Cbr Landasan Tp.docx

  • Uploaded by: bobby waldani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cbr Landasan Tp.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,123
  • Pages: 14
Critical Book Review TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Landasan dan Kinerja Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan

OLEH:

BOBY WALDANI 8186122005

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan. Teknologi adalah perkembangan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan manusia. Teknologi juga sebagai alat untuk pemanfaatan pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Teknologi pun memasuki berbagai bidang dalam kehidupan manusia untuk meningkatkan efektifitas suatu produksi ataupun kegiatan untuk penggunanya. Dunia pendidikan pun tidak luput dari integrasi teknologi dalam rangka efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Teknologi dalam bidang pendidikan juga harus dapat dikembangkan dengan baik demi terwujudnya kehidupan bangsa yang cerdas yang tertuang dalam UUD 1945. Bangsa yang cerdas berarti mengarah pada sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas berakar pada kualitas pendidikan yang juga berkualitas. Karena hakikatnya untuk mengembangkan diri manusis membutuhkan pendidikan agar dapat menjadi manusia yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat bangsa dan negara. Perkembangan teknologi pendidikan tidak lepas dari alumni mahasiswa prodi Teknologi pendidikan yang gemar membaca dan melihat keadaan lingkungan masalah dalam dunia pendidikan, untuk menganalisa hal tersebut dibutuhkan banyak sumber literasi, teruma di bidang buku, semkain banyak bahan bacaan mahasiswa teknologi pendidikan maka semakin tajam pula instuisi dalam pemacahan masalah. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk memperkaya sumber literasi tersebut, yaitu dengan melakukan critical book review.

B. Tujuan Penulisan a. Usaha mengkritisi buku agar mampu membadingkan buku yang satu dengan buku yang lain. b. Menambah wawasan mengenai landasan teknologi pendidikan.

CRITICAL BOOK REVIEW (CBR) IDENTITAS BUKU Buku Utama Judul Buku

: Educatiobal Technology.

Penulis

: Alan Januszewski dan Michael Molenda

Penerbit

: Taylor & Francis Group, LLC

Kota Terbit

: New York

Tahun Terbit

: 2010

Edisi

:-

Jumlah halaman

: 365

Buku Pembanding Judul Buku

: Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.

Penulis

: Yusuf Hadi Miarso

Penerbit

: Prenadamedia Group.

Kota Terbit

: Jakarta

TahunTerbit

: 2004

Edisi

: 2 ( dua)

Jumlah halaman

: 631

BAB II PEMBAHASAN

A. Buku Utama a. Ringkasan Chapter 1 (Definisi dan terminologi Komite Asosiasi Pendidikan komunikasi dan teknologi Konsep teknologi pendidikan telah berkembang sebagai sebagi suatu ilmu selama memiliki bidang.dan terus berkembang. Oleh karena itu, hari ini teknologi pendidikan adalah satu konsep sementara. Dalam konsep saat ini, teknologi pendidikan dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep abstrak dalam bidang praktek. Teknologi pendidikan adalah sebuah studi dan praktik yang memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses teknologi yang tepat dari berbagai sumber daya yang ada. Studi mengacu pada pengumpulan informasi dan analisis dalam konsepsi tradisional penelitian. Penelitian secara tradisional telah berperan untuk mengeneralisir ide baru sekaligus sebagai proses evaluasi untuk membantu peningkatan praktik ilmu. Penelitian dalam teknologi pendidikan telah berkembang dari hanya sekedar membuktikan bahwa media dan teknologi adalah alat yang efektif untuk pembelajaran menjadi pencarian yang dirancang untuk menguji aplikasi dari proses dan teknologi yang tepat untuk meningkatkan pembelajaran. Penelitian berusaha untuk memecahkan masalah dengan mencari solusi, dan usaha-usaha tersebut mengarahkan pada praktik baru (new practice) yang sekaligus juga menghadirkan masalah baru. Dalam penelitian, gagasan dari refleksi dan penelaahan pada keaadaan yang murni (authentic) merupakan pandangan yang berharga. Praktisi yang melakukan refleksi mempertimbangkan masalah yang timbul dari lingkungannya sendiri dan mencoba untuk memecahkannya dengan melakukan perubahan dalam melakukan praktiknya berdasarkan hasil penelitian atau pengalaman

