TUGAS CRITICAL JOURNAL REVIEW ( CJR )
Tugas ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah PSIKOLOGI PENDIDIKAN Yang diampu oleh dosen: Dra. NUR ARJANI, M. Pd.
DISUSUN OLEH : NUR FADHILA (13) 1183111137 KELOMPOK 7 PGSD REG F 2018
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019
KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunianya dan rahmat yang diberikannya. Akhirnya penulis dapat membuat tugas Critical Jurnal Review ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Tugas Critical Jurnal Review ini disusun dengan sedemikian rupa agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua khususnya dalam hal yang mengenai Psikologi Pendidikan dalam teknik mencatat. Saya menyadari bahwa tugas yang saya buat ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya karena sesungguhnya pengetahuan dan wawasan saya masih terbatas, dan juga sesungguhnya kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT. Saya juga sangat bersyukur karena Ibu Nur Arjani yang tak henti-hentinya mendorong kami untuk membantu kami dalam menyelesaikan keseuruhan tugas Psikologi Pendidikan. Melalui presentasi dan diskusi Tanya-jawab kami telah banyak belajar bagaimana agar berjalan dengan baik. Oleh karena itu saya sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas ini. Semoga tugas Critical Jurnal Review ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih.
Medan, 18 Maret 2019
Nur Fadhila
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1.1
Latar belakang
1.2
Tujuan
1.3
Manfaat
BAB II RINGKASAN JURNAL ………………………………………………….. 2.1
Ringkasan Jurnal Pertama
2.2
Ringkasan Jurnal Kedua
BAB III PEMBAHASAN ANALISIS ……………………………………………. 3.1
Kritikal Jurnal
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………. 3.1.
Kesimpulan
3.2
Saran
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tugas mata kuliah psikologi pendidikan yang diberikan seluruh komponen dari suatu hasil penelitian dalam jurnal dengan cara menganalisis temuan utama, keunggulan dan kelemahan yang ada dalam penelitian tersebut dan membandingkannya dengan jurnal lainnya. Untuk melengkapi tugas yang diberikan saya mencoba mereview jurnal dengan identitas sebagai berikut :
Identitas Jurnal
Jurnal pertama
Judul Jurnal
: Pengaruh Metode Mind Map Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Pada Siswa Kelas VII Penulis
: Mei Linda Wati, Siswati
Indentitas
: Jurnal Empati, Oktober 2015, Volume 4(4), 131-138
Kota
: Semarang
Jurnal kedua
Judul Jurnal
: Pengaruh Penggunaan Teknik Single Audience Peer Fedback Terhadap
Keterampilan Menulis Deskripsi Anak Tunarungu Penulis
: Nur Ahmad Ardli Abdillah
Indentitas
: Jurnal Pendidikan Khusus
Kota
: Surabaya
1.2. Tujuan Journal review ini bertujuan untuk: 1.Mengulas isi jurnal yang akan direview. 2.Mencari dan mengetahui masalah siswa dalam mempelajari psikologi pendidikan khususnya pengolahan data 3.Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang ada pada jurnal.
1.3. Manfaat 1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi pendidikan. 2.Untuk menambah pengetahuan tentang membaca cepat dengan jurnal penilitian mengenai kemampuan dan pemahaman membaca cepat.
