Cbr Ema.docx

  • Uploaded by: Anggi Pratiwi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cbr Ema.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,143
  • Pages: 29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim di karenakan rendahnya minat baca masyarakat pada saat ini. Mengkritik buku salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat baca seseorang terhadap suatu pokok bahasan. Mengkritik buku (critical book report) ini adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya atau buku, baik berupa buku fiksi ataupun nonfiksi, juga dapat diartikan sebagai karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku. Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai suatu buku melainkan untuk menjelaskan apaa danya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. Yang lebih jelasnya dalam mengkritik buku, kita dapat menguraikan isi pokok pemikiran pengarang dari buku yang bersangkutan diikuti dengan pendapat terhadap isi buku. Uraian isi pokok buku memuat ruang lingkup permasalahan yang dibahas pengarang, cara pengarang menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan, konsep dan teori yang dikembangkan, serta kesimpulan. Dengan demikian laporan buku atau resensi sangat bermanfaat untuk mengetahui isi buku selain itu, akan tahu mengenai kekurangan dan kelebihan dari isi buku yang telah dibaca. Untuk itu, kami harapkan kepada pembaca agar mengetahui dan memahami mengenai laporan buku atau resensi sehingga dapat menilai isi buku tersebut dengan baik dan bukan hanya sekedar membaca sekilas buku tersebut melainkan dapat memahami apa yang ada dalam buku tersebut secara mendalam.

B. Tujuan Penulisan Critical Book Report (CBR) Kritik buku (critical book report) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu buku, menjadi bahan pertimbangan, dan juga menyelesaikan salah satu tugas individu mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan di Universitas Negeri Medan.

C. Manfaat Penulisan Critical Book Report (CBR) 1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas. 2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi. 3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. 4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya. 5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.

D. Identitas Buku BUKU UTUMA Judul Buku

: Ilmu Sosial Budaya Dasar

Penulis

: Drs. Lies Sudibyo, MH, dkk

Penerbit

: Andi

Tebal Buku

: 175 halaman

Kota Terbit

: Yogyakarta

Tahun Terbit : 2013 ISBN

: 978-979-29-2291-2

BUKU PEMBANDING Judul Buku

: Ilmu Sosial Budaya Dasar

Penulis

: Muhammad Syukri Albani Nasution ,dkk

Penerbit

: Rajawali Pers

Tebal Buku

: 296 halaman

Kota Terbit

: Jakarta

Tahun Terbit : 2015 ISBN

: 978-979-769-830-0

BAB II RINGKASAN ISI BUKU BUKU UTAMA Bab I : Ilmu Sosial Budaya Dasar (Drs. Lies Sudibyo, MH) A.

Ilmu sosial budaya dasar sebagai komponen MBB

Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah salah satu mata kuliah berkehidupan berkebangsaan (MBB) di Perguruan Tinggi. Visi kelompok MBB di Perguruan Tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggara program studi guna mengantarkaan mahasiswa memantapkan kepribadian, kepekaan sosial, kemampuan hidup bermasyarakat, pengetahuan tentang pelestarian sumber daya alam, lingkungan hidup, dan mempunyai wawasan tentang perekembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Misi kelompok MBB di Perguruan Tinggi membantu menumbuhkembangkan daya kritis, daya kreatif, apresiasi, dan kepekaan mahasiswa terhadap nilai-nilai sosial yang : 1. Bersifat demokratis, berkeadaban, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, bermartabat serta peduli terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup. 2. Memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta 3. Ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah sosial budaya dan lingkungan hidup secara arif. Lulusan PT haruss memiliki 3 (tiga) kemampuan : a. Kemampuan Akademik : kemampuan berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, berpikir logis, kritis, sistematik dan analitik, mampu merumuskan dan memecahkaan masalah. b. Kemampuan Profesional : kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. c. Kemampuan Personal : kemampuan kepribadian, dengan pengetahuan mampu menunjukkan sikap, tingkah laku, dan tindakan yang mencerminkan kepribadian

Indonesia, memahami nilai-nilai keagamaan, mempunyai kepekaan terhadap berbagai masalah.

B.

Masalah-Masalah Sosial Budaya Masyarakat

Masalah-masalah sosial dapat didefenisikan sebagai suatu kondisi yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan sebagian besar masyarakat sebagai suatu yang tidak diinginkan atau tidak disukai dan karenanya dirasakan perlunya untuk diatasi atau diperbaiki. Sebagai contoh, pedagang kaki lima selalu dianggap sebagai masalah sosial di kota-kota karena menjadi sumber dari berbagai kekacauan lalu lintas yang akan menjadi sumber utama kejahatan yang mudah terjadi. C.

Ruang Lingkup Ilmu Sosial Budaya Dasar

Prof. Dr. Harsja Bachtiar (dalam Abdulkadir, Muhammad, 2005:1) yang mengelompokkan ilmu dan pengetahuan menjadi 3 (tiga) yaitu : 1. Ilmu-Ilmu Alamiah ( Natural Sciences ) 2. Ilmu-Ilmu Sosial ( Social Sciences ) 3. Pengetahuan Budaya ( The Humanisties ) Ilmu-ilu alamiah bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat di alam semeta. Untuk mengkaji digeneralisasikan, kemudian dibuat prediksi, haasil penelitiannya antara 100% benar atau 100% salah. Yang termasuk kelompok ini adalah astronomi, fisik, kimia, biologi, mekanika, kedokteran dan lain-lain.

Bab II : Kelompok Sosial Budaya A.

Pengertian Sosial Budaya

Istilah sosial budaya merupakan bentuk gabungan dari istilah sosial dan budaya. Sosial dalam arti masyarakat, budaya atau kebudayaan dalam arti sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta

masyarakat. Sosial budaya dalam arti luas mencakup segala aspek kehidupan. Dalam hubungan ini, pengertian sosial budaya mencakup dari dua segi utama kehidupan manusia. 1.

Segi Kemasyarakatan, Pengertian kemasyarakatan pada hakikatnya adalah merupakan pergaulan hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan, dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu kelompok sosial.

