan sesuai dengan interval waktu pengambilan sampel, dan dimasukkan ke dalam rumus f1 dan f2 VI. Hasil 6.1 Perangkat Lunak PhEq_Bootstrap

Dari data yang dihasilkan dinyatakan bahwa:Nilai f2 (faktor similaritas): masuk ke dalam syarat yaitu 50-100 ,yaitu 80,71 6.2.Hasil Analisis dengan Ms. Excel

Lalu dimasukkan ke rumus : 5

Rumus f2 cara 1 :

Rumus f2 cara 2 :

Terdapat hasil f2 sebesar 63,44 (dengan rumus yang pertama) dan 82,5257 ( dengan rumus yang kedua)/ Walaupun berbeda kedua hasil masih memenuhi factor kesamaan. VII. Pembahasan Pada praktikum ini,dilakukan perhitungan uji disolusi terbanding menggunakan software Bootstrap dan Microsoft Excell. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mempelajari perbedaan

profil disolusi obat produk inovator dengan obat copy. Profil disolusi mempunyai tujuan yang penting, yaitu dapat digunakan untuk menentukan bioekivalensi dari suatu obat. Produk obat copy, dipersyaratkan untuk memenuhi persyaratan uji ekivalensi baik secara in vitro maupun in vivo. Uji disolusi ini cukup penting dalam penelitian di bidang farmasi karena uji disolusi merupakan suatu gambaran apakah obat tersebut memiliki bioavailabilitas yang baik atau tidak di dalam tubuh. Biovailabilitas dapat diartikan sebagai keberadaan zat aktif di dalam plasma darah yang siap memberikan efek ketika obat telah masuk ke dalam tubuh. Profil disolusi juga bertujuan agar obat copy yang diformulasikan memiliki khasiat yang sama dengan obat paten yang menjadi pendahulunya. Uji disolusi terbanding ini pada umumnya digunakan untuk : a. jika terjadi penerimaan produk dimana ada perubahan kecil dari formulasi obat yang telah beredar dipasaran ; b. mengembangkan dan evaluasi formulasi yang dilakukan ; c. memprediksi bioavabilitas suatu obat dalam tubuh, menghindari uji bioekuivalensi dosis obat. Pada pengujian dengan boostrap ,terdapat beberapa metode interpretasi data hasil uji in vitro disolusi terbanding, yaitu kelompok pendekatan metode dependent dan kelompok pendekatan metode independent. Namun, pendekatan metode independent yang paling mudah dan banyak diterapkan yaitu dengan pendekatan secara matematis untuk membandingkan profil disolusi dengan model independen menggunakan dua faktor, yaitu F1 dan F2. F1 merupakan faktor perbedaan dan f2 adalah faktor persamaan, F2 adalah nilai yang dilihat apakah obat memiliki faktor persamaan dengan obat innovator dan memenuhi syarat apabila masuk dalam rentang 50100. Selain itu, ada beberapa opsi pengolahan data yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan jenis data hasil disolusi. Ada tiga bagian yang perlu diperhatikan, pertama sampling mode, bootstrapping parameters, dan f2 auto-rule.Untuk bagian sampling mode dibagi atas dua opsi, yaitu whole vectors dan indiviual values. .Cara pertama yaitu „whole vectors‟ dengan profil keseluruhan sebagai satu sampel dan cara kedua yaitu ‘individual values‟ dengan pegambilan sampel dari tiap titik individual secara acak.

7

Pada aplikasi ini terdapat f2 auto rule dengan pilihan no auto, 1 profil dan 2 profil. No auto memiliki arti walaupun punya data hasil lebih dari 85% maka akan tetap dikerjakan. 1 profil yaitu jika terdapat 1 profil lebih dari 85% disolusi berarti data tersebut tidak dikerjakan, sedangkan 2 profil yaitu jika ada salah satu 85% maka kedua data tidak dikerjakan. Pada praktikum kali ini, digunakan 2 profil. Pada data yang didapatkan dan telah diuji, didapat nilai F2 sebesar 80,71. Nilai ini berada dalam kisaran syarat yang ditentukan yaitu 50-100 (Shah et al., 1998) . Artinya , obat copy yang dibuat telah sama dengan obat innovator. Nilai F2 ini menunjukkan nilai F2 batas bawah dengan interval kepercayaan sebesar 90%. Pada grafik yang didapat, sumbu vertikal yang menunjukkan persen terdisolusi dan sumbu horizontal menandakan titik-titik waktu pengambilan sampel. Adapun titik pengambilan sampel sebanyak 7 kali. Kemudian dilakukan perhitungan secara manual dengan menggunakan Microsoft excel sebagai perbandingan apakah hasil yang didapatkan akan sama dengan yang dihasilkan pada apikasi bootstrap . Pada Microsoft Excel perhitungan dilakukan dengan menjabarkan rumus dalam formula