BAB II RINGKASAN JURNAL
2.1 Ringkasan Jurnal Pertama 2.1.1 Pendahuluan Usia remaja merupakan peralihan dari anak-anak ke dewasa. Santrock (2012) menyatakan pada masa tersebut struktur otak mengalami perubahan yang signifikan. Perkembangan fungsi kognitif pada masa remaja berkembang lebih luas daripada anak-anak (Santrock, 2012). Pada usia 11 hingga 15 tahun, pikiran remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman-pengalaman yang konkret sebagai titik tolak pemikirannya, kualitas berpikir abstrak mereka pada usia ini berkembang secara pesat (Santrock, 2007). Struktur kognitif remaja mencapai kematangan pada tahap ini serta potensi kualitas penalaran dan berpikir berkembang secara maksimum (Piaget dalam Thalib, 2010). Syah (2003) mengungkapkan bahwa proses belajar merupakan tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. McWhorter (2005) menyatakan bahwa dalam proses belajar, mencatat merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan pemahaman dan ingatan. Woolfolk (2004) menambahkan bahwa aktivitas mencatat membantu siswa untuk memfokuskan perhatian selama proses belajar dan membantu untuk mengkodekan informasi dalam bentuk kode-kode tertentu sehingga membantu diingat lebih lama dalam memori jangka panjang, sedangkan hasil catatan akan membantu siswa untuk melakukan review terhadap pemahaman mengenai mata pelajaran itu. Tirtonegoro (2001) mengemukakan hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2006) menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan suatu interaksi belajar dan mengajar. Salah satu teknik mencatat yang dapat menyimpan informasi dan lebih mudah diingat adalah mind map dibandingkan dengan menggunakan teknik mencatat tradisional. Mind map merupakan cara termudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak dan mengingat kembali informasi melalui mencatat kreatif serta mampu mengorganisir informasi yang telah masuk (Buzan, 2007). Campbell, Campbell dan Dickinson (2004) menambahkan bahwa mind map adalah bentuk teknik mencatat visual untuk menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai hal dengan diawali oleh satu gagasan atau topik utama dan memiliki kelebihan yaitu membantu dalam hal mengorganisasikan dan mengingat informasi secara verbal maupun tertulis.
McGaugh (dalam Solso, Otto & Kimberly, 2008) menyebutkan bahwa memori manusia lebih mudah menyimpan informasi dalam bentuk gambar dengan jangka waktu yang lama karena medulla adrenal meningkatkan sekresi epinephrine ke dalam darah sehingga meningkatkan konsolidasi memori. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang ingin peneliti angkat adalah apakah terdapat pengaruh pemberian mind map terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu pada siswa SMP Institut Indonesia?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris pengaruh pemberian mind map terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA Terpadu pada siswa SMP Institut Indonesia. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu ada perbedaan hasil belajar mata pelajaran IPA terpadu karena pemberian perlakuan berupa metode mind map antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok ekperimen memiliki hasil belajar mata pelajaran IPA terpadu lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Ada perbedaan hasil belajar mata pelajaran IPA terpadu pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian metode mind map. Hasil belajar mata pelajaran IPA terpadu sesudah pemberian metode mind map lebih tinggi dibandingkan sebelum diberi perlakuan.
2.1.2 Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Institut Indonesia Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah 52 siswa SMP Institut Indonesia Semarang yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas VII A dan VII B. Teknik Pengambilan sampel adalah nonrandomized. Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap pengaruh pemberian mind map terhadap hasil belajar mata pelajaran IPA terpadu kepada subjek. Pretest dan postest dilakukan sesuai dengan menggunakan tes hasil belajar. Bentuk soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Komposisi dan bentuk materi soal yang disajikan dalam pretest dan posttest adalah materi yang sama namun disajikan dalam tampilan berbeda yaitu diubah urutan soalnya. Tes hasil belajar dibuat peneliti berdasarkan materi pelajaran yang akan diajarkan oleh guru pengampu dalam waktu tertentu. Materi pelajaran IPA terpadu adalah suhu, ekosistem, pencemaran lingkungan, pemuaian, kalor, gerak, dan materi manusia dan lingkungan, tetapi peneliti hanya menggunakan materi kalor, gerak dan materi manusia dan lingkungan karena keluasan dan kedalaman materi tersebut sudah dapat menunjukkan hasil belajar mata pelajaran IPA terpadu selain itu sudah disesuaikan dengan kurikulum dan silabus mata pelajaran IPA terpadu. Banyaknya soal adalah 26 item setiap jawaban yang benar akan mendapatkan nilai 1, jawaban yang salah mendapatkan 0.