2.

Segi Kebudayaan, Kebudayaan merupakan totalitas cara hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah laku yang terlembagakan. Hakikat budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung dan penggerak kehidupan.

B.

Bentuk Sosial Budaya

Bentuk sosial budaya, artinya setiap kelompok sosial budaya mempunyai batas-batas yang telah ditentukan berdasarkan tipe kelompok, yang membedakannya dengan kelompok yang lain. Tipe kelompok dibedakan lagi antara yang tradisional alamiah dan yang modern. Tipe kelompok alamiah didasarkan pada kesatuan geografis, ikatan perkawinan, dan hubungan darah, sedangkan tipe kelompok modern didasarkan pada kepentingan yang sama dan keahlian profesional. Dengan demikian ada 4 (empat) macam tipe kelompok sosial budaya yaitu : 1. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kesatuan geografis, seperti desa, kota, daerah aliran sugai, daerah pantai, dan daerah pegunungan. 2. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan ikatan perkawinan dan hubungan darah, seperti keluarga dan keluarga besar. 3. Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kepentingan yang sama, seperti Koperasi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Yayasan. 4. Tipe kelompok sosial budaya kesakliah profesional, seperti kelompok profesi dan kelompok pengusaha. C.

Tujuan Sosial Budaya

Berdasarkan hakikat keilmuan, maka tujuan ilmu sosial budaya dasar sebagai bagian dari kehidupan masyarakat adalah : Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman atau keseteraan, dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragamaan, kesederajatan, dan kemartabatan manusia dengan landasan nilai estitika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku individu dan mahluk sosial yang beradab dalam mempraktekkan pengetahuan akademik, dan keahliannya serta mampu memberikan problem solving sosial budaya secara bijaksana. Berpangkal dari tujuan pembelajaran mata kuliah ilmu sosial budaya dasar, maka ada 2 (dua) permasalahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan, yaitu : D.

Perkembangan Sosial Budaya Indonesia

Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan berkeseimbangan yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Masa dalam kehidupan manusia dapat dibagi dua, yaitu masa prasejarah ( masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tuisan). Ada dua produk revolusioner hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah, yaitu : 1.

Penemuan roda untuk transportasi Pada mulanya, roda hanya digunakan untuk mengangkat barang berat di atas batang pohon.

2.

Bahasa, Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain.

Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu : 1.

Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (palaeolitikum), zaman batu tengah/madya (mesolitikum), dan zaman batu baru.

2.

Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas :

3.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tadisi Paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi Epipaleolitik).

4.

Masa bercocok tanam, meliputi tradisi Neolitik dan Megalitik.

5.

Masa kemahiran teknik atau perundingan, meliputi tradisi semituang perunggu dan tradisi semituang besi.

Bab III : Pemuda dan Sosialisasi A.

Pengertian Pemuda

Pada dua dekade yang lalu, terminologi pemuda selalu memiliki maka ideologis. Pemuda bukanlah sebuah gugus gagasan yang hanya dibatasi oleh persoalan umur semata. Pemuda, sebagai sebuah konsep, memiliki dimensi politis. Bennedict Anclerson, misalnya, menyebut bahwa defenisi “pemuda” selalu dikaitkan dengan dimensi politik. Bila generasi muda sebelumnya diklasifikasikan sebagai lapisan masyarakat yang digambarkan sebagai contoh generasi yang diisi oleh sosok-sosok yang penuh idealisme, berani berkorban, berani menderita, dan menjadi pelopor setiap perubahan sosial ataupun politik untuk kepentingan bangsanya, maka generasi muda sekarang memiliki sosok yang sangat lain. Keunikan atau ciri khas pemuda sekarang yang lain adalah sikap pragmatisme. Persoalan keuangan dan karir adalah persoalan paling utama bagi generasi muda saat ini. Selain tantangan berbeda yang dihadapi pemuda saat ini, beragamnya referensi sebagai dampak dari kemajuan teknologi dan luasnya pergaulan mereka juga membuat cara pandang atau sikap mereka dalam menghadapi berbagai persoalan yang ada mejadi berbeda. B.

Pendidikan Karakter

Pendidikan bisa dikatakan berkarakter apabila melibatkan berbagai macam komposisi niai (nilai agama, nilai moral, nilai-nilai umum, dan nilai-nilai kewarganegaraan). Secara detail pendidikan karakter memiliki nilai-nilai sebagai berikut : Nilai keutamaan. Manusia memiliki nilai keutamaan kalau ia menghayati dan melaksanakan tindakan-tindakan yang utama, yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain. Sejarah

mencatat, sejak zaman kolonial, bangsa Indonesia menempatkan nilai keutamaan, seperti kesatuan dalam kehidupan bersama sebagai sebuah bangsa sebagai nilai utama yang diperjuangkan. Nilai keindahan. Pada masa lalu, nilai keindahan ditafsirkan terutama pada keindahan fisik, berupa hasil karya seni, patung, bangunan, sastra dan lain-lain. Nilai keindahan dalam tataran yang lebih tinggi menyentuh dimensi interioritas manuia itu sendiri yang menjadi penentu kualitas dirinya sebagai manusia. Bangsa Indonesia sejak dahulu memiiki rasa religiositas, rasa seni yang tinggi. Oleh karenanya, pengembangan nilai-nilai keindahan bukan hanya merupakan sebuah proses berproduksi, dalam arti bukan meghasilkan sebuah obyek seni saja, namun juga pengembangan dimensi interioritas manusia sebagai insan yang memiliki kesadaran religius yang kuat. C.

