Cbr.docx

  • Uploaded by: yosevin
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cbr.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,721
  • Pages: 30
TUGAS CRITICAL BOOK REPORT

Mata Kuliah : Konstruksi Bangunan Dosen Pengampu : Dr. Zulkifli Matondang, M.Si.

Oleh :

Nama : Yosevin M. Sinaga Nim : 5171111018 Kelas : PTB B 2017

FAKULTAS TEKNIK PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018

Konstruksi Bangunan KATAPENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Critical Book ini dengan tepat waktu. Saya menyadari bahwa critical book ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan pihak pihak yang terkait begitu juga mungkin dalam penyajiannya jauh dari kesempurnaan karena masih banyak terdapat kekurangan serta kelemahan dalam penyusunan makalah ini. Dengan bantuan dan dukungan yang telah saya dapatkan, semoga dapat menjadi amal baik dan mendapat imbalan yang baik pula dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata semoga makalh ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca.

Medan, Maret 2018

Yosevin Sinaga

ii |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4 1.1

Latar Belakang ........................................................................................................................ 4

1.2

Tujuan ..................................................................................................................................... 4

BAB II RINGKASAN ISI BUKU .......................................................................................................... 5 2.1.

Identitas Buku ......................................................................................................................... 5

2.2.

Ringkasan buku utama ( ilmu konstruksi bangunan 1 ) .......................................................... 6

BAB III KEUNGGULAN BUKU ........................................................................................................ 26 A.

Keterkaitan antar bab ................................................................................................................ 26

B.

Kemuktahiran Buku .................................................................................................................. 26

BAB IV KELEMAHAN BUKU .......................................................................................................... 27 A.

Keterkaitan antar bab ................................................................................................................ 27

B.

Kemuktahiran Buku .................................................................................................................. 27

BAB V IMPLIKASI ............................................................................................................................. 28 A.

Implikasi Terhadap Teori .......................................................................................................... 28

B.

Implikasi Terhadap Pemahaman Mahasiswa ............................................................................ 28

C.

Implikasi Terhadap Analisis Mahasiswa .................................................................................. 28

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 29 5.1. Kesimpulan ............................................................................................................................... 29 5.2. Saran ......................................................................................................................................... 29 PUSTAKA ........................................................................................................................................ 30

iii |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangunan yang terdiri dari bagian-bagian struktur. Misal, Konstruksi Struktur Bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi Jalan Raya, Konstruksi Jembatan, Konstruksi Kapal, dan lain lain. Bangunan sebagai suatu benda hasil karya orang umumnya besar dan mempunyai bobot yang tinggi serta dikerjakan oleh orang banyak. 1.2 Tujuan 1. Critical book ini bertujuan agar mampu digunakan sebagai pembanding kelayakan terhadap buku yang lain 2. Menjadi salah satu sumber belajar bagi para penuntut ilmu 3. Menjadi acuan terhadap penggunaan buku dalam pembelajaran 4. Sebagai tingkatan dan bukti pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah dilalui

4 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan

BAB II RINGKASAN ISI BUKU 2.1.

Identitas Buku Buku Utama (buku satu) Judul buku

: Ilmu konstruksi bangunan 1

Pengarang

: Heinz Frick

Penerbit

: Kanisius

Tahun terbit

: 1980

Kota Terbit

: Yogyakarta

Tebal Buku

: 197 halaman

ISBN

: 979-413-190-3

Buku Pembanding (buku kedua) Judul buku

: Sistem bentuk struktur bangunan

Pengarang

: Heinz Frick / LMF. Purwano

Penerbit

: Kanisius

Tahun terbit

: 1998

Kota Terbit

: Yogyakarta

Tebal Buku

: 160 halaman

ISBN

: 979-672-215-1

5 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan

2.2. Ringkasan buku utama ( ilmu konstruksi bangunan 1 ) 1. Pekerjaan Tanah 1.1.penggalian Tanah 1.1.1 Penggalian Humus Pada daerah yang tebal humus (bunga tanah) terbatas, sebaiknya memulai pekerjaan dengan pekerjaan galian lubang bangunan, humus diambil dahulu dan ditimbun pada suatu tempat tertentu di daerah bangunan. 1.1.2

Penggalian Lubang Bangunan Lubang bangunan digali sesuai dengan ukuran dan letaknya bangunan yang direncanakan menurut ketentuan oleh boplang. Untuk mengali secara masinal digunakan traktor atau mesin keruk. Jikalau luasnya tempat bangunan tidak memungkinkan, terpaksa dipasang dinding penumpu atau dinding penahan lorong.

1.1.3

Macan-macam masin penggali a. Traktor b. Mesin keruk

2.1.Dinding Penumpu 2.1.1. Dinding Penumpu a. Dinding Penumpu Bangunan Dinding penumpu bangunan biasanya dipasang dengan papan horisontal, yang dipasangkan sesudah lubang bangunan itu digali dengan dinding vertikal b. Dinding penumpu parit saluran pipa air kotor Pada Dinding penumpu parit saluran pipa air kotor harus diperhatikan: - Dinding penumpu parit boleh ditiadakan hanya untuk daerah berbatu gunung - Boleh ditidakan pada tanah humus - Boleh ditiadakan pada tanah yang tidak mudah longsor 2.1.2. Dinding Bendungan a. Dinding bendungan dari kayu b. Dinding bendungan dari baja c. Dinding bendungan dari baja untuk parit saluran pipa air kotor