2.1.3 Hasil dan Pembahasan Analisis data dengan menggunakan Wilcoxon Test memperoleh hasil bahwa ada perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah perlakuan. Hal tersebut berdasarkan nilai signifikansi kelompok eksperimen sebesar 0,020 < 0,05. Berdasarkan uji hipotesis tersebut, maka secara empiris hasil penelitian ini terbukti bahwa mind map dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA terpadu. Kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan secara signifikan mengalami peningkatan skor hasil belajar lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan meskipun kedua kelompok diajarkan dengan materi yang sama. Berdasarkan analisis di atas, secara umum mind map efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar kelas VII di SMP Institut Indonesia. Hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan ini, hal ini sesuai dengan pernyataan Buzan (2007) bahwa mind map merupakan salah satu teknik mencatat yang dapat menyimpan informasi dan lebih mudah diingat dibandingkan dengan mencatat tradisional. Dalam mind map terdapat kata kunci, gambar dan warna yang menarik yang dapat dijadikan siswa sebagai pengingat ketika sedang membuat mind map. Selama kurun waktu sebelum dilakukan penelitian, kegiatan belajar mengajar di sekolah dilakukan dengan metode ceramah dan dikte. Menurut Syah (2000) metode mengajar di sekolah dengan metode ceramah dan dikte kurang dapat memberikan kesempatan eksplorasi bagi siswa karena membuat siswa menjadi pasif dan terpusat pada guru. Mind map efektif untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA terpadu, karena terdapat keunggulan dari penggunaan mind map di kelas yaitu memungkinkan siswa fokus pada pokok bahasan, memberi gambaran yang jelas secara keseluruhan dalam satu kertas serta memberikan rincian dan dapat mengelompokkan konsep dan membandingkannya (Buzan, 2007). Peningkatan hasil belajar yang dialami siswa setelah melalui proses belajar juga disebabkan karena siswa yang belajar pada kelas eksperimen dirangsang secara aktif untuk mempelajari konsep.
2.1.4 Kesimpulan Hasil analisis data menunjukkan bahwa mindmap dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA terpadu. Kelompok eksperimen yang mendapatkan perlakuan secara signifikan mengalami peningkatan skor hasil belajar lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan meskipun kedua kelompok diajarkan dengan materi yang sama.
2.2 Ringkasan Jurnal Kedua 2.2.1 Pendahuluan Dalam sejarah perkembangan hidup manusia, tulis-menulis memegang peranan besar. Manfaat yang paling besar dari menulis adalah tulisan tersebut dapat digunakan untuk mengutarakan gagasan dan maksud yang ingin disampaikan, seperti yang di katakan oleh (H.G Tarigan: 2008) bahwa “menulis merupakan sesuatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung”. Anak tunarungu adalah anak yang mengalami hambatan dalam pendengaran karena adanya kerusakan pada organ pendengaran. Salah satu dampak ketunarunguan adalah perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa terhambat sebagai akibat dari terbatasnya pemerolehan bahasa dan perbendaharaan kata sehingga mengakibatkan terlambatnya dalam berkomunikasi secara oral baik secara ekspresif (bicara dan menulis) maupun secara reseptif (menangkap bicara orang lain maupun membaca). Kathryn P. Meadow (dalam Saadjah, 2005) mengemukakan bahwa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa tulis anak tunarungu cenderung menggunakan kalimat yang pendek dan sulit menggunakan bentuk kalimat. Keterampilan menulis siswa tunarungu akan lebih optimal apabila siswa sering dilatih untuk menulis misalnya dengan membiasakan siswa menulis berbagai macam wacana, misalnya deskripsi, narasi, eksposis, argumentasi dan persuasi, agar mereka lebih kaya akan bentuk-bentuk tulisan dan pengalaman menulis. Wijayanti (2013) menyatakan bahwa “keterampilan menulis pada siswa dapat dimaksimalkan dengan memilih teknik atau media yang sesuai”. Dalam penelitian ini media yang digunakan yaitu berupa tulisan deskripsi, sebagaimana kita ketahui tulisan deskripsi adalah tulisan yang bertujuan untuk menggambarkan suatu objek baik berupa benda atau peristiwa ke dalam bentuk tulisan. Salah satu upaya untuk mengembangkan keterampilan menulis deskripsi anak tunarungu yaitu menggunakan teknik Peer Feedback. Teknik Peer Feedback yaitu teknik revisi yang dilakukan antar teman dengan cara menukarkan hasil tulisan antara satu siswa dengan siswa lainnya. Penggunaan teknik Peer Feedback dalam kegiatan menulis deskripsi dirasa efektif dikarenakan teknik Peer Feedback bukan hanya mengajarkan anak tunarungu untuk menulis, tetapi anak tunarungu juga diajarkan untuk memberikan feedback terhadap hasil tulisan dari temannya. Dalam kegiatan feedback anak terlebih dahulu akan membaca hasil tulisan terlebih dahulu, kemudian anak akan memberikan komentar terhadap tulisan tersebut, secara tidak langsung anak akan melakukan pembelajaran pengulangan dari kegiatan membaca sampai menulis. Sejalan dengan pernyataan Dimyati dan Mulyono (2006) menyatakan bahwa
“dengan melakukan pengulangan maka daya-daya manusia yang terdiri atas mengamat, menanggap, mengingat, menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya akan berkembang”. Setelah mencermati fakta yang ada dilapangan dari beberapa penelitian yang sukses dalam mengembangkan teknik Peer Feedback. Maka peneliti tertarik menggunakan teknik ini untuk dilakukan penelitian terhadap siswa tunarungu yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Teknik Single Audience Peer Feedback (SAPF) Terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi Anak Tunarungu Di SDLB-B Karya Mulia I Surabaya”.