para professional. Refleksi pada proses ini mengarahkan pada perubahan dalam mempertimbangkan solusi dan langkah selanjutnya untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah di lingkungannya, sebuah proses siklus yang dapat mengarahkan pada praktik yang lebih baik. Bidang masalah yang ditelaah (inquiry) seringkali didorong oleh adanya invasi teknologi baru dalam praktik pendidikan. Sejarah di bidang ini telah merekam banyaknya penelitian yang dilakukan untuk merespon hadirnya teknologi baru. Meneliti bagaimana desain, pengembangan, penggunaan, dan pengelolaan yang paling baik bagi produk terbaru teknologi tersebut. Akan tetapi, saat ini penelaahan (inquiry) di bidang teknologi pendidikan telah banyak dipengaruhi oleh perubahan besar dalam teori belajar, manajemen informasi, dan teori yang terkait lainnya. Contohnya pandangan teori kognitif dan konstruktivis telah merubah penekanan dalam bidang pendidikan dari pengajaran menjadi pembelajaran. Penekanan pada kajian yang diteliti telah bergeser pada pengamatan partisipasi aktif siswa dan membangun cara mereka sendiri untuk belajar. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perhatian teknologi pendidikan telah bergerak dari perancangan rutinitas pembelajaran yang telah ditentukan menuju perancangan lingkungan untuk menfasilitasi pembelajaran. B. Buku Pembanding a. Ringkasan BAB III Pengembangan Kelebagaan Teknologi Pendidikan

Model

teknologi

pendidikan

merupakan

model

pendidikan

konpensatoris bagi anak-anak yang mengalami hambatan sosial-ekonomi dan geografis-demografis, agar dengan sumber yang berbeda dapat mencapai tujuan pemerataan kesempatan pendidiakn yang sama dengan anak-anak yang tidak mengalami hambatan. Model ini mengandung aspek kuantitatif, kualitatif dan keserasian yang terjalin jadi satu. Model ini dapat ditunjukkan dengan unsur-unsur yang membentuknya sebagai berikut:

A.

sumber belajar sebagai produk yang memungkinkan terjadinya

tindak belajar B.

Proses belajar mengajar berlangsung dengan memerhatikan kondisi dan kebutuhan anak didik.

C.

Struktur organisasi lembaga pendidikan mengalami perubahan, dimana tumbuh pola instruksional yang bervariasi, berbagai bentuk lembaga pendidikan, dan tingkat pengambilan keputusan dalam proses instruksional.

D.

Kewenangan dan tanggungjawab guru kelas mengalami perkembangan, karena adanya tim pembelajaran yang memilih dan menyusun bahan belajar.

E.

Fungsi pengembangan dilaksanakan dengan sistemik untuk menghasilkan sumber belajar serta untuk berlangsungnya sistem instruksional yang efektif.

F.

Pengelolaan model ini dilakukan secara lues dengan berorientasikan tujuan. Setiap pembahasan falsafah atas suatu gejala atau objek perlu kita

pertanyakan: 1.

Apa hakikat gejala/objek itu (landasan ontologi) Pertimbangan ontologi. SMPT adalah suatu bentuk penerapan

teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan diartikan sebagai suatu proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, gagasan, prosedur, perlatan dan organisasi untuk mengatasi masalah belajar manusia. Cara mengatasi masalah itu dengan menganalisis kebutuhan/mengidentifikasi alternatif, memilih dan menguji alternatif, melaksanaka, menilai, dan mengelola keseluruhan kegiatan. Teknologi pendidikan berpegang pada falsafah: agar setiap pribadi dapat mengembangkan kemampuannya

seoptimal mungkin dengan menggunakan teknologi sebagai prosesdan produk, selaras, dan serasi dengan perkembangan serta kebutuhan masyarakat dan lingkungan. 2.

Bagaimana (asal, cara, struktur, dan sebagainya) penggarapan gejala/objek itu (landasan epistemologi)

Pertimbangan

epistemologi. Secara legal keberadaan SMPT berasal dari kebijakan pemerintah untuk memperluas kesempatan belajar. Empat alternatif untuk perluasan kesempatan itu, yaitu: (1) pembangunan gedung sekolah baru; (2) penambahan daya tamping sekolah yang sudah ada; (3) mendirikan sekolah terbuka; dan (4) menyelenggarakan pendidikan keterampilan. 3.

Apa manfaat gejala atau objek itu (landasan aksiologi) Pertimbangan aksiologi. Sesuai dengan dasar falsafah teknologi

pendidikan/maka manfaat SMPT pertama-tama ditujukan kepada peserta didik/yaitu agar mereka dapat dimungkinkan mengikuti pendidikan lanjut sesuai dengan kondisi mereka. Konsep dasar sistem belajar mandiri adalah pengaturan program belajar peserta didik sehingga dapat memilih dan atau menentukan bahan dan kemajuan belajar sendiri. Dalam pelaksanaannya konsep dasar itu dapat dikembangkan dengan mennggunakan rambu-rambu sebagai berikut: a.