6 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan

2. Pondasi 2.1.Pengetahuan Dasar 2.1.1. Guna dan arti pondasi Pondasi ialah bagian bangunan yang menghubungkan gedung dengan tanah. Tanah harus bisa menerima beban dari gedung dan pondasi membagi beban itu, sehingga tekanan tanah yang diperbolehkan tidak dilewati. Pondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa sehungga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna dan gaya gaya luar seperti tekanan angin gempa bumi dan lain lain. 2.1.2. Macam macam kemungkinan pondasi a. Keadaan tanah yang kering Keadaan tanah yang kering berarti tanah yang tidak dapat dipengaruhi oleh air hujan dan sebagainya dengan air di dalam tanah sedikit sekali atau dalam sekali b. Keadaan tanah yang basah Tanah yang basah berarti tanah yang bisa longsor jikalau kena hujan atau tanah di bawah permukaa air tanah. c. Pondasi di dalam air Menggunaka dinding bendungan dan pondasi paku bumi kayu atau beton bertulang. 2.1.3. Bahan bangunan pondasi a. Pondasi batu kali b. Pondasi batu buatan c. Pondasi beton d. Pondasi beton bertulang 2.1.4. Penentuan ukuran pondasi minimal 1. Dalamnya pondasi Dalamnya pondasi ditetukan oleh tebahnya dinding atas, lebarnya pondasi, sudut yang membagi tekanan yang tergantung dari bahan bangunan pondasi yang dipilih. 2. Lebarnya pondasi Lebarnya pondasi tergantung dari tebalnya dinding atas, pada kekokohan landasan dan dalamnya pondasi.

7 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan

2.2.Pondasi umpak dan pondasi jalur 2.2.1. Pondasi Umpak Pondasi umpak kita gunakan pada bangunaan yang terpisah seperti misalnya kolom, tiang dan sebagainya. Kemudian pada bangunan sementara atau banguna konstruksi. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu alam masi yang bertarah atau balok beton bertulang yang prefabrikasi dan ditaruh diatas permukaan tanah dan hanya diratakan saja. 2.2.2. Pondasi jalur Pondasi jalur dapat kita gunakn pada keadaan tanah bangunan yang seragam. Untuk menghindari kenaikan kelembaban dari tanah lewat pondasi sebaiknya pada pondasi batu kali dan pondasi batu buatan dibuat beton bertulang. 2.3. Pondasi pelat beton bertulang Dalam pelat beton bertulang biasanya digunakan jikalau: - Kekokohan landasan yang jelek atau beban bangunan yang tinggi - Jarak jarak tiang lebih keci; daripada 8.00 - Daerah itu sering banjir - Beban banguna yang tinggi sudah dibagi seragam pada seluruh luasnya banguna oleh konstruksi diatas. 2.4. Pondasi paku bumi Pondasi paku bumi diterapkan pada gedung atau banguna yang harus didirikan pada suatu tanah bangunan yang tidak memungkinkan landasan yang kokoh. 2.4.1. Paku bumi pelantak Sebelum menggunakan paku bumi pelantak harus diadakan penyelidikan tanah yang tepat dan yang menentukan dalamnya lapisan tanah dengan kekokohan landasan yang kuat pada seluruh luas tanah bangunan. Menurut ketepatgunaan pengentak dibagi atas: a. Pengentak tangan b. Pengentak diesel c. Paku bumi pelantak kayu d. Paku bumi pelantak profil baja e. Paku bumi pelantak profil baja 2.4.2. Paku bumi pemboran Paku bumi pemboran menguntungkan sekali dibandingkan dengan paku bumi pelantak karena paku bumi tidak dilantarkan maka akan terjadi getaran.

8 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan 2.4.3. Salaian salaian paku bumi Apapun cara yang dilakukan dan apapun bahannya harus selau diadakan salaian paku bumi karena dapat dibentuk sebagai pondasi juga dapat digunakan sebgai beton bertulang. 2.5. Pengecahan terhadap rayap Pengecahan binatang binatang perusak lebih baik dilaksanakan sebelum gedung yang akan dibangun itu didirikan. Beberapa macam tindakan yang dapatdilakukan untuk pencegahan terhadap rayap: - Memperhatikan bahaya rayap dalam perencanaan dan perincian pekerjaan - Pengawetan dengan obat obatan - Pencegahan selama pendirian bangunan - Menggunnaka bahan bangunan yang tidak dapat dirusak oleh rayap.

3. Kanalisasi ( Drainase ) 3.1. Pengetahuan Dasar 3.1.1. Macam macam saluran a. Air hujan Pada prinsipnya air hujan yang menjadi air agak bersih harus kita biarka meresap kadalam tanah tempat hujan tersebut turun. Jikalau air hujan harus melalui pipa terbuka atau tertutup bahan bangunan yang cocok adalah beton, keramik atau plastik. b. Air kotor manusia Semua air kotor baik yang asalnya dari kotoran manusia (kaskus) ataupun air dari dapur pembuangannya harus melalui pipa-pipa tertutup baik dari beton, pasangan ataupun keramik dan pada sambungansambungannya diperlukan cara cara dan aduka adukan yang sesuai denga pipa bersangkutan. c. Air kotor industri pabrik dan sebagainya Aliran air kotor ini harus melalui pipa pia tertutup sebaiknya dari keramik dengan lapisan tembikardengan sambungannya sesuai dengan bahan pipa keramik dengan lapisan tembikar. 3.1.2. Sistem-sistem saluran a. Sistem pengurasan Sistem pengurasan adalah sistem yang tidak membedakan air jukan dengan air kotorkarena dicampur dan disalurkan dalam satu sistem saluran kota saja b. Sistem ganda Pada sistem ganda kita bedakan air hujan yang bersih dengan air hujan yang kotor. Air bersih dari selokan terbuka dan air kotor dari saluran tertutup. 9 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan c. Sistem terbuka Selokan terbuka sebenarnya tidak lain dari pada sistem ganda, hanya bagian air hujan dialirkan kesungai danau atau laut dengan saluran terbuka. 3.2. Bahan saluran 3.2.1. Pipa beton Bentuk dan ukuran pipa beton harus memenuhi syarat yang ditentukan setempatselam lembar lembar normalisasi indonesia belum ada. Pipa beton dipasarka dalam tiga jenis, yaitu : pipa beton dengan penampang lingkaran tanpa kaki, pipa beton dengan penampang lingkaran dengan kaki dan pipa beton dengan penampang bulat telur dengan kaki. 3.2.2. Pipa keramik Pipa keramik dengan bagian bagian pelengkapnya harus terbuat dari tanah liat atau tanah geluh yang homogen, yang dipersiapkan degan cara dibakar sampai matang dan warna jadi merah. 3.2.3. Pipa keramik dengan lapisan tembikar Pipa keramik dengan lapisan tembikar dibuat sama dengan pipa kerami, hanya dilapisi tembikar didalamnya. 3.2.4. Pipa pipa yang lain - Pipa dari besi cor - Pipa dari baja - Pipa plastik - Pipa dari asbes-semen - Pipa dari timah