2.2.2 Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDLB-B Karya Mulia I Surabaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2014. Pemberian intervensi menggunakan teknik Single Audience Peer Feedback dilaksanakan selama 10 kali pertemuan, setiap pertemuan dilaksanakan 2x30 menit. Penelitian ini menggunakan rancangan pre-eksperimental dengan desain “one-group pretest-posttest design” (Sugiyono, 2010:74). Subyek penelitian ini adalah siswa tunarungu kelas IV SDLB-B Karya Mulia I Surabaya yang berjumlah 6 anak, usia 10-13 tahun dan mempunyai taraf pendengaran 90-120 dB. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes untuk mengetahui keterampilan menulis kalimat dasar sebelum dan sesudah dilakukan intervensi, dan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data siswa. Analisis data menggunakan rumus uji tanda (sign test).
2.2.3 Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini keterampilan menulis anak tunarungu di SDLB-B Karya Mulia I Surabaya yang dikembangkan adalah keterampilan menulis deskripsi yang menggunakan objek berupa gambar hewan seperti kambing, sapi, gajah, anjing, singa dan jerapah. Penggunaan gambar dapat menarik perhatian anak tunarungu dalam proses belajar, karena anak tunarungu lebih mengandalkan indera penglihatannya dalam memperoleh informasi. Parmin (2009:45) Mengemukakan bahwa “gambar dapat menarik perhatian siswa serta menggerakkan respon emosial dan juga dapat menyederhanakan informasi yang sulit dimengerti”. Teknik yang tepat dan sesuai dengan karakteristik anak tunarungu sangat dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan menulis anak. Seperti yang dikemukakan oleh Nurudin (2010:94) bahwa “penggunaan teknik dalam menulis dapat mempermudah dan membantu dalam proses penulisan”.
Teknik yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan menulis deskripsi anak tunarungu yaitu teknik Single Audience Peer Feedback. Pelaksanaan intervensi menggunakan teknik Single Audience Peer Feedback dilakukan sebanyak 8x pertemuan bertujuan agar anak lebih mudah dalam memperoleh dan menguasai materi yang diajarkan. Kegiatan sosial dalam teknik Single Audience Peer Feedback yang dimaksud yaitu dimana dalam kegiatan merevisi tulisan deskripsi siswa tunarungu satu sama lain akan memberikan komentar baik berupa tulisan maupun verbal. Hal tersebut akan memunculkan sebuah konfrensi kecil antar siswa, dengan demikian hubungan sosial antar siswa akan menjadi lebih erat. Penelitian menggunakan teknik Peer Feedback yang telah berhasil dilakukan oleh Andianto 2013 yang berjudul The Effectiveness of Peer Feedback Technique to Teach Writing Viewed from Students’ Creativity Berdasarkan hasil temuan dapat disimpulakan bahwa secara umum Peer Feedback Technique lebih baik untuk pengajaran menulis pada siswa SD Muhammadiyah 1 Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Berkaitan dengan hal tersebut, penggunaan teknik Peer Feedback Technique sangat dianjurkan dalam pengajaran menulis guna mendapatkan hasil menulis yang lebih baik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengaruh dari teknik yang digunakan dalam pengajaran menulis tergantung dari tingkat kreatifitas siswa.
