CRITICAL BOOK REPORT (CBR) HIDROLOGI
“EVAPORASI”
DOSEN PENGAMPU : ANIK JULI DWI ASTUTI, S.Si., M.Sc. DISUSUN OLEH : Kelompok 7: 1. Ayu Noviana Simatupang
(3183331010)
2. Dwi Irfansyah
(3181131004)
3. Marsaulina Hasibuan
(3182131018)
4. Rebeka Doloksaribu
(3181131020)
KELAS REGULER A JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019
1
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Critical Book dengan buku “HIDROLOGI”. Mengembangkan Profesionalisme Mahasiswa untuk memenuhi tugas mata kuliah HIDROLOGI ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu ANIK JULI DWI ASTUTI, S.Si., M.Sc. selaku Dosen mata kuliah Hidrologi di Kelas Reguler A Pendidikan Geografi UNIMED yang telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai penulis. Kami sangat berharap kiranya Critical Book ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut sebelum membelinya nanti. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam critical book ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan critical book yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Medan, Maret 2019
1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................i DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1 1.2 Tujuan.................................................................................................................1 1.3 Manfaat..............................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku....................................................................................................2 2.2 Ringkasan Isi Buku............................................................................................4 2.3 Kelebihan...........................................................................................................9 2.4 Kekurangan......................................................................................................10
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11 3.2 Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Era atau masa dari waktu ke waktu selalu berubah dan berkembang yang disebabkan oleh perubahan pola pikir manusia. Hal ini juga berpengaruh pada system pendidikan terutama masa perkuliahan. Dalam setiap perkuliahan membaca buku menjadi suatu rujukan yang direkomendasikan oleh dosen kepada mahasiswanya. Tapi dilihat dari perkembangannya bahwasanya membaca saja tidaklah cukup, maka dibuatlah satu penugasan perkuliahan yaitu critical book roport. Penugasan ini dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran di bangku perkuliahan karena melalui penugasan ini mahasiswa mampu mengevaluasi, interpretasi dan analisis terhadap karya orang lain. Selain menambah pengetahuan mahasiswa juga mampu berpikir kritis, analistis, dan dapat menguji pemikiran diri berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Penugasan ini juga berguna agar mahasiswa melakukan evaluasi secara deskriftif, baik itu evaluasi terhadap buku, jurnal artikel dan bahan bacaan lainya. 1.2 Manfaat a. Menjadi pedoman bagi masyarakat umum dalm memilih buku. b. Menjadi sumber materi suatu buku. 1.3. Tujuan a. Pemenuhan tugas kuliah mata kuliah Hidrologi.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Identitas Buku 1
“BUKU UTAMA”
Judul
: HIDROLOGI Untuk Pengairan
Edisi
: Cet.10, 2006
Pengarang
: Suyono Sosrodarsono
Penerbit
: PT Pradnya Paramita : Jakarta., 2006
Alamat
: Jakarta
Tahun terbit
: 1987
ISBN
: 9794081086
Jumlah Halaman
: 229 halaman
Ukuran
: 27 cm
“BUKU PEMBANDING”
2
Judul