3.3. Konstruksi Saluran 3.3.1. pemasangan pipa saluran pada sambungan dengan pipa saluran umum kota dipakai suudut 450 dengan arah pipa saluran yang disambung dipertengahan. 3.3.2. Sambungan sambungan pippa saluran a. Sambungan sambungan pipa saluran. b. Sambungan sambungan pipa beton. c. Sambungan sambungan pada pipa yang lain.

10 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan 3.3.3. Sumur penampung dan sumur kontrol a. Sumur penampung Sumur penmapung biasanya dipasang diluar rumahpada halama atau tempat parkir mobil b. Sumur penampung dengan penapis minyak dan bensin Sebaiknya pada penampung di dalam halam parkir dan cuci mobol, bengkel mobil dan sebagainya dipasang penapisminyak dan bensin. 3.4. Proses pengolahan 3.4.1. proses pengolahan sederhana a. Septic tank (sumur kotoran) Septic tank sebenarnya sumur rembesan /sumur kotoran. Ukurannya biasanya cocok untuk satu rumah tinggal yang cukup besar sehingga hanya perlu peninjaan sekali satahun atau dua tahun. b. Sumur pengolahan Suatu sumur pengolahan dapat dibangun dengan pipa beton besar yang dibagi dengan dinding beton. 3.4.2. Proses pengolahanpada saluran umum kota a. Proses pengolahan pertama, secara mekanis b. Proses pengolahan kedua, secara biologis c. Proses pengolahan ketiga, pemecahan fosfat d. Perawatan endapan 3.5. Pembuangan sampah Walaupun pembuangan sampah sebenarnya tidak termasuk dalam konstruksi bangunan, kita tidak boleh lupa, bahwa tiap tiap rmah harus dilengkapi dengan sebuah kotak pembuangan sampah, yang ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menjamin terhadap sumur air minum, sehingga jangan terlalu dekat.

11 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan 4.

Konstruksi Dinding 4.1. konstruksi dinding batu alam 4.1.1. Pengertian dasar a. Pembebanan batu alam alas tegangannya Menurut tegangan yang diperbolehkan, batu alam dibedakan atas: - Batu lunak (4 kg/cm2 s/d 8 kg/cm2) - Batu sedang (8 kg/cm2 s/d 16 kg/cm2) - Batu keras (16 kg/cm2 s/d 50 kg/cm2) b. Pembedaan batu alam dengan kejadiannya - Batu karena pengerasan - Batu lapisan - Batu ubuhan - Batu robohan 4.1.2. Ketahanan batu alam Berat jenis suatu batu alam dapat ditentuka yang diperbolehkan pada batu alam yaitu : - Batu cadas - Batu paras - Kapur kereng - Batu kapur - granit

antara 2 t/m3 dan 3 t/m3. Tekanan 100 kg/cm2 500 kg/cm2 s/d 1000 kg/cm2 300 kg/cm2 s/d 900 kg/cm2 1300 kg/cm2 s/d 2500 kg/cm2 2000 kg/cm2 s/d 2700 kg/cm2

4.2.konstruksi dinding beton 4.2.1. Pembuatan semen portland Pembuatan semen portland dapat dibagi atas tiga bagian a. Cara basah dengan dapur putar yang berbaring b. Cara kering dengan dapur putar yang berbaring c. Cara kering dengan dapur yang berdiri 4.2.2. Persiapan beton a. Secara pekerjaan tangan b. Secara masinal c. Perawatan 4.2.3. Bekistng dinding dan kolom beton Bekisting untuk beton bertulang menuntut biaya juga dari seluruh pembangunan. Bekisting ini harus menampung beton basah dan tempatnya dan munurut bentuknya. Jadi bekisting mempunyai tugas yang terbatas dan bisa dianggap sebagai bagian dakurat dalam pembangunan. 12 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan Bekisting hendaknya disusun dengan sedemikian rupa sehingga dapat digunakan lagi dalam kesempatan lain. a. Bekisting untuk dinding beton b. Bekisting kolom c. Bekisting yang multiplex

4.3.Konstruksi dinding batu buatan 4.3.1. Bahan bahan bangunan a. Batu buatan yang dibakar (batu merah) Pembuatan batu bata merah sebagai hasil home industry harus memenuhi peratura peraturan umum untuk bahan bangunan di indonesia. Batu merah ang biasa dilakukan oleh rakyat di desa desa adalah sebagai berikut. - Lempung 6 bagian berat yang mengandung silika 50 70 % - Sekam padi sebagai alas supaya batu bata merah tidak melekat pada tanah - Kotoran binatang dpergunakan untuk melunakkan dan merendam tanah - Air digunakan untuk melunakkan dan merendam tanah b. Batu buatan yang tidak di bakar (batako) Pemakaiannya dibadingkan dengan bata merah, terlihat penghematannya. Batu batako yang memounyai macam macam kemungkinan variasivarias yang cukup, dan jikalau kualitas batako mengizinkan, tembok ini tidak usah di plester dan sudah cukup menarik. Batu batako pada umumnya dibuat dari tras dan kapur dengan perbandingan 5:1. Jika kualitasnya cukup baik, jika perlu ditambahkan denggan sedikit semen portland, diaduk sebaik baiknya dalam keadaan kering. c. Bahan bahan perekat pada lepa (mortar) - Semen portland - Semen merah - Kapur d. Pengadukan lepa (mortar) Jikalau kita sudah mengetahui bahan bahan perekat pada lepa, maka tinggal diperhatikan bahan tambahan, yaitu pada pengadukan lepa biasanya pasir. Pasir yang digunakan harus bebas dari tanah, lempung atau bahan organis, dan terdiri dari sebagian besar dari kuara`

13 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan 4.4.