Menuju Pendidikan Berkarakter

Pendidikan berkarakter di lembaga pendidikan (formal) lebih banyak berurusan dengan penanaman nilai. Untuk mencapai pertumbuhan integral dalam pendidikan karakter perlulah dipertimbangkan berbagai macam metode yang membantu mencapai idealisme dan tujuan pendidikan karater adalah sebagai berikut. Mengajarkan. Pendidikan karakter mengandaikan pengetahuan teoritis tentangkonsep-konsep nilai tertentu. Lebih dari itu sebuah tindakan dikatakan sebagai tindakan yang bernilai jika seseorang itu melakukannya dengan bebas, sadar, dan dengan pengetahuan yang cukup tentang apa yang dilakukannya. Ini mengandaikan adanya sikap reflektif atas tindakan sadar manusia. Untuk itulah salah satu unsur penting dalam pendidikan karakter adalah mengajarkan nilai-nilai itu sehingga generasi muda memiliki gagasan yang konseptual tentang nilai-nilai pemandu perilaku yang bisa dikembangkan dalam mengembangkan karakter pribadinya.

Bab IV: Kebudayaan, Peradaban dan Sistem Nilai Budaya A.

Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari kata “budaya” yang berasal dari kata Sansekerta “budhayah”, sebagai bentuk jamak dari buddhi, yang berarti budi atau akal. Kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Koentjaraningrat memberikan pengertian kebudayaan

sebagai “keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu”. Jadi kebudayaan merupakan produk budaya. Wujud kebudayaan Ralp Linton, membanginya menjadi wujud phisik dan non phisik sedangkan Koentjaraningrat membaginya kedalam tiga wujud, yaitu wujud ideal yaitu : kompleks, ide-ide, gagasan, nilainiai,

norma-norma,

peraturan-peraturan

dan

sebagainya

yang

berfungsi

mengatur,

mengendalikan dan memberi arah kepada kelakuan manusia serta perbuatan manusia dalam masyarakat, maka sering disebut “adat tata cara”. 1.

Wujud sistem sosial, yaitu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

2.

Wujud kebudayaan fisik, yaitu benda-benda hasil karya manusia, misalnya pabrik, komputer, candi Borrobudur dan lain-lain.

Kebudayaan dalam kaitannya dengan ISBD adalah penciptaan penertiban, dan pengolahan nilainilai insani tercakup didalamnya usaha memanusiakan diri didalam alam lingkungan baik fisik maupun liingkungan sosial. Apabila dihubungkan dengan wujud kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat, maka nilai-niai insani (nilai etika) itu meliputi wujud kebudayaan ideal dan wujud sistem sosial sedangkan nilai estetika terdapat pada wujud kebudayaan fisik. B.

Perwujudan Kebudayaan

Menurut Sutan Takdir Alisyahbana, apabila perwujudan budaya itu penekanannya pada akal (mind), maka akan menimbulkan tingkat peradaban yang berbeda. Mind selalu dihubungkan dengan civilization, bukan culture, maka ada yang disebut peradaban tinggi dan peradaban rendah, karena alat ukurnya adalah akal dan pikir manusia. C.

Sistem Nilai Budaya

Nilai adalah segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk. Konsep-konsep tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, membentuk sistem nilai budaya. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia, dalam tindakan

yang paling abstrak. Sistem-sistem tata kelakuan yang tingkatannya lebih kongkret, seperti aturan-aturan khusus, hukum, norma-norma, semuanya berpedoman pada sistem budaya itu. Ahli Antropologi Kluckhohn, membagi sistem nilai budaya kedaalam 5 (lima) masalah : 1.

Hakekat hidup manusia

2.

Hakekat karya manusia

3.

Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu

4.

Hakekat hubungan antara manusia dengan alam

5.

Hakekat hubungan manusia dengan sesamanya

Bab V : Manusia dan Cinta Kasih A.

Pengantar

Kasih sayang sudah dikenal sejak lahir dan bahkan sejak anak ada dalam kandungan. Kasih sayang berkembang seirama dengan perkembangan anak menuju ke kedewasaan. Dalam hidupnya kadang-kadang kasih sayang ini ternoda oleh perbuatan-perbuatan keji yang berlawanan dengan perbuatan kasih sayang. B.

Pokok Bahasan

Arti, Hubungan, Ungkapan Cinta Kasih Arti Cinta Kasih Cinta kasih merupakan paduan dua kata yang mengandung arti psikologis yang dalam, yang sulit didefenisikan dengan rangkaian kata-kata. Mungkin dapat diberi arti tertentu apabila sudah diwujudkan dalam tingkah laku manusia terhadap manusia lainnya, atau terhadap alam sekitarnya, atau terhadap Tuhan. Cinta kasih yang bersumber pada unsur rasa, yang merupakan ungkapan perasaan, didukung oleh unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan dipertimbangkan dengan akal yang menimbulkan tanggung jawab. Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang kemesraan, belas kasihan, pengabdian.

Apabila dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan belas kasihan dan pegabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Hubungan Cinta Kasih Ada beberapa macam hubungan cinta kasih yaitu : ·

Cinta kasih antara orang tua dan anak.

·

Cinta kasih antara pria dan wanita

·

Cinta kasih antara sesama manusia

·

Cinta kasih antara manusia dan Tuhan

·

Cinta kasih manusia terhadap lingkungannya

Ungkapan Cinta Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa cinta kasih adaah ungkapan perasaan yang diwujudkan dengan tingkah laku, seperti dengan kata-kata atau pernyataan, dengan tulisan, dengan gerak, atau dengan media lainnya. Ungkapan dengan kata-kata atau pernyataan, misalnya aku cinta kamu, tidurlah sayang, jauh dimata dekat dihati, cintaku dikampus biru. Ungkapan dengan tulisan misalnya, surat cinta, surat ibu kepada putri tersayang. Ungkapan dengan gerak, misalnya salaman, pelukan, ciuman, dan rangkulan. Sedangkan dengan media, misalnya setangkai bunga, benda kado dan lain-lain. Cinta kasih adalah kebutuhan kodrati manusia, yang merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Cinta Kasih Antara Orang Tua Dan Anak Cinta kasih ini bermula dari seorang ibu terhadap anaknya. Seorang yang sedang menyusui anaknya adalah gambaran tentang ketulusan dan cinta kasih. Tugas untuk mewujudkan cinta kasih yang tulus itu berlangsung lama, dan penuh pengorbanan apabila tugas terpenting keluarga adalah mengasuh dan membesarkan serta mendidik anak, maka sebenarnya ibu adalah tokoh utama dalam unit sosial terkecil itu. Dalam hal ini, surga dibawah telapak kaki ibu adalah ungkapan ajaran agama yang menyatakan betapa penting peran ibu dalam tugas tersebut. Apabila

