Ciri Dan Contoh Batuan Metamorf.docx

  • Uploaded by: M Fani Atmawijaya
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ciri Dan Contoh Batuan Metamorf.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,367
  • Pages: 8
Batuan Metamorf adalah batuan yang mengalami metamorfosa oleh akibat dari pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi, dimana Batuan asal atau batuan induk baik berupa batuan beku, batuan sedimen maupun batuan metamorf dan telah mengalami perubahan mineralogi, tekstur serta struktur sebagai akibat adanya perubahan temperatur (di atas proses diagenesa dan di bawah titik lebur; 200-350oC < T < 650-800oC) dan tekanan yang tinggi (1 atm < P < 10.000 atm) disebut batuan metamorf. Proses metamorfisme tersebut terjadi di dalam bumi pada kedalaman lebih kurang 3 km – 20 km. Winkler (1989) menyatakan bahwasannya proses-proses metamorfisme itu mengubah mineral-mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau respons terhadap kondisi fisika dan kimia di dalam kerak bumi yang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa. adapun 10 contoh batuan metamorf beserta ciri-cirinya yaitu: 1.

Slate ( Sabak )

Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained). Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah Ukuran butir : Very fine grained Struktur : Foliated (Slaty Cleavage) Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite Derajat metamorfisme : rendah Ciri khas : mudah membelah menjadi lembaran tipis. kegunaan : batu sabak yang berbentuk pipih biasa digunakan untuk papan tulis, biasanya juga untuk trotoar. 2.

Filit ( Filitik )

Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate. Asal : Metamorfisme Shale Warna : Merah, kehijauan Ukuran butir : Halus Struktur : Foliated (Slaty-Schistose) Komposisi : Mika, kuarsa Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang kegunaan : sebagai bahan isolator/isolasi elektrik yang baik dan tahan terhadap api, bahan interior dan exterior untuk lantai dan dinding. 3.

Gneiss ( Gneissa )

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole. Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit Warna : Abu-abu Ukuran butir : Medium – Coarse grained Struktur : Foliated (Gneissic) Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika Derajat metamorfisme : Tinggi Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika

kegunaan

4.

: Digunakan Sebagai Agregat, atau sebagai batu untuk bangunan

Sekis ( Skistosa )

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap. Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt Warna : Hitam, hijau, ungu Ukuran butir : Fine – Medium Coarse Struktur : Foliated (Schistose) Komposisi : Mika, grafit, hornblende Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet Kegunaan : Digunakan dalam kontruksi suatu bangunan 5.

Marmer ( Marble )

Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi. Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone Warna : Bervariasi Ukuran butir : Medium – Coarse Grained Struktur : Non foliasi

Komposisi Derajat metamorfisme Ciri khas kegunaan

6.

: Kalsit atau Dolomit : Rendah – Tinggi : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl. : untuk dinding, lantai dan mebel, Batu marmer dipakai sebagai bahan ornamen dinding dan lantai

Kuarsit ( quartzite )

Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis. Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir) Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah Ukuran butir : Medium coarse Struktur : Non foliasi Komposisi : Kuarsa Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi Ciri khas : Lebih keras dibanding glass kegunaan : Sebagai bahan pembuatan bola refraktori, bahan penggosok, untuk industri gelas, keramik, bahan bangunan sebagai agregat, lantai dan dinding. 7.

Milonit ( Milonitik )

Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose. Asal : Metamorfisme dinamik Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru Ukuran butir : Fine grained Struktur : Non foliasi Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan Derajat metamorfisme : Tinggi Ciri khas : Dapat dibelah-belah 8.

Filonit

Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika) Asal : Metamorfisme Shale, Mudstone Warna : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman Ukuran butir : Medium – Coarse grained Struktur : Non foliasi Komposisi : Beragam (kuarsa, mika, dll) Derajat metamorfisme : Tinggi Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau 9.

Serpetinit

Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit. Asal : Batuan beku basa Warna : Hijau terang / gelap Ukuran butir : Medium grained Struktur : Non foliasi Komposisi : Serpentine Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari 10.

Hornfels ( Hornfelsik )

Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi. Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam Ukuran butir : Fine grained Struktur : Non foliasi Komposisi : Kuarsa, mika Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

Jadi, Ciri Khusus Batuan Metamorf Adalah : A.

Struktur Batuan Metamorf

1.

Struktur Foliasi a) Struktur Skistose: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral pipih (biotit, muskovit, felspar) lebih banyak dibanding mineral butiran. b) Struktur Gneisik: struktur yang memperlihatkan penjajaran mineral granular, jumlah mineral granular relatif lebih banyak dibanding mineral pipih. c) Struktur Slatycleavage: sama dengan struktur skistose, kesan kesejajaran mineraloginya sangat halus (dalam mineral lempung). d) Struktur Phylitic: sama dengan struktur slatycleavage, hanya mineral dan kesejajarannya sudah mulai agak kasar.

2.

Struktur Non Foliasi a) Struktur Hornfelsik: struktur yang memperlihatkan butiran-butiran mineral relatif seragam. b) Struktur Kataklastik: struktur yang memperlihatkan adanya penghancuran terhadap batuan asal. c) Struktur Milonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi oleh adanya orientasi mineral yang berbentuk lentikuler dan butiran mineralnya halus. d) Struktur Pilonitik: struktur yang memperlihatkan liniasi dari belahan permukaan yang berbentuk paralel dan butiran mineralnya lebih kasar dibanding struktur milonitik, malah mendekati tipe struktur filit. e) Struktur Flaser: sama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit. f) Struktur Augen: sama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butirbutir felspar dalam masa dasar yang lebih halus. g) Struktur Granulose: sama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran beragam. h) Struktur Liniasi: struktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus ataufibrous.

B.

Tekstur Batuan Metamorf

1.

Tekstur Kristaloblastik Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru. Dalam penamaannya menggunakan akhiran kata –blastik Tekstur Porfiroblastik: sama dengan tekstur porfiritik (batuan beku), hanya kristal besarnya disebut porfiroblast. a) Tekstur Granoblastik: tekstur yang memperlihatkan butir-butir mineral seragam. b) Tekstur Lepidoblastik: tekstur yang memperlihatkan susunan mineral saling sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih. c) Tekstur Nematoblastik: tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-mineral prismatik yang sejajar dan terarah. d) Tekstur Idioblastik: tekstur yang memperlihatkan mineral-mineral berbentuk euhedral. e) Tekstur Xenoblastik: sama dengan tekstur idoblastik, namun mineralnya berbentuk anhedral.

2.

Tekstur Palimpset Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal masih bisa diamati. Dalam penamaannya menggunakan awalan kata –blasto. a) Tekstur Blastoporfiritik: tekstur yang memperlihatkan batuan asal yang porfiritik. b) Tekstur Blastopsefit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir. c) Tekstur Blastopsamit: sama dengan tekstur blastopsefit, hanya ukuran butirnya sama dengan pasir. d) Tekstur Blastopellit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lempung.

Related Documents


More Documents from "M Ridho Fiqriawan"