:HIDROLOGI untuk Perencanaan Bangunan Air
Edisi
:2
Pengarang
: Surbakah Iman
Penerbit
: Idea Darma
Alamat
: Bandung
Tahun terbit
: 1978
ISBN
: 978-979-420-937-0
Jumlah Halaman
: 241 halaman
Ukuran
: 22 cm
3
2.2 Ringkasan Isi Buku / bab A. BUKU UTAMA (bab 4) Factor factor yang mempengaruhi evaporasi Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara disebut EVAPORASI. Faktor factor yang mempengaruhi evaporasi adalah suhu air, suhu udara (atmosfir), kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, sinar matahari dan lain-lain yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Pada waktu pengukuran evaporasi, maka kondisi/keadaan ketika itu harus diperhatikan, mengingat factor itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Kondisi-kondisi itu tidak merata di seluruh daerah. Umpamanya di bagian yang satu disinari matahari, di bagian yang lain berawan. Karena kondisi-kondisi itu berubah dari waktu ke waktu, maka harus diakui bahwa perkiraan evaporasi yang menggunakan harga yang hanya diukur pada sebagian daerah itu adalah sulit dan sangat menyimpang. Transpirasi dibatasi oleh tanaman itu sendiri, yang disebabkan oleh kondisi kadar kelembaban tanah dan kemungkinan terjadinya keadaan layu. Jadi keadaannya akan menjadi lebih sulit. Perhitungan besarnya Evaporasi Mengingat evaporasi dipengaruhi oleh berbagai-bagai factor, maka adalah sulit untuk menghitung evaporasi dengan suatu rumus. Akan tetapi, kesulitan itu telah mendorong orang-orang untuk mengemukakan berbagai rumus. E : 0,35 (ea – ed) (1+
v ) 100
Keterangan : E
: evaporasi
ea
:tekanan
(mm/hari) uap
jenuh
pada
suhu 4
rata-rata
harian
(mm/Hg)
ed
:tekanan
uap
sebenarnya
(mm/Hg)
V
: kecepatan angin pada ketinggian 2m di atas permukaan tanah (mile/hari)
Pengukuran banyaknya evaporasi dengan panic evaporasi. Panic evaporasi itu terbuat dari pelat tembaga dengan diameter 20cm dan dalam 10cm tepi atasnya tajam seperti pisau. Panic ini diisi air sedalam 20mm (628cm3) yang diukur dengan silinder pengukur dan dibiarkan selama 1 hari. Banyaknya evaporasi : air yang dituang + curah hujan (jika ada) – air yang sisa esok harinya. Satuan evaporasi adalah mm/hari. Akan tetapi banyaknya evaporasi dari permukaan air yang luas tidak dapat diperkirakan oleh panic evaporasi dengan ukuran kecil ini. Banyaknya evaporasi dari panic adalah lebih besar dari evaporasi dari permukaan air yang luas. Mengingat pelaksanaannya mudah maka cara ini banyak digunakan dalam bidang pertanian di Jepang. Pada stasiun meteorologi cara ini telah diperbaiki dengan menggunakan panic yang mempunyai diameter 120cm. Umumnya banyaknya evaporasi dari panci evaporasi yang kecil adalah lebih besar dari evaporasi panci yang besar. Hubungan antara banyaknya evaporasi dalam setahun dari permukaan air yang luas dengan evaporasi dari panci evaporasi telah diselidiki. Hubungan itu disebut koefisien panci. Untuk panci evaporasi dengan diameter 1.20m koefisien itu adalah rata-rata 0,70 . Mengingat harga yang di dapat dari panci evaporasi itu dianggap telah mewakili daerah yang bersangkutan maka letak panci evaporasi itu harus disesuaikan dengan kondisi permukaan tanah sekelilingnya seperti persawahan, perladangan, padang rumput dan sebagainya. Biasanya panci evaporasi itu harus dipasang bersama-sama dengan alat ukur hujan, karena di perlukan untuk perhitungan evaporasi. Lebih baik panci evaporasi itu dipasang bersama alat ukur factor factor yang sangat berhubungan dengan evaporasi seperti kecepatan angin, sinar matahari, suhu udara, kelembaban udara, dan lain-lain.