dalam keluarga tidak terdapat lagi ketulusan daan cinta kasih itu sudah memudar, yang menjadi tokoh idaman adalah anak yang menjadi korban kelalaian tersebut. Cinta Kasih Antara Pria Dan Wanita Cinta kasih antara pria dan wanita merupakan titik awal timbulnya keluarga sebagai unit masyarakat terkecil dan berkembangbiak umat manusia di muka bumi ini. Cinta kasih antara pria dan wanita yang sudah dewasa (akil balik) merupakan kodrat yang tidak dapat dipungkiri, dan harus ada. Dasar cinta kasih ini timbul perpaduan hidup antara pria dan wanita yang harmonis dalam bentuk perkawinan yang dihargai oleh agama, hukum, dan oleh masyarakat. Cinta kasih tulus antara satu sama lain dalam ikatan perkawinan yang harmonis dilandasi oleh perasaan sayang, kemesraan, yang merupakan kunci kebahagiaan. Dalam hubungan cinta kasih antara pria dan wanita, kemesraan yang diutamakan, kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam. Cinta Kasih antara Sesama Manusia Cinta kasih antara sesama manusia dilandasi oleh rasa belas kasihan. Balas kasihan ini timbul karena ada penderitaan yang dialami manusia. Penderitaan ini mengandung pengertian yang luas, misalnya penderitaan karna bencana alam, bencana perang, karna sakit,karna sudah tua, karna yatim piatu, dan lain-lain. Cinta kasih yang dilandasi belas kasihan yang merupakan dasar untuk menciptakan kebersamaan, perdamaian, dan saling menghargai. Apabila dalam hidup manusia, cinta kasih sudah memudar atau menghilang dari lubuk hatinya, maka akan timbul takabur, kekejaman, kepuasan yang tiada tara, nafsu setan merajalela, nilai-nilai kemanusiaan diinjak-injak. Lihat saja contohnya terjadi perkosaan wanita, perkosaan hak asasi, ras diskriminasi di Afrika Selatan. Cinta Kasih Antara Manusia Dan Tuhan Cinta kasih dengan Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, karna itu manusia merasa takut kepada Tuhan.

Jika manusia

mengabaikan perintah Tuhannya, ia akan memperoleh murka. Untuk itu manusia menaruh cinta kasih kepada Tuhannya untuk wujud cinta kasih kepada Tuhan ialah pengabdian pemujaan atau sembayang.

Cinta kepada Tuhan menurut ajaran agama adalah takwa dan mengabdi kepada Tuhan artinya menuruti perintahNya dan menjauhi laranganya. Pemujaan atau sembayang adalah bentuk komunikasi ritual oleh manusia kepada TuhanNya. C.

Contoh Dalam Kehidupan

Kematian Arie Hanggara di Kamis subuh 8 November 1984 tersebut boleh dibilang merupakan peristiwa terbesar akan kesalahan orang tua terhadap anaknya. Dalam kehidupan, setiap orang mendambakan kebahagiaan. Suatu sastra yang mengembangkan kedakberhasilan orang tua mendidik anaknya karena terlalu dimanjakan adalah novel “Salah Asuhan” karangan Abdul Muis.

Bab VI : Manusia dan Keadilan Pengantar Setiap manusia pastilah mendambakan keadilan, karena keadilah sesungguhnya merupakan suatu yang sangat esensial didalam kehidupan isane beradab. Perjuangan hidup manusia yang sangat penting adalah menegakkan keadilan dan kebenaran. Keadilan selalu mengandung unsure “penghargaan” dan “penilaian” atau “perimbangan”, oleh karena itulah keadilan selalu dilambangkan dengan “neraca keadilan”. Prof. Subekti SH mengemukakan pendapat bahwa keadilaan itu berasal dari Tuhan, tetapi manusia diberi kecakapan untuk meraba, atau merasakan keadaan yang dinamakan adil itu. Keadilan 1.

Pengertian keadilan

Aristoteles Keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem (diantara dua kutub), yakni ujung yang terlalu banyak dan ujung yang terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda.

Plato, Plato memproyeksikan keadilan pada diri manusia, sehingga orang dikatakan adil apabila orang itu mampu mengendalikan diri dan perasaanya dengan akalnya (dengan rasionya). Socrates, Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintah. Keadilan tercipta bilamana setiap warga negara telah merasakan bahwa pemerintah telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat (buatlah analisis). 2.

Berbagai Macam Keadilan

Keadilan Legal atau Keadilan Moral Plato berpendapat bahwa hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutkan keadilan legal. Keadilan timbul karna penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugastugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidak keselarasan. 1.

Keadilan Distributif, Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (Justice is done when equals are treated equally). Sebagai contoh, Ali bekerja 10 tahun dan Budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberika hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan yang sesuai lamanya bekerja.

2.

Keadilan Komutatif, Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban masyarakat.

Contohnya: Dr sukartono dipanggil seorang pasien, Yah namanya. Sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya, Yah menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dan dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis yang saling mencinta. Bila Dr. Sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif.

3.

Keadilan sebagai Kebutuhan Naluri Manusia

Jhon Locke mengemukakan bahwa manusia itu mempunyai hak-hak alamiah yang dimilikinya semenjak lahir. Hak alamiah ini : 1.

Hak akan hidup.

2.

Hak akan kebebasan atau kemerdekaan.

3.

Hak akan milik, hak akan memiliki sesuatu.

Diantara tiga hak alamiah itu yang terpenting adalah hak akan hidup. Dari hak akan hidup itulah kemudian muncul hak-hak yang lain, yang saat ini dinamakan azasi manusia. Berbicara masalah hak azasi manusia, tidak dapat terlepas dari masalah keadilan. Supaya manusia dapat menerima hak-haknya dengan baik, maka perlu diterbitkan. Contoh keadilan dalam kehidupan 1.