excel. Perhitungan

pada

Microsoft excel dilakukan secara bertahap. Hasil yang

didapatkan adalah 63,44 dan 82,52 untuk nilai f2. Interpretasi data dari hasil tersebut adalah nilai f2 memenuhi syarat karena berada pada rentang 50 –100 (lower similarity). Maka dapat dinyatakan bahwa profil bioavaliabilitas antara obat generik dan innovator bioekivalen karena nilai f2 memenuhi syarat. Namun terdapat perbedaan hasil antara rumus pertama dan kedua dan digunakan data perhitungan hasil rumus kedua yaitu 82,52 karena yang paling mendekati hasil yang diberikan pada bootstrap. Hasil keduanya masih memenuhi syarat rentang nilai kemiripan . Hasil tersebut menunjukkan hasil yangberbeda dengan hasil yang didapat

dari

perangkat

aplikasi bootstrap, dimana dalam analisisnya, perangkat lunak ini menggunakan perhitungan dengan menggunakan rumus yang pertama. Namun, hasil dari bootstrap justru mendekati dengan hasil perhitungan dengan rumus yang kedua. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaan jumlah profil disolusi yang dianalisis, dimana pada perangkat lunak bootstrap, sistem secara otomatis akan membuat 5000 profil disolusi baru baik secara whole vector maupun

secara

individual values sehingga profil disolusi lebih beragam dibandingkan dengan perhitungan manual yang hanya memiliki 12 profil obat dengan 7 titik interval waktu. SEhingga hasil interpretasi yang diberikan pun akan berbeda pula.

VIII. Simpulan 8.1 Modeling dan analisis data penelitian farmakokinetik dengan pengkhususan data in vivo menggunakan software yang dikenal luas yaitu Miscrosoft excel dan software PhEq_Bootstrap v.1.2 berhasil dipelajari. 8.2 Hasil analisis data menggunakan Microsoft excel dan PhEq_Bootstrap dapat dibandingkan, dengan nilai f2 yang didapat dari PhEq_bootstrap memiliki perbedaan dengan hasil Microsoft excel (2 rumus) yaitu sebesar 80,71 dan 63,44 ; 82,52. Rumus kedua memberikan hasil yang hampir mirip dengan bootstrap.

9

IX.

Daftar Pustaka

BPOM. 2005. Pedoman Uji Bioekuivalensi. Jakarta : Badan BPOM RI Izzati, Nor dan Rina Fajri. 2017. Review: Variasi Metode Uji Disolusi Terbanding (Udt). Farmaka, 15(1): 29-38. Mendeyk,et al. 2013. PhEq Bootsrap : Open-Source Software for The Simulation of F2 Distribution in Cases of Large Variability in Dissolution Profiles. Dissolution Technologies: 1419. Rachmawatie, Laila Syarief., Saifullah dan Okti Ratna. 2010.Perbandingan Profil Disolusi Tablet Metoklopramid Hidroklorida Generik Berlogo dan Bermerek. Journal of Pharmaceutics. Vol.6No.3 Wijaya, et al. 2017. Uji Disolusi Terbanding Tablet Ofloxacin Berlogo dan Generik Bermerek Terhadap Inovator Dalam Media Dapar HCl pH 4,5. Jurnal Pharmascience Vol4 (1) : 22-23

Related Documents

Co Lapak Biofar.docx
June 2020 18
Lapak Sehat.docx
April 2020 27
Co-co
May 2020 41
Co-co
June 2020 32
Format Lapak Perkutan.docx
December 2019 24

More Documents from "Farihatun Nisa"