Pelapis dinding Pelapis dinding bertugas sebgaia turap dan tidak boleh menerima beban atau gaya gaya statis lain.

4.4.1. Pelapis dinding batu alam a. Pemasangan lapisan dinding batu alam rapat pada dinding b. Pemasangan lapisan dinding batu alam yang peranginkan 4.4.2. Pelapis dinding batu buatan Cara pemasangan pelapis dinding sebenanya tidak berbeda, akan tetapi seperti telah dikatakan secara konstruktif tidak ada bedanya. 4.5.Konstruksi bangunan rangka 4.5.1. Konstruksi bangunan rangka kayu Perkembangan konstruksi bangunan rangka kayu dari dahulu sampai dengan sekarang, termasuk sistem sistem bangunan industrial, tercapai dalam waktu ratusan tahun. 4.5.2. Konstruksi bangunan rangka baja Konstruksi baja harus didasarkan atas perhitungan perhitungan statis yang dilakukan secara ilmiah dan dengan keahlian serta dikerjaka dengan teliti atau percobaan percobaan yang dapat dipertanggungjawabkan. 4.5.3. Konstruksi bangunan rangka beton bertulang Konstruksi bangunan rangka beton bertulang terdiri dari pelat lotengbeton bertulang dan dari tiang atau kolom beton bertulang. Konstruksi bangunan rangka beton bertulang paling cocok untuk bangunan pencakar langit dan sebagainya. 5. Konstruksi cerobong 5.1.Cerobong asap Cerobong asap adalah sarana pengaliran asap dari dapur atau tungku.cerobong itu keluar pada bagian atap. Cerobong asap dibuat dari tembokan padat, beton, beton bertulang atau baja. 5.2.Cerobong pembuangan udara Kamar kamar dalam suatu bangunan besar sering tidak kemasukan udara luar melalui jendela, maka perlu digunaka cerobong pembuangan udara setiap cerobong pembuangan udara harus mempunyai tarikan agin yang cukup, maka digunaka kipas atau alat alat sejenis lainnya.

14 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan 6.

Konstruksi Lantai dan Loteng 6.1.Konstruksi lantai dan lapisan lantai 6.1.1. Lantai beton dan plesteran Lantai plesteran kapur-pasir dengan adukan 2 bagian pasir : 1 bagian kapur atau kapur tras dengan adukan 1 bagian kapus : 5 bagian tras dengan tebal 3 cm, dilapisi dengan cairan setebal 2 mm. Lantai beton dan plesteran yang dibicarakan sampai saat ini tidak kedap terhadap kelembapan yang dapat naik dari tanah, maka lantai ini tidak boleh dilapisi dengan kayu, permadani atau bahan sintetik. 6.1.2. Lapisan lantai ubin Alat konstruksi lantai yang dilapisi dengan ubin adalah urugan pasir yang disiram air dan ditumbuk pada setinggi 10 cm. Pembagian ubin di indonesia antara lain sebagai berikut : a. Ubin semen portland b. Ubin teraso c. Ubin beton d. Ubin keramik e. Ubin batu alam f. Ubin tahan asam, tahan minyak dan tahan alkali 6.1.3. Lapisan lantai kayu Lapisan lantai dari kayu boleh dipasang hanya pada lantai beton yang diisolasi terhadap kelembaban dengan aspal. a. Kerakal kayu b. Lapisan lantai dari kayu (parket) c. Konstruksi lantai kayu 6.1.4. Lapisan lantai permadani Lapisan lantai permadani juga boleh dipasang hanya pada lantai beton, yang diisolasi dengan kadar kelembaban. Lantar permadani mempunyai keuntungan sebagai isolasi terhadap suara yang merambat pada benda. 6.1.5. Lapisan lantai sintetik Lapisan lantai sintetik adalah pelat lapisan lantai berukuran 25/25 s/d 64/64. Lapisan lantai sintetik sebagai pelat atau rol biasanya dilem dengan perekat khusus atau dengan aspal panas pada lantai dasar yang halus dan rata.