Bagaimana dengan seniman-seniman kita ?

Sesuai dengan kapasitasnya pula, para seniman di Indonesia pun sebenarnya cukup vokal dalam menyuarakan sikap mereka akan praktek-praktek ketidakadilan. WS Rendra, sempat pula menorehkan kesengitannya terhadap ketidakadilan yang dialami oleh lapisan bawah dari masyarakat kita, yakni Pelacur. Melalui puisinya tersebut, Rendra mencoba mengajar mereka untuk protes terhadap ketidakadilan yang dialaminya. 2.

Kendatipun cenderung manusia untuk menolak perkosaan rasa keadilan tersebut bisa

dibilang sebagai suatu kecenderungan umum, akan tetapi ada kondisi-kondisi tertentu kadangkadang manusia juga tidak bisa menghindarkan diri dari praktek-praktek dari perkosaan rasa keadilan tersebut. Ilusi yang sangat menarik barangkali bisa kita kutip dari kutipan cerpen Bambang Istijab

Bab VII : Manusia dan Tanggung Jawab Pengantar Hidup manusia disamping sebagai makhluk Tuhan dan makhluk individu, juga merupakan makhluk sosial hidup dalam lingkungan masyarakat. Didalam interaksi sosial manusia diberi tanggung jawab, ia disamping memiliki hak juga memiliki kewajiban. Seseorang mau bertanggung jawab karena adanya kesadaran atau keinsyafan atau pengertian atas segala perbuatan. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia, bahwa setiap manusi dibebani dengan tanggung jawab. Tanggung Jawab 1.

Pengertian Tanggung Jawab

Pengertian tanggung jawab menurut Ensikplopedi umum adalah “kewajiban dalam melakukan tugas tertentu”. Menurut WJS. Poerwodarminto, tanggung jawab adalah : “suatu yang menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibahas dan sebagainya. Drs suyadi MP dalam bukunya ilmu budaya dasar, menyatakan : tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yaang disengaja maupun tidak disengaja, tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadarn akan kewajibanya”. Dengan demikian tanggung jawab wajib menanggung segala sesuatunya. Adanya defenisi lain dalam kamus bahasa ingris dimana tanggung jawab atau Responsibility = having the character of a moral agent capable of determining one’s own acts; capable of deterred by consideration of sanction of or consequences. Defenisi tersebut memberikan pengertian yang dititikberatkan pada: 1.

Harus ada kesanggupan untuk menetapkan sikap terhadap suatu perbuatan

2.

Harus adaa kesanggupan untuk memikul resiko dan suatu perbuatan.

Kita dapati bahwa dalam kata “having the character” itu dituntut sebagai suatu keharusan akan adanya pertangung jawaban moral karakter. Dalam falsafah hidup, nilai dari tanggung jawab itu dijadikan sebagai salah satu kriteria dari kepribadian atau personality seseorang.

Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu paling sedikit didukung oleh 3 (tiga) unsur, yaitu : 1.

Kesadaran = coscioness. Sadar berisi pengertian : tahu, kenal, mengerti, dapat memperhitungkan arti, guna sampai kepada soal akibat daripada sesuatu perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang baru dapat dimintai tanggung jawab, bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya.

2.

Kecintaan = love, affection. Cinta, suka menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan dan kesedihan untuk berkorban, contoh : cinta tanah air.

3.

Keberanian = courage, bravery. Berani berbuat berani tanggung jawab. Berani disini didorong oleh rasa keikhlasan, tidak bersikap ragu-ragu, dan takut terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudian sebagai konsekuensi dari tindak perbuatan.

2.

Macam atau Jenis Tanggung Jawab

Tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar itu lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab : 

Tanggung jawab terhadap diri sendiri

Tanggung jawab diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengemangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. 

Tanggung jawab terhadap manusia atau masyarakat

Tanggung jawab terhadap manusia atau masyarakat menuntut adanya kesadaran manusia untuk memenuhi kewajibannya dalam hubungan hidup bermasyarakat. 

Tanggung jawab terhadap lingkungan

Tanggung jawab terhadap lingkungan menuntut kesadaran manusia untuk memenuhi kewajibannya atau pengorbanannya dalam membina dan melestarikan lingkungan hidup yang baik, teratur, sehat. 

Tanggung jawab terhadap Tuhan

Tanggung jawab terhadap Tuhan menuntut kesadaran mau untuk memenuhi kewajiban atau pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia haruslah bersyukur kepada Tuhan atas karuniaNya menciptakan manussia dan memberi rezeki kepadanya. Tanggung jawab itu dapat diketahui wujudnya apabila sudah dinyatakan dengan perbuatan yang menghasilkan kematangan pribadi suasana keseimbangan atau keselarasan antar manusia. Kesadaran artinya sengaja karena dikehendaki. Perbuatan itu berupa pemenuhan kewajiban, pengabdian dan pengorbanan. Tanggung jawab berarti memfungsionalkan sifat-sifat manusia untuk mempertahankan nilai-nilai pribadi yang luhur, serta dapat menumbuhkan nilai harga diri manusia sebagai manusia. Jadi tanggung jawab adalah keadaan manusia akan segala tingkah laku dan perbuatannya. 3.

Pengabdian

Pengabdian adalah perbuatan yang baik yang berupa pikiran, pendapat atau pun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan mungkin kepada pimpinan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan dimana semuanya itu dilakukan dengan penuh ikhlas. Timbulnya pengabdian pada hakekatnya adanya rasa tanggung jawab. Pengabdian dapat berupa pengabdian yang kita tujukan kepada : 1.

Pengabdian kepada Keluarga, Pada hakekatnya manusia hidup berkeluarga dan sudah tentu dalam kehidupan keluarga tersebut didasarkan pada cinta dan kasih sayang. Pengabdian kepada keluarga ini dapat berupa kepada anak istri, istri kepada suami dan anak-anaknya atau anak-anak kepada orang tuanya.