5
B. BUKU PEMBANDING Fisika evaporasi Bila seseorang memandang permukaan air yang sama sekali bebas dan menambahkan pada tubuh air itu suatu masukan energi panas, energi kinetik air akan naik.jumlah panas yang diserap oleh suatu suhu konstan disebut panas penguapan laten(=L). Dengan demikian penguapan yang terus-menerus akan menyebabkan peningkatan tekanan uap yang terus-menerus pula diudara tepat diatas permukaan air, hingga akhirnya kondensasi dimulai bila laju penguapan adalah sama dengan laju kondensasi udara pada saat itu adalah jenuh. Osmometer merupakan higrometer yang diventilasikan. Radar optik laser dan hidrometer menyerap radiasi infra merah dipergunakan untuk pengukuranpengukuran kelembapan pada tempat yang tinggi (4km). Evaporasi dapat dihitung dengan menggunakan persaamaan-persamaan emperis berdasarkan pada hukum dalton yang mengemukakan bahwa evaporasi air permukaan bebas (Eₒ) sebanding dengan defisit kejenuhan (es__e) dan kecepatan angin (u). Pengukuran Evaporasi Meskipun secara teoritis pengukuran evaporasi tidak merupakan kesulitankesulitan besar, dalam praktek ini tidak benardikarenakan ketelitian yang tinggi sulit untuk dipertahankan. Dalam teknik-teknik yang lebih halus seperti metodemetode keseimbangan panas atau transfer massa, peralatan mahal yang peka, memerlukan perawatan yang teratur harus digunakan untuk memenuhi ketelitian pengamatan yang diperlukan. Evapotranspirasi potensial dapat didekati hingga cukup teliti dengan teknik panci sederhana dengan bantuan faktor-faktor konversi dan dengan sejumlah
6
rumus-rumus emperis dan semiemperis, namun evapotranspirasi aktual lebih sulit dan lebih mahal untuk diuji
Atmometer adalah alat-alat kecil dan mengukur kapasitas penangkapan udara untuk air (kemampuan udara untuk mengeringkan )pembacaan yang diberikan oleh atmometer disebut evaporasi laten (yang dinyatakan dalam cm³ per hari)dan diberi batasan sebagai evaporasi maksimum yang mungkin yang dapat diperoleh dari permukaan yang basah, datar, horizontal, hitam yang dipajankan pada kondisi-kondisi meteorologi
energi matahari dan angkasa, angin dan tekanan uap Atmometer piche: atmometer yang dibuat oleh piche adalah tabung gelas (panjangnya 29 cm dan diameternya 1 cm) yang ditutup rapat pada
ujungnya . Atmometer livingstone: alat yang yang diuraikan livingstone, terdiri atas bola porselin putih poreus (diameter sekitar 5 cm) yang diisi penuh oleh
air melalui suatu hubungan pada reservoir persediaan air. Panci (pan) evaporasi permukaan air bebas secara langsung diukur dengan mencatat pengurangan tinggi di muka air dalam panci. Meetode ini sangat
sederhana dan paling sering digunakan. Tangki adalah sulit untuk mengukur evaporasi dari permukaan yang tidak terus-menerus basah, seperti tanah dan daerah-daerah bervegetasi. Metode paling praktis pada pengukuran ini adalah dengan cara lisimeter, tangki merupakan bentuk lisimeter primitif. Tangki tertutup pada semua sisi dan
diisi dengan tanah, jika mungkin utuh. Evapotranspirometer, terdiri dari 2 atau 3 tangki kedap air yang sempit dan biasnya digunakan untuk mengukur evapotranspirasi potensial dengan mengisolasikan suatu blok tanah yang lembab dan mengukur neraca
airnya. Lisimeter, tujuannya adalah untuk mengukur evapotranspirasi aktual, karena itu lisimeter harus menggambarkan kawasan sekitarnya (penutup vegetasi, kondisi permukaan, struktur tanah, porositas, stratifikasi, infiltrasi, permeabilitas, dan karaktetistik kapiler)evapotranspirasii aktual
ditentukan dengan persamaan neraca. Penakar drainase dan evaporimeter, digunakan untuk mengukur evaporasi dari tanah normal 7
Pengukuran transpirasi Metode penginderaan jauh, pendekatan ini terletak pada penukuran jumlah dan lamanya gerakan air dari atmosfer.