15 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan 6.2.Konstruksi Kubah Konstruksi kubah merupakan konstruksi loteng tertua. Dalam konstruksi bangunan, konstruksi kubah konstryksi kubah ialah konstruksi loteng yang melengkung berbentuk busur, biasanya dari batu merah. 6.2.1. Konstruksi kubah tong Bidang busur kubah tong turun pada dinding yang menerima beban dan mempersulit pembuatan pintu dan jendela pada dinding tersebut. 6.2.2. Konstruksi kubah tong Konstruksi kubah bersilang biasanya digunakan pada ruang ruang yang persegi. 6.3.Konstruksi loteng beton bertulang 6.3.1. Pengetahuan dasar a. Konstruksi pelat masif Konstruksi pelat masif merupakan konstruksi rangka dalam bidang yang dibebani siku siku pada bidangnya b. Konstruksi pelat balok Konstruksi pelat balok biasanya lebih ringan daripada konstruksi pelat masif dan karena itu lebih ekonomis, terutama pada lebar bentang yang agak besar. 6.3.2. Bekisting loteng beton bertulang Pada bekisting loteng beton bertulang bisa juga digunakan asbes-semen gelombang sebagai papan bekisting yang juga berfungsi sebagai tulangan pelat beton bertulang. a. Bekisting kayu b. Bekisting asbes-semen gelombang (Eternit) 6.3.3. Baja tulangan Sesudah bekisting loteng beton siap baru dapat dipasang baja tulang. a. Batang baja tulangan Yang dimaksud dengan batang polos adalah batang prismatis berpenampang bulat, persegi, lonjong, dan lain lain dengan permukaan licin. b. Jaringan baja tulangan Jaringan baja tulangan di indonesia sangta cocok untuk loteng beton bertulang maupun lanta yang terletak ditanah. Yang harus diperhatikan dengan khusus pada penggunaaan jaringan baja tulangan ialah perincian tentang tumpangan. Suatu tumpangan 16 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan akan memperoleh tegangan lelah sepenuhnya, kaloak sumber itu berhimpitan sejuah dua kampuh las, ditambah sekurangnya 2,5 cm. 6.4.Konstruksi loteng kayu 6.4.1. Pasangan balok lantai dan balok loteng a. Balok lantai merupakan konstruksi kayu yang terbawah untuk menopang lantai yang biasanya terbuat dai kayu jati/ulin. b. Balok loteng merupakan balok yang memisah 6.4.2. Letak dan nama balok masing masing a. Balok utuh b. Balok ravil c. Balok ekor d. Balok sisi 6.4.3. Konstruksi lantai dan pemasangan macam macam langit a. Konstruksi lantai kayu b. Langit langit c. Penahan suara.

17 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan Ringkasan buku pendukung ( sistem bentuk struktur bangunan) 1. Pengetahuan dasar 1.1. Bentuk dan struktur dalam arsitektur a. Sejarah perkembangan dan latar belakang Bentuk dan gaya arsitektur selalu berhubungan erat dengan cara konstruksi dan bahan bangunan yang laku poada zaman itu. Pernyataan fungsi statis dalam arsitektur tergantung pada bentuk struktur dan banguna, misdalnya konstruksi struktur yang menerima beban oleh gedung dan menyalurkannya kepada tanah yang menurut kebutuhan juga tahan gempa bumi, tekanan angin atau tekanan air sungai/laut. Pada zamn dahulu, kebanyakan bentuk struktur yang autoktonos sangat terbatas menurut pengalaman dan teknik pertukangan maupun oleh faktor faktor metafisis. Pada zaman dahulu, sistem bentuk struktur merupakan faktor kecil pada keindahan sebuah gedung. Dtruktur banguna yang tidak diselimuti sering dianggap kasar dan belum selesai, dibandingkan dengan masa kini yang menilai keindahan makin lama makin lebih baik dibandingkan dengan sekedar logika sistem bentuk struktur yang berhubungan dengan bentuk arsitktur. Pada zaman dahulu pula, agak jarang dibangun gedung yang luas dan besar. Oleh karena itu pertimbangan ekonomi ditiadakan, dibandingkan dengan masa kini yang membutuhkan gedung yang besar dan luasdengan lebar bentanmg yang makin besar makin banyak. 1.2. Pengertian bentuk struktur bangunan Pengetahuan intuitif terhadap statika adalah pengetahuan yang sangt penting dalam perkembangan rsitektur seperti terbukti oleh tokoh tokoh arsitektur. Arsitektur tradisional menggunakan struktur yang sederhana dan stabilitasnya tergantung pada pengalam empirirs , pengetahuan intuitif, serta pengalaman mencoba dan meralat. 1.3. Analisis struktur a. Pengantar Bersdasarkan struktur bangunan yang membentuk ruang atau berdasarkan hubungan antara bagiian bangunan yang menrima beban dan bagian bangunan yang tidak menerima beban, maka kita dapat menganalisis struktur bangunan gedung yang plaing sederhana. b. Sifat ruang dan penggunaanya sehubungan dengan struktur. Untuk membatasi ruang dibutuhkan batasan batasan yang membentuk defenisi runag, seperti misalnya dinding, kolom, lantai, atap, dan sebagainya. 18 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan Setiap struktur bangunan memiliki ciri khasnya pada hubungan diantara bagian bangunan yang menerima beban dengan bagian bangunan yang menerima beban dengan bagian bangunan yang menerima beban dengan bagian banguna yang membagi ruang saja. Berdasarakan struktur bagunan dasar dapat diciptakan ruang seperti misalnya : 1) 2) 3) 4)

Struktur bangunan masif Struktur bangunan rangka Struktur bangunan plat dinding sejajar dalam arah membujur Struktur bangunan pelat dinding sejajar dalam arah memanjang

c. Struktur bangunan dan arsitektur Pilihan struktur bangunan tertentu yang murni atau sebagai kombinasi kombinasi dan bagian bangunan kelengkapan yang bukan hanya membagi ruag ruang di dalam gedung, melainkan juga membagi ruang luarv dan runag dalam. 2. Sistematika struktur bangunan. 2.1. Struktur kabel dan balon yang hanya mengalami gaya tarik a. Pengantar Dalam sebuah struktur bangunan, tentunya tidak akan terlepas pada peikiran terhadap sistem penyaluran gayanya, macam macam gaya yang bekerrja dan mampu dipikul oleh srtuktur bangunan tersebut serta batasan batasan kemampuaanya. b. Sistem penyaluran gaya Sistem penyaluran gaya dan perkembangan bentuk dari struktur yang hanya mampu menahan gaya tarik seperti : - Bentuk pembebanan tunggal - Bentuk pembebanan segitiga - Bentuk pembebanan trapesium - Bentuk pembeban segi banyak - Bentuk pembebanan merata c. Perubahan bentuk akibat bekerja gaya gaya luar Dalam prinsip pembebanan dan bentuk yang memungkinkan untuk direncanakan dalam sistem struktur ini, serta kemampuan menahan stu gaya yaitu gaya tarikan, menghasilkan bahan utama struktural ini berupa bahan yang sangat fleksibel ini cenderung memiliki beberapa kelemahan sehingga mengalami deformasi bentuk.