Adanya pillihan materi ajaran yang sesuai dengan kebutuhan

peserta, dan tersaji dalam beraneka bentuk. b.

Pengaturan waktu belajar yang luwes, sesuai dengan kondisi masing-

masing peserta didik. c.

Kemajuan belajar yang dipantau oleh berbagai pihak yang dapat

dilakukan kapan saja peserta didik telah merasa siap. d.

Lokasi belajar yang dipilih peserta didik.

e.

Dilakukan diagnosis kemampuan awal dan kebutuhan serta

remediasi

bila

kemampuan

itu

kurang

atau

pengecualian

bila

kemampuannya sudah dikuasai. f.

Evaluasi hasil belajar dengan berbagai cara dan bentuk.

g.

Pilihan berbagai bentuk kegiatan belajar dan pembelajaran yang

sesuai dengan kondisi dan karakteristik peserta didik maupun pelajaran. Kelembagaan IPTEK dalam pembangunan, dalam hal ini Teknologi Pendidikan, telah berlangsung secara konseptual maupun operasional, meskipun dalam skala yang masih terbatas. Usaha pelembagaan itu berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Beberapa indikator hasil pelembagaan itu adalah: a.

Adanya peningkatan produktivitas sistem pendidikan persekolahan

seperti yang terlihat dalam bertambahnya lulusan SMP melalui subsistem SMPT, dan perguruan tinggi melalui UT. b.

Efektivitas program teknologi pendidikan , yang ditunkukkan antara

lain oleh besarnya lulusan SMPT yang tidak berbeda dengan SMP regular. c.

Efisiensi karena dengan menerapkan konsep Teknologi Pendidikan

dalam SMPT hanya diperlukan dana 60% dari dana sekolah regular, dengan hasil yang tidak berbeda. Pendidikan dan pelatihan biasanya dibedakan dengan karakteristik berikut: Pendidikan

Pelatihan

Waktu relatif lama

Waktu relatif singkat

Pengakuan dengan ijazah/diploma

Pengakuan dengan sertifikat

Kurikulum

standar

untuk

keperluan Kurikulum

mendatang (just-in-case = JIC) Ditujukan

bagi

mereka

yang

memasuki lingkungan pekerjaan

fleksibel

sesuai

dengan

keperluan sekarang (Just-in-time = JIT) akan Ditujukan bagi mereka yang ada/sudah dalam lingkungan kerja

Program regular dengan pengajar tetap

Program tidak regular dan pengajar tidak tetap

Meskipun kedua istilah itu dapat dibedakan karakteristiknya, namun kegiatannya dapat disatukan dalam lembaga penyelenggara sebagai lembaga Diklat Kedinasan atau Aparatur. Fungsi lembaga penyelenggara ini seharusnya merupakan agen pembaharu. Lembaga ini perlu memahami perubahan

dalam

lingkungan

strategis,

dan

kemudian

mampu

menganalisis dampak perubahan itu dalam lingkungan organisasinya. Setelah itu mempersiapkan dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang sesuai hasil analisisnya. Sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh dirancang untuk melayani peserta didik/warga belajar dalam jumlah yang besar dengan latar belakang pendidikan, usia, dan motivasi yang beragam, bertempat tinggal dalam wilayah yang tersebar luas, dan mempunyai waktu yang terbatas untuk melakukan komunikasi tatap muka. Untuk mengatasi batasan

jarak,

tempat

dan

waktu

untuk

melaksanakan

proses

pembelajaran, sistem pendidikan yang secara khusus diberdayakan untuk keperluan itu. Bilamana kondisi dan fasilitas memungkinkan, maka penyelenggaraan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh ini didukung dengan sistem operasional yang berbasis teknologi komunikasi dan informasi. Dalam sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh terdapat empat komponen sistem operasional yang berbeda baik dalam penyelenggaraan maupun fungsinya dibandingkan dengan sistem pendidikan tatap muka yaitu pengelolaan peserta didik/warga belajar, sumber belajar, dukungan pelayanan (support services) dan penilaian hasil dan dampak pendidikan.

BAB III KEUNGGULAN BUKU

a.