2.

Pengabdian kepada Masyarakat, Manusia sebagai anggota masyarakat tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, setiap orang saling mebutuhkan, tolong-menolong baik secara sadar maupun tanpa disadari. Oleh karena itu, demi masyarakat, anggota masyarakat harus mau mengabdikan kepada masyarakat. Ia harus memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat lingkungannya.

3.

Pengabdian kepada Negara, Negara merupakan lembaga masyarakat yang terbesar, sedangkan masyarakat pada hakekatnya adalah bagian dari suatu bangsa atau warga

negara suatu negara. Karena itu seseorang wajib mencintai bangsa dan negaranya. Mencintai ini biasanya diwujudkan dalam bentuk pengabdian. 4.

Pengabdian kepada Tuhan, Manusia sebagai makhluk Tuhan tidak ada existensinya dengan sendirinya, tetapi keberadaan di dunia ini adalah sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan sudah tentu manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pegabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan, dan hal itu merupakan perwuudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4.

Pengorbanan

Pengorbanan berasal dari kata korban yang artinya memberikan secara ikhlas dalam wujudwujud tertentu seperti : harta, benda, waktu, tenaga pikiran bahkan mungkin nyawa demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu demi kesetiaan, kebenaran. 5.

Kesadaran

Kesadaran adalah keinsyafan akan perbuatannya. Sadar artinya merasa tahu atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), ingat akan dirinya, ingat kembali (dari pingsan), siuman, bangun dari tidur, ingat, tahu dan mengerti, misalnya rakyat telah sadar akan politik. Jadi kesadaran adalah hati yang telah terbuka atau pikiran dan perasaan dimana telah terbuka tentang apa yang telah dikerjakannya. Namun dalam pengertian kesadaran dalam hal ini hanyalah dibatasi pada kesadaran moral ini sangat penting bagi kehidupan manusia. Kesadaran moral dikatakan merupakan keterbukaan hati atau pikiran akan menghargai hak-hak dan kewajiban orang lain, untuk berbuat yang tidak melanggar hak dan kewajiban orang lain. Contoh Tanggung Jawab Dalam Kehidupan Kita lihat misalnya apa yang dialami Abdul Malik, pengacara yang menangani kasus pembunuhan Kasinen di Sragen akhir tahun 1982 lalu. Usahanya untuk menjadikan pembela keluarga Sucianto, pelaku pembunuhan itu berbuntut dengan mengalirnya berbagai surat kaleng yang kesemuanya mengancam dan mengancam jiwanya.

Bab VIII : Manusia dan Penderitaan Pengantar Manusia selama hidupnya telah megalami perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, rasa sakit dan siksaan ini disebabkan manusia mempunyai perasaan dan pikiran. Perasaanperasaan diatas merupakan rasa derita atau penderitaan. Banyak pengalaman kita, kasus-kasus dalam kehidupan atau dalam karya seni yang menggambarkan penderitaan manusia. Antara lain : kelaparan akibat perang, tindakan kaum penjajah di Indonesia, penyakit kanker dan penganiayaan. Penderitaan manusia dapat menumbuhkan kreativitas dalam karya-karya manusia serta usaha manusia untuk melepaskan penderitaan. Penderitaan 1.

Pengertian Penderitaan

Penderitaan mempunyai kata dasar derita yang berasal dari kata dhra (Bahasa Sansekerta), yang berarti menahan atau menanggung. Penderitaan adalah beban phisik atau jiwa manusia yang dapat menekan diri manusia. Pendapat Franklien J. Meine menyatakan bahwa penderitaan (suffering) adalah keadaan yang berhubungan dengan rasa sakit, tak menyenangkan hati, menderita rugi, dan suka menderita. Penderitaan manusia dalam kehidupan dapat disengaja atau tidak disengaja. Semedi (bertapa) dengan tanpa makan, minum dan bertempat di tempat sunyi, berpuasa bagi orang Islam dan lain-lain. Tetapi sebagian besar penderitaan tidak disengaja oleh manusia. Misalnya bencana kelaparan, wabah penyakit, gangguan, gangguan keamanan, kecelakaan dan lain-lain. 2.

Sumber Penderitaan

Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai banyak dimensi yang semua dimensi merrupakan satu kesatuan utuh. Ini menurut pandangan monopruralisme, yang memandang manusia banyak aspek sebagai satu kesatuan yang monodualis. Manusia mempunyai dimensi-dimensi kebendaan (alam), individu, sosial, jiwa, Tuhan dan sebagainya. Agar mempermudah untuk memahami hubungan dimensi manusia dan kebutuhan manusia disini disederhanakan berbagai dimensi daan kebutuhan itu hanya dibedakan atas aspek kejasmanian

(phisik), kejiwaan (psikis), dan sosial. Sehingga kebutuhan manusia cukup dibedakan antara kebutuhan phisik, kebutuhan psikis, dan kebutuhan sosial. 1.

Kebutuhan phisik (basic needs) meliputi makanan, minuman, bernapas, pakaian, tempat tinggal, seks , kesehatan dan sebagainya.

2.

Kebutuhan psikis (psichologizal needs) meliputi keindahan, kenikmatan, moral, ilmu pengetahuan, religious, dan sebagainya.

3.

Kebutuhaan sosial (social needs) meliputi pergaulan, kekeluargaan, persahabatan, berkelompok,berkomunikasi dan sebagainya.

Penderitaan yang bersumber pada orang lain(sosial)disebabkan manusia mengalami hambatan kegagalan hubungan sosial antara manusia. Apabila dikelompokkan secara sederhana berdasarkan timbulnya penderitaan,maka penderitaan manusia itu dapat diperinci sebagai berikut: Penderitaan yang timbul akibat perbuatan buruk manusia. Misalnya: pembantu rumah tangga yang diperkosa majikannya,anak tiri disiksa ibu tiri,seorang anak yang tidak mau mengakui ibu kandungnya,akibat perang Irak-Iran,perceraian oranng tua. Penderitaan karena penyakit, Penderitaan ini karena penyakit jasmani maupun penyakit jiwa,misalnya penyakit kudis,lepra,penyakit ganas lainnya sakit ingatan,sakit hati. Penderitaan akibat siksaan atau azab Tuhan, Penderitaan ini merupakan azab dari Tuhan pada diri manusia atau kutukan Tuhan karena dosa-dosa manusia. Misalnya tenggelamnya raja Fir’aun,derita Nabi Ayub,bencana alam misterius. 3.