2.2.4 Kesimpulan Hasil pretest keterampilan menulis deskripsi anak tunarungu sebelum di berikan intervensi menggunakan teknik Single Audience Peer Feedback mendapat skor rata-rata 8 dari skor maksimal 15 dalam 2 aspek penilaian keterampilan menulis deskripsi. Hasil posttest keterampilan menulis deskripsi anak tunarungu sesudah di berikan intervensi menggunakan teknik Single Audience Peer Feedback mendapat skor rata-rata 14 dari skor maksimal 15 dalam 2 aspek penilaian keterampilan menulis deskripsi. Hasil analisis data menunjukkan penggunaan teknik Single Audience Peer Feedback berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan menulis deskripsi pada anak tunarungu kelas IV di SDLB-B Karya Mulia I Surabaya.
BAB III PEMBAHASAN ANALISIS 3.1 Kritikal Jurnal 3.1.1 Kelebihan Jurnal
Jurnal Pertama
1. Jurnal pertama pembahasannya sangat mudah untuk dipahami oleh pembaca, teori pembahasannya juga sudah sangat jelas untuk dijadikan landasan teori. 2. Pembahasan dalam jurnal ini mengemukakan bahwa salh satu teknik menulis, yaitu metode mind map merupakan salah satu cara untuk memasukkan informasi ke dalam otak dan mengingat kembali informasi melalui mencatat kreatif serta mampu mengorganisir informasi yang telah masuk. 3. Penelitian di dalam jurnal ini banyak memasukkan pengertian dari beberapa ahli terkait pendidikan dan psikologi.
Jurnal Kedua
1. Hasil penelitian jurnal kedua mudah untuk dilihat oleh pembaca karna disajikan oleh penulis dalam bentuk tabel dan diagram batang sehingga langsung terlihat mana yang rendah dan tinggi. 2. Penelitian di dalam jurnal ini banyak memasukkan pengertian dari beberapa ahli terkait menulis dan cara berkomunikasi menggunakan bahasa tulis anak tunarungu. 3. Melakukan salah satu metode pembelajaran, yaitu teknik Peer Feedback. Teknik Peer Feedback yaitu teknik revisi yang dilakukan antar teman dengan cara menukarkan hasil tulisan antara satu siswa dengan siswa lainnya.
3.1.2 Kelemahan Jurnal
Jurnal Pertama
1. Penulis tidak memasukkan sarannya di dalam penelitian tersebut. 2. Tidak terdapat gambar, grafik, maupun tabel untuk menyatakan hasil penelitiannya. Yang ada hanya pembahasan mengenai hasil dari penelitian tersebut.
Jurnal Kedua
1. Walaupun ada beberapa pendapat ahli yang dikemukakan, namun penulis tidak memasukkan bebrapa ahli yang menyatakan tentang teknik Peer Feedback merupakan salah satu metode yang mempermudah anak – anak tunarungu dalam kegiatan menulis.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Jurnal pertama dan kedua ini sudah bisa menjadi referensi bagi pembaca yang mengetahui permasalahan/kendala yang dialami siswa SD dalam kegiatan menulis. Kelebihan dari jurnal kedua terdapat penjelasan lengkap hasil penelitian dari siswa SD sehingga mempermudah pembaca untuk lebih memahami hasil penilitian terhadap hubungan motivasi dengan prestasi belajar siswa.
4.2. Saran Penulisan jurnal pertama dan kedua sudah baik. .Meskipun begitu bahkan seorang ahli pun tetap memerlukan kritik dan saran yang membangun untuk kepenulisan jurnal berikutnya. Menurut saya sebagai pembaca, jurnal ini akan lebih bagus lagi jika contoh-contoh sedikit diperbanyak, agar pembaca tau arah dan tujuan pembahasan dalam jurnal. Sehingga jika menemukan persoalan yang sama, pembaca bisa menjadikan jurnal ini sebagai referensi yang kuat. Begitu juga dengan jurnal yang kedua.