CLASSICAL CONDITIONING
MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Belajar Dan Pembelajaran Yang Dibina Oleh Bapak Taufik Ikhsan Slamet
Disusun Oleh: AISYATUN MARDHIYAH
NIM 170241608531
FAHMI ADI KUSUMA
NIM 170721636614
LINDA NUR SAFITRI
NIM 170241626060
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FEBRUARI 201
I.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya teori belajar merupakan bagaimana terjadinya proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Dari hasil yang telah di dapat dari satu teori menyebutkan pembelajaran di harapakan mampu meningkatkan nilai akedemik seorang siswa yang di dapat dari hasil belajar. Dari adanya teori pembelajaran diharapkan seorang guru juga mampu menerapkan model – model pembelajaran yang inovatif dengan memberikan materi yang akan di berikan pada saat pembelajaran. Namun pada pemanfaatnnya belajar tidak hanya nilai yang ada dalam sekolah dan ilmu pengetahuan yang di dapat oleh peserta didik. Tapi diharapkan peserta didik mampu merevisi hasil belajar yang di dapat dari sekolah serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari sehingga ilmu yang kita dapat akan lebih bermakna bagi lingkungan dan masyarakat.. Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang teori classical conditioning serta kelebihan dan kekurangan teori tersebut. 1.2 Rumusan Masalah A. Bagaiamana awal mula teori classical conditioning dicetuskan? B. Bagaimana pengaplikasian teori classical ? C. Mengapa teori classical conditioning dapat diimplementasikan dalam pendidikan ? 1.3 Tujuan A. Mengetahui awal mula tercetusnya teori classical conditioning B. Mengetahui pengaplikasian teori classical conditioning dalam pendidikan C. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori classical conditioning dalam pendidikan
II. ISI 2.1 Pengertian Classical Conditioning Classical conditioning adalah proses dimana suatu stimulus/rangsangan yang awalnya tidak memunculkan respon tertentu, diasosiasikan dengan stimulus kedua yang dapat memunculkan. Hasilnya, stimulus pertama pun dapat memunculkan respon (Powell, Symbaluk, dan Honey, 2009). Orang pertama yang mengemukakan bahwa tingkah laku dapat diubah maupum dikondisikan tidak lain adalah Ivan Pavlov, yang merupakan ahli fisiologi dari Rusia. Pada awalnya dia melakukan percobaan tersebut kepada seekor anjing, makan dan bunyi bel. Pada hari pertama saat melakukan penelitian ini anjing akan
di berikan makanan, dengan sifat alaminya anjing akan menjulurkan lindahnya dan mengeluarkan air liur. Dihari kedua sampai ke enam seekor anjing diberikan bunyi bel serta makanan dan respon anjing megeluarkan lidah dan air liurnya. Pada hari berikutnya seekor anjing hanya diberikan bunyi bel tanpa diberi makanan dan yang mengejutkan akhirnya
anjing tersebut memberikan respon dengan megeluarkan lidahnya dan air
liurnya. Dari percobaan tersebut Ivan Pavlov dapat manarik kesimpulan bahwa manusia dapat membuat manusia lain berubah dengan cara menciptakan kodisi tertentu dengan pemberian stimulus tertentu dan berlatih secara berulang ulang. Jadi jika di kaitkan dengan pembelajaran seorang guru perlu memberikan dan menciptakan stimulus tertentu agar dapat memperoleh respon balikan dari serorang siswa.
2.2 Biografi Ivan Petrovich Pavlov Ivan
Pavlov
merupakan
seorang
behaviroristik
terkenal
dengan
teorinya
pengkondisian stimulus respon yang lahir di Rusia Pada Tanggal 14 September 1849 di desa Ryazan tempat dimana ayah nya Peter Dmitrievich Pavlov yang merupakan seorang pendeta. Keluarga Ivan Pavlov mengharapakan dia menjadi seorang pendeta sehingga ia mulai pendidikannya di Seminari Teologi.Setealah ia membaca buku Cahrles Darwin ia lebi tertari pada pencarian ilmiah. Sehingga ia memutuskan untuk keluar dari sekolah Seminari Teologi dan memutuskan pindah ke Universitas St.Petersburg disana ia menekuni ilmu kimia dan fisiologi. Pada tahun 1879 ia mendapatkan gelar doctor. Ivan Pavlov lalu melanjutkan studinya dan memulai risetnya sendiri dengan topik : system pencernaan dan peredaran darah. Hasil karyanya pun mulai terkenal dan ia diangkat sebagai professor fisiologi di akademi kodokteran Kekaisaran Rusia. Pda tahun 1903 Ivan Pavlov hasil dari eksperimennya yang menyebutkan reflek kondisi berbeda dengan reflek halus sebagai contohnya saat system saraf anjing menghubungkan suara metronome dengan makan. Pada tahun 1904 ia mendapatkan penghargaan nobel dalam fisiologi kedokterannya melalui penelitian tentang fisiologi pencemaran.Ivan Pavlov juga mempunyai banyak karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned
Reflexes
(1927
yang
karyanya
tersebut
mempengaruhi
psikologi
behavioristic di Amerika.Ia masih bekerja di laboratorium sampai kematiannya pada tanggal 27 Februari 1936 di Leninggrad di usia 86 tahun.