Rasa sakit

Rasa sakit adalah rasa tidak enak bagi penderitanya. Rasa sakit dapat ditimbul karena adanya gangguan pada organ tubuh manusia atau karena suatu penyakit. Misalnya sinar yang menyilaukan menyebabkan rasa sakit pada mata, penyakit rheumatik menimbulkan rasa sakit penderitaan pada persendian dan tulang.

Rasa sakit dan penyakit manusia dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan tiga macam, yaitu sakit phisik, sakit syaraf (jiwa) dan sakit hati. Ketiga penyakit bisa merupakan rangakaian rasa sakit pada manusia. 

Sakit phisik, Rasa sakit phisik adalah perasaan tidak enak pada manusia. Dimana organ tubuh manusia mengalami sakit dapat diperiksa (siamati) secara jelas melalui cara medis kedokteran.



Sakit syaraf daan jiwa, Secara ilmiah sakit syaraf diistilahkan neourosis, sedangkan sakit jiwa diistilahkan psikosis. Sakit syaraf merupakan ketidak atau kurang normalnya fungsi sel-sel syaraf dalam melakukan tugasnya.

Sakit jiwa orang menyebutnya gila, dimana suatu keadaan kurang atau tidak normalnya fungsifungsi kejiwaan antara lain mengingat, mengamat, mengkhayal (fantasi), menghapal, menyimpan kesan dan sebagainya. Dengan demikian saraf dapat mengakibatkan kurang normalnya fungsi-fungsi jiwa seperti diatas. Sehingga saraf dapat mengakibatkan sakit jiwa. Baik saraf maupun sakit jiwa sering ditunjukkan dengan gejala-gejaa gangguan dengan simtoma penyimpang perilaku manusia. Simtoma-simtoma itu antara lain sebagai berikut : 1)

Gangguan pengamatan

Gangguan pengamatan merupakan kesalahan-kesalahan dalam menggolongkan hasil-hasil pengamatan manusia terhadap dunia sekitarnya. Gangguan pengamatan meliputi : Astenia : gangguan pada syaraf peraba dalam menerima stimulus melalui kulit, misalnya tidak merasakan panas, dingin, dan kehalusan. Agnosia : gangguan pada syaraf indera, sehingga mata tidak dapat berfungsi untuk melihat Illusi : kesesatan persepsi dengan menerima bayangan atau pesan yang menyesatkan, misalnya fatamorgana dipadang pasir dikira sumber air. Hallusinasi : kesalahan pengamatan dengan mengkhayal bayangan seolah-olah ada stimulus, misalnya orang merasa dikejar-kejar orang lain, orang yang baru membunuh orang lain merasa dikejarkejar almarhumnya.

2)

Gangguan fungsi-fungsi jiwa antara lain :

Gangguan pikiran : seseorang tidak mampu berpikir cermat dalam menghadapi permasalahan. Gangguan ingatan : sering disebut sakit ingatan yaitu orang yang mampu mengingat dan mengorganisir kesan-kesan yang tersimpan dalam jiwa. Gangguan kesadaran : ketidakmampuan mengendalikan kesadaran diri, misalnya orang yang menyiksa orang lain atau berupa ekspresi luapan emosi. Histeria : pemberian respon yang secara berlebihan yang tidak sesuai dengan stimulusnya. Gangguan fantasi : dengan mengkhayalkan suatu obyek diluar kewajaran atau rasional, misalnya melamun. 3)

Sakit Hati

Manusia dapat menderita sakit hati karena setiap orang merasa mempunyai harga diri dan rasa iri serta dengki. Misalnya diejek, tidak dipedulikan, dicacimaki. 4)

Siksaan

Siksaan merupakan sesuatu yang mengerikan. Karena kita membayangkan tindakan pihak yang kuat yang semena-mena terhadap golongan lemah yang tak berdaya. Siksaan dapat terjadi di dunia maupun di akhirat yang disebabkan ketidakberdayaan atau dosa-dosa manusia. Siksaan di dunia bisa terjadi disebabkan unsur lingkungan di luar manusia yang semata-mata bukan pihak orang. Penyebab seseorang berlaku sadis, kejam, menyiksa itu bermacam-macam, ada yang karena uang, cinta, kedudukan, kehormatan, dendam kesumat dan sebagainya. 5)

Neraka

Siksaan yang lebih megerikan lagi adalah siksaan di akirat yang sering disebut siksaan kubur. Kehidupan neraka digambarkan kehidupan yang penuh siksaan daRI Tuhan Yang Maha Esa.

Bab XI : Manusia dan Kegelisahan Pengantar Kegelisahan berasal dari kata “gelisah”, artinya tidak rasa tidak tenteram hati, kurang tenang, tidak sabar lagi, merasa cemas, dan khawatir. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Kegelisahan itu timbul karena perbuatan sendiri atau karena perbuatan atau keadaan dari luar diri manusia, yang memberi pengaruh psikologis yang merugikan terhadap harta kekayaan. Kegelisahan pada dasarnya dapat terjadi karena suasana yang tidak pasti (ketidakpastian), karena merasa terasing ( keterasingan), perasaan sepi (kesepian), dan ancaman utilmatum terhadap diri maupun terhadap milik seseorang. Kegelisahan artinya keadaan perasaan yang tidak tenteram, keadaan perasaan yang tidak tenang, keadaan perasaan yang tidak sabar lagi, keadaan perasaan yang cemas dan khawatir. Kegelisahan bersumber pada unsur rasa dalam diri manusia, jadi bersifat psychologis/kejiwaan.