Keunggulan Buku Pertama Dalam buku chapter pertama ini memiliki beberapa keunggulan yaitu ada

beberapa penjelasan dalam chapter yang dapat diterapkan di dalam teknologi pendidikan. Dalam chapter ini memiliki berbagai contoh pembahasan. Penjelasan juga tidak panjang lebar namun langsung diberikan contoh yang nyata untuk dalam penjabaran tentang defenisi teknologi pendidikan. Dan dirasa dalam buku di chapter ini cukup lengkap sebagai pedoman bagi mahasiswa, tenaga pendidik, dan dosen untuk melakukan pengembangan-pengembangan dan pengenalan defenisi konseptual dalam ranah teknologi pendidikan. Dalam chapter ini dijabarkan bagaimana teknologi pendidikan menjadi sebuah konseptual pengembangan kawasan pendidikan yang berbasis teknologi. Dalam chapter ini untuk konseptual teknologi pendidikan sudah terangkum dengan baik,

sehingga pembaca tidak perlu bersusah payah dalam

mencari dan bingung apa itu defenisi konspetual dari lamndasan teknologi pendidikan.

BAB IV KELEMAHAN BUKU a. Kekurangan Buku Dalam chapter ini jika dibandingkan dengan buku lain penjelasannya sedikit berurut buku pembanding. Dalam buku pembanding setiab bab atau elemen dalam bab beruntun dari awal hingga akhir sehingga lebih mudah dalam pemahaman dari mulai awal pengolahan data hingga pengambilan keputusan. Sedangkan buku utama tidak terlalu terkait dalam setiap elemen. Dalam buku uatama pembahasan terjadi lompatan atau tidak runtun dari sistematika penyusunan. Dalam buku utama dan buku pembanding jika dibandingkan penjelasan buku utama kurang lengkap. Buku utama langsung pada contoh dan tidak banyak menjelaskan mengenai per elemen. Sedangkan buku pembanding menjelaskan terlebih dahulu setiapa elemen hingga rinci dan setelah itu baru diberikan contoh. Melalui hal ini jika dibandingkan pembaca akan lebih mudah memahami buku pembanding karena pembaca akan mengerti dan memahami maksud setiap elemen dan akan memahami fungsi bahkan cara pengerjaaan elemen tersebut. Bahasa yang digunakan juga agak rancu pada buku utam atau dengan kata lain bahasa yang digunakan dalam penjelasan dari buku pembanding lebih mudah dipahami oleh pembaca.

BAB V IMPLIKASI a. Teori/Konsep Berdasarkan teori maupun konsep yang telah dijelaskan dalam buku ini maka dapat diambil manfaat atas isi buku mengenai teori. Dari teori – teori yan telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa statistik dibutuhkan dan sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Untuk saat ini teknologi pendidikan sudah menjadi titik awal perkembangan pendidikan yang masuk kedalam setiap lini dunia pendidikan, terlebih dalam mengikuti tantangan zaman yang sudah memasuki revolusi industry 4.0 dimana semua hal sangat memerlukan teknologi.

b. Analisis mahasiswa (posisi kritis mahasiswa) Dalam hal ini mahasiswa membahas mengenai posisi kritis yang dapat ditangani dengan adanya buku ini. Mahasiswa berharap dengan adanya buku ini dapat membantu para pelaku tenaga pendidikan dengan memberikan penjelasan ilmu teknologi pendidikan dan bagaimana mengembangkan teknologi pendidikan tersebut menjadi suatu hal yang lebih menarik dan memecahkan masalah dalam lingkungan pendidikan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN a.

Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa teknologi pendidikan selalu digunakan dalam dunia pendidikan

dan riset

dimanapun hal tersebut dilakukan. Untuk mengetahui bagaimana teknologi pendidikan dapat memecahkan masalah belajar. Teknologi pendidikan juga cukup mampu untuk menentukaan apakah faktor yang satu dipengaruhi atau mempengaruhi faktor masalah belajar lainnya. Model teknologi pendidikan merupakan model pendidikan konpensatoris bagi anak-anak yang mengalami hambatan sosial-ekonomi dan geografisdemografis, agar dengan sumber yang berbeda dapat mencapai tujuan pemerataan kesempatan pendidiakn yang sama dengan anak-anak yang tidak mengalami hambatan. Model ini mengandung aspek kuantitatif, kualitatif dan keserasian yang terjalin jadi satu.

b. Saran Dalam buku ini sebaiknya diberikan penjelasan yang lengkap tanpa mengurangi contoh – contoh yang akan menjelaskan maksud buku. Dengan penjelasan yang jelas dan pengguanaan bahasa yang ridak rancu akan memudahkan pembaca untuk memahami isi buku.

SUMBER REFRENSI

Januszewski alan,Molenda Micahel 2010. Educational Technology. New York : Taylor & Francis Group, LLC Hadi Yusuf Miarso. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenadamedia Group.

Related Documents

Cbr Landasan Tp.docx
December 2019 12
Cbr
October 2019 51
Cbr
November 2019 47
Cbr
August 2019 56
Cbr
October 2019 87

More Documents from "Prawira Aditya"