19 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan d. Sistem stabilisasi Sistem penanggulangan permasalahan deformasi bentuk ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,yang perlu disesuaikan terhadap deformasi, perencanaan arsitektur, dan kebutuhan yang akan dipenuhi. e. Macam struktur bamgunan yang hanya mengalami gaya tarik Macam struktur bamgunan yang hanya mengalami gaya tarik dibagi menjadi 3 bagian yaitu struktur kabel struktur tenda dan struktur balon. - Struktur kabel adalah struktur utama dari penjabaran. Kabel bertengangan tarik yang tinggi mampu menahan abeban, baik dari dalam maupun dari luar. - Struktur tenda disebut juga sistem bidang dibagi menjadi satu lapis dan dua lapis - Struktur balon dibagi menjadi sistem kabel yang membentuk tiga dimensi. 2.2. Struktur rangka batang dalam bidang maupun dalam ruang a. Pengatar Gaya tekan dan gaya tarik yang bbekerja pada struktur ini akan dijelaskan serta dibagi berdasarkana arah penyebabnya dan dalam usaha untuk saling menyeimbangkan dalam satu kesatuan struktural. b. Sistem penyaluran gaya Gaya tekan dan gaya tarik bekerja dalam masing masing batang untuk saling menyeimbangkan. Adakalanya batang tarik menahan gaya tekan agar tidak berpindah tempat. Batang tarik berfungsi untuk membuat batabg tetap pada tempatnya c. Bentuk rangka batang pada bidang datar - Bentuk segitiga - Bentuk kotak - Bentuk busur - Bentuk portal d. Bentuk rangka batang dalam ruang Struktur rangka batang dalam ruang dapt dikembangkan dalam tiga dimensi dengan memilih kubus, prisma, atau limas yang dibagi masing masing bidangnya dalam segitiga yang kukuh. e. Mekanisme perubahan bentuk akibat bekerjanya gaya Sebuah konstruksi, bila berbentuk bujur sangkar atau segiempat cenderung mudah berubah bentuk.

20 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan

f. Macam macam struktur bangunan 1) Sruktur rangka batang datar - Rangka batang berbentuk segitiga misalnya kuda kuda atap - Rangka batang berbentuk kotakmisaalnya konstruksi jembatan - Rangka batang portal atau busur engsel

2) Struktur rangka batang datar yang dilipat atau dilengkung - Dua atau lebih struktur rangka batang persegi panjang akan dihubungkan sehingga menjadi stabil dalam ruang - Penyelesaian masalah stabilitas dapat dicapai juga jika struktur rangkka batang di lengkung tunggal atau ganda. 2.3. Struktur bangunan berbentuk balok, pelat dinding, dan portal a. Pengantar Struktur bangunan dengan gaya tekan dan gaya tarik dalam suatu balok adalah sistem struktur yang memikul beban sehingga didalamnya timbul gaya tekan dan gaya tarik akibat terjadi penurunan ataupun lentran dari balok yang mamikulnya. b. Sistem penyaluran gaya Penaluran gaya dapat dibayangkan sebagai tandu yang dipikul oleh dua orang pengawalnya. Yaitu beban akan dibagi menjadi dua bagian. c. Bermacam macam tumpuan Tumpuan sebuah balok merupakan penentu sistem struktur. Pada sistem struktur dikenal 4 macam tumpuan yaitu : - Tumpuan sendi - Tumpuan rol - Tumpuan jepit - Engsel d. Mekanisme perubahan bentuk akibat bekerjanya gaya Sistem balok baik berupa balok tunggal, balok dengan konsol maupun balok terusan serta portal, semuanya harus dicermati dalam perubahan bentuk akibat bekerjanya gaya gaya pada balok tersebut. 2.4. Struktur bangunan pelat lantai, pelat lipat dan cangkang a. Pengantar Media penyaluran beban pada bangunan secara umum biasanya melalui tiang dan balok atau pun pelat dinding pemikul. Berbeda dengan pelat dindingyang hanya menerima beban dalam arah pelat, pelat lantai menerima beban dalam arah pelat, pelat lantai menerimaterutama beban yang siku pada arah pelat. 21 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan

b. Pengaku sebagai penaggulangan deformasi/perubahan bentuk. Ada beberapa cara untuk membuat struktur pelat lipat ataupun struktur cangkang ini menjadi kaku. Dengan penambahan pelat pelat pengaku, struktur pelat lipat maupun cangkang mampu menahan beban sekaligus menghindari terjadinya deformasi bentuk. Sistem pengakuan dapat juga dilakukan dengan penambahan balok balok pengaku sehingga deformasi pelat pelat akibat menjendulkan akan dikurangi dalam bidang struktural tempat tempat tertentu. c. Macam macam struktur pelat lantai, pelat lipat, dan cangkang. Macam struktur yang menyalurkan beban melalui bidang struktural terdiri atas empat golongan yaitu : - Struktur pelat lanrai - Pelat lipat - Pelat lengkung , dan - Cangkang. Dengan perkembangan struktur pelat lipat, terdapat bermacam macam bentuk yang dapat digolongkan berdasarkan lipatan struktur. 2.5. Struktur bangunan vertikal dengan gaya tekan a. Pengantar Pada prinsip dari struktur bangunan dengan beban vertikal sebagai gaya tekan. Beban diatas akan menekan dengan sendirinya sehingga bagian bawah harus menahan gayatekan. b. Sistem penyaluran gaya Penyaluran gaya ini dapat berupa beban hidup. Beban beban yang jauh letaknya dari elemen elemen struktural pendukung seperti balok dan kolom akan diarahkan pada kolom dan balok terdekat untuk disalurkan kebawah. c. Mekanisme perubahan bentuk akibat bekerjanya gaya Akibat dari tingginya sebuah bangunan , struktur bangunan yang menerima beban secara vertikal ini seakan merupakan semacam konsol yang terjepit di tanah. d. Pengaku sebagai penanggulangan perubahan bentuk Dari beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk bangunan dan sistem strukturnya, untuk menghindai perubahan bentuk dapat dilakukan bermacam cara perkuatan, antar lain terhadap momen lengkung dan gaya puntir.