Kegelisahan 1.

Jenis-jenis Kegelisahan

Sigmund Freud membedakan kegelisahan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu : 

Kecemasan Obyektif Sering pula dinamakan kecemasan kenyataan, yaitu kecemasan yang disebabkan adanya bahaya dari luar, misalnya anak sakit dalam keadaan koma, kemungkinan anaknya diculik, dan lain-lain.



Kecemasan Neurotik Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah (syaraf). Kecemasan ini disebabkan karena :



Cemas karena penyesuaian diri dengan lingkungan sehingga takut akan bayangannya sendiri atau pada idenya sendiri.

Bab X : Manusia dan Harapan Pengantar Setiap manusia yang normal mempunyai cita-cita atau harapan dalam hidupnya. Ini berarti bahwa ia ingin hidup dengan segala kesadaran ingin membina hidupnya agar selalu meningkat martabat nya. Dalam istilah teknis psikologis hal itu disebut” Merealisasikan diri ( self relazation), artinya manusia berusaha mengembangkan dirinya, sehingga hidupnya selalu meningkat dan lebih baik serta dapat membantu memperkaya lingkungannya. Kepercayan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa mempengaruhi pandangan dan harapannya terhadap hari kemudian. Pokok Bahasan 1.

Kebutuhan dan Harapan

Harapan yang sangat mendalam dapat menumbuhkan apa yang disebut keinginan. Harapan berasal dari kata “harap” yang berarti keinginan sebelum sesuatu itu terjadi. Yang mempunyai harapan itu hati, jadi putus harapan berarti putus asa. Contoh : seseorang mahasiswa yang selalu memperhatikan dosennya, mengerjakan semua tugas yang diberikannya, selalu hadir setiap kali kuliah dengan harapan memperoleh nilai yang baik. Perbuatan atau tindakan yang mengandung motif, merupakan tindakan yang mempunyai pengharapan, artinya bahwa tindakan-tindakan itu tujukan pada suatu titik sasaran akhir, suatu hasil sebagai imbalannya, imbalan dari segala usaha, jerih payah yang telah dilakukannya. Harapan selalu dilatarbelakangi oleh kehidupan yang berfokus pada kebutuhan hidup, yang bertujuan untuk

menciptakan kemakmuran,

kesenangan, kebahagaian dan kebaikan. 2.

Percaya diri

Kemampuan yang mendukung usaha atau perjuangan untuk membangkitkan sikap “percaya diri” kemampuan meliputi kemampuan fikiran dan kemampuan fisik. Dengan kemampuan fikiran dan kemampuan fisik, manusia dapat meramalkan dan merencanakan secara sempurna usaha dan perjuangan yang ditempuhnya dalam mewujudkan keinginan. 3.

Gairah mengatasi kesulitan

Untuk mencapai keberhasilan apa yang diharapkan, kesulitan-kesulitan yang menghadang harus diatasi, dengan cara membangkitkan kemampuan yang berarti memupuk sikap percaya diri dan membangkitkan gairah atau semangat kerja. Cara mengingkatkan kemampuan ini adalah: 1.

Banyak memperoleh informasi tentang keberhasilan orang-orang tertentu.

2.

Banyak berkomunikasi, bekerja dan ikut serta dengan orang-orang yang telah berhasil dalam usahanya untuk memperoleh pengalaman dan keteramplan yang dapat dicontoh, sehingga memberi harapan.

3.

Mendengar dan menghayati nasehat-nasehat yang konstruktif, yang mengandung nilainilai moral yang mempertebal keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat memberi arah pada kehidupan yang lebih baik dan memberi harapan.

BAB III ANALISIS BUKU UTAMA Kelemahan Buku I (IBD) diantaranya sebagai berikut :  Pada buku I (ISBD), penjeleasan pengantar mata kuliah ISBD sebagai mata kulaih umum tidak begitu lengkap, hanya penjelasan secara garis besarnya saja (terdapat pada halaman 1).  Tidak dikemukakan materi ilmu social dan ilmu budaya dasar pada BAB I secara terperinci  Tidak terdapat rangkuman/ ringkasan materi, setelah materi tersebut selesai  Tidak adanya soal-soal latihan bagi pembaca buku tersebut  Buku I (IBD) tidak menjelaskan secara terperinci bagaimana manusia itu, baik secara umum maupun khusus.  Kurang menjelaskan persoalan-persoalan kebudayaan, contohnya pada buku I (ISBD) adalah globalisasi, multikulturalisme, dan masyarakat majemuk

Kelebihan Buku I (IBD) diantaranya sebagai berikut :  Terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator  Menjelaskan secara terperinci hubungan manusia dan masyarkat  Menjelaskan model-model kebudayaan serta persoalan-persoalan kebudayaan

BUKU PEMBANDING Kelemahan Buku II (IBD) diantaranya sebagai berikut :  Kurang menjelaskan unsur-unsur kebudayaan serta wujud kebudayaannya seperti pada buku I (IBD)  Tidak menjelaskan strategi kebudayaan seperti pada buku I (IBD)  Tidak adanya rangkuman/ ringkasan pada BAB/ materi manusia dan kebudayaan.

Kelebihan Buku II (IBD) diantaranya sebagai berikut :  Menjelaskan pengantar mata kuliah IBD kepada pembaca sebagai mata kulaih umum secara lengkap  Materi ilmu budaya dasar

pada BAB I dijelaskan secara terperinci (terdapat pada

halaman 1).  Menjelaskan materi ilmu budaya dasar yang mencakup manusia dan permaslahannya.

Related Documents

Cbr
October 2019 51
Cbr
November 2019 47
Cbr
August 2019 56
Cbr
October 2019 87
Cbr Kepemimpinan.docx
May 2020 27

More Documents from "aman simamora"

Cbr Ema Selesai.docx
December 2019 6
Cbr Ema.docx
December 2019 5
Isi Dan Kandungan Al.docx
December 2019 22
Gambar Askeb.docx
July 2020 1
Uud
May 2020 46