RUMUS EVAPORASI 1. Cara Dalton (Perumusan Dasar) E = C (ew – ea)f(u)
Keterangan : E = Evaporasi dari permukaan air (open
water) C= Koefisien tergantung dari tekanan barometer u = Kecepatan angin ew = tekanan uap jenuh muka air danau ea = tekanan uap diatasnya 2. Cara Rohwer
Keterangan :
E = 0,484 (1 + 0,6 V ) (ew – ea)
E
= evaporasi
(mm/hari)
e.w
= tekanan uap jenuh dengan temperatur sama dengan temperatur air
(milibar) e.a
= tekanan uap air di udara (milibar)
V
= kecepatan angin rata-rata dalam sehari
3. Cara Penman E0 = 0.35 (Pa – Pu) (1 + U2/100 Keterangan : 8
E0 = Penguapan (mm/hari) Pa = Tekanan uap jenuh pada suhu rata harian (mmHg) Pu = Tekanan uap sebenarnya (mmHg) U2 = Kecepatan angin dalam mile/hari, sehingga bentuk U2 dalam m/dt masih harus dikalikan dengan 24 x 60 x 60 x 1600. 2.3 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU 1. KELEBIHAN a) Buku Utama - Buku ini sangat membantu bagi mahasiswa dan kalangan umum yang ingin mempelajari dan memahami. - Dalam buku ini terdapat daftar pustaka sehingga kita sebagai pembaca dapat melihat referensi yang dapat dijadikan tambahan acuan. - Dilengkapi dengan rumus yang lengkap, sehingga memudahkan pemahaman. b) Buku Pembanding - Setiap awal bab terdapat pendahuluan sehingga pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dalam bab tersebut. - Selain itu juga terdapat gambar dan tabel yang mendukung materi tersebut dan membuat tidak jenuh untuk dibaca. Dilengkapi dengan rumus yang lengkap, sehingga memudahkan pemahaman.
2. KEKURANGAN a) Buku Utama
9
- Buku ini tidak terdapat glosarium sehingga pembaca menjadi tidak paham mengenai materi tersebut selain itu cover tidak sesuai dengan materi yang dibahas. b) Buku Pembanding - Dalam tiap babnya buku ini membahas beberapa pokok bahasan. Sehingga materi dalam setiap babnya menjadi terlalu banyak dan ini menyulitkan pembaca dalam pemahaman.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 10
Penguapan atau Evaporasi adalah proses berubahnya bentuk zat cair (air) menjadi gas (uap air) dan masuk ke atmosfer. Intersepsi adalah penguapan yang berasal dari air hujan yang berada pada permukaan daun, ranting, dan batang tanaman. Intersepsi adalah penguapan yang berasal dari air hujan yang berada pada permukaan daun, ranting, dan batang tanaman. Tranpirasi adalah penguapan melalui tanaman, dimana air tanah diserap oleh akar tanaman yang kemudian dialirkan melalui batang sampai ke permukaan daun dan menguap menuju atmosfer. Evaporasi berlangsung karena adanya radiasi matahari, temperatur, kelembaban dan kecepatan angin semakin tinggi tingkat evaporasi maka semakin berkurang juga oksigen terlarut di dalam perairan atau kolam dan akan mempengaruhi siklus ter hadap ikan itu sendiri, dan semakin tinggi tingkat penguapan juga akan mempengaruhi tingkat salinitas dalam perairan. Siklus Hidrologi dibedakan menjadi tiga yakni: a. siklus pendek b. siklus sedang c. siklus panjang 3.2 Saran Dalam CBR ini berkeinginan memberikan saran kepada pembaca. Dalam pembuatan CBR ini, kami sebagai penulis dan penyusun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi luar maupun isinya. Kami menyarankan kepada pembaca agar ikut dalam mengetahui sejauh mana pembaca mengetahui, memahami materi tentang EVAPORASI
ini. Semoga CBR ini
pembacadapat menambah ilmu pengetahuan pembaca sekalian. Sekian dan Terimaksih. DAFTAR PUSTAKA Sosrodarsono, Suyono. 2006. Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Iman, Surbakah. 1978. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Bandung: Idea Darma.
11