22 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan e. Macam struktur bangunan vertikal Struktur dengan beban vertikal ini walaupun kelihatan seperti setumpuk lantai dalam jumlah yang banyak, sebenarnya adalah sistem konsol yang vertical dan besar serta di jepit pada pondasinya. 3. Penerapan struktur dalam konstruksi bangunan 3.1. Unsur unsur konstruksi a. Masssa (ruang) - Massa, dipandang dari luar dan dari bidang batasan yang membentuk benda tersebut - Ruang, dipandng dari dalamnya dengan bidang batasan yang membentuk ruang tersebut. - Titik dalam ilmu ukur meerupakan benda tidak bersifat, tanpa dimensi, tetapi memiliki tempat. - Bidang dalam ilmu ukur merupakan permukaan dwimatra tempat dua titik dapat di hubungkan dengan garis lurus - Vertikal adalah beban dari bagian bangunan ini dapat dislaurkan kepada bagian bangunan bawahnya, yaitu pondasi dan tanah. - Horizontal berarti tindakan membatasi ruang ruang diatas dan dibawah. b. Struktur bidang - Pelat dinding - Pelat lantai c. Struktur batang - Tiang (batang vertikal) Stabilitas tiang tergantung pada penampang lintangnya karena gaya gaya hanya dapat disalurkan didalamnya. - Tiang tarik atau batang tarik adalah struktur batang yang paling menbgubtungkan karena panjangnya tidak mempengaruhi kekuatan. - Tiang tekan sangat terbatas dalam stabilitasbmenurut pajangnya karena kekuatan tergantung dari angka kelangsingan yang mencerminkan perbandingan panjang batang yang terkecil sehingga tidak tertekuk. d. Kombinasi massa bidang dan batang Pada prakteknya jarang sekali ada struktur bangunan yang murni, kaena lebih sering timbul campuran antara masing maisng unsur tersebut.

23 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan 3.2. Ekonomi dan struktur bangunan Pembangunan sebuah konstruksi gedung bagaikan tanda tangan manusia yang mencerminkan kepribadiannya. a. Ekonomi lebar bentang terhadap bentuk struktur bangunan Untuk mengurangi banyaknya kebutuhan bahan banguna, penampang lintang pada masing masing balok dapat dioptimalkan.

Penmapang lintang lengkung balok dapat dioptimalkan dengan cara berikut: - Dengan penampang lintang yang tidak mengubahukurannya - Dengan tingginya tetap dan lebarnya yang berubah ukuran - Dengan lebarnya tetap dan tingginya yang berubah ukuran. b. Ekonomi bentuk struktur konstruksi terhadap bahan bangunan Eratnya hubungan antara bentuk dan struktur dan konstruksi terhadap bahan bangunan dapat dilihat pada sejarah konstruksi bangunan tradisional sebagai berikut. Hubungan hubungan ersebut diatsa mencerminkan minimalisasi dalam struktur dengan penggunaan bahan setempat yang ekologis dan ekonomis.

c. Ekonomi dan ekologi Ekonomi dan ekologi memiliki sifat ganda kalau diperhatikan pada hal hal berikut : - Menghindari struktur bangunan rangka - Memilih konstruksi balok terusan dari pada tunggal - Menghindari tiang/kolom - Memilih aturan denah dengan ukuran yang sesuai - Dll. 3.3. Geometri dan arsitektur a. Ukuran Dalambidang arsitektur ukuran biasanya berhubungan dengan hunian manusia dan jarak pencapaiannya. Akan tetapi, karena ukuran gedung secara metafisis dapat disamakan dengan mikrosmos yang melambang makrosmosmaka ukuran mengandung ciri fisis maupun metalisis b. Angka Angka dalah faktor dasar yang menghubungkan arsitektur dengan tempat pembangunan dalam aturan kosmis. Angka dalam bentuk ukuran menjadi dasar segala kegiatan pembanguan.

24 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan Sehingga angka angka dapat mengkaji, membedakan, mengatur dan menerapkan, maka manusia memberi sibol simbol sehingga angka dan simbol tersebut melambangkan sesuatu c. Garis sumbu dalam ruang Sejak manusia membangun terjadilah garis sumbu secara material maupun imaterial. Garis sumbu dapat dimengerti sebagai penyederhanaan dalam jaringan ruang dan dalam berbagai bidang. d. Pembagian modular Dengan perhatian atas kordinasi ukuran ukuran serta pembagian modular, maka cara membangun berdasarkan pembagian modular disederhanakan dengan tujuan sebagai berikut: - Kerja sama antar perencana, produsen bahan banguna, dan kontraktor lebih mudah dan tepat - Manajemen pengawasan lebih gampang dan lebih teliti. - Optimalisasi dalam hubungan dan sambungan bahan bangunan - Dll 3.4. Konstruksi struktur a. Konstruksi bentu dasar bangunan Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah, yang menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna, dan gaya gay luar terhadap gedung seperti tekanan angin, gempa bumi dll. b. Konstruksi bentuk miring ( tangga dn atap ) Konstruksi atap berdasarkan struktur bangunan yang dipilih. Hubungan timbal balik antara konstruksi atap dengan dinding atau kolom yang menerima beban membentuk ruang yang menarik. Konstruksi atap dapat dibuat dari bahan bangunan bambu, kayu, beton bertulang atau baja. Konstruksi tangga merupakan struktur banguna yang menghubungkan dua pelat lantai yang tingginya berbeda. Setiap konstruksi tangga terdiri dari beberapa anak tangga yang tinggi dan lebarnya selalu tepat sama. c. Konstruksi lubang pembukaan dinding Pembuatan lubang pembukaan pada pelat dinding merupakan kelemahan secara material maupun imaterial. Lubang pembukaan saling menghubungkan dengan baik ruang ruang untuk pencahayaan, akan tetapi selain itu sering menjadi titik lemah sebuah struktur dan memberi kesempatan kepad sianr panas untuk masuk.