2.3 Pengaplikasian Teori Classical Conditioning dalam Pendidikan Dalam penerapannya,teori ini digunakan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah dalam pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan ranah yang dicakup oleh latar belakang teori ini, yaitu psikologi pembelajaran. Format dasar pengkondisian klasik adalah pemakaian stimulus netral dengan stimulus yang akan menghasilkan respon yang diinginkan. Setelah stimulus itu digunakan beberapa kali, maka stimulus netral akan menghasilkan respon yang diinginkan. Jika kondisi tersebut berhasil diciptakan, maka sudah terjadi proses belajar pengkondisian klasial . Konsep teori ini secara garis besar adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan atau kondisi yang dapat menimbulkan respon dari siswa.(Muflihin,2012:6) Terdapat beberapa tahapan dalam proses pengkondisian klasik Ivan Pavlov: 1. Variabel-variabel non-pengkondisian 2. Pemadaman dan pemulihan kembali 3. Generalisasi dan diferensiasi stimulus 4. Respon yang dikondisikan Prinsip-prinsip Pavlov memang sulit untuk diaplikasikan didalam kelas,namun tanpa disengaja classical conditioning ini terjadi juga,yaitu pada saat stimulus netral dikaitkan dengan sebuah kejadianmenyenangkan maupun tidak. Proses belajar suatu individu dapat terjadi terus-menerus jika respon stiulus ini dapat berjalan dengan lancar. Ia secara rutin berproses dan tampak otomatis tanpa menyadari hal yang terjadi ketika proses terjadi. Dalam proses belajar banyak menggunakan ingatan,motivasi,unsur pikiran,kemauan dan sebagainya.(Risma Fithri, 2014:46) Dalam proses pembelajaran teori ini dapat diterapkan seperti : 1. Membuat lingkungan belajar yang nyaman 2. Guru berusaha agar siswa saling menghargai pada prioritas tinggi 3. Pada saat tanya jawab guru berusahamebuat siswa dalam keadaan nyaman dengan memberikan hasil. 4. Menghindari penerapan teori behaviouristik yang salah, karena dapat berakibat
terjadinya proses pembelajaran yang tidak nyaman bagi siswa 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Classical Conditioning
Dalam Implementasinya teori classical conditioning mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu : A. Kelebihan 1.
Teori classical conditioning dapat diterapkan untuk proses pembelajaran keterampilan yang membutuhkan banyak latihan. Hal tersebut dikarenakan dengan teori ini pendidik dapat menghadirkan stimulus
untuk mengubah
tingkahlaku pembelajar. 2.
Memudahkan pendidik dalam mengatur proses belajar mengajar. Hal tersebut dikarenakan pendidik dapat mengendalikan pembelajar dengan menciptakan kondisi pembelajaran sesuai dengan keinginan dengan menggunakan stimulus.
B. Kekurangan
1. Teori ini mempertimbangkan mengapa belajar dilakukan secara otomatis, sedangkan keaktifan pembelajar dan kreatifitas pembelajar bisajadi terpendam karena kehendak pribadi tidak di hiraukan. 2. Teori ini menekankan pentingnya latihan/kebiasaan padahal pembelajar tidak hanya bergantung pada stimulus dari luar dan hal ini juga akan menyebabkan pembelajar cenderung pasif. 3. Percobaan dalam teori ini menggunakan binatang sebagai objeknya, sedangkan penerapannya dalam pembelajaran menggunakan manusia sebagai objeknya. Hal tersebut jelaslah berbeda. Bagaimanapun secara karakter dan psikis, manusia dan binatang jelaslah berbeda.
III. PENUTUP 3.1 Simpulan Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Classical conditioning adalah proses dimana suatu stimulus/rangsangan yang awalnya tidak memunculkan respon tertentu, diasosiasikan dengan stimulus kedua yang dapat memunculkan. Hasilnya, stimulus pertama pun dapat memunculkan respon (Powell, Symbaluk, dan Honey, 2009).
2. Teori classical conditioning ini dapat diterapkan dalam bidang pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan ranah yang dicakup oleh latar belakang teori ini, yaitu psikologi pembelajaran
3. Konsep teori ini dalam Pendidikan secara garis besar adalah bagaimana menciptakan suatu lingkungan atau kondisi yang dapat menimbulkan respon dari siswa. Hal ini dapat dimulai dengan membuat lingkungan belajar yang nyaman. 4. Dalam implementasinya teori classical conditioning mempunyai kekurangan dan kelebihan 3.2 Saran Teori classical conditioning memang dapat digunakan dan diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Namun, tetap saja teori ini mempunyai kelemahan – kelemahan yang akan berdampak juga pada prises pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu dalam implementasinya sebaiknya teori ini dipadukan dengan teori teori lain yang mampu menutupi kelemahan teori ini.
IV. DAFTAR RUJUKAN Fithri, Rizma. 2014. Buku Perkuliahan: Psikologi Belajar. Hlm 39-46 Muflihin, Muh. Hizbul. 2012. Aplikasi dan Implikasi Teori Behaveorisme dalam Pembelajaran. Hlm 6 Pratama,
Oktaviami.
2013.
Teori
Belajar
Ivan
Petovich.(online)
(https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-ivanpetrovich-pavlov/) diakses pada tanggal 6 Februari 2019 Riani.
2013.
Pengertian
Classical
Conditioning.
(online)
(http://ianriani92.blogspot.com/2013/06/pengertian-classical-conditioning.html) diakses pada tanggal 6 Februari 2019 Powell, Symbaluk, dan Honey (2009). Introduction to learning and behavior (3rd ed.). Boston, MA: Cengage Learning.