25 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan BAB III KEUNGGULAN BUKU

Keunggulan dari buku ini adalah materi yang disajika dijelaska dengan baik dan lengkap dan mudah dipahami oleh pembaca Pembangunan bangunan dijelaskan dengan singkat tetapi memuat poin poin penting yang perlu diketahui tentang kostruksi konstruksi , yaitu : konstruksi pondasi, konnstruksi atap, dan juga syarat syarat yang harus dipenuhi oleh konstruksi konstruksi tersebut A. Keterkaitan antar bab Materi yang dibahas dalam bab bab saling berkaitan dan berkesinambungan karena materi yang disajikan dalam buku yang berjudul ilmu konstruksi bangunan jilid 1 ini menerangkan pengetahuan pengetahuan dasar, dan juga menjelaskan dengan melengkapi dengan gambar gambar yang dimana mahasiswa dituntut untuk dapat mengerti dan memahami isi buku yang disajikan. B. Kemuktahiran Buku buku ilmu konstruksi bangunan ini diterbitkan pada tahun 1980 dan ditrbitkan dikota yogyakarta dengan tebal buku 197 halaman. Dan buku

ssistem struktur bangunan dierrtbitkan di kota yogyakarta pada tahu 1998

dengan jumlah halam 160.

26 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan BAB IV KELEMAHAN BUKU

Kelemahan kelemahan dari buku ini adalah : a) Beberapa penjelasan yang terlalu singkat sehingga ada mahasiswa yang tidak mengerti b) Beberapa Gambar yang dimuat dalam buku sulit untuk dipahami c) Penjelasan gambar kurang lengkap

A. Keterkaitan antar bab Materi yang dibahas dalam bab bab saling berkaitan dan berkesinambungan karena materi yang disajikan dalam buku yang berjudul ilmu konstruksi bangunan jilid 1 dan sistem bentuk dasar bangunan ini menerangkan pengetahuan pengetahuan dasar, dan juga menjelaskan dengan melengkapi dengan gambar gambar yang dimana mahasiswa dituntut untuk dapat mengerti dan memahami isi buku yang disajikan. B. Kemuktahiran Buku buku ilmu konstruksi bangunan ini diterbitkan pada tahun 1980 dan ditrbitkan dikota yogyakarta dengan tebal buku 197 halaman. Dan buku

ssistem struktur bangunan dierrtbitkan di kota yogyakarta pada tahu 1998

dengan jumlah halam 160. .

27 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan BAB V IMPLIKASI

A. Implikasi Terhadap Teori Ilmu konstruksi bangunan dan sistem struktur bentuk bangunan adalah pelajaran atau mata kuliah yang sangat penting dipelajari oleh mahasiswa teknik sipil sehingga dapat mengerti pengetahuan sekitar struktur bangunan atau mesin dan juga beban-beban yang bekerja bersamanya. Materi konstruksi bangunan dan sistem struktur bentuk bangunan menjelaskan tentang konstruksi konstruksi dan cara pengerjaan konstruksi agar dapat dipahami dan dilakukan oleh mahasiswa teknik sipil. B. Implikasi Terhadap Pemahaman Mahasiswa Negara indonesia adalah salah satu negara berkembang, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, juga dalam pembangunan. Dengan jumlah pendudukan yang banyak, tentunya dibuuhkan bangunan bangunan sebagai tempat tinggal. Beberapa tempat tinggal yang dihuni oleh penduduk indonesia tidak memenuhi standar bangunan tempat tinggal. Padahal indonesia adalah salah satu Negara yan rawan terhadap gempa. Untuk itu, dalam pembangunan tempat tinggal hendaknya para kontraktor dapat mengengerjakan nya dengan benar supaya jikalau ada bencana alam seperti gempa tidak C. Implikasi Terhadap Analisis Mahasiswa Mata kuliah ilmu konstruksi bangunan dipelajai agar mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar konstruksi dilapagan supaya dapat lebih memahami hal hal yang dilakukan dan idak dilakukan dalam membangun sebuah konstruksi

28 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1.

Buku ilmu konstruksi bangunan dan buku sistem struktur bentuk bangunan, menjelaskan materi secara detail dan mudah dipahami

2.

Buku Mekanik ini memuat gambar gambar dari materi yang dijelaskan.

3.

Buku ini banyak memuat materi materi tetapi sebagian dai materi tersebut tidak dijelaskan secara lengkap.

4.

Buku ini cocok diggunakan dosen dosen sebagai bahan ajar kepada mahasiswa.

5.2. Saran Penjelasan dari buku ini dijelaskan secara singkat, sehingga sebagian Mahasiswa sulit unuk memahami isi dari buku mekanika ini baik dari segi materi, gambar dan juga penyelesaian soal soal. Untuk itu, perlu ada buku referensi yang memuat penjelasan materi yang lebih lengkap dan juga penjelasan penjelasan soal yang mudah dipahami dan dimengerti.

29 |Critical Book Report

Konstruksi Bangunan PUSTAKA http://struktursivil12.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-konstruksi-bangunan.html https://www.google.com/search?q=KONSTRUKSI+BANGUNAN&ie=utf-8&oe=utf8&client=firefox-b

30 |Critical Book Report

More Documents from "yosevin"

Cbr.docx
May 2020 2
Kata Pengantar.docx
May 2020 3
Makalah Fix Ptm.docx
May 2020 10